Determinasi Tanaman Pembuatan serbuk daun jarong

29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun jarong dengan pelarut 90 dan kekerabatan antar dosis yang diberikan terhadap kadar ALT-AST serta mengetahui besar dosis efektif hepatoprotektif dari ekstrak etanol daun jarong 90 pada tikus jantan galur Wistar yang terinduksi karbon tetraklorida. Pengamatan dilakukan dengan Pemberian ekstrak dilakukan dalam kurun waktu enam jam kemudian dipejankan karbon tetraklorida dan pada jam ke 24 setelah pemejanan karbon tetraklorida diukur kadar ALT-AST. Penurunan kadar ALT-AST pada tikus jantan galur Wistar yang terinduksi karbon tetraklorida setelah pemberian ekstrak etanol 90 daun jarong menunjukkan bahwa terdapat efek hepatoprotektif. Pengamatan hasil penelitian ini dapat tercapai meliputi determinasi tanaman daun Jarong, penetapan kadar air serbuk kering daun Jarong, penentuan dosis hepatotoksin karbon tetraklorida, penentuan waktu pencuplikan darah hewan uji, uji kontrol negatif olive oil, uji kontrol ekstrak daun Jarong, uji efek hepatoprotektif ekstrak etanol 90 daun Jarong dengan dosis : 100, 200 dan 400 mgkgBB.

A. Penyiapan Bahan

1. Determinasi Tanaman

Tujuan dari determinasi tanaman adalah untuk memastikan bahwa bagian tanaman yang digunakan dalam penelitian merupakan daun jarong. Daun yang digunakan pada penelitian ini diambil dari kebun Tanaman Obat Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. Determinasi tanaman tersebut dilakukan di Laboratorium Farmakognosi Fitokimia Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. Buku acuan yang digunakan untuk melakukan determinasi adalah buku acuan menurut Van steenis, 1992. Bagian tanaman yang dilakukan determinasi adalah bagian daun. Determinasi bagian daun dilakukan dengan mencocokkan kesamaan ciri daun tanaman hingga tingkat spesies. Hasil dari determinasi membuktikan bahwa daun yang digunakan adalah benar merupakan serbuk daun jarong. Hasil determinasi dapat dilihat pada lampiran 3 dan 4.

2. Pembuatan serbuk daun jarong

Langkah awal yang dilakukan dalam pembuatan serbuk daun jarong adalah dengan pemanenan daun, kemudian sortasi dan dilanjutkan pencucian sesuai dengan kaidah pembuatan simplisia. Tujuan dari sortasi untuk memilah daun agar daun yang digunakan adalah daun yang hijau dan tidak berlubang. Tujuan pencucian supaya daun yang diperoleh bebas dari kotoran makroskopik seperti debu ataupun bagian tanaman yang lain. Selanjutnya daun dikeringkan, pengeringan dilakukan dengan penutupan kain hitam agar tidak langsung terkena sinar matahari. Tujuan dari penutupan kain hitam adalah mencegah rusaknya kandungan kimia daun karena terpapar sinar UV langsung Soegihardjo, 2013. Pengeringan dibawah sinar matahari dilakukan hingga daun tidak lagi basah, kemudian dipindahkan ke dalam oven bersuhu 40 o C agar proses pengeringan lebih cepat dan suhunya terkontrol. Menurut Farmakope Herbal Indonesia, suhu pengeringan simplisa dilakukan pada tidak boleh melebihi 60 o C. Daun yang telah benar-benar kering ditunjukkan dengan mudah hancur pada saat diremas. Daun diserbukkan menggunakan penyerbuk dan disaring menggunakan pengayak dengan nomor mesh 40. Proses pembuatan serbuk simplisia ini sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh Farmakope Herbal Indonesia. Hasil pembuatan serbuk simplisia dapat dilihat pada gambar 4. Gambar 4. Serbuk simplisia daun jarong

3. Penetapan kadar air serbuk daun jarong

Dokumen yang terkait

Efek hepatoprotektif jangka pendek ekstrak etanol 70% biji atung (Parinarium glaberimum Hassk.) pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 0 49

Efek hepatoprotektif jangka panjang ekstrak etanol 70% biji atung (Parinarium glaberrimum Hassk.) pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 0 54

Efek hepatoprotektif ekstrak etanol 50% daun jarong (Stachytarpheta indica (l.) vahl.) terhadap aktivitas alanin aminotransferase dan aspartate aminotransferase pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 3 106

Efek hepatoprotektif ekstrak etanol 70% daun jarong (Stachytarpheta indica (L.) Vahl.) terhadap kadar alann aminotransferase dan aspartat aminotransferase pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 0 82

Efek hepatoprotektif ekstrak etanol 30% daun jarong (Stachytarpheta indica (L.) Vahl.) terhadap kadar alanin aminotransferase dan aspartat aminotransferase pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 0 127

Efek hepatoprotektif jangka panjang infusa daun tempuyung (sonchus arvensis l.) terhadap aktivitas alanin aminotransferase dan aspartate transaminase pada tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida.

1 3 130

Efek hepatoprotektif infusa daun macaranga tanarius L. pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 0 108

Efek Hepatoprotektif infusa daun ceplikan [Reullia tuberosa L.] pada mencit jantan terinduksi karbon tetraklorida [CCL] : kajian terhadap aktivitas serum alanin aminotransferase - USD Repository

0 0 100

Efek hepatoprotektif infusa daun macaranga tanarius L. pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida - USD Repository

0 0 106

Efek hepatoprotektif ekstrak etanol daun swietenia mahagoni (l.) jacq. pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida - USD Repository

0 0 112