Republik Indonesia Nomor 007 tahun 2012 tentang Registrasi Obat Tradisional pasal 4 ayat 1 disebutkan bahwa obat tradisional yang dibuat oleh usaha jamu
gendong dan racikan tidak memerlukan izin edar karena produksi yang bersifat lokal dan distribusi yang kecil. Usaha jamu gendong dan racikan tidak diwajibkan
menerapkan CPOTB, tetapi CPOTB dapat menjadi pedoman dalam proses pembuatan jamu sehingga kualitas dan keamaman untuk dikonsumsi dapat
terjamin Depkes RI, 2012. Berdasarkan CPOTB, pembuat jamu harus mencuci tangan terlebih
dahulu dengan sabun sebelum mulai membuat jamu untuk mencegah kontaminasi bakteri yang berasal dari tangan pembuat jamu. Kemudian bahan baku yang
digunakan harus dicuci dengan air mengalir hingga bersih dengan cara pencucian sebanyak 2-3 kali. Selain itu, kebersihan tempat pembuatan jamu juga harus selalu
dijaga. Jamu yang telah jadi harus dikemas dalam wadah sesuai yang memenuhi persyaratan higienitasnya BPOM, 2005. Pembuat jamu juga sebaiknya
menggunakan pakaian pelindung tambahan seperti kaca mata pelindung, masker dan sarung tangan untuk mencegah kontaminasi mikroba Wasito, 2011.
F. Angka Lempeng Total
Metode ini digunakan untuk menetapkan angka bakteri aerob mesofil, yaitu bakteri yang melakukan metabolisme dengan bantuan oksigen dan mampu
hidup di daerah dengan suhu 15 – 55
o
C, dengan suhu optimum 25 – 40
o
C yang terdapat dalam suatu sampel Radji, 2010. Uji ALT dimaksudkan untuk
menunjukkan jumlah mikroba yang terdapat dalam suatu produk dengan cara menghitung koloni bakteri yang ditumbuhkan pada media-agar BSN, 2008.
ALT merupakan salah satu parameter yang dipersyaratkan terkait keamanan dan persyaratan mutu jamu. Prinsip pengujian ALT yaitu pertumbuhan
koloni bakteri aerob mesofil setelah sampel diinokulasikan pada media lempeng agar secara pour plate dan diinkubasi dalam media yang cocok pada suhu yang
sesuai. Uji ALT menggunakan media Plate Count Agar PCA sebagai media padatnya, kemudian hasil akhirnya diamati secara visual berupa angka dalam
koloni cfu per mLg atau koloni100 mL BPOM, 2008. Dalam melakukan uji ALT, harus diperhatikan bahwa inokulum yang
dibiakkan pada media-agar dalam jumlah terbatas supaya jumlah koloni yang dihasilkan sesudah inkubasi dapat dihitung. Bila terlalu besar, sel akan tumbuh
terlalu padat dan kurang berkembang sehingga akan mempersulit perhitungan koloni, sehingga menyebabkan hasil yang kurang akurat. Badan Pengawas Obat
dan Makanan BPOM menyebutkan bahwa jumlah koloni yang paling baik untuk dihitung adalah 25-250 koloni dalam setiap cawan petri. Untuk tujuan itu
inokulum harus diencerkan secara berseri untuk mencapai jumlah koloni yang diinginkan dalam setiap pengukuran Radji, 2010.
Nilai ALT dari suatu jamu harus kecil karena jika sistem imun konsumen sedang buruk maka hal tersebut dapat membahayakan kesehatan. Makin kecil
nilai ALT maka semakin bagus mutu dan keamanan jamu tersebut. Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Tahun
2014 Tentang Persyaratan Mutu Obat Tradisional, nilai ALT dalam cairan obat- dalam harus ≤ 10
4
kolonimL BPOM, 2014.
G. Salmonella