Pengenceran sampel Uji Angka Lempeng Total Uji Salmonella pada cairan jamu kunyit asam

BPW sehingga diperoleh pengenceran 1:10 10 -1 . Homogenisasi dilakukan menggunakan stomacher dengan kecepatan 300 rpm selama 30 detik.

4. Pengenceran sampel

Tabung reaksi disiapkan sebanyak 4 buah, masing-masing tabung reaksi diisi dengan 9 mL BPW. Sebanyak 1 mL pengenceran 10 -1 dari hasil homogenisasi sampel dipipet dan dimasukkan ke dalam tabung pertama yang telah berisi 9 mL BPW sehingga diperoleh pengenceran 10 -2 kemudian dihomogenisasi. Selanjutnya dibuat pengenceran 10 -3 , 10 -4 , dan 10 -5 untuk pengujian ALT.

5. Uji Angka Lempeng Total

a. Pembuatan media PCA Sebanyak 236 g serbuk PCA ditimbang dan dilarutkan dalam 1350 mL aquadest steril, kemudian dipanaskan dan diaduk dengan menggunakan hot plate and magnetic steerer diaduk hingga larutan jernih. Sterilisasi dengan autoklaf selama 15 menit pada suhu 121 o C. b. Pembuatan pengencer BPW Sebanyak 20 g serbuk BPW dilarutkan dalam 1 L aquadest steril, kemudian disterilkan menggunakan autoklaf selama 15 menit pada suhu 121 o C. c. Pengujian ALT Sebanyak 1 mL dari masing-masing pengenceran dipipet ke dalam cawan petri dan dibuat duplo. Selanjutnya sebanyak 15-25 mL media PCA 45 o ± 1 o dituangkan ke dalam cawan petri tersebut. Petri diputar ke depan dan ke belakang atau membentuk angka delapan agar dapat tercampur merata dan didiamkan sampai memadat. Kemudian uji kontrol blanko dibuat untuk mengetahui sterilitas media dan pengencer. Pada satu cawan diisi 1 mL pengencer dan media Agar, dan pada cawan yang lain hanya diisi media. Setelah media memadat, cawan diinkubasi pada suhu 35 - 37 o C selama 24 – 48 jam dengan posisi terbalik. Jumlah koloni yang tumbuh diamati dan dihitung.

6. Uji Salmonella pada cairan jamu kunyit asam

a. Uji pengkayaan pada media Rappaport-Vassiliadis Broth Labu ukur disiapkan sebanyak 10 buah yang masing-masing telah diisi dengan 9 mL Rappaport-Vassiliadis Broth. Sebanyak 1 mL jamu kunyit asam dipipet secara aseptis dan diisolasikan pada 9 mL Rappaport- Vassiliadis Broth, diinkubasi pada suhu 37 o C selama 24 jam. Media Rappaport-Vasiliadis Broth akan menjadi keruh bila terdapat bakteri Salmonella spp. Uji yang sama dilakukan terhadap kontrol positif berupa kultur murni Salmonella thypi ATCC 14028. Hasil positif ditandai dengan perubahan warna media dari biru jernih menjadi biru keruh.. b. Isolasipenanaman Salmonella pada media selektif SSA Pada permukaan media SSA diisolasikan 1 sengkelit dari biakan pengkayaan dengan metode streak plate 4 kuadran, dan diinkubasi pada suhu 37 o C selama 24 jam. Prosedur yang sama dilakukan terhadap kontrol positif yang berupa kultur murni Salmonella thypi ATCC 14028. Hasil dari pengujian dibandingkan dengan hasil pertumbuhan kultur murni Salmnella thypi ATCC 14028. Hasil positif ditunjukkan dengan adanya koloni transparan, biasanya terdapat bintik hitam di tengah koloni tersebut. c. Uji konfirmasi uji biokimia Salmonella dalam jamu cekok Satu koloni spesifik pada SSA dipilih dan digoreskan pada permukaan media NA, kemudian dilakukan uji fermentasi gula-gula, uji sulfur, indol, motilitas, dan sitrat. Prosedur yang sama dilakukan terhadap kontrol positif. Hasil dari pengujian dibandingkan dengan hasil pertumbuhannya berdasarkan perubahan warna yang terjadi. 1 Uji fermentasi gula-gula a Uji fermentasi glukosa Satu sengkelit biakan dari SSA diinokulasikan pada media glukosa dan diinkubasi pada suhu 37 o C selama 24 jam. Hasil positif ditandai dengan adanya perubahan warna media dari oranye kemerahan menjadi kuning. b Uji fermentasi laktosa Satu sengkelit biakan dari SSA diinokulasikan pada media manitol dan diinkubasi pada suhu 37 o C selama 24 jam. Hasil positif ditandai dengan adanya perubahan warna media dari oranye kemerahan menjadi kuning. c Uji fermentasi manitol Satu sengkelit biakan dari SSA diinokulasikan pada media manitol dan diinkubasi pada suhu 37 o C selama 24 jam. Hasil positif ditandai dengan adanya perubahan warna media dari oranye kemerahan menjadi kuning. d Uji fermentasi maltosa Satu sengkelit biakan dari SSA diinokulasikan pada media maltose dan diinkubasi pada suhu 37 o C selama 24 jam. Hasil positif ditandai dengan adanya perubahan warna media dari oranye kemerahan menjadi kuning. e Uji fermentasi sakarosa Satu sengkelit biakan dari SSA diinokulasikan pada media sakarosa dan diinkubasi pada suhu 37 o C selama 24 jam. Hasil positif ditandai dengan adanya perubahan warna media dari oranye kemerahan menjadi kuning. 2 Uji sulfur Satu sengkelit biakan dari SSA diinolkulasikan pada media SIM dan diinkubasikan pada suhu 37 o C selama 24 jam. Hasil positif ditandai dengan adanya warna hitam di sepanjang bekas inokulasi. 3 Uji indol Satu sengkelit biakan dari SSA diinokulasikan pada media SIM dengan cara ditusuk dan diinkubasikan pada suhu 37 o C selama 24 jam. Sebanyak 1 mL pereaksi indol kovacs ditambahkan ke dalam biakan, dikocok dan didiamkan beberapa menit. Hasil positif ditunjukkan dengan adanya warna merah cherry yang berbentuk cincin pada permukaan biakan. 4 Uji motilitas Satu sengkelit biakan dari SSA diinokulasikan pada media SIM dengan cara ditusuk dan diinkubasi pada suhu 37 o C selama 24 jam. Hasil positif ditunjukkan bila pertumbuhan mikroba tidak hanya di bekas tusukan. 5 Uji sitrat Satu sengkelit biakan dari SSA diinokulasikan pada media Simmon Citrate Agar dan diinkubasi pada suhu 35-37 o C selama 24 jam. Hasil positif ditunjukkan dengan adanya perubahan warna media dari hijau menjadi biru. 6 Uji katalase Satu sengkelit biakan dari SSA diinokulasikan pada gelas objek kemudian ditetesi dengan H 2 O 2 . Hasil positif ditunjukkan dengan timbulnya buih. F. Analisis Hasil 1. Uji Angka Lempeng Total a. Perhitungan jumlah koloni Analisis hasil ALT dilakukan sesuai metode SNI 2897:2008. Jumlah koloni pada setiap seri pengenceran dihitung, kecuali cawan petri yang berisi koloni menyebar spreader colonies. Cawan yang dipilih adalah cawan yang mempunyai jumlah koloni 25 sampai dengan 250. Perhitungan koloni dilakukan menggunakan colony counter. b. Interpretasi hasil 1 Cawan dengan jumlah koloni kurang dari 25. Bila cawan duplo dari pengenceran terendah menghasilkan koloni kurang dari 25, hitung jumlah yang ada pada cawan dari setiap pengenceran. Rerata jumlah koloni per cawan dan kalikan dengan faktor pengencerannya untuk menentukan nilai Total Plate Count TPC. Tandai nilai TPC dengan tanda bintang Tabel 1 nomor 3 untuk menandai bahwa penghitungannya di luar 25 koloni sampai dengan 250 koloni per cawan. 2 Cawan dengan jumlah koloni lebih dari 250. Bila jumlah koloni per cawan lebih dari 250, hitung koloni-koloni pada cawan untuk memberikan gambaran penyebaran koloni secara representatif. Tandai TPC dengan tanda bintang untuk menandai bahwa penghitungannya di luar 25 koloni sampai dengan 250 koloni per cawan Tabel 1 nomor 4. 3 Spreaders. Koloni yang menyebar spreaders biasanya dibagi dalam 3 bentuk: a Rantai koloni tidak terpisah secara jelas disebabkan oleh disintegrasi rumpun bakteri. b Terbentuknya lapisan air antara agar dan dasar cawan. c Terbentuknya lapisan air pada sisi atau permukaan agar. Bila cawan yang disiapkan untuk contoh lebih banyak ditumbuhi oleh spreader seperti a, dan total area yang melebihi 25 dan 50 pertumbuhannya dilaporkan sebagai cawan spreader. Rerata jumlah koloni dari setiap pengenceran, kemudian laporkan jumlahnya sebagai TPC Tabel 1 nomor 5. Selain 3 bentuk spreader, dapat dihitung sebagai satu pertumbuhan koloni. Untuk tipe a bila hanya terdapat satu rantai, hitunglah sebagai koloni tunggal. Bila ada satu atau lebih rantai yang terlihat dari sumber lain, hitung tiap sumber itu sebagai satu koloni, termasuk untuk tipe b dan c juga dihitung sebagai koloni. Gabungkan perhitungan koloni dan perhitungan spreader untuk menghitung TPC. 4 Cawan tanpa koloni. Bila cawan petri dari semua pengenceran tidak menghasilkan koloni, laporkan TPC sebagai kurang dari 1 kali pengenceran terendah yang digunakan. Tandai TPC dengan tanda bintang bahwa penghitungannya di luar 25 koloni sampai dengan 250 koloni Tabel 1 nomor 6. 5 Cawan duplo, cawan yang satu dengan 25 koloni sampai dengan 250 koloni dan cawan yang lain lebih dari 250 koloni. Bila cawan yang satu menghasilkan koloni antara 25 sampai dengan 250 dan yang lain lebih dari 250 koloni, hitung kedua cawan dalam penghitungan TPC Tabel 1 nomor 7. 6 Cawan duplo, satu cawan dari setiap pengenceran dengan 25 koloni sampai dengan 250 koloni. Bila 1 cawan dari setiap pengenceran menghasilkan 25 koloni sampai dengan 250 koloni, dan cawan lain kurang dari 25 koloni atau menghasilkan lebih dari 250 koloni, hitung keempat dalam penghitungan TPC Tabel 1 nomor 8. 7 Cawan duplo, dua cawan dari satu pengenceran dengan 25 koloni sampai dengan 250 koloni, hanya 1 cawan yang lebih dari 250 koloni sampai dengan 250 koloni dan dari cawan yang lain dengan 25 sampai dengan 250 koloni. Bila kedua cawan dari satu pengenceran penghasilkan 25 koloni sampai dengan 250 koloni, hitung keempat cawan termasuk cawan yang kurang dari 25 atau yang lebih dari 250 koloni dalam penghitungan TPC Tabel 1 nomor 9. c. Pelaporan hasil 1 Bulatkan angka menjadi 2 angka yang sesuai, bila angka ketiga 6 atau di atasnya, maka angka ketiga menjadi 0 nol dan angka kedua naik 1 angka, misalnya 456 menjadi 460 4,6 x 10 2 . 2 Bila angka ketiga 4 atau di bawahnya, maka angka ketiga menjadi 0 nol dan angka kedua tetap, misalnya 454 menjadi 450 4,5 x 10 2 . 3 Bila angka ketiga 5, maka angka tersebut dapat dibulatkan menjadi 0 nol dan angka kedua adalah angka genap, misalnya 445 menjadi 440 4,4 x 10 2 . 4 Bila angka ketiganya 5, maka angka tersebut dapat dibulatkan menjadi 0 nol dan angka kedua naik 1 angka, misalnya 455 menjadi 460 4,6 x 10 2 . Tabel I. Petunjuk penghitungan TPC No 10 -2 10 -3 10 -4 TPC per ml atau gram Keterangan 1 2 3 4 5 6 1 === === 175 208 16 17 190.000 bila hanya satu pengenceran yang berada dalam batas yang sesuai, hitung jumlah rerata dari pengenceran tersebut. 2 === === 224 225 25 30 250.000 bila ada dua pengenceran yang berada dalam batas yang sesuai, hitung jumlah masing-masing dari pengenceran sebelum merata-ratakan jumlah yang sebenarnya. 3 18 14 2 1.600 Jumlah koloni kurang dari 25 koloni pada pengenceran terendah, hitung jumlahnya dan kalikan dengan faktor pengencerannya dan beri tanda di luar jumlah koloni 25 sampai dengan 250. 4 === === ==== ==== 523 487 5.100.0 00 Jumlah koloni lebih dari 250 koloni, hitung koloni yang dapat dihitung atau yang mewakili beri tanda di luar jumlah koloni 25 sampai dengan 250. 5 === === 245 230 35 spreader 290.000 Bila ada dua pengenceran diantara jumlah koloni 25 sampai dengan 250, tetapi ada spreader, hitung jumlahnya dan kalikan dengan faktor pengenceran, namun untuk spreader tidak dihitung. 6 100 Bila cawan tanpa koloni, jumlah TPC adalah kurang dari 1 kali pengenceran terendah yang digunakan,

2. Identifikasi bakteri Salmonella

Dokumen yang terkait

Penetapan Angka Lempeng Total Bakteri (Alt) Dalam Obat-Obat Probiotik

21 128 59

Uji Angka Kapang/Khamir (AKK) dan identifikasi Salmonella spp pada jamu pahitan brotowali yang diproduksi oleh penjual jamu gendong di Kelurahan Tonggalan Klaten Tengah.

2 5 90

Uji angka lempeng total dan identifikasi escherichia coli pada jamu pahitan brotowali yang diproduksi oleh penjual jamu gendong keliling di Wilayah Tonggalan Klaten Tengah.

2 60 96

Uji angka kapang/khamir (AKK) dan angka lempeng total (ALT) pada jamu gendong temulawak di Pasar Tradisional Klaten.

5 37 99

Uji angka kapang/khamir dan identifikasi escherichia coli dalam jamu kunyit asam dari penjual jamu di Wilayah Ngawen Klaten.

8 62 105

Uji Angka Kapang/Khamir (AKK), Angka Lempeng Total (ALT), dan identifikasi escherichia coli dalam jamu cekok dari penjual jamu racik ``x`` di Yogyakarta - USD Repository

0 1 113

Uji Angka Kapang/Khamir (AKK), Angka Lempeng Total (ALT), dan identifikasi Salmonella pada jamu Uyup-Uyup yang diproduksi oleh penjual jamu racik X di Yogyakarta - USD Repository

0 3 89

Uji Angka Lempeng Total (ALT), Angka Kapang/Khamir (AKK), dan identifikasi staphylococcus aureus dalam jamu cekok dari penjual jamu racik ``x`` di Yogyakarta - USD Repository

0 0 98

Uji Angka Kapang/Khamir (AKK), Angka Lempeng Total (ALT), dan identifikasi salmonella pada jamu cekok yang diproduksi penjual jamu racik ``x`` di Yogyakarta - USD Repository

0 1 99

Uji Angka Kapang/Khamir (AKK), Angka Lempeng Total (ALT), dan identifikasi escherichia coli dalam jamu uyup-uyup dari penjual jamu racik ``x`` di Yogyakarta - USD Repository

0 0 116