Hasil tersebut menunjukkan bahwa olive oil sebagai pelarut hepatotoksin karbon tetraklorida tidak memberikan pengaruh dalam peningkatan kadar ALT
dan AST. Berdasarkan penelitian Gunawan 2014, pemberian olive oil tidak menimbulkan efek hepatotoksin, sehingga kelompok kontrol negatif ini dapat
dijadikan acuan nilai normal kadar ALT dan AST pada penelitian ini.
2. Kontrol hepatotoksin 2 mLkgBB
Tujuan dari pengukuran kadar ALT dan AST serum pada kontrol hepatotoksin adalah untuk mengetahui adanya pengaruh pemberian karbon
tetraklorida 2mLkgBB terhadap kerusakan hati yang ditandai dengan peningkatan kadar ALT dan AST.
Hasil pengukuran kadar ALT dan AST jam ke- 24 secara berturut-turut sebesar 178,80 ± 7,47 UI dan 451,00 ± 32,21 UI. Dari hasil pengukuran tersebut
menunjukkan terjadinya peningkatan kadar ALT sebesar 3,6 kali lipat dan kenaikan kadar AST mencapai 3,55 kali lipat dari nilai kontrol negatif, dimana
nilai ALT kontrol negatif sebesar 49,20 ± 1,068 UI dan nilai AST kontrol negatif sebesar 127,00 ± 2,302 UI. Menurut Zimmerman 1999, perlemakan hati
steatosis pada manusia ditandai dengan meningkatnya nilai serum ALT sebanyak tiga kali lipat dan serum AST sebanyak empat kali lipat. Hasil analisis
kadar ALT dan AST menunjukkan bahwa kadar ALT dan AST pada kontrol hepatotoksin berbeda bermakna p=0,000 untuk ALT dan p=0,003 untuk AST
terhadap kontrol olive oil. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa bahwa pemberian karbon tetraklorida dengan dosis 2 mLkgBB memiliki efek
hepatotoksik pada tikus pada pemberian dalam kurun waktu 24 jam.
3. Kontrol perlakuan ekstrak etanol 90 daun jarong 400 mgkgBB
Tujuan dari dilakukan kontrol perlakuan ekstrak etanol perlakuan ekstrak etanol 90 daun jarong 400 mgkgBB adalah untuk melihat apakah pemberian
ekstrak berpengaruh terhadap kadar ALT dan AST tanpa diberikan karbon tetraklorida. Dosis yang diberikan sebesar 400 mgkgBB yang merupakan dosis
tertinggi dari ketiga peringkat dosis dipilih karena mampu mewakili kelompok perlakuan dari dosis terendah 100 mgkgBB, dosis tengah 200 mgkgBB, hingga
dosis tertinggi 400 mgkgBB. Pengukuran kadar ALT dan AST Kontrol ekstrak etanol 90 daun
jarong secara berturut-turut sebesar 46,40 ± 0,75 UI dan 124,20 ± 5,51 UI. Secara statistik, lewat uji One Way Anova diperoleh bahwa kadar ALT dan AST
pada kontrol ekstrak memiliki perbedaan yang tidak bermakna terhadap kadar ALT dan AST pada kelompok kontrol negatif olive oil dengan nilai kedua
siginfikansi p 0,05. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak etanol 90 daun jarong 0,4 gkgBB perlakuan enam jam tidak
memberikan pengaruh terhadap kadar ALT maupun AST.
4. Kelompok praperlakuan ekstrak etanol 90 daun jarong pada tikus