Penerapan model pembelajaran tipe Teams Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran ekonomi untuk meningkatkan prestasi belajar siswa : penelitian dilaksanakan di kelas X SMA Negeri 11 Yogyakarta.

(1)

viii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

TIPETEAMS GAMES TOURNAMENT(TGT) DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA

Penelitian Dilaksanakan di Kelas X SMA Negeri 11 Yogyakarta

Riesha Prilia Rizkina Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2012

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi pokok bahasan konsumsi, tabungan dan investasi melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament(TGT)

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas X-D, SMA Negeri 11 Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam satu siklus yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Data dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi kegiatan guru, lembar observasi kegiatan siswa, lembar observasi kegiatan kelas, lembar observasi kegiatan guru dalam proses pembelajaran, instrumen pengamatan kelas, lembar observasi kegiatan belajar siswa dalam kelompok, dan instrumen refleksi. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis komparatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan prestasi siswa kelas X-D SMA Negeri 11 Yogyakarta pada materi pembelajaran ekonomi pokok bahasan konsumsi, tabungan, dan investasi. Peningkatan hasil belajar siswa tersebut tampak dari nilai yang dicapai oleh siswa pada waktu pre test yaitu sebesar 5,51 sedangkan pada waktu post test sebesar 7,27. Rata-rata peningkatan nilai kelas adalah 1,75 atau 24% telah melampaui target yang ditetapkan sebesar 20%.


(2)

ix

LEARNING MODEL APPLICATION OF TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TYPE IN ECONOMICS LEARNING TO

INCREASE THE STUDENTS’ LEARNING ACHIEVEMENT This Study Was Carried Out in The Tenth Grade Students

of State Senior High School 11 Yogyakarta

Riesha Prilia Rizkina Sanata Dharma University

Yogyakarta 2012

This study aims to find out students’ achievement in economics learning with the main discussion on consumption, saving and investment by applying cooperative type of learning model application Teams Games Tournament (TGT).

This study was carried out in the tenth grade students of D class, State Senior High School 11 Yogyakarta, batch 2011/2012. This study is a class action research (CAR) carried out in one cycle which contains of four steps; they are planning, action, observation and reflection. The data collected by using observation sheet of teacher’s activity, observation sheet of teacher’s activity in learning process, observation class instruments, observation sheet of students’ learning process in groups and reflection instruments. The data collected being analyzed by using descriptive analysis and comparative analysis.

The result of this study shows that cooperative learning model application, TGT type, is able to increase students’ achievement of the tenth of D class of State Senior High School 11 Yogyakarta for economics learning material on the main discussion about consumption, saving and investment. The increasing of the students’ learning result shown in the students’ score on pre test that is stated on 5,51 while on the post test is stated on 7,27. The average of the increasing score is 1,75 or 24%. The increasing of the students’ score has passed the target which is stated about 20%.


(3)

i

TEAMS GAMES TOURNAMENT(TGT)

DALAM

PEMBELAJARAN EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN

PRESTASI BELAJAR SISWA

Penelitian Dilaksanakan di Kelas X SMA Negeri 11 Yogyakarta SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

RIESHA PRILIA RIZKINA NIM : 071334015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2012


(4)

ii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE

TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)

DALAM

PEMBELAJARAN EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN

PRESTASI BELAJAR SISWA

Penelitian Dilaksanakan di Kelas X SMA Negeri 11 Yogyakarta

Oleh:

RIESHA PRILIA RIZKINA NIM: 071334015

Telah disetujui oleh:

Pembimbing


(5)

iii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE

TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)

DALAM

PEMBELAJARAN EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN

PRESTASI BELAJAR SISWA

Penelitian Dilaksanakan di Kelas X SMA Negeri 11 Yogyakarta Dipersiapkan dan ditulis oleh :

Riesha Prilia Rizkina NIM : 071334015

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 27 Februari 2012

dan dinyatakan telah memenuhi syarat Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua Indra Darmawan, S.E., M.Si. ... Sekretaris Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. ... Anggota Ign. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. ... Anggota Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si. ... Anggota A. Heri Nugroho, S.Pd., M.Pd. ...

Yogyakarta, 27 Februari 2012 Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Dekan,


(6)

iv

Kupersembahkan karya ini untuk :

Allah SWT

In The Name of Allah, the Most Beneficent, the Most Merciful

Ayahanda Endang Harisman dan Ibunda Nanik Suharni

Adikku tercinta, Farhan Norman Habib

Semua sahabat dan teman seperjuangan di PAK angkatan 2007

Penyemangatku, Ragil Rahasto, S.Pd.

Sahabat Dreamland-Radio Swaragama FM Jogja


(7)

v

Man Jadda Wajada”

(Siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil)

Jangan pernah remehkan IMPIAN,

walau setinggi apapun.


(8)

vi

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini merupakan karya asli saya yang tidak memuat karya atau bagian orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 27 Februari 2012 Penulis


(9)

vii

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Riesha Prilia Rizkina

Nomor Mahasiswa : 071334015

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT

(TGT) DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 27 Februari 2012 Yang menyatakan,


(10)

viii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

TIPETEAMS GAMES TOURNAMENT(TGT) DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA

Penelitian Dilaksanakan di Kelas X SMA Negeri 11 Yogyakarta

Riesha Prilia Rizkina Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2012

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi pokok bahasan konsumsi, tabungan dan investasi melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament(TGT)

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas X-D, SMA Negeri 11 Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam satu siklus yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Data dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi kegiatan guru, lembar observasi kegiatan siswa, lembar observasi kegiatan kelas, lembar observasi kegiatan guru dalam proses pembelajaran, instrumen pengamatan kelas, lembar observasi kegiatan belajar siswa dalam kelompok, dan instrumen refleksi. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis komparatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan prestasi siswa kelas X-D SMA Negeri 11 Yogyakarta pada materi pembelajaran ekonomi pokok bahasan konsumsi, tabungan, dan investasi. Peningkatan hasil belajar siswa tersebut tampak dari nilai yang dicapai oleh siswa pada waktu pre test yaitu sebesar 5,51 sedangkan pada waktu post test sebesar 7,27. Rata-rata peningkatan nilai kelas adalah 1,75 atau 24% telah melampaui target yang ditetapkan sebesar 20%.


(11)

ix

LEARNING MODEL APPLICATION OF TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TYPE IN ECONOMICS LEARNING TO

INCREASE THE STUDENTS’ LEARNING ACHIEVEMENT This Study Was Carried Out in The Tenth Grade Students

of State Senior High School 11 Yogyakarta

Riesha Prilia Rizkina Sanata Dharma University

Yogyakarta 2012

This study aims to find out students’ achievement in economics learning with the main discussion on consumption, saving and investment by applying cooperative type of learning model application Teams Games Tournament (TGT).

This study was carried out in the tenth grade students of D class, State Senior High School 11 Yogyakarta, batch 2011/2012. This study is a class action research (CAR) carried out in one cycle which contains of four steps; they are planning, action, observation and reflection. The data collected by using observation sheet of teacher’s activity, observation sheet of teacher’s activity in learning process, observation class instruments, observation sheet of students’ learning process in groups and reflection instruments. The data collected being analyzed by using descriptive analysis and comparative analysis.

The result of this study shows that cooperative learning model application, TGT type, is able to increase students’ achievement of the tenth of D class of State Senior High School 11 Yogyakarta for economics learning material on the main discussion about consumption, saving and investment. The increasing of the students’ learning result shown in the students’ score on pre test that is stated on 5,51 while on the post test is stated on 7,27. The average of the increasing score is 1,75 or 24%. The increasing of the students’ score has passed the target which is stated about 20%.


(12)

x

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia dan berkah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Tipe Teams Games Tournament Dalam Pembelajaran Ekonomi Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa dalam penulisan skripsi ini, tentunya banyak pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materil. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Bapak Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pendidikan Ilmu Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 3. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Bapak Ign. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah menyediakan waktunya, memberikan saran, masukan, maupun revisi-revisi serta pengarahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini sampai selesai.

5. Bapak Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si. dan Bapak A. Heri Nugroho, S.Pd., M.Pd. selaku dosen penguji. Terima kasih atas saran dan kritik yang telah diberikan sehingga penulisan skripsi ini menjadi lebih baik.


(13)

xi

staff karyawan USD Yogyakarta yang telah memberikan bimbingan pelayanan selama penulis belajar di USD.

7. Bapak Ruswidaryanto,S.Pd selaku guru mitra dalam melaksanakan penelitian di kelas X-D SMA Negeri 11 Yogyakarta sehingga penelitian dapat terlaksana dan berjalan lancar.

8. Seluruh keluarga besar SMA Negeri 11 Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam melaksanakan penelitian. Terima kasih banyak atas ijin dan bantuannya.

9. Kedua orang tuaku, Ayahanda Endang Harisman dan Ibunda Nanik Suharni yang tercinta, yang tidak pernah lelah memberikan doa, kasih sayang dan cinta, dukungan baik moril maupun material, serta semangat penuh kepada penulis.

10. Adikku, Farhan Norman Habib (Abie). Terimakasih sudah menjadi adik yang terhebat dan teman berbagi disaat senang,sedih,bahagia dan kecewa. 11. Ragil Rahasto, S.Pd yang selama ini selalu mendukung dan membantu

dalam penyelesaian skripsi ini. Terima kasih atas semua doa, cinta, dan kasih sayangnya. Tuhan selalu menyertai kita.

12. Teman-teman baikku yang sudah membantu penelitian ini, Ayu, Kak Daniel, Bowo, Fani, Ivan, Nico. Sahabat baik disaat duduk di bangku kuliah USD, Venny, Cosmas, Ayu, Daniel, Tina, Kiki, Citra, Ivan, Felix, Lian, Mimi. Kalian keluarga baru dalam hidupku,semoga kebahagiaan selalu menyertai kita. Amin.


(14)

xii

yang selalu semangat dan saling dukung satu sama lain, kalian istimewa. 14. Sahabat dan keluarga di komunitas “Sahabat Dreamland” Radio

Swaragama FM. Kak Ayu Rizqia, Kak Sinta, Kak Dhede, Mbak Lita, Aneth, Vinda, Jofan, Sabath, Sita,dkk. Kalian inspirasiku,terimakasih atas cerita dan semangat hebatnya selama di kota Jogja tercinta ini. Mimpi kita adalah harapan dan masa depan kita. Tuhan bersama kita semua. Amin. 15. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada

penulis yang tidak dapat disebut satu persatu.

Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik dan masukan sangat diharapkan demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.

Yogyakarta, 27 Februari 2012 Penulis


(15)

xiii

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

HALAMAN MOTTO... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS... vii

ABSTRAK... viii

ABSTRACT... ix

KATA PENGANTAR... x

DAFTAR ISI... xiii

DAFTAR TABEL... xvi

DAFTAR GAMBAR... xvii

DAFTAR LAMPIRAN... xviii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Batasan Masalah... 5

C. Rumusan Masalah... 5

D. Tujuan Penelitian... 6

E. Manfaat Penelitian... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 8

A. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)... 8

B. MetodeTeams Games Tournament (TGT)... 13

C. Prestasi Belajar... 18

D. Mata Pelajaran Ekonomi... 22


(16)

xiv

BAB III METODE PENELITIAN... 28

A. Jenis Penelitian... 28

B. Lokasi dan Waktu Penelitian... 28

C. Subjek dan Objek Penelitian... 29

D. Prosedur Penelitian... 29

E. Instrumen Penelitian... 36

F. Teknik Pengumpulan Data... 39

G. Teknik Analisis Data... 41

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH... 43

A. Sejarah SMA Negeri 11 Yogyakarta ... 43

B. Tujuan Satuan Pendidikan SMA Negeri 11 Yogyakarta... 45

C. Sistem Pendidikan Satuan SMA Negeri 11 Yogyakarta... 47

D. Kurikulum Satuan Pendidikan SMA Negeri 11 Yogyakarta... 48

E. Organisasi Sekolah Satuan Pendidikan SMA Negeri 11 Yogyakarta... 51

F. Sumber Daya Manusia Satuan Pendidikan SMA Negeri 11 Yogyakarta... 55

G. Siswa Satuan Pendidikan SMA Negeri 11 Yogyakarta... 55

H. Kondisi Fisik dan Lingkungan Sekolah Satuan Pendidikan SMA Negeri 11 Yogyakarta... 57

I. Proses Belajar Mengajar SMA Negeri 11 Yogyakarta ... 59

J. Fasilitas Pendidikan dan Latihan... 62

K. Majelis Sekolah/Dewan Sekolah/Komite Sekolah ... 64

L. Hubungan Antara Satuan Pendidikan SMA Negeri 11 Yogyakarta dengan Instansi Lain... 65

M. Usaha Peningkatan Kualitas Lulusan Satuan Pendidikan SMA Negeri 11 Yogyakarta ... 67


(17)

xv

A. Deskripsi Penelitian ……….. 69

1. Observasi Pra Penelitian……… 69

a. Observasi Guru……….. 70

b. Observasi Siswa………. 73

c. Observasi Kelas………. 75

2. Pelaksanaan Penelitian ……… 80

a. Perencanaan……….. 80

b. Tindakan ……… 83

c. Observasi……… 87

d. Refleksi……….. 93

B. Analisis Komparasi Pemahaman Siswa Sebelum dan Sesudah Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif TipeTGT... 97

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN... 101

A. Kesimpulan ... 101

B. Keterbatasan Penelitian ... 101

C. Saran... 102

DAFTAR PUSTAKA... 104


(18)

xvi

Tabel 3.1 Indikator Keberhasilan Peningkatan Prestasi Belajar... 42

Tabel 4.1 Jumlah peserta didik tahun 2011/2012 Tabel 5.1 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Guru... 71

Tabel 5.2 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa... 75

Tabel 5.3 Kondisi Kelas Selama Proses Pembelajaran... 76

Tabel 5.4 Aktivitas Guru Dalam Proses Pembelajaran... 87

Tabel 5.5 Perilaku Siswa Saat Proses Pembelajaran Dalam Kelompok... 90

Tabel 5.6 Instrumen Pengamatan Kelas... 91

Tabel 5.7 Lembar Refleksi Guru Mitra Terhadap Komponen Pembelajaran dan MetodeTGT... 93

Tabel 5.8 Lembar Refleksi Siswa Terhadap Komponen Pembelajaran dan MetodeTGT... 95


(19)

xvii

DAFTAR GAMBAR


(20)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Observasi Kegiatan Guru... 105

Lampiran 2 Lembar Observasi Kegiatan Siswa... 106

Lampiran 3 Lembar Observasi Kegiatan Kelas... 107

Lampiran 4 Lembar Observasi Kegiatan Guru dalam Proses Pembelajaran... 108

Lampiran 5 Instrumen Pengamatan Kelas... 110

Lampiran 6 Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa dalam Kelompok... 111

Lampiran 7 Lembar Refleksi Guru Mitra Terhadap Komponen Pembelajaran dan MetodeTGT... 112

Lampiran 8 Lembar Refleksi Siswa Terhadap Komponen Pembelajaran dan MetodeTGT... 113

Lampiran 9 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran... 114

Lampiran 10 SoalPre Test... 120

Lampiran 11 SoalPost Test... 124

Lampiran 12 Lembar Jumlah Skor Kelompok... 128

Lampiran 1a Lembar Observasi Kegiatan Guru... 129

Lampiran 2a Lembar Observasi Kegiatan Siswa... 131

Lampiran 3a Lembar Observasi Kegiatan Kelas... 133

Lampiran 1b Lembar Observasi Kegiatan Guru... 135

Lampiran 2b Lembar Observasi Kegiatan Siswa... 137

Lampiran 3b Lembar Observasi Kegiatan Kelas... 139

Lampiran 4a Lembar Observasi Kegiatan Guru Dalam Proses Pembelajaran... 141

Lampiran 5a Instrumen Pengamatan Kelas... 143


(21)

xix

Pembelajaran dan Model TGT... 146

Lampiran 8a Lembar Refleksi Siswa Terhadap Komponen Pembelajaran dan Model TRG... 147

Lampiran 9 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)... 149

Lampiran 10a Soal Pre test... 155

Lampiran 11a Soal Post Test... 158

Lampiran 12a Jumlah Skor Kelompok... 161

Lampiran 13 Materi Pembelajaran... 162

Lampiran 14 Skenario Pembelajaran... 165

Lampiran 15 ProsedurGames Mix and Match... 167

Lampiran 16 Prosedur Turnamen... 168

Lampiran 17 SoalGames Mix and Match... 169

Lampiran 18 Lembar JawabGames Mix and Match... 170

Lampiran 19 Soal dan Jawaban Turnamen... 172

Lampiran 20 Wawancara Terhadap Guru Mata Pelajaran... 174


(22)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Persoalan-persoalan intern pendidikan hingga saat ini masih menjadi masalah sekaligus tantangan besar bangsa Indonesia. Mulai dari sistem kurikulum pendidikan yang diajarkan selama ini, metode dan model pembelajaran di kelas menjadikan peserta didik sebagai obyek pasif yang senantiasa siap menerima segala yang diberikan oleh pihak pengajar. Model pembelajaran semacam itu cenderung memposisikan peserta didik sebagai manusia yang hanya dapat diam tanpa memiliki kreativitas apapun. Sekarang ini banyak guru yang kehilangan variasi dalam teknik mengajarnya. Hal itu yang membuat suasana belajar menjadi menjenuhkan. Padahal seandainya guru mau melihat pada kondisi anak-anak di jaman yang semakin berkembang seperti ini, seharusnya guru memiliki keinginan untuk dapat menciptakan inovasi baru untuk membuat kegiatan belajar menjadi lebih hidup dan menyenangkan. Banyak cara yang dapat digunakan oleh para guru seiring berkembangnya kurikulum pendidikan untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan di kelas.


(23)

Sistem kurikulum yang berubah, dari Kurikulun Berbasis Kompetensi menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tetap memfokuskan pada kompetensi dan output belajar siswa. Siswa tetap dituntut mampu bersaing dalam memahami materi di setiap jenjang pendidikan dan yang nantinya dibuktikan tidak hanya dengan hasil akhir nilai yang memuaskan, tetapi juga potensi dalam diri dan kemampuan bersaing di kehidupan mendatang yang mendasari kurikulum yang terbaru ini

Sebagai pelaku pendidikan kita harus membekali peserta didik dengan keterampilan dan kecakapan hidup yang merupakan hasil dari suatu pengalaman belajar. Hal itu disebabkan karena kenyataannya di lapangan banyak sekali kendala-kendala yang menyebabkan output kita jauh dari yang telah diharapkan sebelumnya. Untuk menguasai konsepnya saja mereka mengalami kesulitan, apalagi mengharapkan siswa memiliki keterampilan yang bisa ditunjukan sebagai hasil dari belajar. Faktor yang menyebabkan hasil belajar para siswa rendah, bisa dari faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang ada pada siswa itu sendiri, diantaranya minat belajar, motivasi belajar, konsentrasi belajar, cara belajar, intelegensi, rasa percaya diri dan kemauan untuk maju. Faktor eksternal adalah faktor yang terdapat di luar diri siswa, seperti guru sebagai fasilitator belajar, model pembelajaran dikelas, strategi pembelajaran, sarana dan prasarana di sekolah dan di rumah, kurikulum dan lingkungan. Dari masalah yang terlihat


(24)

itu, dapat disimpulkan bahwa rendahnya hasil belajar bukan hanya kesalahan dari sisi guru sebagai fasilitator di sekolah, namun juga dari siswa itu sendiri yang menjadi subyek pembelajaran.

Dalam suatu pembelajaran, perlu ada strategi dan inovasi yang dibuat oleh pendidik (guru) sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar di kelas. Hal ini dilakukan agar para siswa tidak hanya duduk diam dan memperhatikan materi dan segala penjelasan dari guru, tetapi siswa juga ikut aktif terlibat dalam penciptaan kelas yang memiliki kompetensi dan menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Guru diwajibkan untuk mampu mendesain kegiatan pembelajaran yang menyenangkan yang mampu mengembangkan kompetensi siswa baik kognitif, afektif dan psikomotorik. Kegiatan belajar mengajar yang di design menyenangkan akan membuat suasana kelas yang lebih hidup dan nantinya dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa di kelas khususnya untuk mata pelajaran Ekonomi.

Banyak sekali model pembelajaran yang dapat digunakan oleh para guru untuk membantu kegiatan belajar mengajar dikelas. Model pembelajaran ini tidak hanya mempermudah guru dalam penyampaian materi dan informasi tetapi juga menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, lebih hidup, semangat dan menumbuhkan rasa keingintahuan tentang materi tersebut,


(25)

sehingga nantinya berpengaruh pada prestasi siswa-siswi dikelas. Berdasarkan kenyataan tersebut, perlu dilakukan penelitian tentang peningkatan hasil belajar melalui penerapan metode belajar kooperatif yang berbasiskan permainan(game).

Model pembelajaranTeams Games Tournaments (TGT)adalah model pembelajaran kooperatif cukup menarik untuk digunakan dan sudah lama ada dalam kegiatan belajar mengajar. Model pembelajaran ini merupakan salah satu model pembelajaran yang relatif mudah untuk diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Dengan penerapan modelTGTini, diharapkan siswa dapat lebih termotivasi untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar, meningkatkan keaktifan dalam proses pembelajaran dan melatih kemampuan berpikir siswa. Model pembelajaran ini pada dasarnya merupakan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dalam suatu kelompok kecil dengan kemampuan yang heterogen (tinggi, rendah, sedang). Pembelajaran tipe ini melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa membedakan status, peran siswa sebagai teman sebaya dan di dalamnya mengandung unsur permainan yang sangat menyenangkan (Slavin, 1995:84). Melihat dari kondisi kegiatan belajar sekarang ini disekolah, banyak siswa yang mengeluh tentang kurangnya kreatifitas guru dalam mengajar dikelas. Hal ini dapat dilihat dari kurangnya minat membaca, terutama untuk mata pelajaran Ekonomi. Padahal dalam mata pelajaran Ekonomi ini, siswa harus


(26)

banyak membaca supaya dapat memahami konsep dan materi yang diajarkan. Pemahaman yang matang nantinya sangat berpengaruh terhadap prestasi dari siswa itu sendiri. Dengan kondisi yang seperti inilah guru dituntut untuk berinovasi dengan pemikirannya supaya menciptkan model pembelajaran yang sesuai dengan materi dari mata pelajaran itu. Model pembelajaran ternyata juga dapat dipercaya sebagai suatu sarana pendukung kegiatan belajar yang efektif memberikan dampak baik untuk prestasi siswa.

Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti sudah melakukan pengamatan sebelum dilakukannya tindakan. Dari pengamatan sebelum tindakan itu terlihat karakter siswa di kelas. Siswa cenderung bermalas-malasan saat mendengarkan penjelasan guru,siswa juga mudah jenuh dengan pembelajaran model ceramah oleh guru didepan kelas. Hal-hal tersebut menunjukkan bahwa siswa tidak memiliki hasrat dan kebutuhan akan belajar. Selain itu minat siswa dalam belajar di kelas sangat kurang.

Dari uraian tersebut, penulis yakin bahwa model Teams Games Tournament (TGT) dapat membantu siswa dalam pemahaman materi. Selain itu, modelTGT juga membantu siswa untuk dapat bekerja sama dengan teman satu kelompok dan membantu teman satu kelompok untuk memahami materi pelajaran. Oleh karena itu, penulis sangat tertarik melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul ”Penerapan Model Pembelajaran Tipe


(27)

Teams Games Tournament (TGT) dalam Pembelajaran Ekonomi untuk

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa”, yang dilaksanakan pada SMA

Negeri 11, Yogyakarta.

B. Batasan Masalah

Penerapan metode pembelajaran bisa dilakukan dalam berbagai tipe, tetapi dalam penelitian ini hanya membatasi pada metode pembelajaran kooperatif tipe TGT untuk meningkatkan prestasi belajar siswa di dalam proses pembelajaran mata pelajaran Ekonomi SMA.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan permasalahan: bagaimana penerapan metode pembelajaran tipe TGT untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X-D SMA Negeri 11 Yogyakarta dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran Ekonomi?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi dengan penerapan metode kooperatif tipeTeams Games Tournament (TGT)

E. Manfaat Penelitian


(28)

1. Bagi pendidik (guru)

Dengan adanya penelitian ini dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif, dapat memberikan saran dan masukan untuk para guru agar lebih kreatif dan inovatif dalam menerapkan metode-metode pembelajaran sehingga diharapkan kegiatan pembelajaran di dalam kelas berlangsung tidak monoton.

2. Bagi Peneliti

Sebagai calon guru, peneliti dapat belajar untuk mampu memanfaatkan dan menerapkan metode pembelajaran kooperatif dalam proses belajar mengajar yang sesuai dengan tuntutan pendidikan saat ini yaitu yang berpusat pada siswa dan guru hanya sebagai fasilitator.

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya berkaitan dengan terapan strategi pembelajaran dan aktivitas pengajaran yang sebenarnya (lapangan).


(29)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Tindakan Kelas

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Wijaya (2009:9), Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau

Classroom Action Research adalah penelitian tindakan (action research)

yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. PTK mendorong seorang guru untuk melakukan penilaian kembali terhadap praktek pembelajaran yang dilakukannya dengan maksud untuk meningkatkan kualitas pendidikan bagi diri sendiri maupun para peserta didiknya. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. PTK berfokus pada kelas atau pada proses belajar mengajar yang terjadi di kelas, bukan padainputkelas (silabus, materi, dan lain-lain) atau pun output (hasil belajar). PTK harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas.

Arikunto (2008:2) menjelaskan PTK melalui paparan gabungan definisi dari tiga kata, Penelitian + Tindakan + Kelas sebagai berikut: a. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan

aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data ke informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.


(30)

b. Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan.

c. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.

Sedangkan menurut Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama (2009:9): PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan berpartisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

Di dalam modul Konsep Dasar Penelitian Tindakan Kelas, secara singkat PTK dapat didefinisikan sebagai (T. Raka Joni, 1998:5):

Suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, mempersalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukannya itu, serta memperbaiki kondisi di mana praktek-praktek pembelajaran tersebut dilakukan.

Dari beberapa pengertian PTK di atas,ditarik kesimpulan bahwa sesungguhnya PTK merupakan implementasi dari kreativitas dan sikap kritis guru terhadap apa yang sehari-hari diamatinya dan pengalaman yang berhubungan dengan profesinya untuk menghasilkan suatu kualitas pembelajaran yang lebih baik dari sebelumnya sehingga mencapai hasil yang optimal. Masalah PTK harus berawal dari guru itu sendiri yang berkeinginan memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajarannya di sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.


(31)

2. Prinsip Dasar PTK

PTK mempunyai beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh guru di sekolah. Prinsip tersebut diantaranya (Wijaya Kusumah, 2009:17):

a. Tidak mengganggu pekerjaan utama guru yaitu mengajar.

b. Metode pengumpulan data tidak menuntut metode yang berlebihan sehingga mengganggu proses pembelajaran.

c. Metodologi yang digunakan harus cukup reliable sehingga hipotesis yang dirumuskan ikut meyakinkan.

d. Masalah yang diteliti adalah masalah pembelajaran di kelas yang cukup merisaukan guru dan guru memiliki komitmen untuk mencari solusinya. e. Guru harus konsisten terhadap etika pekerjaannya dan mengindahkan

tata krama organisasi. Masalah yang diteliti sebaiknya diketahui oleh pimpinan sekolah dan guru sejawat sehingga hasilnya cepat tersosialisasi.

f. Masalah tidak hanya berfokus pada konteks kelas, melainkan dalam perspektif misi sekolah secara keseluruhan (perlu kerja sama antara guru dan dosen).

3. Tahapan Pelaksanaan PTK

Dalam praktiknya, PTK adalah tindakan yang bermakna melalui prosedur penelitian yang mencakup empat tahapan yaitu (Wijaya Kusumah, 2009:25):

a. Perencanaan (Planning)

Perencanaan yang matang perlu dilakukan setelah kita mengetahui masalah dalam pembelajaran kita. Kegiatan perencanaan mencakup: identifikasi masalah, analisis penyebab adanya masalah, dan pengembangan untuk tindakan atau aksi sebagai pemecahan masalah b. Tindakan (Acting)

Perencanaan harus diwujudkan dengan adanya tindakan atauactingdari guru berupa solusi tindakan sebelumnya

c. Pengamatan (Observing)

Selanjutnya diadakan pengamatan atau observing yang diteliti terhadap proses pelaksanaannya

d. Refleksi (Reflecting)

Setelah diamati, barulah guru dapat melakukan refleksi atau reflecting


(32)

Adapun model untuk masing-masing tahap dalam PTK dapat dilihat pada siklus berikut ini (Arikunto, 2008:16):

Gambar 2.1 Tahap Penelitian Tindakan Kelas

4. Tujuan PTK dilakukan

Menurut Zainal Aqib (2007) tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara berkesinambungan. Tujuan ini melekat pada diri guru dalam penunaian misi profesional kependidikannya. Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu cara bagi guru untuk memperbaiki layanan kependidikan.


(33)

Selain itu Kunandar (2008) juga berpendapat bahwa penelitian tindakan kelas mempunyai tujuan sebagai berikut :

1. Untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar, meningkatkan profesionalisme guru, dan menumbuhkan budaya akademik di kalangan para guru.

2. Peningkatan kualitas praktik pembelajaran di kelas secara terus-menerus mengingat masyarakat berkembang secara cepat.

3. Peningkatan relevansi pendidikan, hal ini dicapai melalui peningkatan proses pembelajaran.

4. Sebagai alat untuk memasukkan pendekatan tambahan atau inovatif terhadap sistem pembelajaran yang berkelanjutan yang biasanya menghambat inovasi dan perubahan.

5. Peningkatan mutu hasil pendidikan melalui perbaikan praktik pembelajaran di kelas dengan mengembangkan berbagai jenis keterampilan dan meningkatnya inovasi belajar siswa.

6. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah, sehingga tercipta sikap proaktif dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan.

7. Peningkatan efisiensi pengelolaan pendidikan, peningkatan atau perbaikan proses pembelajaran di samping untuk meningkatkan relevansi dan mutu hasil pendidikan juga ditunjukkan untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber-sumber daya yang terintegrasi di dalamnya.

5. Manfaat yang bisa diperoleh dari PTK

Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari dilaksanakannya PTK yang terkait dengan komponen utama pendidikan dan pembelajaran, antara lain (Susilo, 2007:18):

a. Inovasi pembelajaran

b. Pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan di tingkat kelas c. Peningkatan profesionalisme guru atau pendidik

d. Akan terciptanya peluang yang luas terhadap terciptanya karya tulis bagi guru


(34)

e. Karya tulis ilmiah semakin di perlukan guru di masa depan untuk meningkatkan kariernya dan dalam rangka membuat rancangan PTK yang lebih berbobot sambil mengajar di kelas.

B. MetodeTeams Games Tournaments (TGT)

1. Tipe Pembelajaran Kooperatif

Penelitian–penelitian yang dilakukan oleh beberapa ahli mengenai aplikasi dari pembelajaran kooperatif dikelas baru dimulai pada tahun 1970-an. Salah satu hasil penelitian tersebut yang sekarang ini sudah sering digunakan adalah metode pembelajaran tim siswa. Konsep penting dalam pembelajaran tim siswa ini adalah penghargaan bagi tim, tanggung jawab individu, dan kesempatan sukses yang sama. Dalam hal ini tim tidak bersaing untuk mendapatkan penghargaan yang tidak mungkin, karena semua anggota tim bisa saja mencapai kriteria pada minggu-minggu dalam pembelajaran. Yang dimaksud dengan tanggung jawab individu di sini adalah kesuksesan tim bergantung pada pembelajaran individu dari semua anggota tim. Sedangkan yang dimaksud dengan kesempatan sukses yang sama adalah semua siswa memberi kontribusi kepada timnya dengan cara meningkatkan kinerja mereka dari yang sebelumnya.

Terdapat lima tipe dari pembelajaran kooperatif yang diantaranya adalah (Slavin, 1995:4):


(35)

Dalam STAD, siswa dikelompokkan secara heterogen. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang. Guru memulai pelajaran dengan mempresentasikan sebuah materi yang kemudian siswa bekerja dalam kelompok-kelompok untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menuntaskan materi tersebut. Pada akhirnya semua siswa diberi kuis secara individual tentang materi ajar tersebut dan siswa yang bersangkutan memperoleh skor secara individual.

b. Teams Games Tournaments (TGT)

Model TGT hampir sama dengan STAD. Siswa dikelompokkan secara heterogen, setiap kelompok terdiri 4-5 orang. Guru memulai dengan mempresentasikan sebuah pelajaran kemudian siswa bekerja di dalam kelompok-kelompok untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok menuntaskan pelajaran tersebut. Namun kuis dalam TGT diganti dengan turnamen. Dalam turnamen ini siswa bertanding dengan anggota kelompok lain yang mempunyai kemampuan serupa. Dari turnamen inilah tiap anggota akan mendapat skor yang akan disumbangkan pada kelompoknya. Kemudian skor-skor ini akan dirata-rata untuk menentukan skor kelompok. Skor kelompok yang diperoleh akan menentukan penghargaan kelompok.

c. Jigsaw

Pada model ini siswa juga dibagi dalam kelompok-kelompok kecil secara heterogen. Masing-masing anggota kelompok diberikan tugas untuk mempelajari topik tertentu dari materi yang diajarkan. Mereka bertugas menjadi ahli pada topik yang menjadi bagiannya. Pada model jigsaw, setiap siswa dipertemukan dengan siswa dari kelompok lain yang menjadi ahli pada topik yang sama. Mereka mendiskusikan topik yang menjadi bagiannya. Pada tahap tersebut para ahli dibebaskan mengemukakan pendapatnya, saling bertanya dan berdiskusi untuk menguasai bahan pelajaran. Setelah menguasai materi yang menjadi bagiannya, para ahli tersebut kembali ke dalam kelompoknya masing-masing. Mereka bertugas mengajarkan topik tersebut kepada teman-teman sekelompoknya. Kegiatan terakhir dari model Jigsaw adalah pemberian kuis atau penilaian untuk seluruh topik. Penilaian dengan penghargaan kelompok didasarkan pada peningkatan nilai individu sama sepertiSTAD.


(36)

Siswa melakukan presentasi bahan mata pelajaran, setelah itu siswa dalam kelompok heterogen terdiri 4 sampai 5 orang mengerjakan satu lembar kerja. Guru menilai hasil kerja kelompok. Siswa kemudian secara individual mengerjakan kuis yang dinilai oleh guru sebagai hasil kerja individual.

e. Group Investigation

Tiap-tiap kelompok mempelajari satu bagian materi pelajaran dan kemudian menjelaskan materi itu kepada semua siswa di kelas. Siswa diharapkan menerima tanggung jawab yang besar untuk menentukan apa yang akan dipelajari, mengorganisasi kelompok mereka sendiri bagaimana cara menguasai materi dan memutuskan bagaimana mengkomunikasikan hasil belajar mereka kepada seluruh kelas.

2. Pembelajaran Kooperatif TipeTeams Games Tournaments ( TGT)

Metode pembelajaran Teams Games Tournaments atau yang biasa disebut dengan TGTmerupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang mudah untuk diterapkan, hal ini karena melibatkan semua siswa di dalam kelas. Seperti yang kita ketahui di dalam suatu kelas pasti akan ada banyak perbedaan baik itu masalah ras, agama, jenis kelamin, tingkat kepandaian dan lain – lainnya. Dan perbedaan tersebut kadang kala juga mampu menimbulkan masalah di kelas. Namun dalam metodeTGTmasalah ini dapat diminimalisir.

Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau metode pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan.


(37)

DalamTGTsiswa diminta untuk bekerja di dalam kelompok, di mana kelompoknya tediri dari berbagai unsur yang berbeda sehingga masalah-masalah yang disebabkan karena adanya perbedaan dapat diatasi. Dalam model TGT ini siswa juga diharapkan mampu untuk melatih tanggung jawab, kerja sama dan persaingan yang sehat.

Lima komponen utama dalam komponen dalam TGT yaitu (Slavin, 1995:84-88):

a. Penyajian Kelas

Sebelum melakukan games, dalam awal pembelajaran akan diawali guru menjelaskan materi. Penjelasan materi ini dapat dilakukan dengan metode ceramah, diskusi atau metode yang lainnya. Yang harus ditekankan dalam penyajian kelas ini adalah siswa harus benar – benar memahami materi yang disampaikan oleh guru. Penguasaan materi ini akan membantu siswa untuk bekerja dalam kelompok nantinya.

b. Kelompok (team)

Di dalam kegiatan kelompok masing-masing anggota kelompok bertugas mempelajari materi atau menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru pada lembar latihan dan membantu teman satu kelompok menguasai materi pembelajaran tersebut. Sebelum kegiatan belajar kelompok dimulai, guru terlebih dahulu menjelaskan beberapa sikap yang harus diperhatikan siswa agar kerja sama dalam kelompok berjalan dengan lancar. Pada saat diskusi berlangsung, seluruh anggota sebaiknya berbicara dengan suara yang pelan, tidak boleh meninggalkan tugas selama bekerja dalam kelompok, mendiskusikan tugas secara bersama-sama, jika ada suatu pertanyaan di dalam kelompok tersebut, sebaiknya jangan ditanyakan dahulu kepada guru karena mungkin dari salah satu teman kelompok ada yang bisa menjawab pertanyaan tersebut. Setelah itu, jika pertanyaan tidak bisa terjawabkan oleh salah satu teman kelompok, baru bisa meminta penjelasan dari guru. Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi, jenis kelamin


(38)

dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saatgameatautournament.

c. Permainan

Permainan ini dirancang untuk mengetahui pemahaman siswa setelah mengikuti presentasi kelas dan belajar kelompok.Games dapat berisi pertanyaan–pertanyaan bernomor yang dirancang oleh guru untuk mengetahui sejauh mana penguasaan materi oleh siswa sesuai dengan materi yang diajarkan. Siswa dapat mengambil salah satu pertanyaan bernomor dan menjawabnya sesuai dengan kemampuan masing-masing dan teman di dalam kelompoknya tidak diperkenankan untuk membantu anggota kelompok yang sedang mengerjakan. Jawaban siswa yang benar akan dikumpulkan untuktournamentmingguan. d. Turnamen (Tournament)

Turnamen biasanya dilakukan pada akhir materi pembelajaran yang sedang dibahas dan setelah siswa melakukan belajar dalam kelompok. Turnamen ini berfungsi untuk mengetahui kelompok mana yang bisa mendapatkan nilai yang terbaik. Turnamen merupakan suatu pertandingan antar anggota-anggota yang berbeda. Pada awal turnamen, guru menugaskan siswa untuk pindah pada suatu meja turnamen yang sudah ditentukan sebelumnya, penentuan meja turnamen dalam penelitian ini didasarkan pada pengamatan oleh guru kelas dan hasil dari tes sebelumnya. Kegiatan ini berlangsung sebagai berikut: para siswa yang berada di meja turnamen secara bergantian mengambil nomor kartu (pengambilan nomor kartu berdasarkan urutan yang telah disepakati bersama) dan menjawab pertanyaan sesuai dengan nomor kartu yaitu pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan materi yang telah dipelajari. Apabila ada siswa yang mengambil nomor kartu tidak bisa menjawab pertanyaan, maka pertanyaan bisa dilempar ke teman yang lain dalam satu meja turnamen sesuai dengan urutan yang telah disepakati, dan yang menjawab dengan benar berhak menyimpan kartu tersebut. Kartu yang telah didapat nantinya yang akan dijadikan skor untuk penghargaan kelompok.


(39)

Guru akan mengumumkan kelompok yang menang dalam turnamen, dan masing–masing team akan mendapatkan sertifikat atau skor apabila memenuhi standar yang ditentukan. Pemberian penghargaan tiap kelompok dapat ditentukan berdasarkan skor kelompok yang didapat dengan menjumlahkan poin yang didapat pada skor lembar permainan setiap anggotanya, dan kemudian dicari skor rata-ratanya. Yang harus ditekankan dalam pemberian penghargaan di sini bukan mendorong siswa untuk bersaing secara tidak sehat, akan tetapi pemberian penghargaan tersebut adalah untuk memotivasi belajar siswa agar prestasi belajarnya dapat meningkat.

C. Prestasi Belajar

Prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:895) adalah penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran. Lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan guru. Kegiatan pengukuran prestasi belajar siswa dilakukan antara lain melalui ulangan, ujian, tugas, dan sebagainya (Masidjo, 1995:13).

Prestasi belajar adalah kemampuan, keterampilan dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal (Zainal Arifin, 1988:3). Belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan sikap (W.S Winkel, 1991:16). Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atas dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang.


(40)

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran lazimnya ditunjukkan dengan nilai/angka hasil tes yang diberikan oleh guru. Keberhasilan dalam kegiatan yang disebut belajar akan tampak dalam prestasi belajar yang diraihnya. Prestasi belajar dapat diketahui dari hasil evaluasi belajarnya. Usaha untuk mengevaluasi hasil belajar, biasanya dilakukan dengan mengadakan pengukuran dalam bentuk tertulis, lisan maupun praktik yang kemudian diberi skor yang biasanya berwujud angka. Hasil dari pengukuran ini merupakan informasi-informasi atau data yang diwujudkan dalam bentuk angka-angka yang disebut prestasi belajar.

Faktor–faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat digolongkan menjadi dua yaitu (Dimyati dan Mujiono, 1999:236-254): a. Faktor internal

1) Sikap terhadap belajar

Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian tentang sesuatu, yang membawa diri sesuai dengan penilaian tentang sesuatu, mengakibatkan terjadinya sikap menerima, menolak, atau mengabaikan kesempatan belajar.

2) Motivasi belajar

Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Motivasi ini dapat menjadi lemah. Lemahnya motivasi, atau tiadanya motivasi belajar akan melemahkan kegiatan belajar. Selanjutnya, mutu hasil belajar akan menjadi rendah. Oleh karena itu, motivasi belajar pada diri siswa perlu diperkuat terus menerus agar siswa memiliki hasil belajar yang baik, yang pada akhirnya semakin meningkatkan motivasi berprestasi.

3) Konsentrasi belajar

Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada pelajaran yang tertuju pada isi bahan belajar maupun proses memperolehnya. Untuk memperkuat perhatian pada pelajaran, guru


(41)

perlu menggunakan bermacam-macam strategi belajar mengajar, dan memperhitungkan waktu belajar serta selingan istirahat.

4) Mengolah bahan belajar

Mengolah bahan belajar merupakan kemampuan siswa untuk menerima isi dan cara memperoleh ajaran yang dikembangkan di berbagai mata pelajaran, sehingga lebih bermakna bagi siswa. Isi bahan belajar berupa pengetahuan, nilai kesusilaan, nilai agama, kesenian, serta keterampilan mental dan jasmani. Cara memperoleh ajaran berupa bagaimana menggunakan kamus, daftar logaritma, atau rumusan matematika. 5) Menyimpan perolehan hasil belajar

Menyimpan perolehan hasil belajar merupakan kemampuan menyimpan isi pesan dan cara memperoleh pesan. Kemampuan menyimpan tersebut dapat berlangsung dalam waktu yang pendek (hasil belajar cepat dilupakan) dan waktu yang lama (hasil belajar tetap dimiliki siswa). Proses belajar terdiri dari proses penerimaan, pengolahan, dan pengaktifan yang berupa penguatan serta pembangkitan kembali untuk dipergunakan. Dalam kehidupan sebenarnya tidak berarti semua proses tersebut berjalan lancar, akibatnya proses penggunaan hasil belajar terganggu.

6) Menggali hasil belajar yang tersimpan

Menggali hasil belajar yang tersimpan merupakan proses pengaktifan pesan yang telah diterima. Dalam hal pesan baru, maka siswa akan memperkuat pesan dengan cara mempelajari kembali, atau mengkaitkannya dengan bahan lama. Dalam hal pesan lama, maka siswa akan memanggil atau membangkitkan pesan dan pengalaman lama untuk suatu unjuk hasil belajar.

7) Kemampuan berprestasi

Kemampuan berprestasi merupakan suatu puncak proses belajar yang membuktikan keberhasilan belajar dalam memecahkan tugas-tugas belajar atau mentransfer hasil belajar. Kemampuan berprestasi terpengaruh oleh proses penerimaan, pengaktifan, prapengolahan, serta pemanggilan untuk pembangkitan pesan dan pengalaman.

8) Rasa percaya diri siswa

Rasa percaya diri timbul dari keinginan mewujudkan diri bertindak dan berhasil. Dari segi perkembangan, rasa percaya diri dapat timbul berkat adanya pengakuan dari lingkungan. Dalam proses belajar diketahui bahwa unjuk prestasi merupakan tahap pembuktian ”perwujudan diri” yang diakui oleh guru dan rekan sejawat siswa. Makin sering berhasil menyelesaikan tugas, maka semakin memperoleh pengakuan umum, dan selanjutnya rasa percaya diri semakin kuat.

9) Intelegensi dan keberhasilan belajar

Intelegensi adalah suatu kecakapan global atau rangkuman kecakapan untuk dapat bertindak terarah, berpikir secara baik, dan bergaul dengan


(42)

lingkungan secara efisien. Kecakapan tersebut menjadi aktual bila siswa memecahkan masalah dalam belajar atau kehidupan sehari-hari.

10) Kebiasaan belajar

Dalam kegiatan sehari-hari ditemukan adanya kebiasaan belajar yang kurang baik. Kebiasaan belajar tersebut antara lain: belajar pada akhir semester, belajar tidak teratur, menyia-nyiakan kesempatan belajar, bersekolah hanya untuk bergengsi, bergaya sok menggurui atau bergaya minta ”belas kasih” tanpa belajar. Kebiasaan-kebiasaan belajar tersebut disebabkan oleh ketidak mengertian siswa pada arti belajar bagi diri sendiri. Hal ini dapat diperbaiki dengan pembinaan disiplin membelajarkan diri.

b. Faktor eksternal

1) Guru sebagai pembina siswa belajar

Guru adalah pengajar yang mendidik. Ia tidak hanya mengajar bidang studi yang sesuai dengan keahliannya, tetapi juga menjadi pendidik generasi muda bangsanya. Sebagai pendidik, ia memusatkan perhatian pada kepribadian siswa, khususnya berkenaan dengan kebangkitan belajar yang merupakan wujud emansipasi diri siswa. Sebagai guru pengajar, guru bertugas mengelola kegiatan belajar siswa di sekolah. Adapun tugas pengelolaan pembelajaran siswa meliputi: pembangunan hubungan baik dengan siswa, menggairahkan minat, perhatian dan memperkuat motivasi belajar untuk berprestasi, mengorganisasi belajar, melaksanakan pendekatan pembelajaran secara tepat, mengevaluasi hasil belajar secara jujur dan obyektif, melaporkan hasil belajar kepada orang tua/wali siswa.

2) Prasarana dan sarana pembelajaran

Lengkapnya prasarana dan sarana pembelajaran merupakan kondisi pembelajaran yang baik. Hal ini tidak berarti lengkapnya sarana dan prasarana otomatis bisa menentukan jaminan terselenggaranya proses belajar dengan baik.

3) Kebijakan penilaian

Penilaian adalah penentuan sampai sesuatu dipandang berharga, bermutu, atau bernilai. Ukuran tentang hal itu berharga, bermutu, atau bernilai datang dari orang lain. Dalam penilaian hasil belajar, maka penentu keberhasilan belajar tersebut adalah guru. Guru adalah pemegang kunci pembelajaran. Guru menyusun desain pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan menilai hasil belajar.

4) Lingkungan sosial siswa di sekolah

Lingkungan dimana siswa tinggal yang dapat berpengaruh terhadap kehidupan siswa. Siswa yang berada di lingkungan yang dikondisikan untuk belajar, misalnya dibuat jam belajar malam antara jam 19.00-21.00, maka siswa akan terdorong untuk belajar. Sementara siswa yang


(43)

berada di lingkungan yang tidak peduli pada pendidikan, maka siswa akan menjadi malas untuk belajar.

5) Kurikulum sekolah

Program pembelajaran di sekolah mendasarkan pada suatu kurikulum. Kurikulum yang diberlakukan sekolah adalah kurikulum yang disahkan oleh pemerintah, atau suatu kurikulum yang disahkan oleh suatu yayasan pendidikan dan disusun berdasarkan kemajuan masyarakat. Perubahan kurikulum dapat mempengaruhi tujuan yang akan dicapai, isi pendidikan, kegiatan belajar mengajar dan evaluasi pembelajaran. Perubahan kurikulum dapat menimbulkan masalah bagi guru, siswa maupun elemen-elemen dalam sekolah dan juga orang tua siswa.

D. Mata Pelajaran Ekonomi

Ekonomi adalah sistem aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang serta jasa. Kata ekonomi sendiri berasal dari kata Yunani yaitu oikos yang berarti keluarga rumah tangga dan nomos yang berarti peraturan atau aturan hukum, dan secara garis besar diartikan sebagai aturan rumah tangga atau manajemen rumah tangga. Menurut Fajar (2002:128), ekonomi merupakan mata pelajaran yang mengkaji tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang banyak, bervariasi dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, kegiatan distribusi, serta kegiatan konsumsi. Sedangkan menurut

http://www.snapdrive.net/files/582099/ekonomi.pdf, ekonomi merupakan

ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi dan berkembang dengan sumberdaya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi. Jadi


(44)

secara garis besar dapat disimpulkan bahwa ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Permasalahan itu kemudian menyebabkan timbulnya kelangkaan.

Fungsi dari mata pelajaran ekonomi di SMA adalah mengembangkan kemampuan siswa untuk berekonomi, yaitu upaya manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup di masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan dengan cara mengenal berbagai kenyataan dan peristiwa-peristiwa ekonomi, memahami konsep dan teori serta terlatih dalam memecahkan masalah ekonomi yang ada pada masyarakat. Mata pelajaran Ekonomi bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut ini :

1. Memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengkaitkan peristiwa dan masalah ekonomi dengan kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi dilingkungan individu, rumah tangga, masyarakat, dan negara

2. Menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi yang diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi

3. Membentuk sikap bijak, rasional dan bertanggungjawab dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi, dan manajemen yang bermanfaat bagi diri sendiri, rumah tangga, masyarakat, dan negara

4. Membuat keputusan yang bertanggungjawab mengenai nilai-nilai sosial ekonomi dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun internasional


(45)

Mata pelajaran ekonomi mencakup perilaku ekonomi dan kesejahteraan yang berkaitan dengan masalah ekonomi yang terjadi di lingkungan kehidupan terdekat hingga lingkungan terjauh, yang meliputi aspek-aspek perekonomian, ketergantungan, spesialisasi dan pembagian kerja, perkoperasian, kewirausahaan, manajemen, dan akuntansi.

E. Kerangka Teoretik

PTK merupakan salah satu cara yang strategis bagi guru untuk memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam konteks pembelajaran di kelas dan peningkatan kualitas terhadap prestasi siswa secara keseluruhan. Hal itu dapat dilakukan mengingat tujuan PTK itu sendiri adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara berkesinambungan.

Namun kenyataannya yang kita lihat saat ini banyak dijumpai guru yang belum melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di dalam proses pembelajarannya. Padahal banyak masalah yang timbul pada saat proses pembelajaran berlangsung yang dapat diperbaiki melalui bentuk PTK. Ada beberapa faktor yang menyebabkan guru belum melakukan PTK dalam proses pembelajaran di kelas. Faktor-faktor tersebut antara lain yaitu karena kurang dipahaminya profesi keguruan oleh guru, guru malas membaca, guru malas menulis, kurangnya rasa kepekaan dan sensitifitas guru terhadap waktu, kurangnya daya kreatifitas dan inovasi seorang guru, guru malas meneliti, serta guru kurang memahami PTK.


(46)

Mc. Niff (1992:9) memandang PTK sebagai bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan keahlian mengajar. PTK merupakan penelitian tentang, untuk, dan oleh masyarakat/kelompok dengan memanfaatkan interaksi, partisipasi, dan kolaboratif antara peneliti dan kelompok tersebut. PTK tersebut biasanya dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki kinerja seorang guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

Dick dan Carey (1990) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran terdiri atas seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan belajar yang digunakan oleh guru dalam rangka membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Menurut mereka strategi pembelajaran bukan hanya terbatas prosedur atau tahapan kegiatan belajar saja, melainkan termasuk juga pengaturan materi atau paket program pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik.

PTK dapat diterapkan dalam bentuk strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa dan penciptaan suasana belajar yang menyenangkan untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Ekonomi. Strategi yang dapat diterapkan di dalam PTK adalah model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan salah


(47)

satu metode alternatif yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa di dalam proses pembelajaran di sekolah.

Teams Games Tournaments (TGT) adalah salah satu tipe metode pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan seluruh siswa tanpa ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan yang menyenangkan (Slavin, 1995:84). Dalam pembelajaran ini terdapat lima komponen yaitu: (1) presentasi kelas berupa penyampaian materi kepada siswa; (2) pembagian kelompok/tim untuk mendalami materi; (3) games yang dirancang untuk pembelajaran dalam bentuk permainan yang menyenangkan; (4) turnamen yang bertujuan untuk menciptakan kompetisi yang sehat antar siswa; dan (5) penghargaan bagi kelompok yang mendapatkan prestasi terbaik.

Pada pembelajaran kooperatif tipe TGT ini sangat ditekankan kerja sama dan kebersamaan dalam kelompok. Masing-masing kelompok memiliki tujuan yang sama yaitu mendapatkan penghargaan yang terbaik. Untuk mendapatkannya, masing-masing individu harus menyumbangkan nilai yang terbaik karena pada prinsipnya dalam pembelajaran kooperatif, keberhasilan kelompok ditentukan oleh keberhasilan individu sebagai anggota kelompok. Tanggung jawab individu juga sangat diperlukan dalam kelompok. Untuk dapat memahami materi dan mengerjakan soal-soal dengan baik, mereka harus terlibat secara aktif dalam kelompok. Adanya penghargaan kepada kelompok terbaik diharapkan dapat memicu


(48)

masing-masing anggota kelompok memiliki motivasi belajar yang kuat sehingga hasil belajar siswa di sekolah dapat meningkat.

Hasil belajar merupakan proses perubahan individu yang belajar. Perubahan ini tidak hanya mengenai pengetahuan tetapi juga membentuk kecakapan, sikap dan pengertian, penguasaan dan penghargaan dalam diri individu yang belajar. Hasil belajar adalah kemampuan peserta didik yang diperoleh melalui proses pembelajaran yang memerlukan waktu, dan terjadi perubahan pada diri orang yang belajar sesuai dengan tujuan belajar. Hasil belajar tersebut dapat ditingkatkan dengan dipahaminya dan diterapkannya metode pembelajaran tipe TGT. Dengan demikian penerapan metode pembelajaran tipe TGT diharapkan dapat berguna dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa-siswanya di sekolah.


(49)

28 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas

(classroom action research). Menurut Raka J (1998 : 5), PTK didefinisikan sebagai suatu bentuk atau kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan dalam melaksanakan tugas serta memperbaiki kondisi dimana pembelajaran tersebut dilakukan. Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan informasi bagaimana tindakan yang tepat untuk meningkatkan keaktifan siswa. Sehingga penelitian ini difokuskan pada tindakan-tindakan sebagai usaha untuk meningkatkan prestasi siswa dalam belajar

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah SMA Negeri 11,Yogyakarta. 2. Waktu Penelitian


(50)

C. Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subyek penelitian

Subyek dari penelitian ini adalah siswa kelas XD SMA Negeri 11 Yogyakarta.

2. Obyek penelitian

Obyek penelitiannya adalah peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe

TGT.

D. Prosedur Penelitian 1. Kegiatan Pra Penelitian

Sebelum mengadakan penelitian, peneliti terlebih dahulu mengawali dengan kegiatan pra-penelitian. Kegiatan ini dilakukan terhadap pembelajaran di kelas sebelum menggunakan metode TGT.

Kegiatan yang dilakukan yaitu mengadakan observasi terhadap situasi awal di dalam kelas yang mencakup observasi kegiatan guru, observasi kelas, dan observasi terhadap siswa. Selain dengan observasi, guna mendukung data yang diperoleh peneliti juga mengadakan wawancara terhadap guru dan siswa. Setelah mengadakan kegiatan pra-penelitian, peneliti mengadakan penelitian di dalam kelas setelah menggunakan metodeTGT.


(51)

Penelitian ini direncanakan berlangsung dalam satu siklus. Dalam satu siklus ini terdiri dari empat langkah.

a. Siklus pertama

Kegiatan dalam siklus pertama dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau tatap muka di kelas meliputi sebagai berikut:

1) Perencanaan

Pada tahap ini, dilakukan penyusunan rencana tindakan berupa penyiapan pembelajaran kooperatif tipe TGT, yang meliputi sebagai berikut:

a) Peneliti dan guru menggali data awal karakteristik siswa untuk memetakan para siswa berdasarkan kemampuannya dan membagi siswa secara heterogen menjadi kelompok-kelompok yang beranggotakan 4-5 orang. Beberapa perangkat yang disiapkan dalam tahap ini adalah: rencana pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, materi pembelajaran, soal-soal latihan, lembar jawab siswa dan lembar observasi.

b) Peneliti menyusun instrumen pengumpulan data, meliputi : (1) Lembar observasi kegiatan guru

(2) Lembar observasi kegiatan siswa (3) Lembar observasi kegiatan kelas


(52)

(4) Instrumen refleksi. 2) Tindakan

Pada tahap ini, dilaksanakan implementasi pembelajaran kooperatif tipe TGT sesuai dengan rencana tindakan, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Penyajian Kelas

Sebelum melakukan games, dalam awal pembelajaran akan diawali guru menjelaskan materi. Penjelasan materi ini dapat dilakukan dengan metode ceramah, diskusi atau metode yang lainnya. Yang harus ditekankan dalam penyajian kelas ini adalah siswa harus benar – benar memahami materi yang disampaikan oleh guru. Penguasaan materi ini akan membantu siswa untuk bekerja dalam kelompok nantinya.

b) Kelompok (team)

Di dalam kegiatan kelompok masing-masing anggota kelompok bertugas mempelajari materi atau menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru pada lembar latihan dan membantu teman satu kelompok menguasai materi pembelajaran tersebut. Sebelum kegiatan belajar kelompok dimulai, guru terlebih dahulu menjelaskan beberapa sikap yang harus diperhatikan siswa agar kerjasama dalam kelompok


(53)

berjalan dengan lancar. Pada saat diskusi berlangsung, seluruh anggota sebaiknya berbicara dengan suara yang pelan, tidak boleh meninggalkan tugas selama bekerja dalam kelompok, mendiskusikan tugas secara bersama-sama, jika ada suatu pertanyaan di dalam kelompok tersebut, sebaiknya jangan ditanyakan dahulu kepada guru karena mungkin dari salah satu teman kelompok ada yang bisa menjawab pertanyaan tersebut. Setelah itu, jika pertanyaan tidak bisa terjawabkan oleh salah satu teman kelompok, baru bisa meminta penjelasan dari guru. Kelompok biasanya terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi, jenis kelamin dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saatgameatautournament.

c) Permainan

Permainan ini dirancang untuk mengetahui pemahaman siswa setelah mengikuti pembelajaran di kelas dan belajar kelompok. Game berisi pertanyaan – pertanyaan bernomor yang dirancang oleh guru untuk mengetahui sejauh mana penguasaan materi oleh siswa sesuai dengan materi yang


(54)

diajarkan. Siswa mengambil salah satu pertanyaan bernomor dan menjawabnya sesuai dengan kemampuan masing – masing dan teman di dalam kelompoknya tidak diperkenankan untuk membantu anggota kelompok yang sedang mengerjakan. d) Turnamen (Tournament)

Turnamen biasanya dilakukan pada akhir materi pembelajaran yang sedang dibahas dan setelah siswa melakukan belajar dalam kelompok. Turnamen ini berfungsi untuk mengetahui kelompok mana yang bisa mendapatkan nilai yang terbaik. Turnamen disini merupakan suatu pertandingan antar kelompok. Pada awal turnamen, guru menugaskan siswa untuk tetap dalam kelompoknya masing-masing. Kelompok tersebut akan menerima modal sebesar Rp 200.000,00 untuk dijadikan taruhan. Setiap kelompok wajib menaruhkan modal sebelum guru membacakan soal tournament. Ketika kelompok berhasil menjawab benar pada satu pertanyaan, maka poin kelompok tersebut akan bertambah sesuai dengan jumlah taruhan yang telah disepakati kelompok diawal. Jika jawaban pada saat pertanyaan itu salah, maka poin kelompok akan dikurangi sesuai dengan jumlah yang telah dipertaruhkan diawal. Begitu seterusnya sampai akhirtournamentberlangsung.


(55)

e) Penghargaan kelompok

Guru akan mengumumkan kelompok yang menang dalam turnamen. Pemberian penghargaan tiap kelompok dapat ditentukan berdasarkan skor kelompok yang didapat dengan menjumlahkan poin yang didapat pada skor lembar permainan setiap anggotanya dan jumlah poin padatournamentyang telah dilakukan. Yang harus ditekankan dalam pemberian penghargaan di sini bukan mendorong siswa untuk bersaing secara tidak sehat, akan tetapi pemberian penghargaan tersebut adalah untuk memotivasi belajar siswa agar prestasi belajarnya dapat meningkat.

Guru juga melakukan pre-test sebelum diterapkannya metode TGT dan melakukan post-test setelah diterapkannya metode TGTdi dalam pembelajaran, untuk mengetahui adanya tingkat perubahan atau kenaikan prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah diterapkannya metode TGT dalam pembelajaran Ekonomi di dalam kelas.

3) Observasi

Tahap ini, dilaksanakan bersamaan dengan tahap tindakan. Di dalam tahap ini peneliti mengadakan pengamatan atas dampak dan hasil dari pelaksanaan tindakan, yaitu meliputi bagaimana


(56)

proses pembelajaran itu berlangsung, keterlibatan dan interaksi siswa dalam kegiatan pembelajaran, dan bagaimana kondisi kelas. Untuk dapat mengetahui adanya peningkatan prestasi belajar siswa dapat dilihat dari hasil pekerjaan siswa setelahTGT selesai di terapkan. Pengamatan juga direkam dengan menggunakan

video camcorder.

4) Refleksi

Refleksi dilakukan segera setelah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipeTGT dilakukan. Kegiatan refleksi digunakan untuk menganalisis segala kekurangan dan juga untuk menganalisis keberhasilan selama pembelajaran yang dilangsungkan. Kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran akan diperbaiki pada saat kegiatan pada siklus lanjutan (jika diperlukan). Refleksi juga dilakukan untuk apakah indikator keberhasilan yang direncanakan telah tercapai. Pada intinya, refleksi dilakukan untuk mengevaluasi tindakan-tindakan yang telah dilalui. jika terdapat kekurangan maka peneliti berusaha memperbaiki kekurangan tersebut dan jika telah mencapai keberhasilan maka penelitian dapat dikatakan telah mencapai target yang diinginkan.


(57)

E. Instrumen Penelitian

Beberapa instrumen yang diperlukan dalam penelitian ini adalah: 1. Instrumen pra penelitian

a. Pengamatan terhadap guru(Observing Teachers)

Pengamatan merupakan alat yang terbukti efektif untuk mempelajari tentang metode dan strategi yang diimplementasikan di kelas, misalnya tentang organisasi kelas, respon siswa terhadap lingkungan kelas. Salah satu bentuk instrumen pengamatan adalah catatan anekdotal. Catatan anekdotal ini memuat deskripsi rinci dan lugas peristiwa yang terjadi di kelas (catatan anekdotal, lampiran 1).

b. Pengamatan terhadap kelas(Observing Classrooms)

Catatan anekdotal dapat dilengkapi sambil melakukan pengamatan terhadap segala kejadian yang terjadi di kelas. Pengamatan ini sangat bermanfaat karena dapat mengungkapkan praktik-praktik pembelajaran yang menarik di kelas. Di samping itu, pengamatan ini dapat menunjukkan strategi yang digunakan guru dalam menangani kendala dan hambatan pembelajaran yang terjadi di kelas. Catatan anekdotal kelas meliputi deskripsi tentang lingkungan fisik kelas, tata letaknya, dan manajemen kelas (catatan anekdotal, lampiran 3).

c. Pengamatan terhadap siswa(Observing Students)

Pengamatan atau observasi terhadap perilaku siswa dapat mengungkapkan berbagai hal menarik. Masing-masing individu siswa


(58)

dapat diamati secara individual atau berkelompok sebelum pembelajaran dimulai, saat berlangsungnya pembelajaran, dan sesudah usai pembelajaran. Perubahan pada tiap individu juga dapat diamati, dalam kurun waktu tertentu, mulai dari sebelum dilakukan tindakan, saat tindakan diimplementasikan, dan seusai tindakan diberikan (catatan anekdotal, lampiran 2).

2. Pelaksanaan Tindakan a. Perencanaan

Penentuan perencanaan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu perencanaan umum dan perencanaan khusus. Perencanaan umum dimaksudkan untuk menyusun rancangan yang meliputi keseluruhan aspek yang terkait PTK. Sementara itu, perencanaan khusus dimaksudkan untuk menyusun rancangan pada satu siklus. Oleh karenanya dalam perencanaan khusus ini tiap kali terdapat perencanaan ulang (replanning). Hal-hal yang direncanakan diantaranya terkait dengan pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, teknik atau strategi pembelajaran, media dan materi pembelajaran, dan sebagainya. Perencanaan dalam hal ini kurang lebih hampir sama dengan apabila kita menyiapkan suatu kegiatan belajar mengajar. Biasanya perencanaan dimasukkan ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan juga dapat dimasukkan ke dalam silabus mata pelajaran ekonomi (lampiran 9).


(59)

b. Tindakan

Tindakan ini merupakan implementasi pembelajaran kooperatif tipe

TGT yang telah direncanakan. Strategi apa yang digunakan, materi apa yang akan diajarkan atau dibahas. Guru melakukan inovasi dalam proses pembelajaran di kelas dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. Sebelum penelitian dilakukan dan sekaligus untuk menguji kemampuan siswa, peneliti memberikan soal pre-test yang sesuai dengan materi yang diajarkan guru sebelumnya (lampiran 10). Kegiatan ini merupakan penerapan dari berbagai perencanaan yang direncanakan sebelumnya. Tindakan merupakan pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe

TGT. Dalam pelaksanaan tindakan, kegiatan guru adalah mengajarkan materi yang telah dipersiapkan, strategi pembelajaran, dan model pembelajaran. Instrumen yang dibutuhkan dalam tahap tindakan adalah penilaian tentang tingkat prestasi belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi yang akan diukur dari hasil belajar siswa (lampiran 4 dan lampiran ). Setelah itu guru dibantu oleh peneliti membagikan soal post-test yang digunakan untuk menilai prestasi siswa terhadap materi yang telah diajarkan (lampiran 11).

c. Observasi

Pengamatan atau observasi dapat dilakukan sendiri oleh peneliti. Pada saat mengobservasi, pengamat haruslah mencatat semua peristiwa atau hal yang terjadi di kelas penelitian. Seperti mengenai kinerja guru,


(60)

situasi kelas, perilaku dan sikap siswa, penyajian atau pembahasan materi yang diajarkan (lampiran 6).

d. Refleksi

Pada prinsipnya yang dimaksud dengan istilah refleksi adalah memikirkan sesuatu atau upaya evaluasi yang dilakukan oleh para kolaborator yang terkait dengan suatu PTK yang dilaksanakan. Kegiatan ini dilakukan untuk menilai keberhasilan dan kekurangan dari model yang telah diterapkan sebelumnya. Jika masih banyak kekurangan, maka perlu dilakukan penelitian lanjutan pada siklus tahap kedua, dan jika telah mencapai keberhasilan, maka penelitian dapat dikatakan telah mencapai target yang ditentukan sebelumnya (lampiran 7).

F. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian bersumber dari interaksi guru dan siswa dalam pembelajaran dan berupa data tindakan belajar atau perilaku belajar yang dihasilkan dari tindakan yang mengajar. Pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut.

1. Observasi

Pengamatan partisipatif dilakukan oleh orang yang terlibat secara aktif dalam proses pelaksanaan tindakan. Pengamatan ini dapat dilaksanakan dengan pedoman pengamatan (format, daftar, cek), catatan lapangan, jurnal harian, observasi aktivitas di kelas, penggambaran interaksi dalam


(61)

kelas, alat perekam elektronik, atau pemetaan kelas (cf. Mills, 2004:19 dalam Wijaya Kusumah, 2009:52). Pengamatan sangat cocok untuk merekam data kualitatif, misalnya perilaku, aktivitas, dan proses lainnya. Catatan lapangan sebagai salah satu wujud dari pengamatan dapat digunakan untuk mencatat data kualitatif, kasus istimewa, atau untuk melukiskan suatu proses.

2. Wawancara

Untuk memperoleh data dan informasi yang lebih rinci dan untuk melengkapi data hasil observasi, peneliti dapat melakukan wawancara kepada guru, siswa, atau kepala sekolah. Wawancara digunakan untuk mengungkap data yang berkaitan dengan sikap, pendapat, atau wawasan. Wawancara dapat dilakukan secara bebas atau terstruktur. Wawancara hendaknya dilakukan dengan mempergunakan pedoman wawancara agar semua informasi dapat diperoleh secara lengkap. Jika dianggap masih ada informasi yang kurang, dapat pula dilakukan secara bebas. Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data berkaitan dengan aktivitas belajar siswa serta pandangan dari guru dan siswa terhadap metode TGT yang diterapkan dalam pembelajaran ekonomi.

3. Metode Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode untuk memperoleh atau mengetahui sesuatu dengan buku-buku, arsip yang berhubungan dengan yang diteliti.


(62)

Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekolah, data siswa, hasil belajar siswa serta rekaman proses tindakan penelitian.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data yang dilakukan secara deskriptif dan komparatif untuk mengetahui perkembangan peningkatan prestasi belajar siswa di dalam proses pembelajaran, meliputi dua hal sebagai berikut:

1. Analisis Deskriptif

Data hasil observasi dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu dengan pemaparan (deskripsi) data/informasi tentang suatu gejala yang diamati dalam proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan tingkat keberhasilan dari metode kooperatif tipe TGT

sebagaimana adanya dalam bentuk paparan naratif maupun tabel. 2. Analisis Komparatif

Analisis komparatif dilakukan untuk melihat perkembangan peningkatan prestasi belajar siswa dari waktu ke waktu khususnya pada masa pra penelitian dan siklus pertama. Dari berbagai tahapan tersebut kemudian dibandingkan bagaimana perubahan tingkat hasil belajar siswa. Untuk mengukur tingkat perkembangan prestasi belajar siswa dalam penelitian tindakan ini menggunakan pre test dan post test. Berikut adalah tabel


(63)

analisis perbandingan tingkat perkembangan prestasi belajar siswa pada saat pelaksanaan tindakan :

Tabel 3.1

Indikator Keberhasilan Peningkatan Prestasi Belajar Pada Saat Pelaksanaan Tindakan

No Nama Siswa Pre Test Post Test Selisih Peningkatan

Prestasi Siswa 1.

2. 3.


(64)

43

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah SMA N 11 Yogyakarta

Gedung dibangun pada tahun 1897 dan digunakan sebagai gedung Kweekschool (Sekolah Guru Jaman Belanda). Tanggal 3-5 Oktober 1908 dijadikan sebagai ajang Konggres Boedi Utomo yang pertama dan menempati ruang makan Kweekschool (Aula). Tahun 1927 kompleks gedung ini digunakan sebagai sekolah guru 4 tahun dan 6 tahun (HIK). Selama penjajahan Jepang dipergunakan untuk SGL dan ditutup pada masa Revolusi Kemerdekaan Republik Indonesia.

Tahun 1946 sekolah dibuka kembali dengan nama SGB dan untuk memenuhi kebutuhan tenaga guru yang kependidikan 6 tahun pada bulan November 1947, pemerintah membuka sekolah guru A (SGA) sehingga kompleks gedung menjadi SGA/SGB dipimpin oleh bapak Sikun Pribadi. Clash II pecah. Sekolah terpaksa ditutup kembali dan dibuka kembali ketika Yogyakarta kembali ke Pemerintah RI (Juni 1949).

SGA/B di buka kembali dengan menempati ruang-ruang STM Negeri karena kompleks SGA dipakai sebagai asrama tentara. Tahun 1950 dengan bantuan Sri Sultan HB IX, SGA/B kembali menempati kampus Jln. A.M Sangaji dan diadakan pemisahan yaitu SGB di Jln. A.M Sangaji 38 dan SGA di Jln. A.M. Sangaji 42.


(65)

karena SGB tidak menerima siswa baru lagi dan berubah fungsi menjadi SMP 6 Yogyakarta menempati Jln. Cemoro Jajar No.1. Dengan meningkatnya kebutuhan tenaga guru pada tahun 1953/1954 dibuka SGA II menempati lokasi yang sama SGA I tetapi masuk sore hari. Tahun 1959/1960 kedua SGA menjadi SGA I. Tahun 1967 diadakan Integrasi SGA dan SGTK menjadi SPG I dan SGTK menjadi SPG II.

Tahun 1970 SPG Negeri 1 Yogyakarta ditetapkan sebagai pusat latihan guru SD dan pada tahun 1971 dijadikan sebagai home base I di DIY. Pada tahun 1979 di kompleks sekolah didirikan Perpustakaan Perintis. Pada tahun 1989 pemerintah mengalih fungsikan SPG menjadi SMA, SPG Negeri 1 menjadi SMA Negeri 11 Yogyakarta.

Kepemimpinan Sekolah Sejak 1947 sampai dengan sekarang :

1. 1947-1948 (SGA) : Sikun Pribadi 2. Yogya Kembali : Ali Murni

3. 1952 : Supoyo

4. 1956-1959 : Slamet Warsito

5. 1959-1963 : R Sunaryo

6. 1963-1975 (SPG) : R Suharman

7. 1975-1980 : Drs. Lasmadi S

8. 1980-1987 : Drs. Soemarjono


(66)

alih fungsi menjadi SMA 11 Yogyakarta tahun 1989) 11. 1993-1995 (SMA 11) : Drs. Gatut Sugiono 12. 1995-1999 (SMU 11) : Eddy Sugiarto

13. 2000-2007 : Drs. H Randi Wijiatno

14. 2007-2009 : Drs. Bambang Supriyono, M.M 15. 2009 - Sekarang : Drs. Bambang Supriyono, MM

B. Tujuan Satuan Pendidikan SMA N 11 Yogyakarta

Dalam rangka menuju sekolah bermutu/berkualitas yang dapat dipercaya, diandalkan, dan menjadi tumpuan harapan masyarakat, maka SMA Negeri 11 Yogyakarta mempunyai Visi, Misi dan Tujuan, yaitu sebagai berikut:

1. Visi

Terwujudnya sekolah yang unggul serta memiliki intelektualitas, integritas, santun berwawasan kebangsaan dan bercakrawala global.

2. Misi

a. Menerapkan sistem layanan pendidikan yang bermutu berpedoman pada 8 Standar Nasional Pendidikan.

b. Mengembangkan kemampuan akademik bercakrawala global dengan penerapan dan pengembangan kurikulum lokal, nasional, maupun internasional.


(67)

dan berakar pada nilai-nilai agama dan budaya nasional Indonesia sesuai dengan tuntutan globalisasi.

d. Menciptakan budaya sekolah yang sportif, kreatif, menyenangkan dan santun dengan penuh rasa kekeluargaan.

e. Membangun kerjasama dengan pihak luar sekolah sesuai dengan tuntutan Globalisasi.

3. Tujuan

a. Tujuan Umum

Meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan, untuk hidup mandiri, dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

b. Tujuan Khusus

1) Tercapainya seluruh civitas akademika yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur.

2) Meningkat prestasi akademik dan nonakasemik melalui kegiatan peningkatan mutu pembelajaran dan sarana pembelajaran.

3) Meningkatkan kualitas kompetensi lulusan, dalam mencapai hasil Ujian Nasional dan Ujian Sekolah yang optimal.

4) Meningkatkan persentase siswa masuk perguruan tinggi negeri dan swasta favorit.


(68)

ilmu pengetahuan, teknologi, sosial, budaya, dan seni melalui

“Contruktivisme Learning” dan interaksi sosial.

6) Meningkatkan layanan informasi pendidikan berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.

7) Terkondisinya lingkungan sekolah dalam mewujudkan wawasan wiyata mandala.

C. Sistem Pendidikan Satuan Pendidikan SMA N 11 Yogyakarta

Sesuai dengan bunyi pasal 15 PP Nomor 29 tahun 1990 lama pendidikan sekolah menengah umum adalah tiga tahun. Seperti itu juga di SMA Negeri 11 Yogyakarta lama pendidikan yang harus ditempuh adalah tiga tahun, yaitu di kelas X, XI, dan XII. Saat menginjak kelas XI, para siswa diberikan kesempatan untuk memilih jurusan bidang studi yang sesuai dengan bakat dan minat mereka. Penjurusan bidang studi yang ditawarkan di SMA Negeri 11 Yogyakarta adalah jurusan ilmu alam (IPA), dan ilmu sosial (IPS). Jurusan yang telah dipilih siswa di kelas XI ini kemudian dilanjutkan saat siswa naik ke kelas XII.

Di SMA Negeri 11 sistem semester telah diterapkan kembali pada tahun ajaran 2002/2003 sampai sekarang. Dalam sistem semester ini, satu tahun ajaran terdiri dari dua penggalan, yaitu semester gasal dan semester genap.


(69)

Di dalam penyelenggaraan pendidikkan, SMA Negeri 11 Yogyakarta menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dimulai pada tahun pelajaran 2006/2007.

Penerapan KTSP dalam program reguler SMA Negeri 11 Yogyakarta didasarkan pada Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. KTSP merupakan kurikulum yang memberi kewenangan dan tanggung jawab penuh pada sekolah untuk menyusun sendiri pelaksanaan kegiatan pembelajarannya sesuai misi, visi, dan potensinya masing-masing, dengan mengacu kepada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP). Dengan KTSP, kepala sekolah, para guru, dan komite sekolah dapat terlibat langsung dalam merumuskan tujuan pembelajaran, materi, serta hal-hal lainnya yang berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar.

Muatan kurikulum SMA Negeri 11 Yogyakarta meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar yang ditetapkan oleh BSNP, dan muatan lokal yang dikembangkan oleh daerah dan sekolah serta kegiatan pengembangan diri.


(1)

maka MPC-nya senilai….

9. Sisa dari pendapatan setelah dikurangi konsumsi yang digunakan untuk masa yang akan datang, disebut…

Tabungan /Saving

10. Rumus dari keseimbangan tingkat konsumsi dapat dituliskan dengan …


(2)

Lampiran 19

Soal Turnamen Cerdas Cermat

1. Bagian pendapatan yang dibelanjakan untuk memenuhi kebutuhan dinamakan ….(KONSUMSI)

2. Bunga yang berlaku pada waktu itu atau pasar saat investasi itu diadakan dinamakan ….(TINGKAT BUNGA)

3. Secara umum fungsi konsumsi dapat dirumuskan dengan persamaan yaitu …. ( C = a + b Y)

4. Faktor utama yang mempengaruhi besar kecilnya konsumsi adalah …. (PENDAPATAN)

5. Kegiatan produsen untuk meningkatkan produksi dengan membeli barang-barang modal dinamakan ….(INVESTASI)

6. Fungsi permintaan akan investasi dapat dirumuskan dengan persamaan yaitu ….(I = – pi)

7. Bagian pendapatan yang tidak digunakan untuk konsumsi dan disimpan untuk keperluan yang akan datang disebut …. (TABUNGAN/SAVING)

8. Apabila permintaan suatu investasi ditunjukkan oleh I = 400 – 700 i. Berapa besarnya investasi pada saat tingkat bunga bank yang berlaku setinggi 14% ….

I = 400 – 700 (0,14) = 302

9. Jika diketahui∆ = 600 dan∆ =1200, berapakah MPC-nya ?? 600/1200 =0,5

10. Jika diketahui suatu fungsi konsumsi, C = 100 + 0,5 Y. Maka berapakah nilai keseimbangan tingkat konsumsinya ?

Y = C


(3)

0,5 Y = 100 Y = 100/0,5 Y = 200


(4)

Lampiran 20

Wawancara Terhadap Guru Mata Pelajaran Ekonomi

Observer : “Metode apa yang biasanya sering bapak gunakan dalam pembelajaran Ekonomi di kelas?”

Guru : “Pembelajaran yang sering saya lakukan di kelas yang biasa saya gunakan di kelas biasanya diskusi dan ceramah.”

Observer : “Mengapa bapak biasa menggunakan metode tersebut?” Guru : “Ceramah biasanya dilakukan di awal materi untuk memberi

gambaran tentang suatu materi yang akan dipelajari. Diskusi membuka pikiran siswa,sehingga mampu untuksharing sejauh mana pengetahuan para siswa memahami materi pembelajaran yang telah saya berikan sebelumnya, agar siswa dapat aktif berpendapat di dalam kelas.”

Observer : “Apakah metode tersebut sudah cukup efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas?”

Guru : “Selama ini menurut saya penggunaan metode tersebut sudah cukup efektif, karena seluruh siswa menjadi aktif dalam pembelajaran dan ingin mengemukakan pendapatnya.”

Observer : “Kendala apa saja yang bapak dihadapi?”

Guru : “Bagi mereka yang tidak berani berbicara, disebabkan siswa takut jika pendapatnya salah. Jadi kelemahan metode ini adalah pada siswa yang takut berbicara atau mengungkapkan pendapat akan mengakibatkan siswa tersebut kurang berkembang dan pasif di dalam kelas.”


(5)

Guru : “Yang perlu ditingkatkan adalah menginovasi model pembelajaran di dalam kelas supaya semua siswa bisa aktif berpendapat. Selain itu juga, motivasi belajar siswa perlu diperbaiki supaya prestasi siswa tetap baik di kelas “

Observer : “Menurut bapak, persoalan-persoalan apa saja yang biasanya muncul dalam materi ini?”

Guru : “Siswa kurang memahami materi yang diberikan oleh saya, karena materi ini juga tergolong materi yang memerlukan hafalan dan kejelasan pada tiap pokok bahasan.”


(6)

Lampiran 21

Wawancara Terhadap Siswa

Observer : “Metode apa yang biasanya sering Bapak Ruswi gunakan dalam pembelajaran di kelas?”

Siswa : “Biasanya bapak menggunakan metode ceramah dan juga diskusi kelompok. Biasanya diskusi ini akhirnya membuat kelas menjadi tidak kondusif karena kegaduhan kelas.

Observer :“Bagaimana pendapat dan kesan kalian terkait dengan pembelajaran menggunakan model pembelajaran tipe TGT yang sudah kita laksanakan?”

Siswa : “Dengan pembelajaran menggunakan model games dan turnamen ini, kami merasa pembelajaran sangat menyenangkan dan tidak menjenuhkan. Selain itu kami dituntut untuk bisa berpikir cepat, mau bekerja sama dan berani untuk mengungkapkan pendapat dengan teman satu kelompok.

Observer : “Apakah kalian sudah paham tentang materi yang dipelajari setelah menggunakan model pembelajaran TGT tersebut?” Siswa : “Setelah mengikuti pelajaran dengan model TGT kami

merasa lebih paham tentang materi fungsi konsumsi,tabungan dan investasi.Model pembelajaran ini bisa membuat siswa lebih paham tentang materi dan juga merasa termotivasi untuk belajar. Model ini bisa juga dilakukan untuk mempermudah siswa memahami materi dan menghilangkan rasa bosan terhadap model pembelajaran yang itu-itu saja”


Dokumen yang terkait

Peningkatan hasil belajar kimia siswa dengan mengoptimalkan gaya belajar melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) penelitian tindakan kelas di MAN 11 Jakarta

0 27 232

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs Islamiyah Ciputat

1 40 0

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe teams-games-tournament (tgt) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa (kuasi eksperimen pada Kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Jonggol)

0 5 199

Penerepan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas VIII-3 SMPN 3 Kota Tangerang Selatan 2015/2016 Dalam Pelajaran IPA

0 4 10

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran akuntansi untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X SMA Kolese de Britto Yogyakarta.

0 5 220

Penerapan model pembelajaran tipe Teams Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran ekonomi untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

2 25 273

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran akuntansi di kelas XI SMA Negeri 11 Yogyakarta.

0 0 227

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran akuntansi di kelas XI SMA Negeri 11 Yogyakarta - USD Repository

0 0 225

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT(TGT) DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA

0 0 195