Perumusan masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Jaringan Sosial

1.2. Perumusan masalah

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dilatar belakang diatas, maka yang menjadi pokok permasalahan yang diteliti adalah : 1. Bagaimana pemanfaatan menggunakan jaringan tenaga kerja tetangga dalam usaha industri konveksi di Kelurahan Setia, Kecamatan Binjai Kota? 2. Bagaimana keuntungan menggunakan jaringan tenaga kerja tetangga dalam usaha industri konveksi di Kelurahan Setia, Kecamatan Binjai Kota?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun yang diharapkan menjadi tujuan penelitian ini adalah : 1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa serta melihat jaringan tenaga kerja tetangga dengan pemilik usaha yang terbangun di usaha konveksi dalam mempertahankan kelangsungan usahanya. Hal ini dimaksud untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai masalah-masalah secara menyeluruh yang terjadi dalam usaha konveksi. 2. Untuk mengetahui bagaimana hubungan saling menguntungkan dan pemanfaatannya menggunakan tenaga kerja tetangga dalam memajukan usaha industri konveksi.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat teoritis Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan sumbangan kepada peneliti lain sebagai bahan perbandingan referensi dalam meneliti masalah yang mirip dengan penelitian ini dalam bidang Ilmu Sosiologi tertentu terutama bidang sosiologi Universitas Sumatera Utara ekonomi khususnya sektor informal dan sosiologi industri. Penelitian ini juga diharapkan dapat menambah rujukan bagi mahasiswa Sosiologi Fisip USU mengenai penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini. 2. Manfaat praktis Bagi penulis, penelitian ini dapat mengasah penulis dalam membuat karya tulis ilmiah serta menambah pengetahuan penulis mengenai masalah yang diteliti.

1.5. Definisi Konsep

Adapun defenisi konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Jaringan sosial, menurut George Ritzer 2004:382, merupakan hubungan- hubungan yang tercipta antara banyak individu dalam suatu kelompok atau kelompok ataupun suatu kelompok dan kelompok lainnya. Dalam penelitian ini jaringan sosial adalah hubungan yang terbentuk baik antara pemilik usaha dalam mempekerjakan tenaga kerja tetangga dan memungkinkan akan terciptanya suatu jalinan yang saling menguntungkan satu sama lain. 2. Industri kecil, Menurut Irianto dalam jurnal online Muzamil, Misbach 2011:01, merupakan suatu basis yang cukup besar dalam menunjang ekspor non migas dan memperkuat struktur industri transformasi dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Industri kecil mempunyai peranan yang cukup kuat untuk mendorong kearah yang lebih berkembang, melalui penyerapan tenaga kerja, peningkatan pendapatan masyarakat, dan penyerapan industri dalam rangka mengantisipasi ketimpangan perekonomian di perkotaan. Keberadaan industri kecil mampu menciptakan kesempatan kerja atau lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar tempat usaha. Muzamil, Misbach. 2011. Ekonomi, UMKM dan Universitas Sumatera Utara Koperasi online. http:economicjurnal.blogspot.com201112pengertianindustrikecil.html diakses pada 25 Maret 2012. 3. Tetangga adalah orang-orang yang kediamannya atau tempat tinggalnya saling berdekatan baik tetangga tersebut yang muslim atau kafir, ahli ibadah, teman maupun musuh. 4. Tenaga Kerja adalah orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa, baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Tenaga kerja ini meliputi 2 bagian: 4.1. Tenaga kerja dalam adalah tenaga kerja yang bekerja di tempat usaha konveksi dan telah mengikuti ketentuan yang berlaku, misalnya pada jam kerjanya telah ditentukan mulai bekerja sampai selesai bekerja. 4.2. Tenaga kerja luar adalah tenaga kerja yang pekerjaannya dilakukan di rumah masing-masing dan pemilik usaha konveksi memberikan bahan yang akan dijahit dengan model dan ukuran yang sesuai dengan pesanan pemilik usaha konveksi. 5. Pemilik usaha konveksi adalah seseorang yang memiliki usaha industri kecil dan mengatur segala sesuatu kebutuhan produksi bahan baku dan kebutuhan lainnya. 6. Sektor informal adalah sektor yang tidak terorganisasi unorganized, tidak teratur unregulated, dan kebanyakan legal tetapi tidak terdaftar unregisted. Sektor informal memiliki karakteristik seperti jumlah unit usaha yang banyak dalam skala kecil, kepemilikan oleh individu atau keluarga, teknologi yang sederhana dan padat tenaga kerja, tingkat pendidikan dan keterampilan yang rendah, akses, produktivitas tenaga kerja yang rendah dan tingkat upah yang juga relative lebih rendah dibandingkan sektor formal. 7. Pelanggan adalah orang-orang yang kegiatannya membeli atau menggunakan suatu produk, baik barang maupun jasa secara terus menerus dan membina hubungan baik dengan orang lain khususnya dalam bidang usaha. Universitas Sumatera Utara

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. Jaringan Sosial

Jaringan sosial merupakan hubungan-hubungan yang tercipta antar banyak individu dalam suatu kelompok ataupun antar suatu kelompok dengan kelompok lainnya. Hubungan- hubungan yang terjadi bisa dalam bentuk yang formal maupun bentuk informal. Hubungan sosial adalah gambaran atau cerminan dari kerjasama dan koordinasi antar warga yang didasari oleh ikatan sosial yang aktif dan bersifat resiprosikal Damsar, 2002:157. Melalui jaringan sosial, individu-individu ikut serta dalam tindakan yang respositas hubungan timbal-balik dan melalui hubungan ini pula diperoleh keuntungan yang saling memberikan apa yang dibutuhkan satu sama lain. Analisis jaringan sosial lebih ingin mempelajari keteraturan individu atau kelompok berperilaku ketimbang keteraturan keyakinan tentang bagaimana mereka khususnya berperilaku Wafa, 2006:162. Analisis jaringan sosial memulai dengan gagasan sederhana namun sangat kuat, bahwa usaha utama dalam kajian sosiologis adalah mempelajari struktur sosial dalam menganalisis pola ikatan yang menghubungkan anggota-anggota kelompoknya. Granovetter melukiskan hubungan ditingkat mikro itu seperti tindakan yang melekat dalam hubungan pribadi konkrit dan dalam struktur jaringan sosial. Hubungan ini berlandaskan gagasan bahwa setiap aktor individu atau kolektivitas mempunyai akses terhadap sumber daya yang bernilai seperti kekayaan, kekuasaan, dan informasi Ritzer, 2006:383. Menurut Wellman dalam Ritzer dan goodman 2006:384 dalam teori jaringan sosial terdapat sekumpulan prinsip-prinsip yang berkaitan logis, yaitu sebagai berikut: 1. Ikatan antara aktor biasanya adalah simetris baik dalam kadar maupun intensitasnya. Aktor saling memasok dengan sesuatu yang berbeda dan mereka berbuat demikian dengan intensitas yang semakin besar atau semakin kecil. Universitas Sumatera Utara 2. Ikatan antar individu harus dianalisis dalam konteks struktur jaringan lebih luas. 3. Terstrukturnya ikatan sosial menimbulkan berbagai jenis jaringan non-acak. Disatu pihak, jaringan adalah transitif, bila ada ikatan antara A dan B dan C, ada kemungkinan adanya jaringan yang meliputi A, dan C. Akibatnya adalah bahwa lebih besar kemungkinan adanya jaringan yang meliputi A, B, dan C. 4. Adanya kelompok jaringan yang menyebabkan terciptanya hubungan silang antara kelompok jaringan maupun antara individu. 5. Ada ikatan asimetris antara unsur-unsur didalam sebuah sistem jaringan dengan akibat bahwa sumber daya yang terbatas akan terdisribusikan secara tidak merata. 6. Dengan adanya distribusi yang timpang dari sumber daya yang terbatas menimbulkan baik itu kerjasama maupun kompetisi. Beberapa kelompok akan bergabung untuk mendapatkan sumber daya yang terbatas itu dengan kerjasama, sedangkan kelompok lain bersaing dan memperebutkannya. Jaringan sosial yang terbentuk dalam usaha konveksi merupakan modal terpenting untuk mempertahankan kelangsungan usaha industri kecil, khususnya usaha konveksi yang membangun jaringan sosial antara pemilik usaha dengan tenaga kerja. Membangun jaringan sosial dengan mempekerjakan tenaga kerja dari pihak keluarga yang sedarah, saudara sepupu dan tetangga yang rumahnya dekat lokasi usaha membuat proses kerjasama dapat mudah dilakukan, karena adanya saling mengenal satu sama lain. Jaringan sosial yang terbentuk ini akan membuat pemilik usaha dan tenaga kerja pihak keluarga dan tetangga dapat memberikan peningkatan pendapatan usaha serta membantu memajukan usaha konveksi menjadi lebih baik agar dapat bertahan lama. Tenaga kerja yang saling mengenal satu sama lain ini juga dapat mempermudah pemilik usaha untuk meminta tenaga kerjanya melakukan lembur atau menambah jam kerja di usaha konveksi, saat pesanan menjahit meningkat dari pelanggan. Universitas Sumatera Utara

2.2. Jaringan Tenaga Kerja Tetangga Dalam Kewiraswastaan Usaha Konveksi Di Kota Binjai