Human capital akan meningkat jika perusahaan mampu menggunakan pengetahuan yang dimiliki oleh karyawannya. Brinker 2000 memberikan beberapa
karakteristik dasar yang dapat diukur dari modal ini, yaitu training programs, credential, experience, competence, recruitment, mentoring, learning programs,
individual potential and personality. Menurut Bontis 2004 human capital adalah kombinasi dari pengetahuan,
skill, kemampuan melakukan inovasi dan kemampuan menyelesaikan tugas, meliputi nilai perusahaan, kultur dan filsafatnya. Jika perusahaan atau organisasi berhasil
dalam mengelola pengetahuan karyawannya, maka hal itu dapat meningkatkan human capital. Sehingga human capital merupakan kekayaan yang dimiliki oleh
suatu organisasi yang terdapat dalam tiap individu yang ada di dalamnya. Human capital ini yang nantinya akan mendukung modal intelektual yang ada di dalam
perusahaan atau organisasi.
2.3.2 Structural Capital sebagai pembentuk Intellectual Capital Statement
Structural capital merupakan kemampuan organisasi atau perusahaan dalam memenuhi proses rutinitas perusahaan dan strukturnya yang mendukung usaha
karyawan untuk menghasilkan kinerja intelektual yang optimal serta kinerja bisnis secara keseluruhan, misalnya: sistem operasional perusahaan, proses manufakturing,
budaya organisasi, filosofi manajemen dan semua bentuk intellectual property yang dimiliki perusahaan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Seorang individu dapat memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, tetapi jika organisasi memiliki sistem dan prosedur yang buruk maka intellectual capital tidak
dapat mencapai kinerja secara optimal dan potensi yang ada tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Menurut Nashih 2005, structural capital atau organizational capital adalah kekayaan potensial perusahaan yang tersimpan dalam organisasi dan manajemen
perusahaan. Structural capital merupakan infrastruktur pendukung dari human capital sebagai sarana dan prasarana pendukung kinerja karyawan. Sehingga
walaupun karyawan memiliki pengetahuan yang tinggi namun bila tidak didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai, maka kemampuan karyawan tersebut tidak
akan menghasilkan modal intelektual. Dengan kata lain modal intelektual juga harus didukung akan adanya sarana dan prasarana yang termasuk bagian dari structural
capital agar tercapai tujuan organisasi secara optimal.
2.3.3 Relational Capital sebagai pembentuk Intellectual Capital Statement
Elemen ini merupakan komponen modal intelektual yang memberikan nilai secara nyata. Relational capital merupakan hubungan yang harmonis atau association
network yang dimiliki oleh perusahaan dengan para mitranya, baik yang berasal dari para pemasok yang handal dan berkualitas, berasal dari pelanggan yang loyal dan
merasa puas akan pelayanan perusahaan yang bersangkutan, berasal dari hubungan perusahaan dengan pemerintah maupun dengan
masyarakat sekitar. Relational capital dapat muncul dari berbagai bagian diluar lingkungan perusahaan yang dapat menambah nilai bagi perusahaan tersebut.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Menurut Sawarjuwono dan Agustine 2003 elemen customer capital atau Relational Capital merupakan komponen modal intelektual yang memberikan nilai
secara nyata. Relational Capital membahas mengenai hubungan perusahaan dengan pihak di luar perusahaan seperti pemerintah, pasar, pemasok dan pelanggan,
bagaimana loyalitas pelanggan terhadap perusahaan. Relational Capital juga dapat diartikan kemampuan perusahaan untuk mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan
pasar sehingga menghasilkan hubungan baik dengan pihak luar. Dalam Perguruan Tinggi relational capital sangat dibutuhkan baik dengan
pihak luar seperti dengan Perguruan Tinggi lain atau dengan perusahaan untuk menampung output dari perguruan tinggi tersebut. Selain dengan pihak luar
Relational Capital di perguruan tinggi juga dapat digambarkan dengan hubungan antar dosen yang ada di dalam perguruan tinggi, hubungan antar mahasiswa dalam
perguruan tinggi sehingga dapat menghasilkan suatu kerja sama yang akhirnya dapat meningkatkan modal intelektual perguruan tinggi.
2.4 Kerangka Konseptual