Dengan banyaknya pilihan rencana kesehatan dan penyedia layanan kesehatan, konsumen lebih berani mengekspresikan ketidakpuasan mereka terhadap
pelayanan konsumen, dibanding berpindah ke penyedia jasa atau rencana kesehatan yang lain Wolper, 2001. Pemberi layananpemasar menginginkan konsumen mereka
menyampaikan kepada teman dan lainnya tentang produk merk, tempat membeli, dan hal-hal lain tentang produk agar mendapat konsumen potensial yang dapat
berpengaruh oleh informasi tersebut Peter, 2000.
2.4 Pengetahuan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI 2008 kata “tahu” berarti mengerti sesudah melihat menyaksikan, mengalami atau diajar. Sedangkan arti dari
pemahaman adalah hal mengetahui sesuatu, segala apa yang diketahui serta kepandaian. Dalam hal ini, dapat dikatakan efektif bila penerima pesan dapat
memperoleh pengetahuan yang didapatnya dari pesan yang disampaikan oleh sumber pengetahuan dan berkenaan dengan sesuatu hal disiplin ilmu.
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk
tindakan seseorang Notoadmodjo, 2003. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada
perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Rogers 1974 dalam Notoatmodjo
Universitas Sumatera Utara
2003, dari hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru, dalam dirinya orang tersebut terjadi proses berurutan, yaitu:
a. Awareness kesadaran, dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus obyek.
b. Interest, dimana orang mulai tertarik kepada stimulus. c. Evaluation, orang sudah mulai menimbang-nimbang terhadap baik tidaknya
stimulus tersebut bagi dirinya. d. Trial, dimana orang telah mulai mencoba perilaku baru.
e. Adoption, dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.
2.5 Sikap
Thurstone dalam Azwar 2007, mendefinisikan sikap sebagai derajat afek positif atau afek negatif terhadap suatu objek psikologis. Sikap atau Attitude
senantiasa diarahkan pada suatu hal, suatu objek. LaPierre dalam Azwar 2007 mendefinisikan sikap sebagai suatu pola perilaku, tendensi, atau kesiapan antisipatif,
predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau secara sederhana, sikap adalah respon terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan. Definisi Petty
Cacioppo dalam Azwar 2007, menyatakan sikap adalah evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya sendiri, orang lain, objek atau isu-isu.
Menurut Fishbein Ajzen dalam Dayakisni Hudaniah 2003, sikap sebagai predisposisi yang dipelajari untuk merespon secara konsisten dalam cara
Universitas Sumatera Utara
tertentu berkenaan dengan objek tertentu. Sherif Sherif dalam Dayakisni Hudaniah 2003 menyatakan bahwa sikap menentukan keajegan dan kekhasan
perilaku seseorang dalam hubungannya dengan stimulus manusia atau kejadian- kejadian tertentu. Sikap merupakan suatu keadaan yang memungkinkan timbulnya
suatu perbuatan atau tingkah laku. Azwar 2007, menggolongkan definisi sikap dalam tiga kerangka pemikiran:
a. Kerangka pemikiran yang diwakili oleh para ahli psikologi seperti Louis Thurstone, Rensis Likert dan Charles Osgood dalam Azwar 2007. Menurut
mereka sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak
favorable maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak unfavorable pada objek tersebut.
b. Kerangka pemikiran ini diwakili oleh ahli seperti Chave, Bogardus, LaPierre, Mead dan Gordon Allport dalam Azwar 2007,. Menurut kelompok
pemikiran ini sikap merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu. Kesiapan yang dimaksud merupakan
kecenderungan yang potensial untuk bereaksi dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respon.
c. Kelompok pemikiran ini adalah kelompok yang berorientasi pada skema triadik triadic schema. Menurut pemikiran ini suatu sikap merupakan
konstelasi komponen kognitif, afektif dan konatif yang saling berinteraksi di dalam memahami, merasakan dan berperilaku terhadap suatu objek.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa sikap adalah kecenderungan individu untuk memahami, merasakan, bereaksi dan berperilaku
terhadap suatu objek yang merupakan hasil dari interaksi komponen kognitif, afektif dan konatif.
Definisi sikap adalah mekanisme mental yang mengevaluasi, membentuk pandangan, mewarnai perasaan dan akan ikut menentukan kecenderungan perilaku
individu terhadap manusia lainnya atau sesuatu yang sedang dihadapi oleh individu, bahkan terhadap diri individu itu sendiri disebut fenomena sikap. Fenomena sikap
yang timbul tidak saja ditentukan oleh keadaan objek yang sedang dihadapi tetapi juga dengan kaitannya dengan pengalaman-pengalaman masa lalu, oleh situasi di saat
sekarang, dan oleh harapan-harapan untuk masa yang akan datang Azwar, 2007. Sikap dapat bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif. 1 sikap positif
adalah apabila timbul persepsi yang positif terhadap stimulus yang diberikan dapat berkembang sebaik-baiknya karena orang tersebut memiliki pandangan yang positif
terhadap stimulus yang telah diberikan. 2 sikap negatif apabila terbentuk persepsi negatif terhadap stimulus yang telah diberikan.
Struktur sikap menurut Kothandapani dalam Azwar, 2007 dibagi menjadi 3 komponen yang saling menunjang. Ketiga komponen tersebut pembentukan sikap,
yaitu sebagai komponen kognitif kepercayaan, emosional perasaan dan komponen konatif tindakan. Sikap sosial terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami
oleh individu. Dalam berinteraksi sosial, individu beraksi membentuk pola sikap
Universitas Sumatera Utara
tertentu terhadap berbagai objek psikologis yang dihadapinya. Faktor-faktor yang memengaruhi sikap Azwar, 2007 terdiri dari:
a Pengalaman Pribadi Pengalaman yang terjadi secara tiba-tiba atau mengejutkan yang
meninggalkan kesan paling mendalam pada jiwa seseorang. Kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa yang terjadi berulang-ulang dan terus menerus, lama-kelamaan
secara bertahap diserap kedalam individu dan memengaruhi terbentuknya sikap. b Pengaruh Orang Lain
Dalam pembentukan sikap pengaruh orang lain sangat berperan. Misal dalam kehidupan masyarakat yang hidup di pedesaan, mereka akan mengikuti apa yang
diberikan oleh tokoh masyarakatnya. c Kebudayaan
Kebudayaan dimana kita hidup mempunyai pengaruh yang besar terhadap pembentukan sikap. Dalam kehidupan di masyarakat, sikap masyarakat diwarnai
dengan kebudayaan yang ada di daerahnya. d Media Massa
Media masa elektronik maupun media cetak sangat besar pengaruhnya terhadap pembentukan opini dan kepercayaan seseorang. Dengan pemberian informasi melalui
media masa mengenai sesuatu hal akan memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap.
Universitas Sumatera Utara
e Faktor Emosional Sikap yang didasari oleh emosi yang fungisnya hanya sebagai penyaluran
frustasi, atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego, sikap yang demikian merupakan sikap sementara, dan segera berlalu setelah frustasinya hilang, namun
dapat juga menjadi sikap yang lebih persisten dan bertahan lama. Komponen kebutuhan yang ”dirasakan” perceived need, di ukur dengan
perasaan subjektif individu terhadap pelayanan kesehatan. Jadi secara umum dapat dikatakan bahwa faktor kebutuhan need merupakan penentu akhir bagi individu
dalam menentukan seseorang memanfaatkan pelayanan kesehatan Andersen dalam Notoatmodjo, 2003.
2.6 Tindakan Pemeliharan Kesehatan Gigi dan Mulut