Tabel 5.9 Peningkatan Prestasi Belajar Siswa
No. Nama
Pre test
Post test
Selisih Peningkatan
Prestasi Siswa
1 Ade Afriyan Eka P.
4.7 7.3
2.6 36
2 Anggi Puspita Arum
6.7 6.7
3 Annisa Amalia R.
5.3 8
2.7 34
4 Ari Setiawan
4 6
2 33
5 Athaya J. Pratiwi
6 7.3
1.3 18
6 Auliasafir Yena Ch.
8 8
7 Benny Agus
2.7 5.3
2.6 49
8 Cahya Ramadhana
6.7 8.7
2 23
9 Dhani Muflicha
6 8
2 25
10 Diana C.H
4 6.7
2.7 40
11 Dwi Rini
5.3 6.7
1.4 21
12 Febrian A.M
6.7 7.3
0.6 8
13 Khusnul Khotimah
4 6.7
2.7 40
14 Laudita K.R
4 5.3
1.3 24
15 Novan S.P
6 7.3
1.3 18
16 Nur Fitri Lathifa
6 8
2 25
17 R. Haryo S.W
5.3 8.7
3.4 39
18 Reykha Octavione
4.7 6
1.3 22
19 Reza P.A
4 6
2 33
20 Riza Andina K.
6.7 8
1.3 16
21 Rizal Surya Adi
7.3 8.7
1.4 16
22 Rizka Fitria F.
5.3 7
1.7 24
23 Rizka Rani S.
6.7 6.7
24 Rizki Firmansyah
6 7.3
1.3 18
25 Sumi Dewi
6 8
2 25
26 Syifa Aulia
6.7 8
1.3 16
27 Tamara Fauziah P.H
5 8
3 37
28 Thalia Audya D.
4.7 8
3.3 41
RATA-RATA 5.51
7.27 1.75
24
Peningkatan prestasi siswa= selisih hasil post test x 100
Tabel 5.9 menunjukkan hasil komparasi peningkatan prestasi belajar siswa menggunakan pre test dan post test dalam penerapan
pembelajaran kooperatif tipe TGT. Dari 28 orang siswa di kelas X-D, ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25 orang siswa yang mengalami peningkatan dan ada 3 orang siswa yang nilainya tetap atau tidak ada perubahan. Peningkatan nilai siswa bervariasi.
Rata-rata peningkatan nilai kelas adalah 1,75 atau 24. Pada saat pre test rata-rata skor siswa dalam kelas mencapai 5,51 sedangkan rata-rata skor
siswa setelah post test naik menjadi 7,27. Target yang ditetapkan oleh guru mitra dan peneliti sebelum melakukan tindakan untuk mengukur prestasi
hasil belajar siswa adalah 20 . Dengan demikian rata-rata tersebut telah melebihi target yang telah ditetapkan.
Peningkatan prestasi belajar siswa dapat disebabkan karena penggunaan model pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran
kooperatif tipe TGT yang diterapkan dalam kegiatan pembelajaran ini mampu meningkatkan partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran.
Penerapan model pembelajaran yang menarik dengan permainan dan turnamen membuat siswa di kelas menjadi tidak bosan dan menjadi lebih
bersemangat untuk belajar karena adanya variasi pembelajaran. Dengan adanya gamespermainan dan turnamen ini akan mendorong siswa untuk
aktif dalam kelompoknya dan harus bersaing dengan kelompok lain. Masing-masing kelompok akan bekerja sama untuk mendapatkan
keberhasilan dengan mencapai skor tertinggi. Dengan begitu siswa menjadi lebih terdorong
dan termotivasi untuk berprestasi setelah diterapkannya model pembelajaran ini. Hal tersebut tampak pada
pencapaian skor yang didapatkan tiap-tiap kelompok pada saat permainan games
maupun turnamen. Selain itu, karena adanya pemberian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penghargaan atas
hasil kerja
mereka pada
saat permainan
dan turnamen,membuat siswa lebih termotivasi untuk memahami materi
pembelajaran di kelas. Dengan demikian menunjukkan bahwa dengan adanya penghargaan pada hasil belajar akan meningkatkan prestasi belajar
siswa dalam pembelajaran di kelas. Jadi dapat disimpulkan bahwa penerapan metode kooperatif tipe
Teams Games Tournament TGT ini dapat membantu siswa kelas X-D
SMA Negeri 11 Yogyakarta untuk meningkatkan prestasi belajar mereka di kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN