aquadest yang telah disterilkan dimasukkan ke dalam campuran 2 yang telah disterilisasi, kemudian dilakukan pengadukan dengan mixer selama 1 menit.
3. Uji sifat fisik dan stabilitas fisik gel
a. Uji Organoleptis dan pH
Uji organoleptis dilakukan dengan mengamati bau dan warna gel 48 jam setelah pembuatan. Pengukuran pH dilakukan dengan bantuan indikator pH
universal pH stick dengan cara memasukkannya ke dalam sediaan dan membandingkan warna dengan standar.
b. Uji Daya Sebar
Pengukuran daya sebar sediaan gel dilakukan setelah 48 jam pembuatan. Pengukuran daya sebar dilakukan dengan cara : gel ditimbang 1 gram
kemudian gel diletakkan di tengah lempeng kaca bulat berskala. Di atas gel diletakkan kaca bulat lain dan pemberat sehingga berat kaca bulat dan
pemberat 125 gram, didiamkan selama 1 menit, kemudian dicatat diameter sebarnya Garg et al., 2002.
c. Uji Viskositas
Uji viskositas dilakukan dua kali, yaitu setelah 48 jam pembuatan gel dan setelah gel disimpan selama 1 bulan. Masing-masing formula gel ditentukan
viskositasnya dengan menggunakan alat Viscotester Rion seri VT 04 Melani, Purwanti, Soeratri, 2005. Ukuran rotor yang digunakan adalah
skala 2.
4. Uji sterilitas gel ekstrak daun petai cina
Uji sterilitas dilakukan dengan spread plate technique, yaitu dengan mengambil sedikit gel, meletakkannya di medium Nutrient Agar NA yang
ditempatkan dalam cawan petri dan diratakan dengan bantuan batang spreader secara aseptis. Cawan petri diinkubasi selama ± 24 jam, lalu diamati apakah
terdapat koloni bakteri pada medium tersebut.
5. Uji aktivitas wound healing
Uji aktivitas wound healing dilakukan dengan menggunakan model luka eksisi. Tikus albino galur Wistar jantanbetina dengan berat 200-300 gram
dibagi secara acak ke dalam 6 kelompok masing-masing 1 ekor tikus. Punggung masing-masing tikus dilukai dan dipersiapkan setelah dibersihkan.
Area lingkaran dengan diameter ± 1 cm pada punggung hewan uji yang dilukai ditandai dengan spidol. Area yang ditandai dipotong kulitnya menggunakan
pisau bedah steril dan gunting setelah diberikan anastesi. Kelompok 1 diberikan gel Bioplacenton
®
kontrol positif, kelompok 2 tidak diberikan perlakuan kontrol negatif, kelompok 3, 4, 5 dan 6 diberikan gel ekstrak daun
petai cina masing-masing untuk formula 1, a, b dan ab, 1 kali sehari. Luka yang sudah diberi gel lalu dibalut dengan kasa steril dan plester luka, setiap harinya
diameter luka diukur dan diberi gel hingga luka menutup sempurna. Repetisi dilakukan tiga kali, yakni dengan memberikan 3 luka pada masing-masing
tikus. Kontraksi luka diukur sebagai persentase pengurangan luka pada area
luka untuk tiap harinya Charde et al, 2003; Sunilkumar et al, 1998. Pengurangan ukuran luka dihitung dengan rumus:
……………………………………. 2 Di mana,
∆A = perbedaan luas area luka dalam mm
2
antara awal dan pada hari particular post-operative
B = luas area luka dalam mm
2
sesaat setelah perlukaan.
F. Optimasi dan Analisis Data