Formula b = level rendah carbopol 940 dan level tinggi
propilenglikol
Formula ab = level tinggi carbopol 940 dan propilenglikol
Rumus desain faktorial yang berlaku : Y = bo + b1A + b2B + b12AB………………………………………… 1
Di mana, Y
= respon hasil atau sifat yang diamati A, B
= level faktor A dan faktor B B0, b1, b2, b12
= koefisien, dihitung dari hasil percobaan
H. Landasan Teori
Daun petai cina digunakan oleh nenek moyang sebagai obat luka secara tradisional, yakni dengan menumbuk atau meremas-remasnya dan ditempelkan
pada luka Centeral Health, 2011. Secara ilmiah tanaman ini juga telah terbukti memiliki aktivitas untuk menyembuhkan luka, seperti penelitian yang dilakukan
oleh Perdhana 2011 membuktikan bahwa perasan daun petai cina memiliki kesamaan waktu penyembuhan luka insisi pada mencit jika dibandingkan dengan
obat luka yang beredar di pasaran. Aktivitas penyembuhan luka oleh daun petai cina disebabkan berbagai kandungan yang ada di dalamnya, seperti tanin, saponin,
flavonoid dan alkaloid Chew, et al, 2011. Flavonoid berfungsi sebagai antibakteri dengan cara membentuk senyawa kompleks terhadap protein
ekstraseluler yang mengganggu integritas membran sel bakteri Dwidjoseputro , 1994. Alkaloid memiliki aktivitas sebagai antibakteri. Mekanisme antibakterinya
adalah dengan cara mengganggu komponen penyusun peptidoglikan pada sel bakteri, sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh dan
menyebabkan kematian sel tersebut Robinson, 1991. Tanin memiliki aktivitas antibakteri, secara garis besar mekanisme yang diperkirakan adalah sebagai
berikut : toksisitas tanin dapat merusak membran sel bakteri, senyawa astringent tanin dapat menginduksi pembentukan kompleks senyawa ikatan terhadap enzim
atau substrat mikroba dan pembentukan suatu kompleks ikatan tanin terhadap ion logam yang dapat menambah daya toksisitas tanin itu sendiri. Tanin juga diduga
dapat mengkerutkan dinding sel atau membran sel sehingga mengganggu permeabilitas sel itu sendiri. Akibat terganggunya permeabilitas, sel tidak dapat
melakukan aktivitas hidup sehingga pertumbuhannya terhambat atau bahkan mati Ajizah, 2004. Tanin juga mempunyai daya antibakteri dengan cara
mempresipitasi protein, karena diduga tanin mempunyai efek yang sama dengan senyawa fenolik Masduki, 1996. Saponin mempunyai tingkat toksisitas yang
tinggi melawan fungi. Mekanisme kerja saponin sebagai antifungi berhubungan dengan interaksi saponin dengan sterol membran Faure, 2002. Saponin juga
diketahui dapat memacu pertumbuhan kolagen, yakni protein yang berperan penting dalam proses penyembuhan luka, selain itu saponin juga dapat
menghilangkan rasa sakit dan berperan dalam proses reepitelisasi Wardani, 2009. Protein mempunyai peranan penting dalam penyembuhan luka, antara lain
sebagai komponen dasar dalam pembentukan sel dan jaringan tubuh serta perbaikan dan regenerasi jaringan tubuh. Berdasarkan aktivitasnya dalam
menyembuhkan luka, maka ekstrak daun petai cina dapat diformulasikan menjadi bentuk sediaan topikal sebagai obat penyembuh luka.
Hidrogel merupakan jaringan tiga dimensi dari polimer-polimer hidrofilik, terbuat dari bahan-bahan seperti gelatin, polisakarida dan polimer-
polimer sintetis yang membentuk cross-link, mengandung sejumlah besar air Winfield, et al, 2004. Hidrogel sesuai untuk sediaan penyembuh luka karena
memiliki beberapa sifat seperti: sifat alir yang baik, kompatibel dengan jaringan kulit, kenyamanan dan kemudahan dalam aplikasi, serta biokompatibilitas yang
sangat baik terkait banyaknya kandungan air pada strukturnya Kopecek, 2009. Pada formulasi hidrogel terdapat komponen-komponen utama, yakni gelling agent
dan humektan. Gelling agent berperan dalam meningkatkan viskositas gel, sedangkan humektan berperan dalam menjaga kandungan lembab pada gel
tersebut. Pada penelitian ini gelling agent yang digunakan adalah carbopol 940 yang memiliki beberapa kelebihan, seperti aman dan efektif, non-sensitizing, tidak
mempengaruhi efek biologis zat aktif, serta sifat thickening yang sangat baik Hosmani, Thorat, Kasture, 2006. Humektan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah propilenglikol, karena sifatnya yang mudah diabsorbsi oleh kulit yang rusak luka, relatif tidak toksik, sifat iritan yang kecil, relatif stabil secara kimia
dan stabil dalam proses sterilisasi dengan autoklaf Rowe, et al, 2009. Penggunaan kedua komponen tersebut secara bersamaan dapat berpengaruh kuat
terhadap sifat fisik serta stabilitas gel. Terkait uraian di atas, diperlukan optimasi terhadap jumlah gelling agent
serta humektan yang digunakan agar dapat menghasilkan gel obat luka dari ekstrak daun petai cina dengan sifat fisik dan stabilitas yang baik. Optimasi
dilakukan menggunakan desain faktorial dengan dua faktor, yakni carbopol 940 dan propilenglikol serta dua level, yakni level tinggi dan level rendah.
I. Hipotesis
Terdapat pengaruh dari jumlah gelling agent carbopol 940 dan humektan propilenglikol terhadap respon yang dihasilkan oleh sediaan gel penyembuh luka
ekstrak daun petai cina, yang meliputi respon sifat fisik daya sebar dan viskositas dan stabilitas pergeseran viskositas; dapat ditemukan area komposisi
optimum propilenglikol dengan carbopol pada superimposed contour plot yang diprediksikan sebagai formula optimum gel penyembuh luka ekstrak daun petai
cina sediaan gel serta sediaan gel ekstrak daun petai cina dapat berefek farmakologis dalam menyembuhkan luka.
21
BAB III METODOLOGI PENELITIAN