C. Maserasi
Ekstraksi merupakan kegiatan penarikan bahan yang terkandung dengan pelarut cair yang sesuai. Secara umum ekstraksi dapat dilakukan secara infudasi,
maserasi, perkolasi dan destilasi uap. Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana. Maserasi dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam
cairan penyari dengan bantuan penggojogan. Cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif
akan terlarut dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dengan yang di luar sel, maka larutan yang terpekat didesak ke luar.
Peristiwa tersebut terjadi berulang sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Cairan penyari yang digunakan dapat
berupa air, etanol, air-etanol, atau pelarut lain Depkes RI, 1986. Senyawa yang diinginkan dari ekstrak daun petai cina adalah tanin, saponin dan flavonoid.
Flavonoid larut dalam sebagian besar pelarut organik, tidak larut dalam air. Tanin sangat larut dalam alkohol, aseton; praktis tidak larut dalam benzen, kloroform,
eter, petroleum eter, karbondisulfida, karbontetraklorida Stecher, Finkel, Siegmund, dan Szafranski, 1960. Kelarutan saponin dalam air dan etanol tetapi
tidak larut dalam eter Robbinson, 1995.
D. Gel
Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV 1995, gel merupakan suatu sistem suspensi semisolid yang terdiri dari partikel anorganik yang kecil atau
molekul organik yang besar dan terpenetrasi pada suatu cairan. Gel merupakan sediaan semisolid yang transparan atau keruh dengan perbandingan pelarut yang
lebih tinggi dari gelling agent. Ketika gelling agent didispersikan pada pelarut yang sesuai, maka akan terbentuk matriks tiga dimensi Osborne dan Amann,
1990. Gel dapat diklasifikasikan menjadi hidrogel dan organogel. Hidrogel
meliputi komponen koloid yang larut dalam air dan juga organik hidrogel seperti gum alam dan sintetis dan juga hidrogel anorganik. Organogel meliputi
hidrokarbon, lemak hewan atau nabati, dan organogel hidrofilik Allen, 1999. Hidrogel dapat digunakan untuk sediaan penyembuh luka karena memenuhi
beberapa kriteria, antara lain: 1 membantu rehidrasi jaringan yang mati, 2 sesuai untuk membersihkan luka, 3 tidak iritan, 4 menyediakan lingkungan yang
lembab untuk penyembuhan luka, 5 tidak lengket, dan 6 dapat mendinginkan permukaan luka Fonder, et al, 2008.
E. Gelling Agent