2.2.8.1 Kebebasan Akademik
Menurut PP No. 60 Tahun 1999, kebebasan akadernik merupakan kebebasan yang dimiliki oleh anggota sivitas akademika untuk melaksanakan kegiatan yang
terkait dengan pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara bertanggungjawab dan mandiri.Menurut Arthur Lovejoy yang dikutip oleh
Haryasetyaka 2004, kebebasan akademik adalah kebebasan seseorang atau seorang peneliti di lembaga 11mu. pengetahuan untuk mengkaji persoalan serta mengutarakan
kesimpulannya baik melalui penerbitan atau perkuliahan tanpa campur tangan dari penguasa politik atau keagamaan atau dan lembaga yang memperkerjakannya kecuali
apabila metode yang digunakannya tidak memadai atau bertentangan dengan etika professional atau lembaga yang berwenang dalam bidang keilmuannya.
Menurut Nymeyer 1956 kebebasan akademik adalah kebebasan anggota fakultas untuk mengajar pada suatu sekolah dengan pikirannya sendiri dan
mempromosikan spekulasi dan kesimpulan yang dibuat secara independen atau. bebas dari apa yang mungkin institusi kehendaki. Dari definisi tersebut dapat dibaca
bahwa kebebasan akademik dilaksanakan olch lembaga ilmu pengetahuan. Jika kedua definisi tersebut digabung maka lembaga pelaksana kebebasan akademik adalah
Perguruan Tinggi. Kebebasan akademik yang dilaksanakan oleh sivitas akademik tidak bersifat mutlak atau absolut. Kebebasan tersebut harus memperhatikan etika
professional, etika yang berlaku dalam masyarakat.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Jika kita mengacu kepada UU No. 39 Talum 1999 tentang HAM, maka kebebasan akademik tidak dibenarkan bertentangan dengan nilai nilai agama,
kesusilaan, keterbitan, kepentingan umum dan keutuhan bangsa. Pelaksanaan kebebasan akademik dapat dilakukan melalui berbagai media seperti melalui media
cetak, media elektronik, tatap muka atau bentuk media lainnya. Kebebasan akdemik harus dipahami sebagai seperangkat hak dan kewajiban dengan tetap bertanggung
jawab dan akuntabel penuh kepada masyarakat. Mandiri, dapat diartikan marnpu berbicara dengan bebas tentang masalah masalah etika, budaya, social, ekonomi dan
lain-lain secara mandiri. Ada tiga konsep dasar bagi kebebasan akademik. Pertama, sebagai peneliti,
dosen harus bebas. Bagaimana mungkin penelitian dapat dilakukan tanpa kebebasan. Kedua, sebagai pemikir asli, dosen harus bebas. Bagaimana mungkin seseorang dapat
menjadi pemikir asli, jika ia harus mematuhi hal hal yang telah berlaku di masa yang lalu. Ketiga, sebagai penyebar gagasan kedua, dosen dalam beberapa hal mungkin
bebas, dan dalam beberapa hal mungkin tidak bebas. Oleh karena itu, dosen sebagai gurupengajar dijamin bebas dalam kelas jika mereka membahas tentang kajian ilmu
yang diajarkan dan menghindari materi materi yang tidak berkaitan dengan materi pembelajaran.
Kebebasan akademik terdiri dari proteksi terhadap independensi intelektual professor, peneliti dan mahasiswa dalam mencari atau menggali pengetahuan dan
mengekspresikan gagasan gagasan yang bebas darii turut campur legislator atau pihak yang berwenang dalam instutisinya sendiri.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Ini berarti tidak ada kekolotan politik, ideology atau agama yang dibebankan kepada professor, peneliti dan mahasiswa melalui bebagai cara. Juga pimpinan tidak
memasukkan kekolotan tersebut melalul pengontrolan budget universitas. Dalam kondisi tertentu, kebebasan akademik bagi dosen sebagai pengajar
untuk membedakan dosen sebagai peneliti dan pemikir asli diperlukan tanpa memperhatikan apa yang orangtua atau mahasiswa inginkan. Hal ini berlaku pada
sekolah negeri. Mahasiswa bebas belajar, mengambil, menyimpan data atau pandangan yang diberikan dalam perkuliahan dan bebas menilai materi atau pendapat
tersebut. Mahasiswa mendapat perlakuan yang sama dalam pembelajaran serta tidak boleh dipaksa dalam kelas maupun di lingkungan akademik untuk menerima
pendapat atau gagasan tentang filosofi, politik dan isu isu lain. Berikut ini adalah beberapa aspek yang terkait dengan kebebasan akademik, antara lain adalah :
a. Budaya akademik
Budaya akademik berarti apa yang dipelajari oleh mahasiswa selama periode waktu tertentu dari Universitas, Fakultas atau Jurusannya. Pengembangan budaya
akademik ini didasarkan atas dua tantangan yang selalu dihadapi oleh pendidikan tinggi dalam penyelenggaraan pendidikannya yaitu tantangan yang bersifat internal
dan eksternal.
Budaya menulis dalam ruang lingkup budaya akademik perguruan tinggi berkaian dengan aktivitas-akativitas seluruh stakeholder perguruan tinggi, yakni dosen sebagai
staf pengajar, guru besar, mahasiswa sebagai pelajar yang siap mempelajari berbagai
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
ilmu pengetahuan dan terakhir adalah karyawan sebagai penunjang dari kegiatan perguruan tinggi. Melihat budaya menulis diperguruan tinggi dapat diukur dengan
beberapa variable yang saling mempengaruhi satu sama lain. Budaya menulis dalam budaya akademik dipengaruhi oleh berbagai variabel utama.
b. Budaya Membaca
Dalam sebuah penelitian disebutkan bahwa bangsa Indonesia berada jauh di bawah jepang, amerika dan inggris tingkat membaca buku. Taufik Ismail pernah
menyampaikan sebuah kalimat yang menggambarkan kegeliasauan beliau tentang budaya membaca bangsa Indonesia, khusus pelajar, mahasiswa, dosen dengan istilah
Bangsa rabun membaca dan buta menulis. Hal ini bisa dilihat secara kasat mata dalam lingkungan kampus jarang dilihat mahasiswa, atau dosen melakukan membaca
buku, berdiskusi tentang suatu topik. Namun lebih banyak melakukan aktivitas berkumpul untuk bercirita dan mengobrol.
c. Sistem Penghargaan
Setelah budaya membaca sebagai variabel utama mempengaruhi budaya akademik. Maka system penghargaan sebagai bentuk apresiasi atas prestasi dari dunia
tulis menulis tidak ada. Keberadaan jurnal internal kampus kehilangan penulis yang diisi oleh para staf pengajar. Koran kampus hanya terbit sekali setahun dan aktivitas
lainnya.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Sistem penghargaan memberikan daya dorong untuk dosen, karyawan dan mahasiswa untuk melahirkan ide, pikiran dalam bentuk tulis menulis. Sistem
penghargaan memberikan dampak kuat bagi motivasi. Mengacu pada hiriearki kebutuhan maslow salah satunya adalah penghargaan atas hasil kerja. Begitu juga
dengan menciptakan budaya menulis dalam lingkungan akademik.
2.2.8.2 Sistim Pengajaran