9
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA
A. Obat Tradisional
Pengertian obat tradisional berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 007 Tahun 2012 adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan,
bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian galenik atau campuran dari bahan- bahan tersebut yang digunakan secara turun-temurun untuk pengobatan, dan dapat
diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat DepKes RI, 2012. Obat tradisional sering disebut obat bahan alam yang diproduksi di
Indonesia Obat Bahan Alam Indonesia. Berdasarkan Keputusan Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK. 00.05.4.2411
Tentang Ketentuan Pokok Pengelompokan dan Penandaan Obat Bahan Alam Indonesia, yang dimaksud dengan Obat Bahan Alam Indonesia dikelompokkan
menjadi Jamu, Obat Herbal Terstandar dan Fitofarmaka BPOM, 2004. Jamu harus memenuhi kriteria aman sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan dan memenuhi persyaratan mutu yang berlaku. Khasiat dan keamanan jamu hanya didasarkan pada penggunaan empiris secara turun-temurun. Jamu
biasanya disajikan dalam bentuk seduhan, rajangan dan cairan yang berisi seluruh bahan tanaman yang menjadi penyusun jamu tersebut Wasito, 2011.
Jamu merupakan cairan obat-dalam. Menurut Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia BPOM RI Nomor 12 Tahun
2014, cairan obat-dalam adalah sediaan obat tradisional berupa minyak, larutan, suspensi atau emulsi, terbuat dari simplisia danatau ekstrak dan digunakan
sebagai obat-dalam BPOM, 2014. Jamu adalah obat tradisional yang tidak memerlukan pembuktian ilmiah sampai uji klinis, tetapi cukup dengan bukti
empiris Handayani dan Suharmiati, 2002. Jamu yang merupakan obat tradisional Indonesia telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat dalam menunjang
kesehatan, oleh karena itu perlu adanya standar mutu dan keamanannya. Berdasarkan Peraturan Kepala BPOM RI Nomor 12 Tahun 2012 Tentang
Persyaratan Mutu Obat Tradisional, persyaratan terkait cairan obat-dalam untuk jamu dalam industri adalah keseragaman volume, penentuan kadar alkohol,
penentuan BJ dan pH, cemaran mikroba Angka Lempeng Total, Angka Kapang Khamir, Eschericia coli, Salmonella spp, Shigella spp, Pseudomonas aeruginosa,
Staphylococcus aureus, aflatoksin, cemaran logam berat dan bahan tambahan pengawet, pewarna, dan pemanis. Angka Lempeng Total ALT yang
diperbolehkan dalam cairan obat-dalam adalah ≤10
4
kolonimL dan Angka KapangKhamir yang diperbolehkan adalah
≤10
3
kolonimL. Selain itu, mikroba patogen juga harus tidak ada dalam cairan obat-dalam karena dapat menyebabkan
berbagai penyakit. Mikroba patogen tersebut adalah Eschericia coli, Salmonella spp, Shigella spp, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus.
B. Jamu Kunyit Asam