Migrasi : pada tahapan ini pemulihan luka dimulai. Sel-sel epitel dan fibroblas bergerak menuju area luka dan tumbuh dengan cepat di bawah
lapisan keropeng yang keras untuk menggantikan jaringan-jaringan yang rusak.
Proliferasi : tahapan ini memiliki tiga karakteristik. Pertama, jaringan granulasi terbentuk karena pertumbuhan pembuluh kapiler. Kedua, pembuluh
limfa memasuki luka dan yang ketiga, sintesis kolagen mulai terjadi dan memperkuat jaringan yang terluka.
Maturasi : pada tahapan ini, pembentukan keropeng akhir ditentukan oleh pembentukan jaringan penghubung seluler dan penguatan epitelium yang
baru Boateng, et al, 2008.
B. Tanaman Petai Cina
Petai cina memiliki nama lain lamtoro Jawa. Klasifikiasi tanaman petai cina adalah seperti berikut :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta Super divisi
: Spermatophyta Divisi
: Magnoliophyta Kelas
: Magnoliopsida Sub kelas
: Rosidae Ordo
: Fabales Famili
: Fabaceae
Genus : Leucaena
Spesies : Leucaena leucocephala
Thomas, 1992. Secara turun temurun daun petai cina dapat menyembuhkan luka dengan
cara dikunyah lalu ditempelkan pada bagian yang luka Thomas, 1992. Aktivitas penyembuhan luka oleh daun petai cina disebabkan berbagai kandungan yang ada
di dalamnya, seperti tanin, saponin, flavonoid dan alkaloid Chew, et al, 2011. Flavonoid berfungsi sebagai antibakteri dengan cara membentuk senyawa
kompleks terhadap protein ekstraseluler yang mengganggu integritas membran sel bakteri Dwidjoseputro , 1994. Alkaloid memiliki aktivitas sebagai antibakteri.
Mekanisme antibakterinya adalah dengan cara mengganggu komponen penyusun peptidoglikan pada sel bakteri, sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk secara
utuh dan menyebabkan kematian sel tersebut Robinson, 1991. Tanin memiliki aktivitas antibakteri, secara garis besar mekanisme yang diperkirakan adalah
sebagai berikut : toksisitas tanin dapat merusak membran sel bakteri, senyawa astringent tanin dapat menginduksi pembentukan kompleks senyawa ikatan
terhadap enzim atau substrat mikroba dan pembentukan suatu kompleks ikatan tanin terhadap ion logam yang dapat menambah daya toksisitas tanin itu sendiri.
Saponin mempunyai tingkat toksisitas yang tinggi melawan fungi. Mekanisme kerja saponin sebagai antifungi berhubungan dengan interaksi saponin dengan
sterol membran Faure, 2002. Saponin juga diketahui dapat memacu pertumbuhan kolagen, yakni protein yang berperan penting dalam proses
penyembuhan luka, selain itu saponin juga dapat menghilangkan rasa sakit dan berperan dalam proses reepitelisasi Wardani, 2009.
C. Maserasi