10 November 1995 : Pemerintah mengeluarkan UU No. 8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai di berlakukan mulai Januari 1996.
1995 : Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya.
2000 : Sistem Perdagangan tanpa Wartkat scrip trading mulai
diaplikasikan di pasar modal Indonesia.
2002 : BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh remote trading.
2007 : Penggabungan Bursa Efek Surabaya BES ke Bursa Efek Jakarta
BEJ dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia BEI.
02 Maret 2009 : Peluncuran perdana system perdagangan baru PT Bursa Efek Indonesia: JATS-NextG
4.1.2 Sejarah Bursa Efek Indonesia
Perkembangan Bursa di Indonesia di mulai dari pendirian Badan Pelaksana Pasar Modal BAPEPAM sebagai pengelola Bursa pada tahun
1977. Pada saat itu merupakan masa paling sulit bagi BAPEPAM untuk memperkenalkan dan mengembangkan Bursa di Indonesia. Dengan usaha
yang begitu besar, baik dari tenaga SDM maupun dari dana yang di keluarkan oleh pemerintah, melalui BAPEPAM, untuk pengembangan
Bursa di Indonesia, nilainya cukup besar yang tidak mungkin di lakukan oleh pihak swasta SRO seperti dewasa ini.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Pengembangan Bursa membutuhkan waktu kurang lebih 15 tahun untuk dapat menghasilkan 162 emiten. Baru setelah BAPEPAM berhasil
mengembangkan Bursa di Indonesia dan Bursa sudah menjadi kebutuhan masyarakat Indonesia khususnya emiten dan investor, kemudian bursa
diswantanisasikan tahun1992. Dalam perjalanan penswastanisasian Bursa, untuk mendorong
pencatatan emiten dan perdagangan saham di Indonesia khususnya di wilayah timur, pemerintah melalui BAPEPAM mempelopori pendirian
BES pada tahun 1989. BES merupakan Bursa Swasta pertama kali didirikan di Indonesia pada tanggal 16 Juni 1989, dan kemudian
dilanjutkan dengan pendirian BEJ pada tanggal 13 Juli 1992. Pendirian BEJ adalah seiring dengan penswastanisasian Bursa Efek Indonesia. Pada
tahun 1992, pemerintah mengalihkan peran BAPEPAM sebagai penyelanggara Bursa kepada BEJ melalui swastanisasi Bursa. Selanjutnya,
pada tahun 1993 pemerintah melalui perserikatan perdagangan uang dan efek PPUE mendirikan Bursa Pareral Indonesia BPI untuk
mengakomodasi tranaksi di luar Bursa over the counter. Perkembangan berikutnya pada tahun 1995 BPI di gabungkan dengan BES dan setelah
pengabungan BES telah mampu mengembangkan fasilitas pencatatan dan perdagangan bagi perusahaan menegah kecil serta obligasi surat utang.
Setelah Bursa Efek Indonesia diswastanisasikan menjadi BEJ dan BPI di gabungkan dengan BES, perkembangan percepatan emiten saham,
emiten obligasi mengalami kenaikan. Namun, lima tahun terakhir Sejak
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2002 hingga sekarang emiten saham dan obligasi mengalami perlambatan, dan di bidang instrument lainnya seperti devivatif dapat di
katakan belum mengalami kemajuan berarti. Kondisi ini mendorong perlunya perhatian pemerintah, dalam hal ini BAPEPAM dan LK, SRO
dan pelaku pasar, untuk melakukan sesuatu yang strategis untuk mencapai percepatan pertumbuhan jumlah emiten saham dan obligasi serta
perkembangan produk-produk yang di perdagangkan di Bursa. Salah satu pendekatan yang di rencanakan oleh pemerintah sebagaimana di tuang kan
dalam Master Plan Pasar Modal 2005-2006 yaitu pengabungan BES dan BEJ. Pengabungan kedua Bursa ini di yakini dapat menghasilkan sinergi
sehingga efisien pasar modal dapat di capai. Bursa Efek Indonesia BEI di dirikan oleh pemerintah Indonesia pada tanggal 1 Desember 2007 yang
merupakan penggabungan antara Bursa Efek Jakarta BEJ dan Bursa Efek Surabaya BES.
4.1.3 Maksud Dan Tujuan Pembentukan Bursa Efek Indonesia