Kontrol negatif olive oil 2 mLkgBB

Tabel VII. Hasil uji kruskal wallis dan mann-whitney kadar AST praperlakuan ekstrak etanol 90 daun jarong pada tikus terinduksi karbon tetraklorida dosis 2 mLkgBB Kontrol CCl4 Kontrol Olive Oil Kontrol ekstrak Dosis EE90DJ 100 mgkgBB +CCl 4 Dosis EE90DJ 200 mgkgBB + CCl 4 Dosis EE90DJ 400 mgkgBB + CCl 4 Kontrol CCl4 BB BB BTB BB BB Kontrol Olive Oil BB BTB BB BB BB Kontrol ekstrak BB BTB BB BB BB Dosis EE90 DJ 100 mgkgBB +CCl 4 BTB BB BB BB BB Dosis EE90 DJ 200 mgkgBB +CCl 4 BB BB BB BB BB Dosis EE90 DJ400 mgkgBB +CCl 4 BB BB BB BB BB Keterangan : BB: berbeda bermakna. BTB: berbeda tidak bermakna. EE90DJ: ekstrak etanol 90 daun jarong.

1. Kontrol negatif olive oil 2 mLkgBB

Kontrol negatif yang digunakan pada penelitian ini adalah minyak zaitun olive oil yang diberikan lewat rute i.p. Tujuan diilakukan pengukuran kadar ALT dan AST serum pada kelompok kontrol negatif olive oil ini adalah untuk memastikan bahwa olive oil sebagai pelarut hepatotoksin karbon tetraklorida tidak memberikan pengaruh terhadap peningkatan kadar ALT dan AST tikus pada jam ke-24 sebagai waktu pencuplikan darah tikus. Dosis olive oil yang diberikan sama besarnya dengan dosis hepatotoksin yang digunakan karbon tetraklorida yaitu 2 mLkgBB. Dosis yang diberikan sama karena olive oil merupakan pelarut dari karbon tetraklorida. Pengukuran kadar ALT dan AST dilakukan pada jam ke-0, yakni tanpa pemberian apapun atau tanpa perlakuan sebelumnya dan pada jam ke- 24 setelah pemberian olive oil 2 mLkgBB. Purata kadar ALT dan AST tikus setelah pemberian olive oil ditunjukkan pada tabel VIII. Tabel VIII. Purata kadar ALT dan AST tikus setelah pemberian olive oil 2 mLkgBB pada jam ke-0 dan 24 Waktu pencuplikan jam ke- Purata kadar ALT ± SE UI Purata kadar AST ± SE UI Jam ke-0 47,80 ± 2,75 129,00 ± 2,49 Jam ke-24 49,20 ± 1,07 127,00 ± 2,30 Data pengukuran kadar ALT pada jam ke-0 dan 24 berturut-turut adalah 47,80 ± 2,75 dan 49,20 ± 1,07 UI, sedangkan hasil pengukuran kadar AST secara berturut-turut adalah 129,00 ± 2,49 dan 127,00 ± 2,30 UI. Untuk melihat perbedaan antara kondisi sebelum menerima perlakuan jam ke-0 dan setelah menerima perlakuan kontrol negatif jam ke-24 maka dilakukan analisis data dengan uji T berpasangan. Hasil statistik uji T berpasangan menunjukkan kadar ALT dan AST serum pada jam ke-0 berbeda tidak bermakna p0,05 dengan kadar ALT dan AST pada jam ke-24 setelah mendapat perlakuan olive oil secara intraperitonial. Artinya pada jam ke-24 tidak terjadi peningkatan kadar ALT dan AST. Hasil uji T berpasangan ditampilkan lewat tabel IX, tabel X, gambar 13, dan gambar 14. Tabel IX. Hasil uji T berpasangan kadar ALT tikus setelah pemberian olive oil 2 mLkgBB pada jam ke-0 dan 24 Waktu pencuplikan jam ke- Kadar ALT jam ke-0 Kadar ALT jam ke-24 Jam ke-0 BTB Jam ke-24 BTB Tabel X. Hasil uji T berpasangan kadar AST tikus setelah pemberian olive oil 2 mLkgBB pada jam ke-0 dan 24 Waktu pencuplikan jam ke- Kadar AST jam ke-0 Kadar AST jam ke-24 Jam ke-0 BTB Jam ke-24 BTB Keterangan: BB = berbeda bermakna p0,05 BTB = berbeda tidak bermakna p0,05 Gambar 12. Diagram batang purata kadar ALT tikus jantan galur Wistar setelah pemberian olive oil 2 mLkgBB pada jam ke-0 dan 24 Gambar 13. Diagram batang purata kadar AST tikus jantan galur Wistar setelah pemberian olive oil 2 mLkgBB pada jam ke-0 dan 24 Hasil tersebut menunjukkan bahwa olive oil sebagai pelarut hepatotoksin karbon tetraklorida tidak memberikan pengaruh dalam peningkatan kadar ALT dan AST. Berdasarkan penelitian Gunawan 2014, pemberian olive oil tidak menimbulkan efek hepatotoksin, sehingga kelompok kontrol negatif ini dapat dijadikan acuan nilai normal kadar ALT dan AST pada penelitian ini.

2. Kontrol hepatotoksin 2 mLkgBB

Dokumen yang terkait

Efek hepatoprotektif jangka pendek ekstrak etanol 70% biji atung (Parinarium glaberimum Hassk.) pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 0 49

Efek hepatoprotektif jangka panjang ekstrak etanol 70% biji atung (Parinarium glaberrimum Hassk.) pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 0 54

Efek hepatoprotektif ekstrak etanol 50% daun jarong (Stachytarpheta indica (l.) vahl.) terhadap aktivitas alanin aminotransferase dan aspartate aminotransferase pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 3 106

Efek hepatoprotektif ekstrak etanol 70% daun jarong (Stachytarpheta indica (L.) Vahl.) terhadap kadar alann aminotransferase dan aspartat aminotransferase pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 0 82

Efek hepatoprotektif ekstrak etanol 30% daun jarong (Stachytarpheta indica (L.) Vahl.) terhadap kadar alanin aminotransferase dan aspartat aminotransferase pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 0 127

Efek hepatoprotektif jangka panjang infusa daun tempuyung (sonchus arvensis l.) terhadap aktivitas alanin aminotransferase dan aspartate transaminase pada tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida.

1 3 130

Efek hepatoprotektif infusa daun macaranga tanarius L. pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 0 108

Efek Hepatoprotektif infusa daun ceplikan [Reullia tuberosa L.] pada mencit jantan terinduksi karbon tetraklorida [CCL] : kajian terhadap aktivitas serum alanin aminotransferase - USD Repository

0 0 100

Efek hepatoprotektif infusa daun macaranga tanarius L. pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida - USD Repository

0 0 106

Efek hepatoprotektif ekstrak etanol daun swietenia mahagoni (l.) jacq. pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida - USD Repository

0 0 112