21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian eksperimental murni yang bersifat eksploratif menggunakan rancangan percobaan desain faktorial dengan dua faktor dua level.
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel penelitian
a. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
1 Propilenglikol level rendah :10 bb dan level tinggi : 12 bb.
2 Carbopol 940 level rendah :1 bb dan level tinggi : 1,5 bb.
b. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah sifat fisik gel daya sebar
dan viskositas dan stabilitas gel persen pergeseran viskositas setelah satu
bulan penyimpanan c.
Variabel pengacau terkendali dalam penelitian ini adalah kecepatan putar
skala 2 pada mixer, lama pencampuran, lama penyimpanan 1 bulan, kondisi penyimpanan selama 1 bulan temperatur ruangan, alat-alat
percobaan, lokasi pengambilan daun petai cina, galur tikus, umur tikus, jenis
kelamin tikus. d.
Variabel pengacau tak terkendali dalam penelitian ini adalah suhu
ruangan, kelembaban ruangan, interaksi molekuler dalam sediaan, kecepatan perputaran batang viscotester, imunitas tikus, pola aktivitas tikus, sirkulasi
darah masing-masing tikus.
2. Definisi operasional
a.
Gel penyembuh luka ekstrak daun petai cina adalah sediaan semipadat
yang dibuat dari ekstrak daun petai cina menggunakan gelling agent Carbopol 940 dan humektan propilenglikol sesuai formula yang telah
ditentukan, dibuat sesuai prosedur pembuatan gel pada penelitian ini. b.
Gelling agent adalah bahan pembawa gel di mana merupakan faktor yang
akan dioptimasi dalam penelitian ini dan sangat berpengaruh terhadap bentuk sediaan gel, dalam hal ini adalah Carbopol 940.
c.
Humektan adalah bahan yang berfungsi sebagai pelembab dalam sediaan
gel di mana merupakan faktor yang akan dioptimasi dalam penelitian ini, dalam hal ini adalah propilenglikol.
d.
Sifat fisik dan stabilitas gel adalah parameter yang digunakan untuk
mengetahui kualitas sediaan gel. Dalam penelitian ini sifat fisik sediaan gel meliputi daya sebar dan viskositas gel, stabilitas sediaan gel meliputi persen
pergeseran viskositas gel setelah penyimpanan selama 1 bulan. e.
Desain faktorial adalah metode optimasi yang memungkinkan untuk
mengetahui efek yang dominan dalam menentukan sifat fisik dan stabilitas gel. Desain faktorial ini digunakan untuk mencari area komposisi optimum
gelling agent Carbopol 940 dan humektan propilenglikol berdasarkan
superimposed contour plot yang diprediksi sebagai formula optimum
terbatas pada jumlah gelling agent dan humektan yang diteliti.
f.
Faktor adalah besaran yang mempengaruhi respon, dalam penelitian ini
digunakan 2 faktor yaitu Carbopol 940 sebagai faktor A dan propilenglikol sebagai faktor B.
g.
Level adalah nilai atau tetapan untuk faktor, dalam penelitian ini ada 2 level
yaitu level rendah dan level tinggi. Level rendah Carbopol 940 dinyatakan dalam jumlah bahan sebanyak 1bb dan level tinggi sebanyak 1,5bb.
Level rendah propilen glikol dinyatakan dalam jumlah bahan sebanyak 10 bb dan level tinggi sebanyak 12 bb.
h.
Respon adalah besaran yang akan diamati perubahan efeknya, besarnya
dapat dikuantitatifkan. Dalam penelitian ini adalah hasil uji sifat fisik gel daya sebar dan viskositas dan stabilitas gel persen pergeseran viskositas.
i.
Efek adalah perubahan respon yang disebabkan variasi level dan faktor.
Besarnya efek dapat dicari dengan menghitung selisih antara rata-rata respon pada level tinggi dan rata-rata respon pada level rendah.
j.
Contour plot adalah grafik yang digunakan untuk memprediksi area
optimum formula berdasar satu parameter kualitas gel penyembuh luka ekstrak daun petai cina.
k.
Superimposed contour plot adalah penggabungan garis-garis pada daerah
optimum yang telah dipilih pada uji daya sebar, viskositas, dan pergeseran viskositas gel penyembuh luka ekstrak daun petai cina.
l.
Area optimum adalah area yang menghasilkan gel dengan daya sebar 3
cm tetapi 5 cm, viskositas 250-300 d.Pa.s, dan persen pergeseran viskositas setelah satu bulan penyimpanan kurang dari 10.
C. Bahan Penelitian