Pengaruh Keseriusan Penyakit yang Dirasakan terhadap Pemanfaatan

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori Donabedian dalam Notoatmodjo 2003, menyatakan pemanfaatan pelayanan kesehatan merupakan interaksi antara konsumen dengan provider. Tingkat kesakitan atau kebutuhan yang dirasakan oleh konsumen berhubungan langsung dengan pengunaan atau permintaan terhadap pelayanan kesehatan. Kebutuhan, terdiri atas kebutuhan yang dirasakan perceived need dan diagnosa klinis evaluated need. Perceived need ini dipengaruhi oleh faktor sosiodemografis dan faktor sosiopsikologis.

5.2.3 Pengaruh Keseriusan Penyakit yang Dirasakan terhadap Pemanfaatan

Ulang Pelayanan Poli Gigi dan Mulut Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap tentang keseriusan penyakit yang dirasakan sebanyak 50 orang 52,6 pada kategori baik. Jawaban responden tentang keseriusan penyakit yang dirasakan mayoritas setuju. Hal ini memberikan gambaran bahwa sebagian besar responden yang memanfaatkan Poli Gigi dan Mulut Puskesmas Dalu Sepuluh B telah menyikapi dengan baik tentang keseriusan penyakit yang dirasakan dalam mencari pengobatan dan pencegahan penyakitnya. Hasil wawancara terhadap responden di wilayah kerja Puskesmas Dalu Sepuluh B sebagian besar mengungkapkan mereka belum membutuhkan saat ini tentang perawatan gigi, walaupun mereka sadar bahwa mereka menderita penyakit gigi. Perawatan gigi dianggap tidak terlalu penting, mereka lebih memilih untuk menahan rasa sakit dibandingkan memeriksakan giginya ke dokter gigi padahal manfaatnya sangat vital dalam menunjang kesehatan. Namun ketika penyakit gigi Universitas Sumatera Utara sudah akut keseriusan penyakit yang diderita sudah benar-benar serius baru mereka datang berobat memanfatkan poli gigi dan mulut. Hal ini sejalan dengan Depkes RI 1991 menyatakan bahwa penyakit gigi dan mulut yang menjadi masalah kesehatan masyarakat dewasa ini adalah penyakit kelainan pada jaringan periodontal disease dan umumnya penyakit periodontal bersifat kronis sehingga keluhan atau gejala yang timbul baru disadari oleh penderitanya apabila keadaan sudah lanjut. Menurut Pratiwi 2007 upaya kesehatan gigi perlu ditinjau dari aspek lingkungan, pengetahuan, kesadaran masyarakat dan penanganan kesehatan gigi termasuk pencegahan dan perawatan. Namun sebagian besar orang mengabaikan kondisi kesehatan gigi secara keseluruhan. Perawatan gigi dianggap tidak terlalu penting, padahal manfaatnya sangat vital dalam menunjang kesehatan dan penampilan. Berdasarkan uji statistik Chi-square diperoleh nilai p=0,001p=0,05, menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara sikap tentang keseriusan penyakit yang dirasakan dengan pemanfaatan ulang Poli Gigi dan Mulut. Hasil uji statistik multivariat dengan regresi logistik berganda sikap tentang keseriusan penyakit yang dirasakan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pemanfaatan ulang Poli Gigi dan Mulut dengan probabilitas p=0,030p=0,05. Hal ini berarti semakin baik sikap tentang keseriusan penyakit gigi yang dirasakan pasien maka semakin memanfaatkan Poli Gigi dan Mulut. Universitas Sumatera Utara Hasil penelitian ini sejalan dengan teori HBM Health Belief Model dalam Dever 1974, apabila individu bertindak untuk melakukan pengobatan dan pencegahan penyakitnya ada 3 upaya yang akan diambil, yaitu: 1 kerentanan yang dirasakan dimana seseorang bertindak untuk mengobati atau mencegah penyakitnya, ia harus merasa bahwa ia rentan terhadap penyakit tersebut, 2 keseriusan yang dirasakan dimana tindakan individu untuk mencari pengobatan dan pencegahan penyakitnya akan didorong pula oleh keseriusan penyakit tersebut dan 3 manfaat dan rintangan yang dirasakan dimana bila individu merasa dirinya rentan untuk penyakit yang dianggap gawat atau serius, ia akan melakukan suatu tindakan tertentu. Tindakan tersebut tergantung pada manfaat dan rintangan yang ditemukan dalam mengambil tindakan.

5.2.4 Pengaruh Pelayanan terhadap Pemanfaatan Ulang Pelayanan Poli Gigi