3 siklus dengan viskositas gel ekstrak etanol daun binahong setelah 48
jam pembuatan pada suhu kamar.
16. Area optimum adalah area yang menghasilkan gel yang mempunyai sifat
fisik dan stabilitas fisik yang baik, yaitu daya sebar 3-5 cm, viskositas 5,0 – 8,5
Pa.s, dan perubahan viskositas selama penyimpanan dapat
dibuktikan stabil secara analisis statistik menggunakan ANOVA.
17. Contour plot adalah grafik yang digunakan untuk memprediksi area
optimum formula sediaan gel yang memenuhi parameter sediaan gel
yang baik.
18. Superimposed contour plot adalah penggabungan garis-garis pada daerah
optimum yang dipilih pada uji daya sebar dan viskositas.
D. Alat dan Bahan Penelitian
1. Alat penelitian:
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah erlenmeyer, gelas ukur, gelas bekker, mixer, Rheosys Viscotester Merlyn, stopwatch,
neraca analitik, climatic chamber, oven, rangkaian sel elektrolisis power supply, plat alumunium, pH stick, alat uji daya sebar.
2. Bahan penelitian:
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah serbuk daun binahong, etanol 96, aquadest, Carbopol, propilen glikol, metil
paraben, trietanolamin TEA. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. Tata Cara Penelitian
1. Pembuatan Ekstrak Daun Binahong
a. Pengumpulan daun binahong. Serbuk daun binahong sebanyak 2 kg dibeli
dari tempat budidaya Merapi Farma Kaliurang, Yogyakarta. Pembelian serbuk binahong dengan permintaan pemanenan daun dilakukan pada
umur empat bulan. Daun dipanen pada pagi hari. b.
Pembuatan ekstrak daun binahong. Sejumlah 100 g simplisia kering berupa serbuk binahong ditimbang, ditaburkan ke dalam beaker yang telah
berisi 500 mL etanol 96 dan stirrer. Dipanaskan dalam mantle heater di atas magnetic stirrer, suhu mantle heater dikontrol pada suhu 50
o
C-60
o
C. Setelah 90 menit, beaker diangkat dan stirrer dikeluarkan. Ekstrak
disaring dengan corong buchner. Ekstrak ditambahkan 5 akuades ke dalam beaker berisi filtrat. Ekstrak dimasukkan dua buah plat ke dalam
beaker berisi filtrat tersebut, kemudian dihubungkan dengan rangkaian alat elektrolisis. Dilakukan elektrolisis hingga volume ekstrak tersisa ¼
volume awal. Hasil elektrolisis disaring dengan corong buchner lalu disentrifugasi. Bagian supernatan yang bening diambil dan disimpan
dalam beaker yang tertutup aluminium foil. c.
Uji kualitatif dan kuantitatif kandungan ekstrak daun binahong. Uji kualitatif terhadap hasil ekstrak yang diperoleh dilakukan oleh BPPT
UGM atas permintaan dari peneliti. Uji kualitatif dan kuantitatif menggunakan pembanding quercetin.
2. Optimasi formula gel
a. Formula. Formula yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada
formula gel antiacne ekstrak daun jeruk purut pada Tabel II Salman, Rustini, Purnomo, 2012 dan dimodifikasi menjadi formula Tabel III.
Tabel II. Formula Gel untuk Antiacne
No. Bahan
Komposisi 1
Minyak atsiri daun Jeruk Purut 6
2 Carbopol
1 3
Larutan NaOH 10 2
4 Propilen glikol
30 5
Etanol 96 10
6 Metil paraben
0,2 7
Aquadest q.s
Tabel III. Formula Gel Hasil Modifikasi Nama Bahan
FAB gram
FA gram
FB gram
F1 gram
Ekstrak daun binahong
2,5 2,5
2,5 2,5
Carbopol 0,75
0,75 0,375
0,375 Propilen glikol
12,5 5
12,5 5
Trietanolamin 0,45
0,45 0,45
0,45 Metil paraben
0,09 0,09
0,09 0,09
Aquadest 42
42 42
42 b.
Pembuatan gel. Sterilisasi dilakukan terhadap alat gelas dan logam dengan autoklaf selama 15 menit dengan suhu 121
o
C, sedangkan alat yang terbuat dari plastik disterilisasi dengan etanol 70. Carbopol dikembangkan
dalam 42 gram aquadest dengan cara menaburkan Carbopol di atas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
aquadest. Pengembangan dilakukan selama 24 jam. Kemudian metil paraben dilarutkan menggunakan propilen glikol. Campuran di atas dan
Carbopol dicampur dengan ekstrak daun binahong kemudian proses mixing dilakukan menggunakan mixer dengan rpm 558. Setelah itu
ditambahkan trietanolamin untuk mengatur pH sediaan gel ekstrak etanol daun binahong hingga pH kulit.
3. Uji Sifat Fisik dan Stabilitas Gel
a. Uji Organoleptis dan pH
Sediaan gel ekstrak daun binahong yang telah diformulasi dilakukan pengamatan fisik meliputi bau dan warna sediaan. Pengukuran pH
menggunakan indikator pH pH stick dengan cara memasukkannya ke dalam sediaan gel. Nilai pH sediaan gel harus berkisar pada pH netral
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengamati dan memastikan bahwa sediaan gel sudah tercampur secara homogen. Masing-masing formula
diambil dan dioleskan ke kaca preparat dan diamati apakah ada partikel kasar dalam gel. Jika masih terdapat pertikel kasar maka dapat dikatakan
gel tersebut belum tercampur homogen.
c. Uji Daya Sebar
Pengukuran daya sebar sediaan gel dilakukan setelah 48 jam pembuatan. Pengukuran daya sebar dilakukan dengan cara gel ditimbang 1
gram kemudian diletakkan di tengah lempeng bulat berskala. Di atas gel diletakkan kaca bulat lain dan pemberat sehingga berat kaca bulat dan
pemberat 125 gram, didiamkan selama 1 menit, kemudian dicatat diameter sebarnya Garg,et al, 2012.
d. Uji Viskositas
Uji viskositas dilakukan setelah penyimpanan selama 48 jam setelah pembuatan gel. Masing-masing formula gel ditentukan viskositasnya
menggunakan alat Rheosys Merlyn VR. Gel diletakan diatas cone berdiameter 5cm dan dihimpitkan dengan plate hingga cukup tipis namun
kondisi dijaga agar cone dan plate tidak bergesekan. Parameter pengukuran diatur sama sehingga semua formula mengalami perlakuan
yang sama. Hasil pengukuran viskositas dan profil rheologi akan keluar dari layar monitor dan diambil satu titik dari profil rheologi tersebut
sebagai patokan untuk nilai viskositas dan uji kestabilan viskositas.
e. Uji Perubahan Viskositas dengan Siklus Freeze and Thaw
Uji perubahan dan pergeseran viskositas dilakukan dengan masing- masing formula gel ditentukan viskositasnya menggunakan alat Rheosys
Merlyn VR. Pengujian stabilitas menggunakan metode Freeze and Thaw dengan 3 kali siklus dengan modifikasi suhu, 1 siklus terdiri dari 24 jam
perlakuan pembekuan freezing pada suhu -2
o
C dan 24 jam perlakuan pencairan gel thawing di suhu ruangan 29
o
C.
F. Optimasi Formula dan Analisis Data
Data sifat fisik dan stabilitas gel yang diperoleh dianalisis sesuai dengan metode perhitungan desain faktorial untuk mengetahui efek dari Carbopol,
propilen glikol, dan interaksinya. Analisis menggunakan pendekatan desain faktorial untuk menghitung koefisien b0, b1, b2, b12 sehingga didapatkan
persamaan Y = b + b
1
X
A
+ b
2
X
B
+ b
12
XAXB. Keterangan:
Y = respon hasil percobaan
X
A
= level faktor A yaitu Carbopol X
B
= level faktor B yaitu propilen glikol X
A
.X
B
= level faktor A dikalikan level faktor B b
= rata-rata hasil semua percobaan b1, b
2
, b
3
= koefisien yang dapat dihitung dari hasil percobaan Dari persamaan ini kemudian dapat dibuat contour plot sifat fisik gel
ekstrak etanol daun binahong. Masing-masing contour plot digabungkan menjadi superimposed contour plot untuk mengetahui area komposisi optimal Carbopol
dan propilen glikol terbatas pada level yang diteliti. Analisis data dilakukan dengan menggunakan program Desain Expert versi 9.0.6.2 dan R.Studio versi
3.2.3. Tahapan analisis data adalah uji normalitas data, uji variansi data, dan
ANOVA. Uji normalitas data dilakukan dengan Shapiro Wilk. Suatu data dikatakan normal bila memiliki p-value 0,05. Jika data dikatakan tidak normal,
maka perhitungan dilanjutkan menggunakan Kruskal-Wallis test yang merupakan pengukuran non-parametrik dalam analisis data secara statistik atau dapat
dikatakan tidak membutuhkan data normal untuk mengetahui apakah di dalam data tersebut terdapat setidaknya satu sampel yang mendominasi sampel lain.
Selanjutnya dilakukan uji variansi data dengan Levene’s test untuk mengetahui
homogenitas data. Data dikatakan memiliki kesamaan varian bila memiliki p- value 0,05. Apabila data terdistribusi normal dan memiliki kesamaan varian
maka dilanjutkan dengan uji two way ANOVA. Uji ANOVA bertujuan untuk mengetahui signifikansi efek dari masing-masing faktor yaitu Carbopol dan
propilen glikol serta interaksi keduanya sehingga dapat diketahui faktor dominan yang mempengaruhi sifat fisik gel ekstrak etanol daun binahong. Faktor dikatakan
memiliki pengaruh signifikan terhadap sifat fisik dan stabilitas fisik gel bila memiliki p-value 0,05.
29
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Determinasi Tanaman