BAB V PENUTUP
Bab lima merupakan bab pebutup dari laporan penelitian ini. Bab lima berisi uraian mengenai tiga hal, yaitu kesimpulan, implikasi, dan saran yang dapat
digunakan sebagai tindak lanjut dari penelitian ini.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam teks cerita pendek karya siswa kelas IX SMP Kanisius Kalasan
masih ditemukan kesalahan ejaan dan kesalahan kalimat. Peneliti menemukan lima jenis kesalahan ejaan yang meliputi a pemakaian huruf huruf vokal dan
huruf konsonan, b pemakaian huruf kapital dan huruf miring, c penulisan kata kata turunan, bentuk ulang, gabungan kata, kata depan, kata ganti, partikel,
singkatan akronim, dan lambang bilangan, d penulisan unsur serapan, dan e pemakaian tanda baca tanda titik, tanda koma, tanda pisah, dan tanda petik.
Kesalahan ejaan yang paling banyak dilakukan oleh siswa adalah kesalahan penggunaan tanda baca, dibuktikan dengan ditemukannya 265 kesalahan.
Kesalahan kalimat yang ditemukan meliputi a kekurangan unsur kalimat, b kalimat tidak efektif, dan c kalimat ambigu. Kesalahan kalimat yang paling
banyak dilakukan adalah kalimat yang tidak efektif. Hal itu dibuktikan dengan ditemukan 136 kalimat tidak efektif. Jumlah ini merupakan jumlah terbanyak
dibandingkan dengan kesalahan kalimat yang lain.
61
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesalahan ejaan dan kalimat dalam teks cerita pendek karya siswa kelas IX SMP Kanisius Kalasan masih cukup banyak.
Jumlah kesalahan ejaan yang ditemukan sebanyak 597 kesalahan dan kesalahan kalimat sebanyak 155 kesalahan. Kesalahan-kesalahan itu harus diperbaiki supaya
tidak terulang lagi di kemudian hari.
5.2 Implikasi
Melalui hasil penelitian ini, diperoleh gambaran bahwa tingkat kesalahan ejaan dan kesalahan kalimat yang terdapat dalam teks cerita pendek karya siswa
kelas IX SMP Kanisius Kalasan masih cukup tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa siswa belum menguasai kaidah ejaan dan kaidah penulisan kalimat secara baik
dan benar. Implikasi hasil penelitian ini dijelaskan sebagai berikut. Guru harus meningkatkan kualitas dan kuantitas pengajaran bahasa
Indonesia terutama pada aspek ejaan dan kalimat untuk mengatasi permasalahan tersebut. Salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu dengan meningkatkan
intensitas pemberian tugas atau latihan menulis kepada siswa. Latihan yang diberikan dapat dimulai dari menulis sebuah kalimat yang lengkap hingga
menyusun sebuah karangan. Setelah itu guru dapat memberikan komentar atau koreksi pada hasil tulisan siswa, dapat juga dilakukan pembahasan secara
bersama-sama. Pemberian tugas dan latihan perlu disertai juga dengan penjelasan tentang
kaidah ejaan dan kaidah kalimat yang berlaku dalam bahasa Indonesia sehingga PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
siswa mengetahui kaidah yang benar. Guru perlu merancang kegiatan pembelajaran yang menarik karena sebagian besar siswa menganggap kegiatan
menulis adalah hal yang sulit dan membosankan.
5.3 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti memberikan saran kepada guru Bahasa Indonesia, Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, dan
peneliti lain. Adapun saran yang diberikan adalah sebagai berikut. 1.
Guru Bahasa Indonesia Guru perlu meningkatkan intensitas pengajaran pada aspek ejaan dan
kalimat, dengan cara sering memberikan latihan menulis kalimat yang baik sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Penjelasan tentang kaidah ejaan dan kaidah
kalimat yang berlaku dalam bahasa Indonesia juga perlu dikemas dalam suasana belajar yang menyenangkan sehingga siswa merasa tertarik untuk menyimak.
2. Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Untuk meningkatkan keterampilan menulis dan pengetahuan mahasiswa mengenai kaidah ejaan dan kalimat, peneliti menyarankan adanya materi analisis
kesalahan berbahasa pada setiap perkuliahan keterampilan berbahasa. Dengan demikian, mahasiswa akan mendapatkan bekal yang baik saat mengajar bahasa
Indonesia di sekolah. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI