periodontal. Demikian pula menurut hasil penelitian Manurung 2008, yang mengungkapkan bahwa tingkat kesakitan dan kebutuhan yang dirasakan perceived
need berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi pada masyarakat di Kota Pematang Siantar.
5.1.2 Pengaruh Pemeriksaan Gigi terhadap Pemanfaatan Ulang Pelayanan
Poli Gigi dan Mulut
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan tentang pemeriksaan gigi sebanyak 53 orang 55,8 pada kategori tidak baik. Jawaban responden tentang
pemeriksaan gigi dan mulut belum sepenuhnya sesuai dengan semestinya seperti bila gigi berlubang sebanyak 50,5 responden menjawab sebaiknya dicabut. Hal ini
memberikan gambaran bahwa sebagian besar responden yang memanfaatkan Poli Gigi dan Mulut Puskesmas Dalu Sepuluh B perilakunya tentang pemeriksaan gigi
belum sepenuhnya baik. Hasil wawancara terhadap responden di wilayah kerja Puskesmas Dalu
Sepuluh B mengungkapkan bahwa pemeriksaan gigi tidak dilakukan dengan alasan sibuk dengan pekerjaan sehari-hari dan belum perlu. Hal ini terkait dengan pekerjaan
responden sebanyak 75,8 bekerja sebagai PetaniBuruhTukang dan ibu rumah tangga sebagian besar bekerja sebagai petani dengan serta tingkat penghasilan
sebanyak 77,9 UMR Rp. 1.600.000. Namun sebenarnya ada sebagian ibu berminat jika dilakukan pemeriksaan gigi dan mulut secara gratis.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Alamsyah 2010 di Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia Kota Medan yang mengungkapkan bahwa sebagian
Universitas Sumatera Utara
besar pengetahuan ibu-ibu tentang pentingnya memeriksakan gigi adalah karena merasa gigi sakit atau goyang 43, dan sebagian besar tidak tahu kapan sebaiknya
memeriksakan giginya serta sebagain besar tidak memeriksakan gigi karena sibuk degan pekerjaan.
Demikian pula menurut pendapat Boediharjo 2005 yang mengungkapkan bahwa yang terpenting dalam upaya menjaga kebersihan gigi dan mulut adalah faktor
kesadaran dan perilaku pemeliharaan hygiene mulut masing-masing. Hal ini penting karena kegiatan ini dilakukan dirumah tanpa pengawasan siapapun. Sepenuhnya
tergantung dari pengetahuan, pemahaman, kesadaran serta kemauan dari responden untuk menjaga kesehatan gigi dan mulutnya.
Berdasarkan uji statistik Chi-square diperoleh nilai p=0,001p=0,05, menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang pemeriksaan
gigi dengan pemanfaatan ulang Poli Gigi dan Mulut. Hasil uji statistik multivariat dengan regresi logistik berganda pengetahuan tentang pemeriksaan gigi berpengaruh
positif dan signifikan terhadap pemanfaatan ulang Poli Gigi dan Mulut dengan probabilitas p=0,014p=0,05. Hal ini berarti semakin baik tingkat pengetahuan pasien
tentang pemeriksaan gigi maka semakin memanfaatkan Poli Gigi dan Mulut. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo 2005
mengungkapkan terdapat hubungan antara pengetahuan dengan perilaku seseorang. Apabila seseorang memiliki pengetahuan yang baik maka perilakunya akan
berbanding lurus dengan pengetahuannya. Pengetahuan kesehatan adalah hal-hal yang berkaitan dengan dengan pengetahuan seseorang dalam memelihara dan
Universitas Sumatera Utara
meningkatkan kesehatannya, termasuk tindakan-tindakan untuk mencegah penyakit, kebersihan perorangan, memilih makanan, dan sebagainya.
5.1.3 Pengaruh Pemeliharaan Gigi terhadap Pemanfaatan Ulang Pelayanan