Menilai Keseluruhan Model Overall Model Fit Pengujian Hipotesis

4.4.2. Menilai Keseluruhan Model Overall Model Fit

Langkah ini bertujuan untuk menguji kesesuaian good of fitness antara model dengan data, dengan cara melihat angka -2 log likehood pada awal Block 0: beginning block 0, step 0 dan angka -2 log likehood pada akhir block 1, step 1 pada model summary. Apabila hasil beginning block 0, step 0 dan block 1, step 1 mengalami penurunan, maka hal ini menunjukkan secara overall model fit yang lebih baik. Hasil pengujian overall model fit disajikan pada Tabel 4.29. Tabel 4.29 Uji Omnibus overall test Omnibus Tests of Model Coefficients Chi- square df Sig. Step 1 Step 92,855 7 0,000 Block 92,855 7 0,000 Model 92,855 7 0,000 Nilai signifikansi p=0,001p= 0,05, hasil ini memberikan makna bahwa model layak digunakan model fit. Tabel 4.30 -2 Log Likehood Awal Iteration History -2 Log likelihood Coefficients Iteration Constant Step 0 1 129,320 -0,316 2 129,320 -0,318 a Constant is included in the model. b Initial -2 Log Likelihood: 129,320 c Estimation terminated at iteration number 2 because log-likelihood decreased by less than .010 percent . Universitas Sumatera Utara Tabel 4.31 -2 Log Likehood Akhir Model Summary Step -2 Log likelihood Cox Snell R Square Nagelkerke R Square 1 36,465 0,624 0,839 Hasil uji menunjukkan nilai -2 log likehood awal sebesar 129,320 Tabel 4.30 sedangkan nilai -2 log likehood akhir sebesar 36,465 Tabel 4.31. Hal ini menunjukkan kesesuaian fitness antara model dengan data. Berdasarkan koefisien Nagelkerke R square diperoleh bahwa ketujuh prediktor indikator pengetahuan dan sikap mampu menjelaskan sebesar 83,9 keragaman total dari pemanfaatan ulang.

4.4.3. Pengujian Hipotesis

Analisis multivariat model regresi logistik berganda harus memenuhi persyaratan hasil pengujian. Persyaratan yang dimaksud, yaitu indikator variabel independen yang disertakan kedalam uji multivariat harus memiliki nilai p0,25 pada uji bivariat Tabel 4.21 sampai dengan Tabel 4.27. Berdasarkan hasil uji bivariat dengan metode chi-square seluruh variabel bebas memiliki nilai p0,25, karena nilai p0,25 maka seluruh indikator variabel bebas pengetahuan, yaitu; a penyakit gigi, b pemeriksaan gigi, c pemeliharaan gigi, dan sikap, yaitu a sakit gigi dan pencegahannya, b kerentanan penyakit yang dirasakan, c keseriusan penyakit yang dirasakan dan d pelayanan puskesmas disertakan dalam uji regresi logistik. Universitas Sumatera Utara Hasil uji regresi logistik menggunakan metode enter diketahui bahwa indikator pengetahuan dan sikap yang diuji seluruhnya berhubungan signifikan dengan pemanfaatan p0,05 Tabel 4.32. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Pengetahuan dan sikap pasien berpengaruh terhadap pemanfaatan ulang pelayanan Poli Gigi dan Mulut di Puskesmas Dalu Sepuluh B Kecamatan Tanjung Morawa” diterima. Hasil pengujian dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Pengetahuan tentang penyakit gigi mempunyai nilai Exp B sebesar 7,883, artinya responden yang memiliki pengetahuan baik tentang penyakit gigi mempunyai peluang 8 kali memanfaatkan ulang dibandingkan dengan responden yang memiliki pengetahuan tidak baik. b. Pengetahuan tentang pemeriksaan gigi mempunyai nilai Exp B sebesar 9,852, artinya responden yang memiliki pengetahuan baik tentang pemeriksaan gigi mempunyai peluang 10 kali memanfaatkan ulang dibandingkan dengan responden yang memiliki pengetahuan tidak baik. c. Pengetahuan tentang pemeliharaan gigi mempunyai nilai Exp B sebesar 7,743, artinya responden yang memiliki pengetahuan baik tentang pemeliharaan gigi mempunyai peluang 8 kali memanfaatkan ulang dibandingkan dengan responden yang memiliki pengetahuan tidak baik. d. Sikap tentang sakit gigi dan pencegahannya mempunyai nilai Exp B sebesar 7,707, artinya responden yang memiliki sikap baik tentang sakit gigi dan Universitas Sumatera Utara pencegahannya mempunyai peluang 8 kali memanfaatkan ulang dibandingkan dengan responden yang memiliki sikap tidak baik. e. Sikap tentang kerentanan penyakit yang dirasakan mempunyai nilai Exp B sebesar 9,363, artinya responden yang memiliki sikap baik tentang kerentanan penyakit yang dirasakan mempunyai peluang 9 kali memanfaatkan ulang dibandingkan dengan responden yang memiliki sikap tidak baik. f. Sikap tentang keseriusan penyakit yang dirasakan mempunyai nilai Exp B sebesar 8,420, artinya responden yang memiliki sikap baik tentang keseriusan penyakit yang dirasakan mempunyai peluang 8 kali memanfaatkan ulang dibandingkan dengan responden yang memiliki sikap tidak baik. g. Sikap tentang pelayanan poli gigi dan mulut mempunyai nilai Exp B sebesar 8,876, artinya responden yang memiliki sikap baik tentang pelayanan poli gigi dan mulut mempunyai peluang 9 kali memanfaatkan ulang dibandingkan dengan responden yang memiliki sikap tidak baik. h. Variabel pengetahuan tentang pemeriksaan gigi mempunyai nilai Exp B paling besar, yaitu 9,852 dengan koefisien B 2,288. Hasil uji regresi logistik berganda disajikan pada Tabel 4.32. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.32 Hasil Uji Regresi Logistik Berganda No Variabel b SE Wald df Sig. Exp.B 95 CI For Exp.B Lower Upper 1 Penyakit gigi 2,065 1,048 3,884 1 0,049 7,883 1,011 61,433 2 Pemeriksaan gigi 2,288 0,935 5,990 1 0,014 9,852 1,577 61,539 3 Pemeliharaan gigi 2,047 1,008 4,123 1 0,042 7,743 1,074 55,839 4 Sakit gigi dan pencegahannya 2,042 0,922 4,903 1 0,027 7,707 1,264 46,989 5 Kerentanan penyakit yang dirasakan 2,237 1,050 4,535 1 0,033 9,363 1,195 73,366 6 Keseriusan penyakit yang dirasakan 2,131 0,985 4,681 1 0,030 8,420 1,222 58,004 7 Pelayanan poli gigi dan mulut 2,183 0,986 4,906 1 0,027 8,876 1,286 61,272 Constant -7,084 1,670 17,994 1 0,000 0,001 Universitas Sumatera Utara

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1 Pengaruh Pengetahuan terhadap Pemanfaatan Ulang Pelayanan Poli Gigi