bentuk ulang, gabungan kata, kata depan, kata ganti, partikel, singkatan akronim, dan lambang bilangan, d penulisan unsur serapan, dan e pemakaian tanda baca
tanda titik, tanda koma, tanda pisah, dan tanda petik. Dari lima jenis kesalahan ejaan di atas, kesalahan yang paling banyak
dilakukan oleh siswa adalah kesalahan penggunaan tanda baca. Jumlah kesalahan penggunaan tanda baca yang ditemukan sebanyak 265 kesalahan. Jumlah ini
merupakan jumlah terbanyak dibanding jumlah kesalahan ejaan yang lain. Kesalahan penggunaan tanda baca yang ditemukan meliputi pemakaian tanda
titik, tanda koma, tanda pisah, dan tanda petik. Kesalahan ejaan terbanyak kedua adalah kesalahan penggunaan hururf
kapital dan huruf miring. Peneliti menemukan 184 kesalahan penggunaan huruf kapital dan huruf miring. Kesalahan penggunaan huruf kapital cenderung pada
kesalahan penulisan nama hari. Contohnya penulisan minggu. Penulisan minggu seharusnya ditulis Minggu karena sesuai dengan pedoman EYD, penulisan nama
hari harus diawali dengan huruf kapital. Kesalahan penggunaan huruf miring
contohnya dalam kata support. Berdasarkan pedoman EYD, kata atau ungkapan asing harus dicetak miring sehingga kata support seharusnya ditulis support.
Kesalahan ejaan selanjutnya terjadi pada kesalahan penulisan kata. Terdapat 134 kesalahan penulisan kata yang ditemukan dalam analisis data.
Contoh kesalahan penulisan kata yang ditemukan adalah penulisan kata turunan di jauhi. Berdasarkan pedoman EYD, kata di seharusnya digabung dengan jauhi
karena bertindak sebagai awalan. Selain itu, peneliti juga menemukan 8 kesalahan dalam pemakaian huruf dan 6 kesalahan penulisan unsur serapan.
Pemaparan di atas menunjukkan bahwa pemahaman siswa kelas IX SMP Kanisius Kalasan Sleman terhadap kaidah ejaan memang harus lebih ditingkatkan.
Hal itu bertujuan untuk menghindari kesalahan yang sama di kemudian hari.
4.3.2 Pembahasan Kesalahan Kalimat
Berdasarkan analisis data, ditemukan tiga jenis kesalahan kalimat. Kesalahan yang ditemukan meliputi a kekurangan unsur kalimat, b kalimat
ambigu, dan c kalimat tidak efektif. Kesalahan kalimat yang paling banyak ditemukan dalam teks cerita
pendek karya siswa kelas IX SMP Kanisius Kalasan adalah kalimat tidak efektif. Dari 155 kesalahan kalimat, terdapat 136 kesalahan kalimat yang tidak efektif.
Kesalahan terjadi karena siswa masih bertele-tele dalam menyusun kalimat, contohnya saling tolong-menolong dalam data C23. Kata tolong-menolong
sudah memiliki makna saling sehingga kata saling sebaiknya dihilangkan atau dapat juga ditulis saling menolong supaya kalimat yang mengandung unsur itu
menjadi lebih efektif. Hal itu didasarkan pada pendapat Wijayanti 2015: 68-75 yang menyatakan bahwa salah satu ciri kalimat efektif adalah keringkasan
menggunakan kata yang ringkas. Kesalahan kalimat kedua yaitu kekurangan unsur kalimat. Peneliti
menemukan 14 kesalahan kekurangan unsur kalimat dalam teks cerita pendek. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penemuan kekurangan unsur kalimat dilandasi oleh teori Hasan Alwi, dkk. 2008 dan Sri Hapsari Wijayanti 2013. Keduanya memaparkan unsur pembangun
kalimat yang wajib hadir adalah unsur subjek dan predikat. Akan tetapi, di samping itu kalimat juga memiliki unsur objek, pelengkap, dan keterangan yang
kehadirannya bersifat tidak wajib. Dalam analisis data, ditemukan kalimat yang tidak memiliki subjek ataupun predikat. Berdasarkan teori yang digunakan,
kalimat yang tidak mengandung unsur subjek ataupun predikat merupakan kalimat yang tidak tepat.
Kesalahan kalimat yang ditemukan selanjutnya adalah kalimat ambigu. Peneliti menemukan lima kesalahan kalimat ambigu. Penentuan kalimat ambigu
didasarkan pada pendapat Nanik Setyawati 2013: 85. Tingginya tingkat kesalahan ejaan dan kesalahan kalimat yang dilakukan
oleh siswa kelas IX SMP Kanisius Kalasan diperkirakan karena adanya beberapa faktor, di antaranya adalah ketidakcermatan siswa ketika menulis dan kurangnya
pemahaman siswa terhadap kaidah penulisan. Selain itu, kurangnya motivasi menulis cerpen juga diperkirakan sebagai penyebab terjadinya kesalahan.
Kurangnya motivasi mengakibatkan siswa tidak bersungguh-sungguh dalam membuat cerpen.
Pemahaman terhadap kaidah penulisan dapat ditingkatkan melalui latihan menulis karangan yang diberikan oleh guru. Latihan menulis karangan yang
diberikan sebaiknya menggunakan tema yang menarik bagi siswa sehingga siswa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
akan lebih tertarik untuk menulis. Selanjutnya guru mengoreksi dan memberikan komentar mengenai ejaan dan kalimat yang telah disusun oleh siswa. Hal itu akan
membuat siswa lebih tahu letak kesalahan dan dapat memperbaikinya. Selain itu, proses pembelajaran menulis seharusnya dikemas dalam kegiatan yang menarik
sehingga siswa tidak merasa jenuh dan malas untuk menulis. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PENUTUP
Bab lima merupakan bab pebutup dari laporan penelitian ini. Bab lima berisi uraian mengenai tiga hal, yaitu kesimpulan, implikasi, dan saran yang dapat
digunakan sebagai tindak lanjut dari penelitian ini.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam teks cerita pendek karya siswa kelas IX SMP Kanisius Kalasan
masih ditemukan kesalahan ejaan dan kesalahan kalimat. Peneliti menemukan lima jenis kesalahan ejaan yang meliputi a pemakaian huruf huruf vokal dan
huruf konsonan, b pemakaian huruf kapital dan huruf miring, c penulisan kata kata turunan, bentuk ulang, gabungan kata, kata depan, kata ganti, partikel,
singkatan akronim, dan lambang bilangan, d penulisan unsur serapan, dan e pemakaian tanda baca tanda titik, tanda koma, tanda pisah, dan tanda petik.
Kesalahan ejaan yang paling banyak dilakukan oleh siswa adalah kesalahan penggunaan tanda baca, dibuktikan dengan ditemukannya 265 kesalahan.
Kesalahan kalimat yang ditemukan meliputi a kekurangan unsur kalimat, b kalimat tidak efektif, dan c kalimat ambigu. Kesalahan kalimat yang paling
banyak dilakukan adalah kalimat yang tidak efektif. Hal itu dibuktikan dengan ditemukan 136 kalimat tidak efektif. Jumlah ini merupakan jumlah terbanyak
dibandingkan dengan kesalahan kalimat yang lain.
61