Salmonella, sedangkan penelitian ini hanya mengidentifikasi keberadaan Salmonella spp.
Selain itu, berdasarkan penelusuran pustaka yang dilakukan oleh penulis, penelitian mengenai “Uji Angka Lempeng Total dan Identifikasi
Salmonella spp. dalam Jamu Kunyit Asam dari Penjual Jamu di desa Ngawen Klaten” belum pernah dilakukan.
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoretis. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
mengenai nilai ALT dan ada tidaknya bakteri Salmonella dalam jamu
kunyit asam yang diproduksi oleh penjual jamu di desa Ngawen Klaten.
b. Manfaat praktis. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam
memberikan data dan informasi mengenai kualitas dan keamaan jamu kunyit asam yang diproduksi oleh penjual jamu di desa Ngawen Klaten
yang didapat dari hasil Angka Lempeng Total serta ada tidaknya keberadaan bakteri patogen Salmonella.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas dan keamanan jamu berdasarkan Angka Lempeng Total dan cemaran bakteri Salmonella
spp. dalam jamu kunyit asam yang diproduksi oleh penjual jamu di desa Ngawen Klaten.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui Angka Lempeng Total dari jamu kunyit asam yang diproduksi
oleh penjual jamu di desa Ngawen Klaten. b.
Mengetahui adanya cemaran bakteri patogen Salmonella spp. pada jamu kunyit asam yang diproduksi oleh penjual jamu di desa Ngawen Klaten.
9
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA
A. Obat Tradisional
Pengertian obat tradisional berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 007 Tahun 2012 adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan,
bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian galenik atau campuran dari bahan- bahan tersebut yang digunakan secara turun-temurun untuk pengobatan, dan dapat
diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat DepKes RI, 2012. Obat tradisional sering disebut obat bahan alam yang diproduksi di
Indonesia Obat Bahan Alam Indonesia. Berdasarkan Keputusan Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK. 00.05.4.2411
Tentang Ketentuan Pokok Pengelompokan dan Penandaan Obat Bahan Alam Indonesia, yang dimaksud dengan Obat Bahan Alam Indonesia dikelompokkan
menjadi Jamu, Obat Herbal Terstandar dan Fitofarmaka BPOM, 2004. Jamu harus memenuhi kriteria aman sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan dan memenuhi persyaratan mutu yang berlaku. Khasiat dan keamanan jamu hanya didasarkan pada penggunaan empiris secara turun-temurun. Jamu
biasanya disajikan dalam bentuk seduhan, rajangan dan cairan yang berisi seluruh bahan tanaman yang menjadi penyusun jamu tersebut Wasito, 2011.
Jamu merupakan cairan obat-dalam. Menurut Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia BPOM RI Nomor 12 Tahun
2014, cairan obat-dalam adalah sediaan obat tradisional berupa minyak, larutan, suspensi atau emulsi, terbuat dari simplisia danatau ekstrak dan digunakan