memenuhi syarat paramater non-spesifik. Dari pengukuran kadar air ini didapatkan kadar air serbuk daun jarong adalah sebesar 8,26 sehingga dapat
dikatakan bahwa serbuk tersebut memenuhi persyaratan.
B. Pembuatan ekstrak 90 daun jarong dan Uji Polifenol
Metode yang digunakan dalam pembuatan ekstrak etanol 90 adalah dengan metode penyarian maserasi. Alasan pemilihan metode maserasi untuk
menyari kandungan simplisia karena metode penyarian ini sederhana dan cara pengerjaan serta pengoperasian alat yang mudah. Proses maserasi dilakukan
dengan memasukkan 30 g serbuk simplisia ke dalam labu erlenmeyer, yang kemudian direndam dengan pelarut 300 mL selama 24 jam dengan bantuan shaker
dan dilakukan penyaringan serbuk yang dimaserasi dengan menggunakan buchner dan kertas saring. Selanjutnya, dilakukan tahapan remaserasi dengan memaserasi
ampas hasil dari proses maserasi yang dilakukan sebelumnya dengan volume pelarut yang sama. Tujuan dilakukan remaserasi adalah agar zat-zat yang belum
tersari pada maserasi sebelumnya dapat tersari dalam remaserasi. Hasil ekstrak cair etanol 90 dari maserasi dan remaserasi kemudian digabungkan. Ekstrak cair
tersebut kemudian dipekatkan dengan vacuum rotary evaporator selanjutnya diuapkan kembali dalam cawan porselen di atas waterbath sehingga didapatkan
ekstrak kental dengan bobot tetap. Hal yang perlu diperhatikan dalam memilih pelarut adalah pelarut harus
mampu menyari atau melarutkan kandungan zat aktif dari simplisia. Daun jarong mengandung senyawa golongan glikosida fenolik yang larut dalam air.
Menurut
Susanti, Budiman, Wardianti 2003, pelarut etanol 90 dapat menyari kandungan flavonoid. Hal inilah yang mendasari pemilihan etanol 90 sebagai pelarut untuk
proses maserasi. Ekstrak kental etanol 90 daun jarong yang ingin diperoleh dalam
penelitian ini harus sesuai dengan paramater standarisasi. Salah satu parameter standarisasi ekstrak kental adalah bobot tetap. Menurut Farmakope Herbal
Indonesia, bobot tetap yaitu selisih penimbangan 0,5 mg tiap gram zat sisa dari dua penimbangan berturut-turut. Ekstrak dalam cawan ditimbang setiap dua jam
hingga bobot tetap. Rata-rata rendemen yang didapatkan adalah 24,58. Hasil ekstrak kental yang didapatkan berwarna hijau kecoklatan dan telah memiliki
bobot tetap. Hasil ekstrak cair dan kental daun jarong dapat dilihat pada gambar 5 dan gambar 6.
Gambar 5. Ekstrak cair etanol 90 daun jarong
Gambar 6. Ekstrak kental etanol 90 daun jarong
Uji polifenol dilakukan dengan tujuan untuk melihat kandungan polifenol dalam serbuk daun Jarong. Flavonoid merupakan turunan senyawa fenolat yang
dapat diidentifikasi dengan menggunakan pereaksi FeCl
3
. pereaksi ini akan membentuk ion kompleks [FeOar
6
]
3-
yang akan menunjukkan hasil positif jika terbentuk warna hijau, merah, ungu, biru atau hitam kuat Harbone, 1987.
Uji dilakukan dengan menggunakan reagen FeCl
3.
Perubahan warna larutan ekstrak yang mula-mula kuning kecoklatan menjadi hijau biru kehitaman menunjukkan
adanya kandungan polifenol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa serbuk daun Jarong mengandung senyawa polifenol gambar 7.
Gambar 7. Hasil uji kualitatif polifenol dalam daun Jarong
C. Uji pendahuluan