Karakteristik Pendukung Enabling Characteristic Karakteristik Kebutuhan Need Characteristic

2 Persepsi terhadap Penyakit Persepsi merupakan suatu proses yang timbul akibat adanya sensasi, dimana pengertian sensasi adalah aktivitas merasakan atau penyebab keadaan emosi yang menggembirakan. Sensasi juga dapat didefinisikan sebagai tanggapan yang cepat dari indera penerima terhadap stimuli dasar. Dengan kata lain, persepsi merupakan proses bagaimana stimuli diseleksi, diorganisasikan, dan diinterpretasikan. Lebih lanjut, persepsi merupakan pengalaman yang dihasilkan melalui panca indera. Setiap individu mempunyai persepsi yang berbeda meskipun mengamati objek yang sama. Faktor persepsi yang memengaruhi seseorang dalam melakukan tindakan kesehatan termasuk memutuskan merujuk dipengaruhi oleh pengalaman sebelumnya, pengharapan, dan keseriusan gejala Notoatmodjo, 2003.

b. Karakteristik Pendukung Enabling Characteristic

a Sumber daya keluarga family resources meliputi penghasilan keluarga, kemampuan membeli jasa pelayanan dan keikutsertaan dalam asuransi kesehatan. b Sumber daya masyarakat community resources meliputi jumlah sarana pelayanan kesehatan, jumlah tenaga kesehatan, rasio penduduk dengan tenaga kesehatan dan lokasi sarana., ketercapaian pelayanan dan sumber-sumber yang ada didalam masyarakat. Universitas Sumatera Utara

c. Karakteristik Kebutuhan Need Characteristic

Kebutuhan merupakan dasar dan stimulus langsung untuk menggunakan pelayanan kesehatan, bilamana tingkat predisposisi dan pendukung itu ada. Karakteristik kebutuhan itu sendiri dapat dibagi menjadi 2 dua kategori yakni : a Kebutuhan yang dirasakan perceived need, yaitu keadaan kesehatan yang dirasakan. b Evaluate clinical diagnosis yang merupakan penilaian keadaan sakit didasarkan oleh penilaian petugas. Pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan yang diajukan oleh Andersen 1974 dalam Notoatmodjo 2005, sering disebut sebagai model penentu siklus kehidupan life cycle determinants model atau model perilaku pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan behaviour model of health services utilization. Gambar 2.2 Model Perilaku Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Cumming dkk 1980 dalam Notoatmodjo 2005, mengungkapkan suatu set kategori variabel utama yang muncul dari analisa terhadap model-model yang terdahulu bahwa pemanfaatan pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh : 1. Hal-hal yang menyangkut kemudahan memperoleh pelayanan kesehatan, seperti kemampuan Predisposing - Family Composition - Social Structure - Health Beliefs Enabling - Family Resources - Community Resources Need Illnes Response Use Universitas Sumatera Utara individu membayar biaya pelayanan dan pemeliharaan kesehatan, kesadaran mereka untuk menggunakan pelayanan kesehatan, dan tersedianya fasilitas pelayanan kesehatan; 2. Hal-hal yang menyangkut sikap individu terhadap pelayanan kesehatan, seperti kepercayaan terhadap manfaat pengobatan, dan kepercayaan terhadap kualitas pelayanan yang tersedia; 3. Hal-hal yang menyangkut ancaman penyakit seperti persepsi individu terhadap gejala-gejala penyakit dan kepercayaan terhadap gangguan serta akibat-akibat penyakit tersebut; 4. Hal-hal yang berkaitan dengan pengetahuan tentang penyakit; 5. Hal-hal yang berkaitan dengan interaksi sosial individu, norma sosial dan struktur sosial, dan 6. Hal-hal yang berkaitan dengan karakteristik demografi status sosial, penghasilan dan pendidikan. Model penggunaan pelayanan kesehatan yang sering dipakai adalah Health Belief Model dicetuskan oleh Becker 1974, yaitu model kepercayaan kesehatan menjelaskan kesiapan individu dalam memahami perilaku pemanfaatan pelayanan kesehatan. Ada 4 empat variabel yang terlibat dalam tindakan tersebut yaitu : a. Perceived seriousness keseriusan yang dirasakan, yaitu persepsi seseorang terhadap keseriusan dari penyakit yang didasarkan pada penilaian terhadap kerusakan yang ditimbulkan penyakit tertentu. Sebagai contoh seseorang yang giginya berlubang namun tidak merasakan keluhan, maka dia tidak akan langsung mencari pengobatan. Tetapi apabila seseorang telah merasakan sakit gigi bahkan sampai bengkak, maka dia akan segera mencari pengobatan. b. Perceived susceptibility kerentanan yang dirasakan, yaitu kepekaan seseorang terhadap penyakit, agar seseorang bertindak untuk mengobati atau mencegah Universitas Sumatera Utara penyakitnya, maka dia harus merasakan bahwa dia rentan atau peka terhadap penyakit tersebut. Seorang pasien akan yakin terhadap pentingnya kesehatan gigi apabila dia sering merasakan sakit gigi, sehingga timbul kesadarannya agar penyakitnya tidak timbul lagi atau bagaimana untuk mengobati serta mencegah penyakit tersebut. c. Perceived benefits manfaat yang dirasakan, yaitu persepsi seseorang terhadap manfaat yang diperoleh apabila mengambil tindakan untuk mengobati atau mencegah penyakit. Sebagai contoh seorang pasien akan berperilaku memelihara kesehatan gigi dan mulutnya apabila dia merasakan manfaat dimana mencegah lebih murah daripada mengobati. d. Perceived barriers hambatan-hambatan yang dirasakan, yaitu persepsi seseorang terhadap hambatan-hambatan dalam bertindak untuk mengobati atau mencegah penyakit, dapat berupa keadaan yang tidak menyenangkan atau rasa sakit yang ditimbulkan pada perawatan. Disamping itu hambatan dapat berupa biaya baik bersifat monetary cost yaitu biaya pengobatan ataupun time cost waktu menunggu diruang tunggu, atau waktu yang digunakan selama perawatan, dan waktu yang digunakan ke tempat pelayanan kesehatan, serta kualitas pelayanan yang diberikan. Faktor-faktor yang menyangkut kemudahan memperoleh pelayanan kesehatan, seperti kemampuan individu membayar biaya pelayanan dan pemeliharaan kesehatan, kesadaran mereka untuk menggunakan pelayanan kesehatan, dan tersedianya fasilitas pelayanan kesehatan harus diperhatikan. Hal-hal yang Universitas Sumatera Utara menyangkut sikap individu terhadap pelayanan kesehatan, seperti kepercayaan terhadap manfaat pengobatan, dan kepercayaan terhadap kualitas pelayanan yang tersedia. Hal-hal yang menyangkut ancaman penyakit seperti persepsi individu terhadap gejala-gejala penyakit dan kepercayaan terhadap gangguan serta akibat- akibat penyakit tersebut. Hal-hal yang berkaitan dengan pengetahuan tentang penyakit. Hal-hal yang berkaitan dengan interaksi sosial individu, norma sosial dan struktur sosial, dan hal-hal yang berkaitan dengan karakteristik demografi status sosial, penghasilan dan pendidikan.

2.3 Perilaku