Analisis kesalahan ejaan dan kalimat dalam teks cerita pendek karya siswa kelas IX SMP Kanisius Kalasan Sleman tahun ajaran 2015/2016.

(1)

ABSTRAK

Wibowo, Ira. 2016. Analisis Kesalahan Ejaan dan Kalimat dalam Teks Cerita Pendek Karya Siswa Kelas IX SMP Kanisius Kalasan Sleman Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Unoversitas Sanata Dharma.

Menulis teks cerita pendek merupakan salah satu keterampilan menulis yang diajarkan pada siswa kelas IX di SMP Kanisius Kalasan. Akan tetapi, masih banyak dijumpai kesalahan berbahasa dalam teks cerita pendek karya siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis kesalahan ejaan dan kesalahan kalimat dalam teks cerita pendek karya siswa kelas IX SMP Kanisius Kalasan Sleman tahun ajaran 2015/2016.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data penelitian ini berupa kalimat dalam teks cerita pendek yang mengandung kesalahan ejaan dan kalimat. Kesalahan ejaan dianalisis dengan menggunakan Pedoman EYD (Ejaan yang Disempurnakan), sedangkan kesalahan kalimat dianalisis berdasarkan struktur, keefektifan kalimat dan keambiguan kalimat. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik simak bebas libat cakap dan teknik catat. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode padan ortografis.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam teks cerita pendek karya siswa kelas IX SMP Kanisius Kalasan tahun ajaran 2015/2016 terdapat lima jenis kesalahan ejaan dan tiga jenis kesalahan kalimat. Kesalahan ejaan meliputi (a) pemakaian huruf (huruf vokal dan huruf konsonan), (b) pemakaian huruf kapital dan huruf miring, (c) penulisan kata (kata turunan, bentuk ulang, gabungan kata, kata depan, kata ganti, partikel, singkatan akronim, dan lambang bilangan), (d) penulisan unsur serapan, dan (e) pemakaian tanda baca (tanda titik, tanda koma, tanda pisah, dan tanda petik). Kesalahan kalimat meliputi (a) kekurangan unsur kalimat, (b) kalimat tidak efektif, dan (c) kalimat ambigu.

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan saran kepada guru bahasa Indonesia, Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, dan peneliti lain. Guru perlu meningkatkan intensitas pengajaran pada aspek ejaan dan kalimat, dengan cara sering memberikan latihan menulis kalimat yang baik sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Untuk meningkatkan keterampilan menulis dan pengetahuan mahasiswa mengenai kaidah ejaan dan kalimat, peneliti menyarankan adanya materi analisis kesalahan berbahasa pada setiap perkuliahan keterampilan berbahasa. Peneliti lain diharapkan dapat melanjutkan penelitian pada tataran yang lain yang belum diteliti dalam penelitian ini.


(2)

ABSTRACT

Wibowo, Ira. 2016. Spelling and Syntax Error Analysis in Text of Short Stories written by Students of Class IX at Kanisius Kalasan Sleman Junior High School Academic Year 2015/2016. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Unoversitas Sanata Dharma.

Writing a short story is one of the writing skills taught in class IX at Kanisius Kalasan Junior High School. However, language errors are commonly found in the text of a short story written by students. This study aimed to describe the type of spelling mistakes and syntax errors in the text of short story written by students of class IX at Kanisius Kalasan Junior High School academic year 2015/2016.

This research is a qualitative descriptive study. The research data used in this study is the sentences in the text of the short story that contains spelling and sentences structure errors. Spelling mistakes were analyzed using Enhanced Indonesian Spelling System Guide (EYD), whereas the syntax errors are analyzed based on the structure, effectiveness of sentences and ambiguous sentences. The data were collected using Teknik Simak Bebas Libat Cakap (Uninvolved Conversation Observation Technique) and Teknik Catat (Writing Technique). Data analysis was performed using a Padan orthography.

The results showed that in the text of a short story written by students of class IX at Kanisius Kalasan Junior High School academic year 2015/2016, there are five types of spelling errors and three kinds of syntax errors. Spelling errors include (a) the use of letters (vowels and consonants), (b) the use of capital letters and italics, (c) writing words (words derivative, remodeled, combinations of words, prepositions, pronouns, particles, abbreviations acronyms, numbers and symbols), (d) loanword writing elements, and (e) use of punctuation (colon, comma, dash, and the quotation marks). Syntax errors include (a) sentence elements deficiencies, (b) the sentence is not effective, and (c) the sentence is ambiguous.

Based on the results of the study, researchers gave advice to Indonesian Literature teachers, majoring in English Literature Study Program, and other researchers. Teachers shall develop the intensity of teaching on aspects of spelling and syntax, this could be done by often provide good writing exercise in accordance with the rules of Indonesian Literature. To improve writing skills and knowledge of students about the rules of spelling and syntax, the researchers suggest to provide error analysis material on each language skills lecture. Other researchers are expected to continue this research on another scope which has not been examined in this study.


(3)

ANALISIS KESALAHAN EJAAN DAN KALIMAT

DALAM TEKS CERITA PENDEK KARYA SISWA KELAS IX SMP KANISIUS KALASAN SLEMAN

TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia HALAMAN JUDUL

Oleh: Ira Wibowo

121224023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(4)

i

ANALISIS KESALAHAN EJAAN DAN KALIMAT

DALAM TEKS CERITA PENDEK KARYA SISWA KELAS IX SMP KANISIUS KALASAN SLEMAN

TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia HALAMAN JUDUL

Oleh: Ira Wibowo

121224023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(5)

(6)

(7)

iv

HALAMAN MOTTO

“Barangsiapa menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, niscahya Allah mempermudah baginya dengan (ilmu) itu

jalan menuju surge” (HR. Muslim)

“Bersyukur tidak berhenti pada menerima apa adanya saja, tapi terutama bekerja keras untuk mengadakan yang

terbaik.” (Mario Teguh)

“Pekerjaan hebat tidak dilakukan dengan kekuatan, tapi dengan ketekunan dan kegigihan.” (Samuel Jhonson)


(8)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya kecilku ini kupersembahkan untuk:

 Kedua orang tuaku, Bapak Joko Santoso dan Ibu Sutartik yang telah mendidik, membingmbing, dan membesarkanku dengan penuh kasih sayang.

 Teman hidupku Aji Prima Aditya yang selalu mendukung dan memberiku semangat.


(9)

(10)

(11)

viii ABSTRAK

Wibowo, Ira. 2016. Analisis Kesalahan Ejaan dan Kalimat dalam Teks Cerita Pendek Karya Siswa Kelas IX SMP Kanisius Kalasan Sleman Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Unoversitas Sanata Dharma.

Menulis teks cerita pendek merupakan salah satu keterampilan menulis yang diajarkan pada siswa kelas IX di SMP Kanisius Kalasan. Akan tetapi, masih banyak dijumpai kesalahan berbahasa dalam teks cerita pendek karya siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis kesalahan ejaan dan kesalahan kalimat dalam teks cerita pendek karya siswa kelas IX SMP Kanisius Kalasan Sleman tahun ajaran 2015/2016.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data penelitian ini berupa kalimat dalam teks cerita pendek yang mengandung kesalahan ejaan dan kalimat. Kesalahan ejaan dianalisis dengan menggunakan Pedoman EYD (Ejaan yang Disempurnakan), sedangkan kesalahan kalimat dianalisis berdasarkan struktur, keefektifan kalimat dan keambiguan kalimat. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik simak bebas libat cakap dan teknik catat. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode padan ortografis.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam teks cerita pendek karya siswa kelas IX SMP Kanisius Kalasan tahun ajaran 2015/2016 terdapat lima jenis kesalahan ejaan dan tiga jenis kesalahan kalimat. Kesalahan ejaan meliputi (a) pemakaian huruf (huruf vokal dan huruf konsonan), (b) pemakaian huruf kapital dan huruf miring, (c) penulisan kata (kata turunan, bentuk ulang, gabungan kata, kata depan, kata ganti, partikel, singkatan akronim, dan lambang bilangan), (d) penulisan unsur serapan, dan (e) pemakaian tanda baca (tanda titik, tanda koma, tanda pisah, dan tanda petik). Kesalahan kalimat meliputi (a) kekurangan unsur kalimat, (b) kalimat tidak efektif, dan (c) kalimat ambigu.

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan saran kepada guru bahasa Indonesia, Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, dan peneliti lain. Guru perlu meningkatkan intensitas pengajaran pada aspek ejaan dan kalimat, dengan cara sering memberikan latihan menulis kalimat yang baik sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Untuk meningkatkan keterampilan menulis dan pengetahuan mahasiswa mengenai kaidah ejaan dan kalimat, peneliti menyarankan adanya materi analisis kesalahan berbahasa pada setiap perkuliahan keterampilan berbahasa. Peneliti lain diharapkan dapat melanjutkan penelitian pada tataran yang lain yang belum diteliti dalam penelitian ini.


(12)

ix ABSTRACT

Wibowo, Ira. 2016. Spelling and Syntax Error Analysis in Text of Short Stories written by Students of Class IX at Kanisius Kalasan Sleman Junior High School Academic Year 2015/2016. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Unoversitas Sanata Dharma.

Writing a short story is one of the writing skills taught in class IX at Kanisius Kalasan Junior High School. However, language errors are commonly found in the text of a short story written by students. This study aimed to describe the type of spelling mistakes and syntax errors in the text of short story written by students of class IX at Kanisius Kalasan Junior High School academic year 2015/2016.

This research is a qualitative descriptive study. The research data used in this study is the sentences in the text of the short story that contains spelling and sentences structure errors. Spelling mistakes were analyzed using Enhanced Indonesian Spelling System Guide (EYD), whereas the syntax errors are analyzed based on the structure, effectiveness of sentences and ambiguous sentences. The data were collected using Teknik Simak Bebas Libat Cakap (Uninvolved Conversation Observation Technique) and Teknik Catat (Writing Technique). Data analysis was performed using a Padan orthography.

The results showed that in the text of a short story written by students of class IX at Kanisius Kalasan Junior High School academic year 2015/2016, there are five types of spelling errors and three kinds of syntax errors. Spelling errors include (a) the use of letters (vowels and consonants), (b) the use of capital letters and italics, (c) writing words (words derivative, remodeled, combinations of words, prepositions, pronouns, particles, abbreviations acronyms, numbers and symbols), (d) loanword writing elements, and (e) use of punctuation (colon, comma, dash, and the quotation marks). Syntax errors include (a) sentence elements deficiencies, (b) the sentence is not effective, and (c) the sentence is ambiguous.

Based on the results of the study, researchers gave advice to Indonesian Literature teachers, majoring in English Literature Study Program, and other researchers. Teachers shall develop the intensity of teaching on aspects of spelling and syntax, this could be done by often provide good writing exercise in accordance with the rules of Indonesian Literature. To improve writing skills and knowledge of students about the rules of spelling and syntax, the researchers suggest to provide error analysis material on each language skills lecture. Other researchers are expected to continue this research on another scope which has not been examined in this study.


(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan karunia-Nya, penulis berhasil menyelesaikan skripsi dengan judul Analisis Kesalahan Ejaan dan Kalimat dalam Teks Cerita Pendek Karya Siswa Kelas IX SMP Kanisius Kalasan Sleman Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dalam Program Studi Bahasa Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari banyak pihak yang telah membantu, membimbing, dan mengarahkan penulis. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dorongan dalam proses penelitian dan penulisan skripsi ini.

1. Dr. Yuliana Setiyaningsih, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Dr. Y. Karmin, M.Pd., selaku dosen pembimbing I yang selalu sabar dalam memberikan bimbingan dan memberikan banyak masukan kepada penulis dalam membuat skripsi.

3. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan banyak masukan dengan bijaksana demi kebaikan skripsi ini. 4. Seluruh dosen Prodi PBSI, yang dengan penuh dedikasi telah membagikan

ilmu, membimbing, memberi dukungan dan inspirasi selama menjadi mahasiswa PBSI.

5. Karyawan sekretariat PBSI yang telah memberikan banyak bantuan terkait administrasi perkuliahan.

6. Kedua orang tua penulis, Joko Santoso dan Sutartik yang penulis hormati dan cintai, yang telah banyak berkorban dalam membimbing, mendidik, dan membersarkan penulis, yang selalu mendukung, dan mendoakan penulis.


(14)

(15)

xii DAFTAR ISI

Contents

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ...iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN...………..1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Batasan Istilah ... 5

1.6 Sistematika Penyajian ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

2.1 Penelitian yang Relevan ... 8

2.2 Kajian Teori ... 11


(16)

xiii

2.2.2 Analisis Kesalahan Berbahasa ... 13

2.2.3 Ejaan ... 14

2.2.4 Kesalahan Ejaan ... 14

2.2.5 Kalimat ... 19

2.2.5.1 Fungsi Unsur-unsur Kalimat ... 20

2.2.5.2 Jenis Kalimat... 24

2.2.5.3 Kalimat Efektif ... 26

2.2.5.4 Kesalahan Kalimat ... 27

2.2.6 Cerita Pendek ... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 31

3.1 Jenis Penelitian ... 31

3.2 Sumber Data ... 32

3.3 Instrumen Penelitian... 32

3.4 Teknik dan Langkah-langkah Pengumpulan Data ... 33

3.5 Teknik Analisis Data ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36

4.1 Deskripsi Data ... 36

4.2 Analisis Data ... 38

4.3 Pembahasan ... 56

BAB V PENUTUP ... 61

5.1 Kesimpulan ... 61

5.2 Implikasi ... 62


(17)

xiv

Daftar Pustaka ... 65 LAMPIRAN ... 68 BIOGRAFI PENULIS ... 149


(18)

xv

DAFTAR TABEL


(19)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Contents

Lampiran 1 Analisis Data Kalimat Langsung………...69 Lampiran 2 Aanalis Data Kalimat Tidak Langsung………..99


(20)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Bahasa adalah alat komunikasi dan kerja sama yang paling efektif. Dengan demikian, bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari dan tidak dapat terlepas dari kehidupan manusia. Dengan bahasa, manusia dapat berinteraksi satu sama lain. Hal itu sejalan dengan pendapat dari Chaer (2011: 2) yang mengatakan bahwa fungsi bahasa adalah sebagai alat untuk bekerja sama atau berkomunikasi dalam kehidupan bermasyarakat.

Bahasa dapat dikuasai seseorang melalui dua cara, yaitu pemerolehan dan pembelajaran. Pemerolehan bahasa berkenaan dengan bahasa pertama (Chaer, 2009: 167), sedangkan pembelajaran bahasa berkenaan dengan bahasa kedua dan lebih mengacu pada pendidikan formal (Chaer, 2009: 242). Penguasaan bahasa seseorang yang didapat dari proses pemerolehan perlu ditunjang dengan pembelajaran bahasa. Melalui pembelajaran bahasa, seseorang akan mendapat pengetahuan tentang aturan atau kaidah pemakaian bahasa untuk kepentingan yang lebih formal.

Sebagai salah satu keterampilan berbahasa, menulis digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, atau tidak secara tatap muka dengan orang


(21)

lain. Menulis merupakan salah satu kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajaran. Melalui kegiatan menulis, siswa menjadi lebih aktif dan kreatif karena siswa dapat menciptakan suatu karya yang baru. Selain itu, siswa dapat belajar untuk mengemukakan ide yang dimiliki melalui tulisan dengan menggunakan gaya bahasanya sendiri. Menulis juga merupakan sarana untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan bahasa. Itulah sebabnya mengapa keterampilan menulis diajarkan di sekolah.

Salah satu keterampilan menulis yang diajarkan di sekolah adalah menulis teks cerita pendek. Teks cerita pendek sering diartikan sebagai sebuah karya fiksi yang dapat selesai dibaca dalam sekali duduk. Keterampilan menulis teks cerita pendek harus dikuasai siswa kelas IX karena merupakan salah satu materi yang terdapat dalam Kompetensi Dasar pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Teks cerita pendek menarik bagi siswa SMP karena tema-tema yang biasa diangkat dalam cerita berkaitan dengan kehidupan di lingkungan sekitar, contohnya mengenai persahabatan.

Meskipun keterampilan menulis telah diajarkan di SMP Kanisius Kalasan, kesalahan berbahasa dalam penulisan masih sering dijumpai dalam hasil karya siswa. Hal itu dapat disebabkan banyak siswa yang menganggap menulis merupakan hal yang sulit sehingga mereka merasa malas untuk belajar menulis. Contoh kesalahan yang sering terjadi adalah penggunaan huruf kapital, penulisan kata depan (di, ke, dan dari), penggunaan tanda baca dan pemborosan dalam menyusun kalimat.


(22)

Berdasarkan uraian singkat di atas, peneliti bermaksud melakukan penelitian mengenai kesalahan berbahasa yang terdapat dalam teks cerita pendek karya siswa kelas IX SMP Kanisius Kalasan. Peneliti ingin mengetahui apa saja jenis kesalahan berbahasa yang sering dilakukan oleh siswa. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu meningkatkan hasil pembelajaran keterampilan menulis sehingga tidak terjadi lagi kesalahan yang sama di kemudian hari.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti merumuskan masalah yang akan diteliti sebagai berikut.

a. Apa sajakah kesalahan ejaan yang terdapat dalam teks cerita pendek karya siswa kelas IX SMP Kanisius Kalasan Sleman tahun ajaran 2015/2016? b. Apa sajakah kesalahan kalimat yang terdapat dalam teks cerita pendek

karya siswa kelas IX SMP Kanisius Kalasan Sleman tahun ajaran 2015/2016?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Mendeskripsikan kesalahan ejaan dalam teks cerita pendek karya siswa kelas IX SMP Kanisius Kalasan Sleman tahun ajaran 2015/2016.


(23)

b. Mendeskripsikan kesalahan kalimat dalam teks cerita pendek karya siswa kelas IX SMP Kanisius Kalasan Sleman tahun ajaran 2015/2016.

1.4Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi guru, mahasiswa, dan peneliti selanjutnya. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Bagi Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Penelitian ini dapat memberikan masukan kepada guru mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk lebih mengetahui beberapa kesalahan berbahasa yang sering dilakukan oleh siswa sehingga guru itu dapat membantu siswa untuk memperbaiki kesalahannya.

b. Bagi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Penelitian ini dapat memberikan informasi bagi para mahasiswa calon guru mengenai beberapa kesalahan berbahasa yang sering terjadi pada siswa sehingga kelak mereka dapat memberikan pengajaran berbahasa yang lebih baik.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat memberikan gambaran bagi peneliti lain untuk dapat mengembang kan penelitian yang sejenis dan dapat menyempurnakan penelitian ini.


(24)

1.5 Batasan Istilah

Dalam penelitian ini, digunakan beberapa istilah yang pengertiannya perlu dibatasi. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran. Istilah-istilah yang dibatasi pengertiannya adalah sebagai berikut.

a. Kesalahan Berbahasa

Kesalahan berbahasa adalah penggunaan bahasa, baik secara lisan maupun tertulis yang menyimpang dari faktor-faktor tertentu dalam berkomunikasi atau menyimpang dari norma kemasyarakatan dan menyimpang dari kaidah tata bahasa Indonesia (Setyawati, 2013: 13).

b. Analisis Kesalahan Berbahasa

Analisis kesalahan berbahasa adalah suatu prosedur kerja yang biasa digunakan oleh para peneliti dan guru bahasa, yang meliputi pengumpulan sampel, pengidentifikasian kesalahan yang terdapat dalam sampel, penjelasan kesalahan tersebut, pengklasifikasian kesalahan itu berdasarkan penyebabnya, serta pengevaluasian atau penilaian taraf keseriusan kesalahan itu (Tarigan, 1988: 68).

c. Ejaan

Pengertian ejaan mencakup kaidah cara menggambarkan/melambangkan bunyi-bunyi tuturan (kata, kalimat, dan sebagainya) dan bagaimana hubungan di antara lambang-lambang itu (pemisahan dan penggabungannya dalam suatu


(25)

bahasa). Secara teknis, ejaan berkaitan dengan penulisan huruf (huruf besar/kapital dan huruf miring), penulisan kata, penulisan unsur serapan, penulisan angka/bilangan, dan penulisan tanda baca (Wijayanti, 2015: 1).

d. Kalimat

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulis, yang mengungkapkan pikiran yang utuh (Wijayanti, 2015: 53).

e. Kalimat Efektif

Kalimat efektif yaitu kalimat yang singkat, padat, jelas, lengkap, dan dapat menyampaikan informasi secara tepat. Singkat berarti penulis hanya menggunakan unsur-unsur yang penting. Padat berarti kalimatnya sarat informasi, tidak banyak pengulangan gagasan. Lengkap berarti mengandung makna kelengkapan struktur kalimat dan kelengkapan gagasan (Widjono, 2005: 148).

f. Cerita Pendek

Cerita pendek adalah fiksi pendek yang selesai dibaca dalam “sekali duduk”, hanya memiliki satu arti, satu krisis, dan satu efek untuk pembacanya

(Sumardjo, 2007: 202).

1.6Sistematika Penyajian

Laporan hasil penelitian ini terdiri atas lima bab. Bab I adalah Pendahuluan yang terdiri atas enam bagian penting yaitu latar belakang, rumusan


(26)

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah dan sistematika penulisan. Bab II adalah Landasan Teori yang terdiri atas dua bagian penting yaitu penelitian yang relevan dan bagian yang kedua adalah kajian teori. Bab III yaitu Metodologi Penelitian yang terdiri jenis penelitian, sumber data, instrumen penelitian, langkah-langkah pengumpulan data, dan teknik analisis data. Bab IV adalah Hasil Penelitian dan Pembahasan yang terdiri atas tiga bagian, yaitu deskripsi data, analisis data, serta pembahasan hasil penelitian. Bab V merupakan Penutup yang berisi kesimpulan, implikasi, dan saran.


(27)

BAB II LANDASAN TEORI 2.1Penelitian yang Relevan

Peneliti memperoleh empat penelitian terdahulu yang relevan dengan topik penilitian yang akan dilakukan. Dalam bagian ini, akan diuraikan keempat penelitian yang relevan, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Diana Anggraeni Kumalasari (2004), Maria Helena Dane Namang (2005), Milka Esteryati Simanjuntak (2010), dan Binedigta Yuni Puji Astuti (2013).

Penelitian Diana Anggraeni Kumalasari berjudul Kesalahan Berbahasa Bidang Sintaksis Pada Karangan Argumentasi Siswa Kelas II Kejar Paket C di Kecamatan Kotagede Yogyakarta Tahun Ajaran 2003/2004 (Sebuah Studi Kasus). Penelitian yang dilakukan pada tahun 2004 itu berfokus pada kesalahan berbahasa bidang sintaksis. Penelitian itu bertujuan untuk mendeskripsikan (1) kesalahan kekurangan unsur kalimat pada karangan argumentasi siswa, (2) kesalahan urutan unsur kalimat pada karangan argumentasi siswa, (3) kesalahan urutan kata dalam frasa pada karangan argumentasi siswa. Subjek dari penelitian itu adalah seluruh siswa kelas II Kejar Paket C setara SMU di Kecamatan Kotagede Yogyakarta tahun ajaran 2003 – 2004. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di dalam deskripsi data ditemukan jenis kesalahan berbahasa bidang sintaksis, khususnya pada tataran struktur kalimat. Kesalahan struktur kalimat yang ditemukan sebanyak 123, yang meliputi: (1) kesalahan kekurangan unsur kalimat ada 117,


(28)

(2) kesalahan urutan unsur kalimat ada 1, dan (3) kesalahan urutan kata dalam frasa ada 5.

Penelitian Maria Helena Dane Namang berjudul Analisis Kesalahan Sintaksis dalam Karangan Argumentasi Kelas II SMAK Frateran Podor Larantuka Tahun Ajaran 2003/2004. Penelitian itu bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) kesalahan frasa dalam karangan argumentasi siswa, (2) kesalahan klausa dalam karangan argumentasi siswa, (3) kesalahan kalimat dalam karangan argumentasi siswa, dan (4) penalaran dalam karangan argumentasi siswa. Subjek dari penelitian tersebut adalah siswa kelas II semester 3 SMAK Frateran Podor Larantuka. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kesalahan yang paling banyak dilakukan oleh siswa adalah kesalahan pada klausa, khususnya yang berkaitan dengan unsur subjek dan predikat. Data yang diperoleh menunjukkan ada 137 kalimat tidak bersubjek dan 47 kalimat tidak berpredikat.

Penelitian Milka Esteryati Simanjuntak berjudul Kesalahan Berbahasa dalam Karangan yang Ditulis oleh Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 2009/2010. Penelitian itu bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) kesalahan ejaan, (2) kesalahan pilihan kata, dan (3) kesalahan bentuk kalimat. Subjek penelitian adalah karangan siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Yogyakarta yang berjumlah 25 orang. Hasil penelitian menunjukkan adanya kesalahan pada ejaan, pilihan kata, dan bentuk kalimat.


(29)

Penelitian keempat berjudul Analisis Kesalahan Berbahasa dalam Buku Pelajaran Bahasa Indonesia Untuk Sekolah Dasar Kelas VI oleh Binedigta Yuni Puji Lestari. Penelitian itu bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) kesalahan ejaan yang terdapat dalam buku pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Kelas VI, dan (2) kesalahan kalimat yang terdapat dalam buku pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Kelas VI. Sumber data penelitian yaitu buku pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Kelas VI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesalahan berbahasa yang ada dalam buku pelajaran Bahasa Indonesia masih cukup banyak. Dari hasil analisis data ditemukan kesalahan ejaan sebanyak 63 kesalahan, dan 31 kesalahan pemakaian tanda baca.

Penelitian ini dapat dikatakan relevan dengan keempat penelitian di atas karena secara umum sama-sama meneliti tentang kesalahan berbahasa. Penelitian ini juga dapat dikatakan sebagai pengembangan dari penelitian-penelitian yang sudah dilakukan karena keempat penelitian di atas belum ada yang mengkaji kesalahan berbahasa dalam karangan siswa SMP. Kelebihan dari penelitian ini yaitu penelitian ini mengkaji kesalahan berbahasa dalam teks cerita pendek karangan siswa SMP Kanisius Kalasan Sleman, di mana penelitian itu belum pernah dilakukan pada keempat penelitian di atas. Dengan adanya penelitian ini diharapkan peneliti dapat memperkaya penelitian mengenai kesalahan berbahasa.


(30)

2.2Kajian Teori

Pada bagian ini akan diuraikan kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini. Kajian teori meliputi kesalahan berbahasa, ejaan, kalimat, dan teks cerita pendek.

2.2.1 Kesalahan Berbahasa

Beberapa ahli berpendapat mengenai kesalahan berbahasa, salah satunya adalah Tarigan. Menurut Tarigan (1988: 41), kesalahan berbahasa merupakan bagian konversasi atau komposisi yang menyimpang dari norma baku atau norma terpilih dari performansi bahasa orang dewasa. Nanik Setyawati (2013:13) menjelaskan bahwa kesalahan berbahasa adalah penggunaan bahasa baik secara lisan maupun tertulis yang menyimpang dari faktor-faktor penentu berkomunikasi atau menyimpang dari norma kemasyarakatan dan meyimpang dari kaidah tata bahasa Indonesia.

Berdasarkan kedua pengertian di atas, peneliti lebih mengacu pada pengertian kesalahan berbahasa yang dikemukakan oleh Setyawati. Menurut penulis, pendapat Setyawati lebih lengkap karena telah mencakup kesalahan pengunaan bahasa lisan dan tulisan.

Taksonomi Kesalahan Berbahasa menurut Tarigan (1988: 145 – 164) adalah sebagai berikut.


(31)

Taksonomi yang mengklasifikasikan kesalahan-kesalahan berbahasa berdasarkan komponen linguistik atau unsur linguistik tertentu yang dipengaruhi oleh kesalahan. Komponen-komponen linguistik mencakup fonologi (ucapan), sintaksis dan morfologi (tata bahasa, gramatikal), semantik dan leksikon (makna dan kosakata), dan wacana (gaya).

b. Taksonomi siasat permukaan

Taksonomi siasat permukaan disebut juga (surface strategy taxonomy). Taksonomi ini menyoroti cara struktur permukaan berubah. Secara garis besar kesalahan yang terkandung dalam siasat permukaan ini adalah penghilangan (omission), penambahan (addition), salah informasi, dan salah susun.

c. Taksonomi komparatif

Klasifikasi kesalahan-kesalahan dalam taksonomi komparatif (atau comparative taxonomy) didasarkan pada perbandingan-perbandingan antara struktur kesalahan-kesalahan B2 dan tipe-tipe konstruksi tertentu lainnya. d. Taksonomi efek komunikatif

Taksonomi yang memandang serta menghadapi kesalahan-kesalahan dari perspektif efeknya terhadap penyimak atau pembaca.

Penelitian ini termasuk dalam taksonomi penelitian kategori linguistik karena penelitian ini berfokus pada kesalahan ejaan dan kesalahan kalimat yang menjadi kajian bidang fonologi, morfologi, dan sintaksis.


(32)

2.2.2 Analisis Kesalahan Berbahasa

Henry Guntur Tarigan (1988: 68) menyatakan bahwa analisis kesalahan berbahasa adalah suatu prosedur kerja yang biasa digunakan oleh para peneliti dan guru bahasa, yang meliputi pengumpulan sampel, pengidentifikasian kesalahan yang terdapat dalam sampel, penjelasan kesalahan tersebut, pengklasifikasian kesalahan itu berdasarkan penyebabnya, serta pengevaluasian atau penilaian taraf keseriusan kesalahan itu.

Pengertian analisis kesalahan berbahasa selanjutnya dikemukakan oleh Pateda (1989: 32) yang menyatakan bahwa analisis kesalahan berbahasa merupakan suatu teknik untuk mengidentifikasi, mengklasifikasi, dan menginterpretasi kesalahan yang dilakukan oleh pembelajar yang sedang belajar bahasa kedua secara sistematis dan sesuai dengan teori serta prosedur linguistik.

Ellis (dalam Setyawati 2013: 15), menyatakan bahwa terdapat lima langkah kerja analisis bahasa, yaitu:

a. mengumpulkan sampel kesalahan, b. mengidentifikasi kesalahan, c. menjelaskan kesalahan,

d. mengklasifikasikan kesalahan, dan e. mengevaluasi kesalahan.

Dari dua pengertian di atas, peneliti lebih mengacu pada pengertian analisis kesalahan berbahasa yang dikemukakan oleh Tarigan. Menurut peneliti,


(33)

pendapat Tarigan lebih lengkap dibanding pendapat yang lain karena telah meliputi proses pengumpulan sampel, pengidentifikasian kesalahan, penjelasan kesalahan, pengklasifikasian kesalahan, serta pengevaluasian atau penilaian taraf keseriusan kesalahan itu.

2.2.3 Ejaan

Pengertian ejaan mencakup kaidah cara menggambarkan/melambangkan bunyi-bunyi tuturan (kata, kalimat, dan sebagainya) dan bagaimana hubungan di antara lambang-lambang itu (pemisahan dan penggabungannya dalam suatu bahasa). Secara teknis, ejaan berkaitan dengan penulisan huruf (huruf besar/kapital dan huruf miring), penulisan kata, penulisan unsur serapan, penulisan angka/bilangan, dan penulisan tanda baca (Wijayanti, 2015: 1). Dalam Ensiklopedi Indonesia (jilid 2), ejaan diartikan sebagai cara menulis kata-kata menurut disiplin ilmu bahasa.

Dari kedua pernyataan di atas, peneliti lebih mengacu pada pendapat Wijayanti karena telah mencakup kaidah cara menggambarkan bunyi tuturan dan hubungan di antara lambang bunyi. Wijayanti juga menambahkan bahwa secara teknis ejaan berkaitan dengan penulisan huruf, kata, unsur serapan, angka/bilangan, dan tanda baca.

2.2.4 Kesalahan Ejaan

Untuk menentukan kesalahan ejaan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang


(34)

Disempurnakan yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional pada tahun 2015 Berdasarkan pedoman di atas, jenis kesalahan ejaan yang akan diteliti yaitu pemakaian huruf, penulisan huruf kapital dan huruf miring, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca.

2.2.4.1Pemakaian Huruf

Pemakaian huruf dalam pedoman ejaan meliputi huruf abjad, huruf vokal, huruf konsonan, huruf diftong, gabungan huruf konsonan, dan pemenggalan kata. Pemenggalan kata memiliki tiga ketentuan yang masing-masing sudah dipaparkan dengan jelas dan disertai contoh.

Di antara beberapa hal yang dibicarakan dalam pemakaian huruf, pemenggalan kata merupakan hal yang masih sering menggalami kesalahan. Kesalahan pemenggalan kata sering terjadi terutama pada (1) kata yang mengandung huruf diftong, dan (2) kata berimbuhan.

Contoh :

1. Kesalahan pemenggalan kata yang mengandung huruf diftong. Aula = au-la bukan a-u-la

saudagar = sau-da-gar bukan sa-u-da-gar 2. Kesalahan pemenggalan kata berimbuhan.

Minuman = minum-an bukan mi-num-an Meragukan = me-ragu-kan bukan me-ra-gu-kan


(35)

2.2.4.2Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring

Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan telah diatur ketentuan penggunaan huruf kapital dan huruf miring. Pemakaian huruf kapital terbagi dalam lima belas ketentuan sedangkan pemakaian huruf miring hanya terbagi dalam tiga ketentuan.

Pemaparan pedoman pemakaian huruf kapital dan huruf miring sudah disertai contoh serta catatan-catatan khusus pada tiap-tiap ketentuan. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ketentuan pemakaian huruf kapital dan huruf miring yang sering menjadi kesalahan dalam penulisan karena cukup sukar untuk dipahami dan diterapkan.

Pemakaian huruf kapital yang masih sering mengalami kesalahan yaitu, (1) huruf pertama petikan langsung, (2) huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan, (3) huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat, (4) huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah, dan (5) huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan.

Pemakaian huruf miring memiliki tiga kegunaan yaitu untuk (1) menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan,


(36)

(2) menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata, dan (3) menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejannya. Ketiganya masih sering mengalami kesalahan disebabkan kurangnya pemahaman tentang kaidah pemakaian huruf miring atau dapat juga disebabkan kurangnya ketelitian penulis. Perlu diingat juga bahwa dalam tulisan tangan, huruf atau kata yang akan dicetak miring diberi sat ugaris di bawahnya.

2.2.4.3Penulisan Kata

Ketentuan penulisan kata yang diatur dalam pedoman ejaan ada sepuluh hal. Sama halnya dengan pedoman penulisan huruf kapital dan huruf miring, pada penulisan kata masih sering terjadi beberapa kesalahan. Kesalahan penulisan kata sering terjadi pada: (1) bentuk ulang, (2) kata ganti ku, kau, mu, dan nya, (3) kata depan di, ke, dan dari, (4) partikel, dan (5) angka dan lambang bilangan.

Pada umunya kesalahan terjadi karena penulis kurang memahami kaidah penulisan kata. Sebagai contoh penulisan kata depan di, sebagai kata depan, penulisan di harus dipisah dengan kata yang mengikutinya, misalhnya di rumah, di belakang, di sana, dan sebagainya. Untuk mempermudah pemahaman mengenai kaidah penulisan kata depan di, setiap kata yang menunjukkan tempat, penulisan di harus dipisah dengan kata yang mengikutinya. Lain halnya dengan di yang berlaku sebagai awalan, penulisan di sebagai awalan digabung dengan kata yang mengikutinya, misalnya dimakan, dikerjakan, dan sebagainya.


(37)

2.2.4.4Penulisan Unsur Serapan

Perkembangan zaman membuat bahasa Indonesia menjadi semakin kaya akan kosa kata. Kini bahasa Indonesia memiliki banyak unsur serapan dari bahasa lain. Berdasarkan taraf integrasinya, unsur peminjaman dalam bahasa Indonesia dapat dibagi atas dua golongan besar. Pertama, unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia. Kedua, unsur pinjaman yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia.

Pemaparan mengenai penulisan unsur serapan sudah jelas karena disertai kata-kata asal yang diserap ke dalam bahasa Indonesia sehingga memudahkan pembelajar bahasa untuk memahaminya.

Contoh kesalahan penulisan unsur serapan

Kata Asing Penyerapan Baku Penyerapan Tidak Baku activity aktivitas aktifitas

apotheek apotek apotik

complex kompleks komplek

frequency frekuensi frekwensi

practical praktik praktek

2.2.4.5Pemakaian Tanda Baca

Terdapat lima belas tanda baca yang diatur dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Lima belas tanda baca tersebut yaitu, tanda titik (.), koma (,), titik koma (;), titik dua (:), tanda hubung (-) tanda pisah


(38)

([…]), tanda petik (“…”), petik tunggal („…‟), garis miring (/), dan

penyingkat/apostrof („).

Meskipun tanda baca merupakan hal yang sederhana di dalam kalimat, akan tetapi justru masih banyak terdapat kesalahan dalam pemakaiannya. Hal ini dapat disebabkan kurangnya pemahaman terhadap kaidah pemakaian tanda baca dan juga karena kurangnya ketelitian penulis.

Sebagai contoh pemakaian tanda baca koma (,) yang dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan seperti berikut.

Saya membeli wortel, mentimun, dan bayam.

Kesalahan sering terjadi pada penambahan tanda koma di belakang kata mentimun. Jadi, sering hanya dituliskan Saya membeli wortel, mentimun dan bayam.

2.2.5 Kalimat

Kalimat menurut Widjono (2005: 154) adalah satuan bahasa terkecil yang merupakan kesatuan pikiran. Kridalaksana (2008: 103), kalimat adalah satuan bahasa yang berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual maupun potensial terdiri dari klausa.

Menurut Hasan Alwi, dkk. dalam Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan


(39)

suara naik turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan. Sedangkan dalam wujud tulisan, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!); sementara itu di dalamnya disertai dengan tanda koma (,), titik dua (:), tanda pisah (–), dan spasi.

Dari beberapa pengertian di atas, peneliti lebih mengacu pada pengertian kalimat yang dikemukakan oleh Alwi, dkk. karena telah dijelaskan bahwa kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang mencakup wujud lisan dan tulisan.

2.2.5.1Fungsi Unsur-unsur Kalimat

Kalimat minimal terdiri atas dua unsur wajib yaitu unsur subjek dan predikat. Di samping itu, kalimat dapat memiliki unsur objek, pelengkap, dan keterangan, yang bersifat tidak wajib (Wijayanti, 2015: 54). Berikut akan dijelaskan unsur-unsur di dalam kalimat.

a. Fungsi Subjek

Menurur Wijayanti (2015: 54), subjek (S) adalah bagian kalimat yang menandai apa yang dinyatakan oleh penulis. Subjek berkategori nomina (N), frasa nominal (FN), verba (V), atau frasa verba (FV).

Contohnya sebagai berikut.

1. Harimau adalah binatang liar. S-N

2. Adik saya belum makan. S-FN


(40)

3. Menyanyi hobi saya. S-V

4. Menyaksikan kisah sukses seseorang menginspirasi semua orang. S-FV

Ciri-ciri Subjek menurut Kuntarto (2007: 146) adalah sebagai berikut.

a. Dapat ditelusuri dengan mengajukan pertanyaan yang menggunakan kata tanya Apa/Siapa (yang)… dengan predikat sebagai tumpuan.

b. Disertai kata penunjuk itu. c. Didahului kata bahwa. d. Tidak didahului kata depan. e. Ditandai dengan keterangan yang.

b. Fungsi Predikat

Predikat (P) adalah bagian kalimat yang menjelaskan subjek. Predikat biasanya berkategori verba (V), frasa verbal (FV), adjektiva (Adj), frasa adjektival (FAdj), frasa numeral/ frasa bilangan, frasa preposisional/ frasa depan, dan frasa nominal (FN) (Alwi dkk., 2008: 326).

Contohnya sebagai berikut. 5. Kemal tidur.

P-V

6. Kemal sedang tidur. P-FV

7. Teman saya dua orang. P-FBilangan 8. Saya mahasiswa.

P-N

9. Saya mahasiswa Sanata Dharma. P-FN

10.Ibu ke pasar. P-FPrep


(41)

11.Suamiku ganteng. P-Adj 12.Adikku cantik sekali. P-FAdj

Ciri-ciri Predikat

a. Dapat diketahui dengan mengajukan pertanyaan apa dan bagaimana subjek.

b. Dapat diingkarkan dengan tidak atau bukan. Tidak diikuti bentuk verba atau adjektiva, sedangkan bukan diikuti nomina.

Jika subjek kalimat panjang sehingga batas antara subjek dan predikat tidak jelas, predikat dapat didahului adalah, ialah, atau merupakan, tetapi bukan yaitu.

c. Dapat didahului akan, sudah, sedang, selalu, atau hampir. d. Dapat didahului sebaiknya, seharusnya, atau seyogianya.

c. Fungsi Objek

Objek (O) adalah unsur kalimat yang wajib hadir setelah verba transitif pada kalimat aktif (ditandai dengan –kan, -i, meN-) (Wijayanti, 2015: 58).

Contohnya sebagai berikut.

12. Aji mencintai aku sepenuh hati. O

13. Agung sudah memasukkan sepatu barunya ke dalam kardus itu. O

14. Pasukan upacara mengibarkan Sang Saka. O


(42)

Ciri-ciri Objek:

a. Berkategori nomina (N) atau frasa nominal (FN). b. Dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif. c. Tidak didahului kata depan.

d. Fungsi Pelengkap

Pelengkap (Pel) atau komplemen, seperti objek, hadir setelah verba. Namun, pelengkap dan objek memiliki perbedaan yang jelas. Pelengkap dalam kalimat tidak dapat menjadi subjek jika kalimat tersebut dipasifkan. Predikat yang diikuti pelengkap adalah kata yang berimbuhan ber-, ter-, ber-an, ber-kan, dan kata-kata khusus, seperti merupakan, berdasarkan, dan menjadi (Alwi dkk., 2008: 326).

Contohnya sebagai berikut.

15. Indonesia berlandaskan hukum. Pel

16. Pancasila merupakan dasar negara Indonesia. Pel

17. Anak-anak bernyanyi “Selamat Ulang Tahun”. Pel

Ciri-ciri Pelengkap:

a. Berkategori nomina (N), frasa nominal (FN), adjektiva (Adj), frasa adjektival (FAdj), frasa verba (FV), dan frasa preposisional (FPrep). b. Terdapat tepat di belakang predikat jika tidak ada objek atau di belakang

objek jika objek hadir di dalam kalimat. c. Tidak dapat dijadikan bentuk pasif.


(43)

e. Fungsi Keterangan

Keterangan (K) adalah unsur kalimat yang menambahkan penjelasan mengenai waktu, cara, sebab, akibat, dan sebagainya. Kehadirannya bersifat manasuka karena bukan merupakan inti kalimat. Fungsinya meluaskan atau membatasi makna subjek atau predikat (Alwi dkk., 2008: 326).

Contohnya sebagai berikut. 18. Suciman tinggal di Jawa. K

19. Setiap hari Senin, kami mengadakan upacara bendera. K

Ciri-ciri Keterangan:

a. Bukan unsur utama kalimat, tetapi kalimat tanpa keterangan pesan menjadi tidak jelas dan tidak lengkap.

b. Tempat tidak terikat posisi, pada awal, tengah, atau akhir kalimat.

c. Dapat berupa: keterangan waktu, tujuan, tempat, sebab, akibat, syarat, cara, posesif (posesif ditandai kata meskipun, walaupun, atau biarpun), dan pengganti nominal (menggunakan kata bahwa).

2.2.5.2Jenis Kalimat

Hasan Alwi (2008:352 – 362) menyatakan bahwa jika dilihat dari bentuk

sintaksisnya, jenis kalimat terbagi menjadi empat yaitu: (a) kalimat deklaratif, (b) kalimat imperatif, (c) kalimat interogatif, dan (d) kalimat eksklamatif.


(44)

a. Kalimat deklaratif

Kalimat deklaratif juga dikenal dengan nama kalimat berita. Pada umumnya kalimat deklaratif digunakan oleh pembicara atau penulis untuk membuat pernyataan sehingga isinya merupakan berita bagi pendengar atau pembacanya.

b. Kalimat imperatif

Kalimat imperatif merupakan kalimat yang mengandung makna perintah atau larangan. Kalimat imperatif memiliki ciri formal sebagai berikut.

a. Intonasi yang ditandai dengan nada rendah di akhir tuturan.

b. Pemakaian partikel penegas, penghalus, dan kata tugas ajakan, harapan, permohonan, dan larangan.

c. Susunan inversi sehingga urutannya menjadi tidak selalu terungkap predikat-subjek jika diperlukan.

d. Pelaku tindakan tidak selalu terungkap.

c. Kalimat interogatif

Kalimat interogatif juga dikenal dengan kalimat tanya, secara formal ditandai dengan hadirnya kata tanya seperti apa, siapa, berapa, kapan, dan bagaimana dengan atau tanpa partikel –kah sebagai penegas. Kalimat interogatif diakhiri dengan tanda tanya (?) pada bahasa tulis dan pada bahasa lisan dengan suara naik.


(45)

d. Kalimat eksklamatif

Kalimat ini juga dikenal dengan nama kalimat seru, secara formal ditandai oleh kata alangkah, betapa, atau bukan main pada kalimat berpredikat adjektival.

Pembedaan jenis kalimat ini dapat juga ditinjau dengan cara lain, misalnya ditinjau dari bentuk aktif-pasif, nominal-verbal, langsung-tidak langsung, dan sebagainya.

2.2.5.3Kalimat Efektif

Banyak ahli mengemukakan pendapatnya mengenai kalimat efektif. Abdul Razak (1990: 2) menjelaskan bahwa kalimat dikatakan efektif apabila mampu membuat proses penyampaian dan penerimaan itu berlangsung dengan sempurna. Kalimat yang efektif mampu membuat isi atau maksud yang disampaikan itu tergambar lengkap dalam pikiran si penerima (pembaca), persis seperti apa yang disampaikan. Widjono (2005: 148) mengatakan bahwa kalimat efektif yaitu kalimat yang singkat, padat, jelas, lengkap, dan dapat menyampaikan informasi secara tepat. Singkat berarti penulis hanya menggunakan unsur-unsur yang penting. Padat berarti kalimatnya sarat informasi, tidak banyak pengulangan gagasan. Lengkap berarti mengandung makna kelengkapan struktur kalimat dan kelengkapan gagasan. Menurut Soedjito (2012: 149), kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakaian secara tepat dan dapat dipahami secara tepat pula.


(46)

Dari ketiga pendapat di atas, peneliti lebih mengacu pada pendapat Widjono karena penjabaran mengenai kalimat efektif lebih jelas dan lengkap.

Kalimat dapat dikatakan sebagai kalimat efektif jika memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

a. Kesatuan gagasan (hanya mengandung satu gagasan).

b. Kesepadanan (keseimbangan pikiran/gagasan dengan struktur kalimat). c. Keparalelan/kesejajaran (kesamaan bentuk atau makna yang digunakan di

dalam kalimat).

d. Kehematan (tidak mengulang subjek, tidak memakai bentuk subordinat, tidak menggunakan kata bersinonim).

e. Kelogisan (dapat diterima oleh akal sehat).

f. Kecermatan (cermat dalam memilih diksi sehingga tidak menimbulkan tafsir ganda).

g. Kebervariasian (penggunaan kalimat yang tidak monoton). h. Ketegasan (memberikan penekanan pada ide pokok kalimat). i. Ketapatan diksi.

j. Kebenaran struktur (mengandung struktur bahasa Indonesia yang benar). k. Keringkasan (menggunakan kata yang ringkas) (Wijayanti: 2015: 68 – 75).

2.2.5.4Kesalahan Kalimat

Penelitian ini juga mengkaji kesalahan kalimat. Kesalahan yang dimaksud dalam penelitian ini mencakup hal-hal berikut.


(47)

a. Kekurangan Unsur Kalimat

Sri Hapsari Wijayanti (2013: 54) mengatakan bahwa subjek dan predikat merupakan unsur wajib di dalam sebuah kalimat. Jadi, yang dimaksud dengan kesalahan unsur kalimat yaitu tidak adanya unsur wajib (subjek dan predikat) dalam kalimat tersebut. Ketidakhadiran unsur-unsur tersebut dalam kalimat akan membuat kalimat tersebut tidak dapat dipahami maksudnya.

1. Kalimat Tidak Bersubjek

Di dalam tas itu memuat beberapa buku. K P O

Kalimat tersebut merupakan kalimat yang tidak bersubjek. Kalimat tersebut akan lengkap unsurnya jika kata di dalam dihilangkan karena dengan menghilangkan kata tersebut, kata tas itu akan menempati unsur subjek. Perbaikan untuk kalimat di atas adalah sebagai berikut.

Tas itu memuat beberapa buku. S P O

2. Kalimat Tidak Berpredikat

Proyek raksasa yang menghabiskan dana yang besar serta tenaga kerja yang banyak dan pada saat ini sudah mulai beroperasi karena dikerjakan siang dan malam.

Kalimat di atas tidak memiliki unsur predikat. Kekurangan unsur predikat mengakibatkan kalimat tersebut menjadi tidak jelas. Pada contoh di atas,


(48)

penghilangan „dan‟ sudah cukup untuk membuat kalimat itu menjadi berpredikat.

Pembenaran untuk kelimat di atas adalah sebagai berikut.

Proyek raksasa yang menghabiskan dana yang besar serta tenaga kerja yang banyak itu pada saat ini sudah mulai beroperasi karena dikerjakan siang dan malam.

b. Kalimat Ambigu

Nanik Setyawati (2013: 85) berpendapat bahwa ambiguitas adalah kegandaan arti kalimat sehingga meragukan atau sama sekali tidak dapat dipahami orang lain. Beliau juga menambahkan bahwa penyebab ambiguitas ada beberapa hal, di antaranya intonasi yang tidak tepat, pemakaian kata yang bersifat polisemi, struktur kalimat yang tidak tepat.

Contoh:

(1) Pintu gerbang kerajaan yang indah terbuat dari emas. (2) Rumah guru yang baru itu mahal harganya.

Kita dapat mengartikan kalimat-kalimat di atas dengan dua penafsiran: pertama, keterangan yang indah dan yang baru dapat mengenai kerajaan dan guru: kedua, keterangan itu dapat mengenai pintu gerbang kerajaan dan rumah guru. Kalimat-kalimat di atas menjadi ambigu karena maknanya tidak jelas. Untuk memperjelas kalimat maka perlu diubah menjadi kalimat seperti berikut.

(1) a. Pintu gerbang yang indah di kerajaan itu terbuat dari emas.

b. Pintu gerbang yang ada di kerajaan yang indah itu terbuat dari emas.


(49)

(2) a. Rumah baru kepunyaan guru itu mahal harganya. b. Rumah kepunyaan guru yang baru itu mahal harganya.

2.2.6 Cerita Pendek

Menurut Edgar Allan Poe (melalui Nurgiyantoro, 2007: 10), cerpen adalah sebuah cerita yang selesai dibaca dalam sekali duduk, kira-kira berkisar antara setengah sampai dua jam, suatu hal yang kiranya tak mungkin dilakukan untuk sebuah novel. Cerpen mempunyai panjang yang bervariasi. Ada cerpen yang pendek (short short story) dan jumlah katanya bekisar 500 kata, ada cerpen yang panjangnya cukupan (midle short story), dan ada cerpen yang panjang (long short story) yang terdiri dari ribuan kata.

Jakob Sumardjo (2007: 202) mengatakan bahwa cerita pendek adalah

fiksi pendek yang selesai dibaca dalam “sekali duduk”, hanya memiliki satu arti,

satu krisis, dan satu efek untuk pembacanya. Sumardjo juga menambahkan bahwa pengarang cerpen hanya ingin mengemukakan suatu hal secara tajam. Inilah sebabnya dalam penulisan cerpen dituntut ekonomi bahasa.

Dalam penulisan teks cerita pandek, pengarang memiliki kebebasan penuh dalam hal mengkreasikan bahasa. Akan tetapi, pengarang tetap harus memperhatikan ejaan dan struktur kalimat karena jika ejaan dan struktur kalimat tidak tepat akan mengakibatkan cerita tidak dapat disampaikan pada pembaca dengan baik. Keefektifan kalimat juga harus diperhatikan karena cerita pendek menuntut penceritaan yang ringkas dan padat.


(50)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Arikunto (2013: 3), yang dimaksud dengan penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi, atau hal-hal lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Menurut Moleong (2012: 11), data dalam penelitian deskriptif, berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Dengan demikian, laporan penelitian deskriptif akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Tailor melalui Moleong, 2012: 4). Menurut Gunawan (2013: 85), penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang masalah-masalah manusia dan sosial, bukan mendeskripsikan bagian permukaan dari suatu realitas sebagaimana dilakukan dalam penelitian kuantitatif dengan positivismenya. Peneliti menginterpretasikan bagaimana subjek memperoleh makna dari lingkungan sekeliling, dan bagaimana makna tersebut mempengaruhi perilaku mereka. Penelitian dilakukan dalam latar (setting) yang alamiah (naturalistik) bukan hasil perlakuan (treatment) ataupun manipulasi variabel yang dilibatkan.


(51)

Penelitian kualitatif ini memiliki beberapa karakteristik.

a. Mengkaji makna kehidupan orang-orang dalam kondisi-kondisi dunia nyata.

b. Mempresentasikan pandangan-pandangan atau perspektif orang-orang (partisipan) dalam studi.

c. Mencakup kondisi kontekstual di mana partisipan berada.

Berdasarkan pendapat Arikunto serta pendapat Bogdan dan Tailor, maka penelitian ini dapat dikatakan sebagai penelitian deskriptif kualitatif. Hal itu dikarenakan penelitian ini dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan atau kondisi data berupa kata-kata, yaitu kata-kata yang ada dalam teks cerita pendek karya siswa SMP Kanisius Kalasan kelas IX secara apa adanya.

1.2Sumber Data

Menurut Arikunto (2013: 172), sumber data adalah subjek di mana data dapat diperoleh. Sumber data penelitian ini adalah teks cerita pendek karya siswa kelas IX SMP Kanisius Kalasan Sleman. Peneliti memilih teks cerita pendek sebagai sumber data karena sesuai dengan materi pembelajaran Bahasa Indonesia kelas IX. Data penelitian ini berbentuk tulisan yang berupa kalimat dalam teks cerita pendek yang mengandung kesalahan ejaan dan kesalahan kalimat.

1.3Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2013: 262), instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam mengumpulkan data. Dalam penelitian ini, yang menjadi instrumen penelitian adalah peneliti itu sendiri. Menurut Moleong (2007: 168),


(52)

yang dimaksud dengan peneliti sendiri atau manusia sebagai instrumen penelitian adalah peneliti sekaligus merupakan perencana, pelaksanaan, pengumpulan data, analisis, penafsiran data, dan pada akhirnya menjadi pelapor hasil penelitiannya.

1.4Teknik dan Langkah-langkah Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data adalah teknik simak bebas libat cakap yang merupakan teknik penelitian dari metode simak. Pada teknik ini, peneliti tidak bertindak sebagai pembicara yang berhadapan dengan mitra wicara atau sebagai pendengar yang memperhatikan apa yang dikatakan pembicara (Sudaryanto, 2015: 204). Maksudnya adalah peneliti tidak terlibat dalam peristiwa pertuturan yang bahasnya sedang diteliti, peneliti hanya mendengarkan apa yang dikatakan bukan apa yang dibicarakan. Selain teknik bebas libat cakap, peneliti juga menggunakan teknik catat. Menurut Mahsun (2012: 93), teknik catat merupakan teknik lanjutan dari teknik simak bebas libat cakap. Teknik catat dilakukan apabila data yang didapat merupakan data penggunaan bahasa secara tertulis.

Dalam penelitian ini, data yang akan dianalisis berupa kalimat yang mengandung kesalahan ejaan dan kalimat. Data diperoleh dari siswa kelas IX SMP Kanisius Kalasan. Langkah-langkah pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Peneliti meminta siswa untuk membuat teks cerita pendek dengan

tema “Persahabatan”.


(53)

c. Peneliti membaca dan menandai kalimat yang mengandung kesalahan dengan memberikan garis bawah.

1.5Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan yang penting dan dipelajari, serta memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (Bogdan dan Biklen, 1982 melalui Moleong, 2012: 248).

Metode yang digunakan peneliti dalam upaya menentukan kaidah tahap analisis data adalah metode padan ortografis. Metode padan adalah metode yang alat penentunya berada di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa (langue) yang bersangkutan. Sedangkan ortografis merupakan sub-jenis metode padan yang penentunya berupa tulisan (Sudaryanto, 2015: 15). Alat penentu dalam penelitian ini adalah Pedoman Umun Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, teori Hasan Alwi, dkk. (2008), dan teori Sri Hapsari Wijayanti (2013) mengenai kalimat.

Langkah analisis data yang dilakukan oleh peneliti didasarkan langkah analisis data menurut Miles dan Huberman (1984)

a. Reduksi Data

Pada tahapan reduksi data, peneliti mencatat dan mengklasifikasi data berdasarkan jenis kesalahannya. Selanjutnya, peneliti memberikan


(54)

kode pada setiap data. Setelah memberi kode, peneliti menganalisis kesalahan ejaan dengan menggunakan pedoman (EYD) dan kesalahan kalimat berdasarkan kelengkapan unsur, keefektifan kalimat, dan kalimat ambigu. Terakhir peneliti memberikan pembetulan.

b. Penyajian Data

Pada tahap penyajian data, peneliti menyajikan data dalam bentuk tabel.

c. Penarikan/Verifikasi Kesimpulan

Untuk menjamin tingkat kepercayaan dan keabsahan hasil penelilitan, peneliti melanjutkan proses analisis dengan triangulasi data. Triangulasi dilakukan oleh ahli analisis kesalahan berbahasa.


(55)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi uraian tentang deskripsi data, hasil analisis data, dan pembahasan. Pada bagian deskripsi data, peneliti akan menggambarkan bentuk data yang akan diteliti. Pada bagian analisis data, peneliti akan mengungkapkan data secara apa adanya dengan disertai contoh analisis data. Pada bagian pembahasan, peneliti akan menguraikan tentang pembahasan hasil analisis data yang diperoleh dan dihubungkan dengan kerangka teori penelitian untuk memperoleh pemahaman.

4.1 Deskripsi Data

Berdasarkan langkah-langkah penelitian pada Bab III, peneliti menyajikan data kesalahan ejaan dan kesalahan kalimat dalam teks cerita pendek karya siswa kelas IX SMP Kanisius Kalasan. Penentuan kesalahan ejaan didasarkan pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Penelitian kesalahan kalimat dibatasi pada tiga jenis, yaitu: (1) kekurangan unsur kalimat, dan (2) kalimat ambigu, dan (3) kalimat tidak efektif.

Data yang terkumpul berupa data kesalahan ejaan dan kesalahan kalimat yang terdapat dalam sembilan belas teks cerita pendek. Penulisan teks cerita

pendek didasarkan pada tema “Persahabatan”. Peneliti menemukan 392 kalimat

yang mengandung kesalahan. Sebagian besar kalimat mengandung kesalahan


(56)

ejaan dan kalimat tidak efektif. Hanya ada beberapa yang mengandung kesalahan kekurangan unsur kalimat dan kalimat ambigu.

Berikut adalah tabel jumlah kesalahan yang terdapat dalam masing-masing teks cerita pendek.

Tabel 1. Jumlah Kesalahan dalam Teks Cerita Pendek

Kode Cerpen

(C)

Kesalahan Ejaan

Kesalahan Bentuk Kalimat Kekurangan

Unsur Kalimat

Kalimat Ambigu

Kalimat Tidak Efektif

C1 13 2 1 10

C2 17 - 1 9

C3 54 - - 10

C4 20 - 1 6

C5 11 - - -

C6 21 2 - 3

C7 31 - - 11

C8 3 - - 4

C9 23 - 1 5

C10 9 3 - 3

C11 40 1 - 22

C12 89 1 - 8

C13 31 3 - 9

C14 37 1 1 7

C15 64 - - 7

C16 64 1 - 4

C17 37 - - 12

C18 14 - - 4

C19 19 - - 2


(57)

4.2 Analisis Data

Data dikelompokkan berdasarkan kategori kesalahannya. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, secara garis besar analisis dibatasi dalam kategori kesalahan ejaan, kekurangan unsur kalimat, kalimat ambigu, dan kalimat tidak efektif. Analisis kesalahan ejaan dilakukan pada keseluruhan data, akan tetapi analisis kesalahan susunan kalimat hanya dilakukan pada kalimat tidak langsung. Hal itu dikarenakan bentuk kalimat langsung merupakan bentuk tertulis dari percakapan jadi tidak terpaku pada kaidah penulisan kalimat yang baik.

a. Kesalahan Ejaan

Kesalahan ejaan yang ditemukan adalah pemakaian huruf vokal, pemakaian huruf konsonan, pemakaian huruf kapital, pemakaian huruf miring, penulisan kata turunan, penulisan kata ulang, penulisan gabungan kata, penulisan kata depan, penulisan kata ganti, penulisan partikel, penulisan singkatan, penulisan lambang bilangan, penulisan unsur serapan, pemakaian tanda titik, pemakaian tanda koma, pemakaian tanda pisah, dan pemakaian tanda petik.

1. Pemakaian Huruf a. Pemakaian Huruf Vokal

Contoh kalimat yang mengandung kesalahan pemakaian huruf vokal adalah sebagai berikut.

(1) Dia adalah teman, sahabat, bahakan kuanggap sebagai saudara,namanya Intan. (C7 (2))

(2) Kami sangatlah akrab,bahakan kami pun juga dijuluki oleh bapak


(58)

(3) Saat idul fitri tiba mereka berangkat untuk solat idul fitri bersama teman – teman yang lain dan takbir dengat penuh semangat. (C13 (21))

Kalimat di atas mengandung kesalahan pemakaian huruf vokal. Kalimat (1) dan kalimat (2) kelebihan huruf vokal a pada kata bahakan. Seharusnya vokal a yang digarisbawahi tersebut dihilangkan. Pada kalimat (3) huruf o pada kata solat seharusnya diganti dengan huruf a menjadi salat.

Pembetulan kalimat di atas adalah sebagai berikut.

(1a) Dia adalah teman, sahabat, bahkan kuanggap sebagai saudara,namanya Intan. (C7 (2))

(2a) Kami sangatlah akrab, bahkan kami pun juga dijuluki oleh bapak ibu

guru “kayak anak kembar “. (C7 (6))

(3a) Saat idul fitri tiba mereka berangkat untuk salat idul fitri bersama teman– teman yang lain dan takbir dengat penuh semangat. (C13 (21))

b. Pemakaian Huruf Konsonan

Contoh kalimat yang mengandung kesalahan pemakaian huruf konsonan adalah sebagai berikut.

(4) “Koq Tuti nggak pernah kelihatan? Kemana ya, biasanya dia selalu

masuk sekolah”. (C4 (4))

(5) Akan tetapi aku berusaha untuk terus berfikir positif dan terus berdoa agar operasi Henry dapat berjalan dengan lancer dan Henry dapat kembali normal, supaya bisa pergi jalan-jalan seperti waktu Henry sehat dulu. (C15 (45))

(6) Henry, sejak pertama kali bertemu dengannya, dia sudah baik terhadapku, Henry adalah sahabat terbaik yang pernah aku miliki, dulu aku sempat berfikir kalau Henry adalah sebuah takdir yang sudah Tuhan sediakan bagiku. (C15 (49))

Kalimat di atas mengandung kesalahan pemakaian huruf konsonan. Kesalahan kalimat (4) adalah penggunaan huruf q, seharusnya menggunakan


(59)

huruf k. Kalimat (5) dan (6) seharusnya menggunakan huruf p untuk kata berfikir sesuai dengan KBBI.

Pembetulan kalimat di atas adalah sebagai berikut.

(4a) “Kok Tuti nggak pernah kelihatan? Kemana ya, biasanya dia selalu

masuk sekolah”. (C4 (4))

(5a) Akan tetapi aku berusaha untuk terus berpikir positif dan terus berdoa agar operasi Henry dapat berjalan dengan lancer dan Henry dapat kembali normal, supaya bisa pergi jalan-jalan seperti waktu Henry sehat dulu. (C15 (45))

(6a) Henry, sejak pertama kali bertemu dengannya, dia sudah baik terhadapku, Henry adalah sahabat terbaik yang pernah aku miliki, dulu aku sempat berpikir kalau Henry adalah sebuah takdir yang sudah Tuhan sediakan bagiku. (C15 (49))

2. Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring a. Pemakaian Huruf Kapital.

Contoh kalimat yang mengandung kesalahan pemakaian huruf kapital adalah sebagai berikut.

(1) “Aku akan ikut orang tuaku pindah ke luar kota besok minggu‟‟,jawab Dian”. (C2 (7))

(2) Ozy memberi isyarat kepada ray, dan keke untuk segera pergi dari kamarku. (C16 (16))

(3) “ya begitulah…!” jawab Rani dengan ketus. (C18 (4))

Kalimat di atas mengandung kesalahan penggunaan huruf kapital. Kalimat (7) terdapat pada kata minggu karena nama hari harus diawali dengan huruf kapital. Kalimat (8) terdapat pada kata ray dan keke karena nama orang harus diawali dengan huruf kapital. Kalimat (9) terdapat pada kata ya karena huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama dalam petikan langsung.


(60)

Pembetulan kalimat di atas adalah sebagai berikut.

(7a) “Aku akan ikut orang tuaku pindah ke luar kota besok

Minggu‟‟,jawab Dian”. (C2 (7))

(8a) Ozy memberi isyarat kepada Ray, dan Keke untuk segera pergi dari kamarku. (C16 (16))

(9a) “Ya begitulah…!” jawab Rani dengan ketus. (C18 (4)) b. Pemakaian Huruf Miring

Contoh kalimat yang mengandung kesalahan dalam penulisan huruf miring adalah sebagai berikut.

(4) “Betul juga sih, katamu. Memang, belum tentu naskah pertamaku perfect. Makasih ya, Re!” (C5 (4))

(5) Tapi ternyata Dwi salah paham Agatha dekat dengan Ria hanya ingin berlatih dance untuk pementasan kelulusan kakak kelas. (C11 (13))

(6) Hari ini, aku membawa handycam.(C10 (3))

Kalimat di atas mengandung kesalahan penulisan huruf miring. Kata atau ungkapan asing yang belum disesuaikan ejaannya harus ditulis dengan huruf miring. Kalimat (10) terdapat kata perfect yang seharusnya ditulis perfect. Kalimat (11) terdapat kata dance yang seharusnya ditulis dance. Kalimat (12) terdapat kata handycam yang seharusnya ditulis handycam.

Pembetulan untuk kalimat di atas adalah sebagai berikut.

(10a) “Betul juga sih, katamu. Memang, belum tentu naskah pertamaku perfect. Makasih ya, Re!” (C5 (4))

(11a) Tapi ternyata Dwi salah paham Agatha dekat dengan Ria hanya ingin berlatih dance untuk pementasan kelulusan kakak kelas. (C11 (13))


(61)

3. Penulisan Kata

a. Penulisan Kata Turunan

Contoh kalimat yang mengandung kesalahan penulisan kata turunan adalah sebagai berikut.

(7) Dwi yang tidak tahu kenapa dirinya di jauhi oleh sahabatnya hanya bisa menangis dan bertanya tanya dalam hati. (C11 (8))

(8) Setiap Ria, Caroline, Briel berbicara dengan Dwi pasti Agatha marah ke mereka bertiga entah kenapa alasannya, mungkin Agatha takut Dwi berkata yang aneh aneh untuk merusak hubungan persahabtan mereka berempat atau Agatha sangat membenci Dwi dan takut kalau sahabatnya di ambil oleh Dwi. (C11 (21))

(9) Aku dan Ozy di bawa ke ruuang operasi, mama dan sahabat2 ku khawatir dengan keadaan kami. (C16 (22))

Ketiga kalimat di atas mengandung kesalahan penulisan kata turunan. Kalimat (10) kesalahan terletak pada kata di jauhi, kalimat (11) terletak pada kata di ambil, dan kalimat (12) terletak pada kata di bawa. Kata-kata tersebut seharusnya digabung karena di pada kata tersebut bukan sebagai kata depan melainkan sebagai awalan. Penulisan yang benar adalah dijauhi, diambil, dan dibawa.

Pembetulan kalimat di atas adalah sebagai berikut.

(13a) Dwi yang tidak tahu kenapa dirinya dijauhi oleh sahabatnya hanya bisa menangis dan bertanya tanya dalam hati. (C11 (8))

(14a) Setiap Ria, Caroline, Briel berbicara dengan Dwi pasti Agatha marah ke mereka bertiga entah kenapa alasannya, mungkin Agatha takut Dwi berkata yang aneh aneh untuk merusak hubungan persahabtan mereka berempat atau Agatha sangat membenci Dwi dan takut kalau sahabatnya diambil oleh Dwi. (C11 (21))

(15a) Aku dan Ozy dibawa ke ruang operasi, mama dan sahabat-sahabatku khawatir dengan keadaan kami. (C16 (22))


(62)

b. Penulisan Bentuk Ulang

Contoh kalimat yang mengandung kesalahan kata ulang adalah sebagai berikut.

(10) Ya sudah kalau kau baik baik saja,”ayo kita ke kelas”.ajakku.(C7 (12))

(11) suasana kelas pertama sangat rame penuh dengan cerita teman teman, waktu itu Ria, Caroline, dan Briel sedang membicarakan Agatha kalau Agatha pindah sekolah ke Surabaya. (C11 (24)) (12) Aku dan Ozy di bawa ke ruuang operasi, mama dan sahabat2 ku

khawatir dengan keadaan kami. (C16 (22))

Ketiga kalimat di atas mengandung kesalahan penulisan kata ulang. Kata ulang seharusnya ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung (-) tetapi dalam kalimat di atas tidak memakai tanda hubung (-) dan ada satu yang tidak ditulis secara lengkap.

Pembetulan kalimat di atas adalah sebagai berikut.

(16a) Ya sudah kalau kau baik-baik saja,”ayo kita ke kelas,” ajakku. (C7 (12))

(17a) suasana kelas pertama sangat rame penuh dengan cerita teman-teman, waktu itu Ria, Caroline, dan Briel sedang membicarakan Agatha kalau Agatha pindah sekolah ke Surabaya. (C11 (24)) (18a) Aku dan Ozy di bawa ke ruang operasi, mama dan sahabat-sahabat

ku khawatir dengan keadaan kami. (C16 (22))

c. Penulisan Gabungan Kata

(13) “Terima kasih banyak pak, bu, kami hanya bisa mengucapkan

banyak terimakasih, karena kami hanya petani biasa”, lanjut ibu dan bapak Tuti. (C4 (19))

Kalimat di atas mengandung kesalahan penulisan gabungan kata. Kata terimakasih seharusnya ditulis terima kasih.


(1)

dan aku pun di bawa oleh ibu guru ke kantor untuk menjelaskan semua ini, setiba di kantor saya menjelaskan semuannya tapi ibu guru tidak percaya pada semua penjelaskanku akhirnya aku pun dikeluarkan dari sekolahan itu (C17 (10))

di bawa seharusnya ditulis dibawa.

Setelah kata ini sebaiknya digunakan tanda titik dan dilanjutkan dengan kalimat baru. Setelah kata penjelasanku sebaiknya

digunakan tanda titik dan dilanjutkan dengan kalimat baru.

Sekolahan sebaiknya ditulis sekolah. Akhir kalimat seharusnya diberi tanda titik. Pembetulan

Bel berbunyi. Semua siswa masuk ke kelas. Di kelas ada yang kehilangan handphone yaitu Sisil. Guru pun menggeledah satu per satu siswa-siswi, ternyata handphone Sisil ada di tasku. Entah siapa yang memasukkan atau ada yang sengaja, akhirnya aku pun menjadi tersangka dan dibawa ke kantor untuk menjelaskan semua ini. Setiba di kantor, aku menjelaskan semuannya tapi ibu guru tidak percaya pada semua

penjelaskanku. Akhirnya, aku pun dikeluarkan dari sekolah itu. 211. Singkat cerita aku

pun sudah di sekolah dan berkumpul dengan teman di sekolah dan aku pun menjelaskan kejadian ini kepada sisil yang

kehilangan handphonenya. (C17 (11))

-PHK -PHM -PTB Kalimat tidak efektif

sisil seharusnya ditulis Sisil.

Kata „handphone‟ seharusnya ditulis handphone.

Setelah kata sekolah sebaiknya digunakan tanda titik dan dilanjutkan kalimat baru dengan menghilangkan kata hubung dan. Pembetulan

Singkat cerita, aku sudah di sekolah dan berkumpul dengan teman di sekolah. Aku pun menjelaskan kejadian ini kepada Sisil yang kehilangan handphonenya.

212. Di kejauhan ada desi dan teman-temannya

sepertinya dia tidak suka dengan

kembalinya aku di sekolahan. (C17 (13))

-PHK -PTB

desi seharusnya ditulis Desi.

Setelah kata teman-temannya diberi tanda koma.

Sekolahan sebaiknya ditulis sekolah. Pembetulan

Di kejauhan ada Desi dan teman-temannya, sepertinya dia tidak suka dengan kembalinya aku di sekolah.

213. Dengan tidak disangka ibu guru dan lainnya menyelidiki siapa

-PHM -PHK -PTB

Kata „handphone‟ seharusnya ditulis handphone.

desi seharusnya ditulis Desi.


(2)

yang memasukkan handphone ke dalam tasku, ternyata pelakunya ketemu yaitu desi dan

teman-temannya karena mereka tidak suka denganku. (C17 (14))

Kalimat tidake efektif

tanda titik dan dilanjutkan dengan kalimat baru.

Pembetulan

Dengan tidak disangka, ibu guru dan lainnya menyelidiki siapa yang memasukkan

handphone ke dalam tasku. Ternyata pelakunya yaitu Desi dan teman-temannya karena mereka tidak suka denganku. 214. Waktupun tiba

kami semua mengerjakan UN dengan sangat hati-hati dan sungguh-sungguh karena kami ingin nilai yang bagus dan memuaskan. (C17 (17))

-PK -PTB

Waktupun seharusnya ditulis waktu pun. Setelah kata waktu pun sebaiknya diambah kata UN.

Setelah kata tiba seharusnya diberi tanda titik dan dilanjutkan dengan kalimat baru. Alternatif pembetulan.

Waktu UN pun tiba, kami semua

mengerjakan UN dengan sangat hati-hati dan sungguh-sungguh karena kami ingin nilai yang bagus dan memuaskan.

215. Tidak terasa UN sudah berakhir dan tinggal menunggu hasilnya ternyata kami pun mendapat nilai yang bagus dan kami

dinyatakan LULUS dari sekolahan. (C17 (18))

-PTB -PHK Kalimat tidak efektif

Setelah kata tasku sebaiknya digunakan tanda titik dan dilanjutkan dengan kalimat baru.

Kata LULUS sebaiknya ditulis lulus. Sekolahan sebaiknya ditulis sekolah. Pembetulan

Tidak terasa UN sudah berakhir dan tinggal menunggu hasilnya. Ternyata kami pun mendapat nilai yang bagus dan kami dinyatakan lulus dari sekolah. 216. Pada saat pelajaran

matematika, guru matematika mengadakan ulangan harian (C18 (1))

PTB Kalimat tidak efektif

Kalimat tidak efektif karena mengulang kata matematika.

Akhir kalimat seharusnya diberi tanda titik. Pembetulan

Pada saat pelajaran matematika, guru mengadakan ulangan harian.

217. Rani merasa malu kepada teman teman sekelasnya dan iri kepada Mutia yang mendapatkan nilai tertinggi (C18 (2))

PTB teman teman seharusnya ditulis teman-teman.

Akhir kalimat seharusnya diberi tanda titik. Pembetulan

Rani merasa malu kepada teman-teman sekelasnya dan iri kepada Mutia yang mendapatkan nilai tertinggi.


(3)

218. Saat tiba didepan gerbang rumah Rani, Mutia pun memanggil nama Rani. (C18 (3))

PK Kalimat tidak eefektif

Saat tiba lebih tepat jika diganti dengan setiba.

didepan seharusnya ditulis di depan. Kata nama sebaiknya dihilangkan supaya lebih efektif.

Pembetulan

Setiba di depan gerbang rumah Rani, Mutia pun memanggil Rani.

219. Semua teman teman yang ada di kelas Rani dan Mutia pun sudah siap untuk ulangan matematika. (C18 (9))

PTB Kalimat tidak efektif

teman teman seharusnya ditulis teman-teman.

Kata teman-teman sudah menunjukkan bentuk jamak, jika menggunakan kata semua sebaiknya dipilih kata teman saja. Akan tetapi, jika memilih kata teman-teman sebaiknya kata semua dihilangkan. Partikel pun sebaiknya dihilangkan. Pembetulan

Teman-teman yang ada di kelas Rani dan Mutia sudah siap untuk ulangan matematika. 220. Kemudian soal

ulangan tersebut dikoreksi dan. Setelah selesai dikoreksi, kemudian hasil ulangan matematika tersebut dibagikan kepada siswa satu persatu. (C18 (10))

PK Kalimat tidak efektif

Kata kemudian di bagian awal sebaiknya dihilangkan supaya lebih efektif.

Bagian dan setelah selesai dikoreksi

sebaiknya dihilangkan supaya lebih efektif. satu persatu seharusnya ditulis sat per satu. Pembetulan

Soal ulangan tersebut dikoreksi, kemudian hasilnya dibagikan kepada siswa satu per satu.

221. Aku adalah siswa disebuah sekolah di daerah Kalasan. (C19 (1))

PK Kata disebuah seharusnya ditulis di sebuah. Pembetulan

Aku adalah siswa di sebuah sekolah di daerah Kalasan.

222. Ketika aku beranjak dari bangku sekolah dasar, orang tua ku memutuskan untuk pindah ke Prambanan. (C19 (2))

PK Kata orang tua ku seharusnya ditulis orang tuaku.

Pembetulan

Ketika aku beranjak dari bangku sekolah dasar, orang tuaku memutuskan untuk pindah ke Prambanan.

223. Banyak hal baru yang kudapatkan di

PK Kata ditempat seharusnya ditulis di tempat. Pembetulan


(4)

Prambanan, ketimbang

ditempat tinggalku sebelumnya, di Magelang. (C19 (3))

Banyak hal baru yang kudapatkan di Prambanan ketimbang di tempat tinggalku sebelumnya di Magelang.

224. Dan sekarang dia telah menjadi seorang siswa SMP kelas VII di sebuah sekolah di Klaten. (C19 (4))

Kalimat tidak efektif

Kata hubung dan tidak dapat mengawali sebuah kalimat.

Pembetulan

Sekarang dia telah menjadi seorang siswa SMP kelas VII di sebuah sekolah di Klaten. 225. Disatu sisi, dia

adalah gamers yang mencari

permainannya lewat internet, dan aku adalah seorang yang menyukai desain. (C19 (5))

-PK -PTB

Kata Disatu seharusnya ditulis Di satu. Sebelum kata hubung dan tidak perlu ditambahkan tanda koma.

Pembetulan

Di satu sisi, dia adalah gamers yang mencari permainannya lewat internet, dan aku adalah seorang yang menyukai desain.

226. Kami biasa menghabiskan waktu luang disore hari dengan

bersepeda berkeliling Prambanan dan mampir ke sebuah warung kecil untuk sekedar membeli jajanan ringan. (C19 (6))

PK Kata disore seharusnya ditulis di sore. Pembetulan

Kami biasa menghabiskan waktu luang di sore hari dengan bersepeda berkeliling Prambanan dan mampir ke sebuah warung kecil untuk sekedar membeli jajanan ringan.

227. Disuatu siang, aku sekedar mampir kerumah Rama untuk “bermain” internet. (C19 (7))

PK Kata Disuatu seharusnya ditulis Di suatu. Pembetulan

Di suatu siang, aku sekedar mampir ke rumah Rama untuk “bermain” internet.

228. Membuka account facebook,

menonton video di Youtube,

mengunduh lagu via online, dan bermain game online gratis adalah “aktifitas” yang dilakukan kami di

PUS Penulisan “aktifitas” seharusnya aktivitas (tanpa menggunakan tanda petik) karena berasal dari kata asing „activity‟.

dilakukan kami lebih tepat jika diganti dengan kami lakukan.

Pembetulan

Membuka account facebook, menonton video di Youtube, mengunduh lagu via online, dan bermain game online gratis


(5)

siang hari yang panas waktu itu. (C19 (8))

adalah aktivitas yang kami lakukan di siang hari yang panas waktu itu.

229. Ku-klik salah satu video tersebut yang berjudul

“Evolution Of Music”. (C19 (11))

PHM Evolution Of Musicseharusnya ditulis dengan huruf miring.

Pembetulan

Ku-klik salah satu video tersebut yang berjudul “Evolution Of Music”.

230. Pengalaman yang tidak kami lupakan adalah saat kami berdua duduk disebuah gubuk kecil sambil mencemili

makanan yang telah kami persiapkan sebelumnya. (C19 (14))

PK Kata disebuah seharusnya ditulis di sebuah. Kata mencemili merupakan kata tidak baku. Pembetulan

Pengalaman yang tidak kami lupakan adalah saat kami berdua duduk di sebuah gubuk kecil sambil memakan camilan yang telah kami persiapkan sebelumnya.

231. Ditengah sawah, angin sepoi-sepoi menemani kami sambil menikmati camilan kami. (C19 (15))

PK Kalimat tidak efektif

Kata Ditengah seharusnya ditulis Di tengah. Bagian angin sepoi-sepoi menemani kami sambil menikmati camilan kami dapat diartikan bahwa angin sepoi-sepoi

menikmati camilan kami. Sebaiknya susunan kalimatnya diubah supaya kalimat menjadi lebih efektif.

Pembetulan

Di tengah sawah, kami menikmati camilan ditemani angina sepoi-sepoi.


(6)

BIOGRAFI PENULIS

Ira Wibowo dilahirkan di Bantul pada tanggal 6 Januari 1992. Pendidikan dasar ditempuh di SD Kanisius Kanutan tahun 1998 – 2004. Pada tahun 2004 – 2007, melanjutkan sekolah di SMP Negeri 1 Pandak. Sekolah Menengah Atas ditempuh di SMA Negeri 2 Bantul tahun 2007 – 2010.

Seusai menempuh jenjang pendidikan menengah atas, tercatat sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, angkatan 2012. Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis skripsi sebagai tugas akhir dengan judul Analisis Kesalahan berbahasa dalam Teks Cerita Pendek Karya Siswa Kelas IX SMP Kanisisus Kalasan Tahun Ajaran 2015/2016.


Dokumen yang terkait

Identifikasi kesalahan konsep fisika tentang suhu dan kalor (Studi deskriptif pada siswa kelas I5 cawu III SMU Negeri Rambipuji Jember tahun ajaran 2000/2001

0 6 55

Analisis wacana pesan cinta dalam kumpulan cerita pendek emak ingin naik Haji karya Asma Nadia

1 46 73

Efektivitas penggunaan tape recorder dalam pembelajaran menyimak cerita pendek siswa kelas X SMA Negeri I PakuHaji Tahun pelajaran 2010/2011

0 6 15

Analisis kesalahan kata penghubung dalam karangan narasi siswa kelas IX semester I MTs Darussalam Ciampea Tahun Pelajaran 2013/2014

0 4 102

Analisis kesalahan penggunaan kata baku dalam pembelajaran menulis laporan perjalanan siswa kelas VIII di SMP Al-Hidayah Lebak Bulus Jakarta

0 3 117

Afiksasi pembentuk verba dalam teks berita siswa kelas VIII di SMP Darul Muttaqien Jakarta tahun pelajaran 2013/2014

3 16 92

Analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita materi himpunan pada siswa kelas vii smp swasta Al-Washliyah 8 Medan tahun ajaran 2017/2018 - Repository UIN Sumatera Utara

1 4 153

Analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika kelas vii mts laboratorium UIN-SU t.p 2017/2018 - Repository UIN Sumatera Utara

1 2 147

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Tema Umum - Analisis kesulitan belajar siswa dalam menyelesaikan soal cerita di kelas xi man 1 Stabat tahun ajaran 2017/2018 - Repository UIN Sumatera Utara

2 8 43

3.1 Memahami teks cerita moral/fabel, ulasan, diskusi, cerita prosedur, dan cerita biografi baik melalui lisan maupun tulisan Pengenalan struktur teks cerita moral/fabel Pemahaman Isi Teks cerita moral/fabel 1x6jp - Bahasa Indonesia kelas 8

1 15 7