lebih tinggi dari gelling agent. Ketika gelling agent didispersikan pada pelarut yang sesuai, maka akan terbentuk matriks tiga dimensi Osborne dan Amann,
1990. Gel dapat diklasifikasikan menjadi hidrogel dan organogel. Hidrogel
meliputi komponen koloid yang larut dalam air dan juga organik hidrogel seperti gum alam dan sintetis dan juga hidrogel anorganik. Organogel meliputi
hidrokarbon, lemak hewan atau nabati, dan organogel hidrofilik Allen, 1999. Hidrogel dapat digunakan untuk sediaan penyembuh luka karena memenuhi
beberapa kriteria, antara lain: 1 membantu rehidrasi jaringan yang mati, 2 sesuai untuk membersihkan luka, 3 tidak iritan, 4 menyediakan lingkungan yang
lembab untuk penyembuhan luka, 5 tidak lengket, dan 6 dapat mendinginkan permukaan luka Fonder, et al, 2008.
E. Gelling Agent
Gelling agent merupakan basis dari sediaan gel, dan harus bersifat inert,
aman, dan tidak reaktif terhadap komponen lain dalam suatu formulasi gel. Gel dari polisakarida alam mudah mengalami degadasi oleh mikroba seihingga
ditambahkan pengawet dalam formula gel untuk mencegah degradasi gel oleh mikroba. Peningkatan jumlah gelling agent dapat memperkuat struktur gel
matriks gel sehingga viskositas gel meningkat Zatz dan Kushla, 1996.
Gambar 1.Struktur kimia carbopol Sahoo, et al, 2011
Carbomer Carbopol adalah polimer sintetik dari asam akrilat yang mempunyai ikatan silang dengan alil sukrosa atau sebuah alil eter dari
pentaerythritol. Carbomer mengandung asam karboksilat antara 56hingga 68 pada keadaan kering. Berat molekulnya secara teoritis diperkirakan sekitar 7 x 10
5
hingga 4 x 10
9
. Carbomer merupakan serbuk putih, asam, higroskopis, dengan sedikit bau yang khas. Carbomer dapat berfungsi sebagai gelling agent pada
konsentrasi 0,5 - 2. Carbomer dapat mengembang di air dan gliserin, dan setelah netralisasi di etanol 95, membentuk struktur mikrogel tiga dimensional
Rowe, Sheskey dan Quinn, 2009.
F. Humektan
Humektan merupakan suatu bahan higroskopis yang memiliki sifat mengikat air dari udara yang lembab serta dapat mempertahankan air yang ada di
dalam sediaan Soeratri, 2004. Propilenglikol biasa digunakan sebagai antimikrobial preservatif, disinfektan, humektan, plasticizer, pelarut, agen
stabilitas, dan cosolvent. Pemeriannya adalah jernih, tidak berwarna, kental, biasanya tidak berbau, dengan rasa manis, sedikit tajam seperti gliserol. Pada
konsentrasi sekitar 15 dari formula, propilenglikol berfungsi sebagai humektan. Dapat bercampur dengan aseton, kloroform, etanol 95, gliserin, dan air,
kelarutannya adalah 1 bagian dalam 6 bagian eter. Tidak bercampur dengan minyak mineral, tetapi dapat terlarut dalam beberapa minyak esensial. Secara
kimia stabil ketika dicampur dengan etanol 95, gliserin, atau air, dan larutannya dapat disterilisasi dengan autoklaf Rowe, Sheskey, dan Quinn, 2009.
Gambar 2. Struktur Kimia Propilenglikol Rowe, Sheskey, dan Quinn, 2009
G. Desain Faktorial