Orientasi Level Kedua Faktor Penelitian

penambahan air mempercepat penguapan larutan ekstraksi karena air merupakan penghantar listrik yang baik dan mampu mempercepat pemanasan selama proses elektrolisis sehingga klorofil belum terpecah secara maksimal dan ekstrak masih belum jernih padahal diharapkan ekstrak yang diperoleh lebih jernih Pribadi, 2009. Hasil yang diperoleh dari ekstraksi ini sebesar 125 ml, berwarna kuning kehijauan namun jernih dengan rendemen 2,3375 gram. Penetapan kadar total flavonoid secara kuantitatif dilakukan oleh pihak LPPT UGM. Metode penetapan kadar yang digunakan adalah spektrofotometri visibel. Berdasarkan laporan hasil uji yang dikeluarkan oleh pihak LPPT UGM, diperoleh kadar flavonoid sebesar 1,87 bv bahan basah dengan pembanding quercetin. Penetapan kadar ini digunakan agar mengetahui di dalam sediaan gel nanti terdapat flavonoid yang diharapkan memberikan efek antiacne. Quercetin termasuk dalam golongan flavonoid, sehingga dapat digunakan sebagai parameter pembanding uji kuantitatif flavonoid. Untuk penelitian selanjutnya, dapat digunakan penetapan kadar flavonoid dengan menggunakan metode KLT yang lebih selektif.

C. Orientasi Level Kedua Faktor Penelitian

Faktor penelitian aplikasi desain faktorial ini adalah Carbopol sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan. Orientasi bertujuan untuk menentukan level rendah dan tinggi kedua faktor penelitian tersebut. Level rendah dan tinggi ditentukan dengan melihat respon daya sebar dan viskositas yang dihasilkan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar 5. Profil Kurva Peningkatan Konsentrasi Carbopol Terhadap Respon Viskositas Gambar 6. Profil Kurva Peningkatan Konsentrasi Carbopol Terhadap Respon Daya Sebar Gambar 5 menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi Carbopol semakin meningkat pula respon viskositas yang dihasilkan. Sebaliknya, pada Gambar 6 profil peningkatan konsentrasi Carbopol terhadap respon daya sebar 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0.25 0.375 0.50 0.625 0.750 0.875 Re sp on V isk ositas P

a.s

Carbopol gram Konsentrasi Carbopol Terhadap Respon Viskositas 1 2 3 4 5 6 0,25 0,375 0,5 0,625 0,75 0,875 Re sp on d aya se b ar c m Carbopol gram Konsentrasi Carbopol Terhadap Respon Daya Sebar menunjukkan semakin tinggi konsentrasi Carbopol maka daya sebar yang dihasilkan semakin kecil. Data ini memperkuat teori bahwa penambahan Carbopol akan menimbulkan penguatan karakteristik gel yang semakin kental dengan naiknya viskositas dan turunnya daya sebar. Rowe et.al, 2009, menyatakan bahwa penggunaan Carbopol yang baik berada pada rentang 0,50 - 2,00. Pada hasil orientasi ini didapatkan level rendah Carbopol 0,375 gram 0,75 dan level tinggi 0,750 gram 1,5. Hal ini semakin diperkuat dengan profil kurva konsentrasi Carbopol terhadap respon viskositas dan daya sebar. Dimana penggunaan Carbopol sebanyak 0,375-0,750 gram tersebut memberikan pengaruh linier terhadap respon viskositas yang terbaik dengan nilai linieritas terbaik r = 0,973774. Sementara penambahan Carbopol pada konsentrasi tersebut juga memberikan pengaruh linier terhadap respon daya sebar terbaik dengan nilai linieritas r = 0,952167. Gambar 7. Profil Kurva Peningkatan Konsentrasi Propilen glikol Terhadap Respon Viskositas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2,5 5 7,5 10 12,5 15 Re sp on V isk ositas P

a.s

Propilenglikol gram Pengaruh Konsentrasi Propilenglikol Terhadap Respon Viskositas Grafik pada gambar 7 menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi propilen glikol maka viskositas semakin kecil. Hal ini dikarenakan propilen glikol mampu menjaga konsentrasi air dalam sediaan hidrogel sehingga dengan penambahan propilen glikol otomatis daya ikat dengan air semakin baik, juga mampu mempertahankan kandungan air dalam gel, sehingga kelarutan semakin besar ditunjukkan dengan viskositas yang semakin kecil. Viskositas sendiri sudah menunjukkan keterkaitannya dengan daya sebar. Semakin tinggi konsentrasi propilen glikol maka semakin tinggi pula daya sebar yang dihasilkan. Dengan kata lain efek yang ditimbulkan oleh adanya sifat alir yang semakin baik ini adalah respon daya sebar yang dihasilkan juga semakin besar. Gambar 8. Profil Kurva Peningkatan Konsentrasi Propilen glikol Terhadap Respon Daya sebar Rowe et.al, 2009, menyatakan bahwa penggunaan propilen glikol sebagai humektan sebesar +15. Dari kedua kurva orientasi ini, maka diperoleh level rendah dari propilen glikol sebesar 5 gram dan level tinggi sebesar 12,5 gram. 1 2 3 4 5 2,5 5 7,5 10 12,5 15 Re sp on d aya se b ar c m Propilenglikol gram Profil Konsentrasi Propilenglikol Terhadap Respon Daya Sebar Pada konsentrasi 5 atau sebesar 2,5 gram, respon viskositas yang dihasilkan terlalu besar sehingga tidak diperoleh linieritas yang baik, sementara penggunaan konsentrasi propilen glikol 30 atau sebesar 15 gram ketika dicampurkan dengan level rendah Carbopol menghasilkan respon viskositas yang jauh diluar range yaitu sebesar 3,22977 Pa.s. Selain itu, penggunaan propilen glikol dengan rentang 5-12,5 gram menghasilkan linieritas viskositas yang terbaik yakni r= 0,97447. Respon daya sebar juga menghasilkan linearitas terbaik pada range penggunaan kedua level ini dengan r= 0,95618 Range respon viskositas diperoleh melalui respon viskositas terkecil dari level terendah potongan antara level rendah Carbopol dan propilen glikol yakni sebesar 5,0 Pa.s dan respon terbesar dari level tertinggi potongan antara level tinggi Carbopol dan propilen glikol sebesar 8,5 Pa.s sehingga range viskositas sediaan gel ekstrak daun binahong dengan Carbopol sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan yang dipilih adalah 5,0-8,5 Pa.s. Hal ini diperkuat oleh jurnal penelitian dari Rasheed et.al 2011 yang menyatakan bahwa viskositas gel berbasis Carbopol berada pada range viskositas tersebut. Range respon daya sebar yang dipilih berkisar antara 3-5 cm, hal ini dikarenakan karekteristik gel antiacne yang bersifat lokal seperti gel antimikroba Apabila gel antimikroba memiliki range daya sebar yang terlalu lebar justru akan mengurangi estetika sediaan karena penggunaan yang menjadi tidak nyaman Aeni et.al, 2012. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. Pembuatan Sediaan Gel Ekstrak Etanol Daun Binahong

Dokumen yang terkait

Penganrh Salep Ekstrak I)aun Binahong (Anredera cordifulia (Tenore) Steenis) terhadap Pembentukan Jaringan Granulasi pada Luka Bakar Tikus Sprngue dawley (Studi Pendahuluan Lama Paparan Luka Bakar 30 Detik dengan Plat Besi

1 19 89

Uji aktivitas ekstrak Etanol 70% daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis) terhadap penurunan kadar asam urat dalam darah tikus putih jantan yang diinduksi dengan Kafeina

1 42 73

Pengaruh pemberian salep ekstrak daun Binahong (anredera cordifolia (tenore) steenis) terhadap re-epitelisasi pada luka bakar tikus sprague dawley : studi pendahuluan lama paparan luka bakar 30 detik dengan plat besi

0 20 70

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) TERHADAP WAKTU PERDARAHAN Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol 70% Daun Binahong (Anredera Cordifolia (Ten.) Steenis) Terhadap Waktu Perdarahan (Bleeding Time) Pada Men

0 3 13

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL 70% DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) TERHADAP WAKTU PERDARAHAN Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol 70% Daun Binahong (Anredera Cordifolia (Ten.) Steenis) Terhadap Waktu Perdarahan (Bleeding Time) Pada Men

0 3 13

Optimasi gelling agent carbopol 940 dan humektan sorbitol dalam formulasi sediaan gel ekstrak etanol daun binahong (Anredera Cordifolia (Ten.) Steenis).

4 25 114

Optimasi carbopol 940 sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan dalam sedian gel anti-aging ekstrak spirulina platensis dengan aplikasi desain faktorial.

4 19 111

Optimasi formula sediaan gel hand sanitizer minyak atsiri jeruk bergamot dengan gelling agent carbopol dan humektan propilen glikol.

3 18 106

Optimasi gelling agent Carbopol dan humektan propilen glikol dalam sediaan gel anti-inflamasi ekstrak daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata (Lam.)) dengan aplikasi desain faktorial.

3 29 115

UJI AKTIVITAS ANTIKOLESTEROL EKSTRAK ETANOL DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia (Ten) Steenis) SECARA IN VITRO

2 4 6