konsentrasi sekitar 15 dari formula, propilenglikol berfungsi sebagai humektan. Dapat bercampur dengan aseton, kloroform, etanol 95, gliserin, dan air,
kelarutannya adalah 1 bagian dalam 6 bagian eter. Tidak bercampur dengan minyak mineral, tetapi dapat terlarut dalam beberapa minyak esensial. Secara
kimia stabil ketika dicampur dengan etanol 95, gliserin, atau air, dan larutannya dapat disterilisasi dengan autoklaf Rowe, Sheskey, dan Quinn, 2009.
Gambar 2. Struktur Kimia Propilenglikol Rowe, Sheskey, dan Quinn, 2009
G. Desain Faktorial
Desain faktorial merupakan aplikasi dari sistem regresi yang membandingkan antara variabel respon dengan variabel bebas. Dalam desain
faktorial dapat dilihat hubungan antara respon variabel dengan dua atau lebih variabel bebas yang digunakan untuk menentukan efek dari beberapa faktor dan
interaksinya yang berpengaruh secara signifikan. Pada desain faktorial harus diketahui dan didapatkan faktor dan level faktor yang akan diteliti, serta respon
yang akan diukur Kurniawan dan Sulaiman, 2009. Desain faktorial dapat digunakan untuk mengevaluasi efek dari dua atau
lebih faktor dalam waktu yang bersamaan. Dengan digunakannya metode ini, maka kontrol terhadap faktor yang berbeda dalam satu kelompok dapat
ditingkatkan. Keuntungan secara ekonomi dapat didapat dengan menggunakan metode ini dalam suatu observasi atau penelitian, karena subjek uji yang
dibutuhkan dapat dikurangi ketika dua subjek uji menimbulkan interaksi yang sama pada observasi yang berbeda Muth, 1999.
Ada beberapa istilah dalam desain faktorial yang harus dipahami : 1.
Faktor adalah variabel yang telah ditetapkan pada suatu penelitian yang dapat bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Faktor ini harus bisa dinyatakan dalam
suatu harga atau nilai. 2.
Level adalah harga yang ditetapkan untuk faktor. 3.
Respon adalah hasil yang terukur yang didapat dari suatu penelitian dan harus dapat dikuantifikasi. Bervariasinya level pada suatu penelitian dapat
menyebabkan perubahan respon. 4.
Interaksi adalah akibat dari penambahan efek-efek faktor yang dapat bersifat sinergis ataupun antagonis. Bersifat sinergis berarti interaksi memiliki efek
yang menambah besar efek faktor, sedangkan antagonis berarti interaksi memiliki efek yang mengurangi efek faktor Kurniawan dan Sulaiman, 2009.
Tabel I. Rancangan Desain Faktorial dengan Dua Faktor dan Dua Level
Formula Faktor A
Faktor B Interaksi
1 -
- +
A +
- -
B -
+ -
Ab +
+ +
Keterangan : +
= level tinggi -
= level rendah Faktor A dan B
= faktor A carbopol 940 dan Faktor B propilenglikol Formula 1
= level rendah carbopol 940 dan propilenglikol Formula a = level tinggi carbopol 940 dan level rendah
propilenglikol
Formula b = level rendah carbopol 940 dan level tinggi
propilenglikol
Formula ab = level tinggi carbopol 940 dan propilenglikol
Rumus desain faktorial yang berlaku : Y = bo + b1A + b2B + b12AB………………………………………… 1
Di mana, Y
= respon hasil atau sifat yang diamati A, B
= level faktor A dan faktor B B0, b1, b2, b12
= koefisien, dihitung dari hasil percobaan
H. Landasan Teori