tetraklorida yang dilarutkan dalam olive oil dengan perbandingan 1:1, yakni dengan dosis 2 mLkgBB.
11. Pengelompokan dan perlakuan hewan uji
Tikus jantan galur Wistar yang digunakan sebagai hewan uji adalah sebanyak 30 ekor yang dibagi kedalam enam kelompok secara acak sama banyak.
Kelompok I merupakan kelompok kontrol hepatotoksin yang diberi larutan karbon tetraklorida dalam olive oil 1:1 dengan dosis 2 mLkgBB secara i.p.
kemudian setelah 24 jam pemberian hepatotoksin dilakukan pengukuran kadar ALT dan AST. Pada Kelompok II kelompok kontrol negatif diberi olive oil
dosis 2 mLkgBB secara i.p. Dilakukan pengukuran kadar ALT dan AST pada jam ke-0 sebelum diberi olive oil dan jam ke-24 setelah diberi olive oil. Kelompok
III kelompok kontrol ekstrak etanol yakni diberi ekstrak etanol 90 daun Stachytarpheta indica
L. Vahl. dengan dosis ekstrak 400mgkgBB secara peroral. Kemudian setelah enam jam pemberian ekstrak dilakukan pengukuran
kadar ALT dan AST. Kelompok IV-VI kelompok perlakuan uji yang diberikan ekstrak etanol daun Stachytarpheta indica L. Vahl. Dengan dosis bertingkat
yakni 100; 200; dan 400 mgkgBB kemudian enam jam setelah pemberian ekstrak etanol 90 dilakukan induksi dengan karbon tetraklorida dengan dosis 2
mLkgBB secara i.p. Janakat dan Al-Merie, 2002. Dilakukan pengambilan darah pada daerah sinus orbitalis mata untuk penetapan kadar ALT dan AST pada jam
ke-24 setelah pemberian karbon tetraklorida.
12. Pembuatan serum
Darah yang diambil dari sinus orbitalis mata tikus kemudian ditampung dalam tabung eppendrof dan didiamkan selama 15 menit. Selanjutnya dilakukan
sentrifugasi dengan kecepatan 8000 rpm selama 15 menit. Bagian supernatannya diambil menggunakan mikro pipet dan kemudian ditampung kedalam tabung
eppendrof berbeda untuk kemudian disentrifugasi kembali dengan kecepatan
8.000 rpm selama 10 menit. Kemudian dilakukan pengukuran terhadap kadar AST-ALT-nya Kuncoro, 2015.
13. Pengukuran kadar ALT-AST
Tahap analisis ALT dilakukan dengan mengambil sejumlah 100 µL serum dicampurkan dengan 1000 µL reagen I dan divortex selama 5 detik. Campuran
didiamkan selama 5 menit selanjutnya dicampur dengan 250 µL reagen II dan divortex selama 5 detik. Campuran kemudian dibaca serapannya setelah 1 menit
berselang dari pemberian reagen II. Tahap analisis AST dilakukan dengan cara yang sama, yakni dengan mengambil sejumLah 100 µL serum dicampurkan
dengan 1000 µL reagen I dan divortex selama 5 detik. Campuran didiamkan selama 5 menit selanjutnya dicampur dengan 250 µL reagen II dan divortex
selama 5 detik. Campuran kemudian dibaca serapannya setelah 1 menit berselang dari pemberian reagen II. kadar ALT dan AST dinyatakan dalam satuan UL.
Kadar enzim yang terjadi diukur pada panjang gelombang 340 nm, pada suhu 37ºC. Pengukuran kadar ALT-AST dilakukan di Laboratorium Biokimia Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Kuncoro, 2015.
F. Tata Cara Analisis Hasil