Pemanfaatan Hubungan Ketetanggaan Sebagai Tenaga Kerja

5.3. Pemanfaatan Hubungan Ketetanggaan Sebagai Tenaga Kerja

Usaha konveksi di Kelurahan Setia banyak merekrut tenaga kerja tetangga untuk peningkatan usaha. Meningkatnya usaha dibantu juga dengan banyaknya jumlah tenaga kerja yang terlibat di usaha konveksi walaupun mengeluarkan upah tinggi. Pemilik usaha merekrut tenaga kerja tetangga yang memiliki keterampilan dan ketelitian serta siap untuk saling bekerjasama dalam kemajuan usaha. Mempekerjakan tenaga kerja tetangga untuk usaha konveksi dapat memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga mereka, khususnya ibu – ibu rumah tangga yang tidak bekerja. Kebutuhan ekonomi yang semakin meningkat, mengharuskan ibu – ibu terampil ini mencari pekerjaan sampingan selain sebagai seorang Ibu rumah tangga yang sehari-harinya bekerja untuk keluarga. Pemilik usaha menerima ibu - ibu rumah tangga sebagai tenaga kerja cukup selektif dan teliti. Hal ini karena pemilik usaha tidak ingin mengambil resiko saat proses penjahitan salah dikerjakan oleh tenaga kerja. Resiko tersebut akan berdampak pada usaha yang dirintis, semakin meningkat resiko kesalahan yang terjadi, maka akan memudahkan usaha mengalami penurunan. Tenaga kerja terbentuk karena adanya jaringan hubungan yang terjalin sebelumnya dengan saling mengenal satu sama lain, sehingga memudahkan juga untuk saling berkomunikasi dan bekerjasama. Berikut unsur-unsur yang terdapat dalam hubungan tetangga sebagai tenaga kerja:

5.3.1. Kepercayaan Trust

Kepercayaan merupakan dampak positif terhadap usaha yang dijalani, termaksud antara pemilik usaha dan tenaga kerja atau sebaliknya. Membangun kepercayaan dengan tenaga kerja dari pihak keluarga maupun tetangga sangat saling menguntungkan untuk mendorong hubungan kerja dapat bertahan lama. Kepercayaan yang saling menguntungkan adalah proses penyelesaian jahitan yang harus tepat waktu, biasanya sekitar Universitas Sumatera Utara 2 minggu atau 1 bulan tergantung dari tingkat kesulitan, jumlah dan jenis jahitan. Setelah jahitan selesai, pemilik usaha akan langsung mengirim hasil jahitan tersebut kepada pelanggan. Berikut hasil wawancara pemilik usaha konveksi Bapak Jasnem sebagai berikut. “Usaha saya ini bekerja dengan tenaga kerja tetangga maupun dari pihak keluarga yang selalu saya percaya kerjaannya, apalagi tenaga kerja luar harus saya percaya juga. Kalo tidak percaya gimana pekerjaan selesai dan gak mungkin saya curiga sama tenaga kerja yang saya pilih sendiri. Tenaga kerja disini jahitannya selalu selesai tepat waktu sesuai dengan yang saya bilang dan mereka tidak pernah mengundur kerjaannya. Makanya saya terbantu sekali mereka bisa bekerja sama saya dan saya harap kepercayaan yang sudah saya tanamkan sama mereka tidak disalahgunakan saja, karena kepercayaan itu penting dalam menjalin hubungan kerjasama.” Wawancara, 13 September 2012 . Sependapat dengan pernyataan informan diatas, salah satu informan lainnya yang merupakan tenaga kerja usaha konveksi yaitu Ibu Yani sebagai berikut. “Selama saya kerja tidak pernah dicurigai oleh pemilik usaha, malahan saya selalu dipercaya. Begitu juga saya selalu percaya sama pemilik usaha yang sudah memberi kerjaan. Apalagi saya kerja bagian menjahit yang jumlah jahitannya kadang banyak untuk diselesaikan dengan tepat waktu dan lagipula itu sudah menjadi tanggung jawab saya atau pekerja disini untuk segera menyelesaikan jahitan. Setelah hasil jahitan selesai biasanya pemilik usaha mengirimkan pesanan itu kepada pelanggannya dan kalo udah adanya saling percaya. jalin kerjasama juga mudah tanpa ada yang dikhawatirkan.” Wawancara, 13 September 2012 . Dari hasil wawancara dengan informan juga diketahui bahwa tenaga kerja akan mendapatkan upah dari hasil kerjanya dihitung dari jumlah jahitan yang dikerjakan. Upah yang diterima tenaga kerja dapat tertunda dalam waktu 1 hari, karena pihak pelanggan juga belum melunasi upah jahit kepada pemilik usaha. Dalam penundaan upah tenaga kerja dalam maupun tenaga kerja luar tidak khawatir, apabila ada penundaan upah dari pemilik usaha karena semua pihak tenaga kerja sudah saling percaya bahwa pemilik usaha akan Universitas Sumatera Utara melunasi upahnya tanpa waktu lama. Hubungan saling mengenal sebagai tetangga mempermudah pemilik usaha untuk memberikan langsung upahnya kepada tenaga kerja. Hal ini seperti yang dikatakan salah satu informan pemilik usaha konveksi Bapak Hendra yang telah lama membuka usaha. “Kalo saya selalu percaya sama tenaga kerja disini mau tenaga kerja dari pihak keluarga atau tetangga disini begitu juga mereka. Kalo udah saling percaya, saya juga mudah untuk meminta mereka menunda upah yang seharusnya diterima. Misalnya, hari ini menerima upah, ternyata saya belum bisa kasih karena memang belum ada pelunasan dari pihak pelanggan. Jadi saya harus bilang sama pekerja, kalo upah mereka belum bisa saya kasih sekarang. Penundaan upah hanya 1 hari saja karena saya tidak mau membuat mereka kecewa dan mereka tidak takut kalo saya tidak melunasi upahnya. Lagi pula mereka tetangga jadi kalo udah ada saya bisa kasih langsung sama mereka.” Wawancara, 04 Januari 2012 Hal Senada disampaikan salah satu tenaga kerja usaha konveksi Ibu Nelda berikut. “Pernah juga ada penundaan upah dari tempat saya kerja, karena belum dilunasi dari pelanggannya usaha itu. Kalo udah ada juga upah dikasih sama saya. Penundaan upah tidak apa-apa, karena saya percaya pemilik usaha tempat saya bekerja pasti melunasinya. Lagi pula penundaan upah biasanya hanya 1 hari saja, gak pernah sampai lama-lama karena pemilik usaha juga tahu kalo saya butuh uang untuk kebutuhan sehari-hari.” Wawancara, 11 September 2012 . Berdasarkan hasil wawancara dengan para informan dapat dilihat juga bahwa tenaga kerja usaha konveksi tidak hanya mempekerjakan tenaga kerja dalam melainkan tenaga kerja luar yang membawa pekerjaannya kerumah masing-masing dan berharap bahwa pekerjaan yang dikerjakan tidak akan mengecewakan. Selain itu, pemilik usaha juga percaya bahwa hasil jahitan dikerjakan rapi tanpa ada kesalahan dalam proses pengerjaan. Pemilik usaha juga memudahkan tenaga kerja luar untuk menyelesaikan pekerjaan di rumah masing-masing dengan memberikan bantuan mesin jahit bagi yang tidak memiliki dan diharapkan kepada Universitas Sumatera Utara tenaga kerja luar dapat bertanggung jawab menyelesaikan jahitan dari pemilik usaha dengan tepat waktu. Mendapatkan bantuan mesin jahit dari pemilik usaha harus ada perjanjian yang disepakati oleh tenaga kerja luar. Perjanjian tersebut adalah tenaga kerja luar berhak menggunakan mesin jahit selama masih menjalin kerjasama dan apabila tenaga kerja luar memutuskan berhenti untuk bekerjasama, maka bantuan mesin jahit akan ditarik kembali oleh pemilik usaha. Dalam hal ini, kepercayaan harus tetap ditanamkan antara keduanya, agar tidak ada saling curiga dalam hubungan kerja dan sebuah kepercayaan terjadi karena ada jaringan antara pemilik usaha dengan tenaga kerja yang tidak saling terlepas melainkan saling mendukung untuk kemajuan bersama. Hal ini seperti yang dipaparkan oleh pemilik usaha konveksi Bapak Jainudin sebagai berikut. “Saya percaya sama tenaga kerja disini, mau tenaga kerja dalam sama luar dari tetangga dan juga pihak keluarga. Kalo saya gak percaya percuma menerima mereka disini. Apalagi kayak tenaga kerja luar yang kerjanya di rumah dan gak pernah saya kontrol kerumahnya yang penting sama saya dia kerjakannya bagus, rapi, tidak ada yang rusak sama tepat waktu. Selama ini tidak pernah tenaga kerja disini melakukan kesalahan, karena semua sudah tanggung jawab masing-masing. Saya juga memberikan kemudahan sama tenaga kerja luar yang tidak punya mesin jahit dengan memberikan mesin jahit. Mesin yang saya kasih boleh digunakan untuk hal apapun dan mesin jahit itu bisa saya tarik kembali apabila pekerja tidak ingin bekerjasama lagi sama saya.” Wawancara, 13 September 2012 . Hal yang sama juga disampaikan tenaga kerja luar usaha konveksi Ibu Nurul berikut. “Saya bekerja di usaha konveksi sebagai tenaga kerja luar tidak mau mengecewakan pemilik usahanya, saya mencoba memberikan yang terbaik untuk usaha. Saya juga mendapatkan bantuan mesin jahit untuk memudahkan saya kerja tapi mesin jahit tidak sepenuhnya punya saya kalo saya gak mau kerja disitu lagi mesin ini juga akan ditarik karena bukan punya saya itu cuma dikasih untuk bantu saya kerja saja.” Wawancara, 13 September 2012 . Universitas Sumatera Utara Dari hasil wawancara yang telah dilakukan terhadap pemilik usaha dan tenaga kerja bahwa kepercayaan merupakan hal yang terpenting untuk membangun sebuah usaha. Dengan menjaga sebuah kepercayaan, orang-orang bisa bekerja sama secara efektif dan kepercayaan juga menjadi perekat sebuah hubungan kerja, agar berjalan lancar tanpa ada yang dikhawatirkan. Dalam hal ini, kepercayaan pemilik usaha dengan tenaga kerja, baik pihak keluarga yang sedarah atau sepupu maupun tetangga sangat terjalin baik, terlebih pada pekerjaan yang dikerjakan dapat selesai dengan waktu yang ditentukan. Tenaga kerja ini berusaha untuk bertanggung jawab atas pekerjaan yang dikerjakan begitu juga dengan pemilik usaha yang dipercaya oleh tenaga kerja, apabila ada penundaan upah dari pelanggan. Pemilik usaha mempercayai tenaga kerja luar dengan memberikan mesin jahit, agar memudahkan bekerja. Pemberian mesin jahit tidak hanya diberikan begitu saja tanpa ada perjanjian yang harus disepakati. Perjanjian tersebut adalah tenaga kerja dapat memakai mesin jahit untuk menerima jahitan dari pemilik usaha lainnya. Akan tetapi jika tenaga kerja memutuskan tidak bekerjasama lagi dengan pemilik usaha maka mesin jahit yang telah diberikan akan ditarik kembali, karena tenaga kerja sudah tidak memiliki hak untuk menggunakannya. Pemilik usaha konveksi menerapkan sistem kepercayaan kepada semua tenaga kerjanya, karena kepercayaan merupakan perekat dalam hubungan kerja agar tidak saling mencurigai bahkan dapat bertahan waktu lama. Dalam hubungan kerja kepercayaan sangat sulit untuk didapatkan dan sangat mudah juga untuk dihancurkan bahkan jika salah satu kepercayaan telah dikhianati akan berdampak pada hubungan kerjasama pemilik dan tenaga kerjanya. Universitas Sumatera Utara

5.3.2. Hubungan Kerjasama

Proses kerjasama yang terjalin pemilik usaha dengan tenaga kerja tetangga maupun keluarga dapat meringankan beban pekerjaan usaha konveksi. Kerjasama yang dilakukan pemilik usaha kepada tenaga kerjanya dengan cara menyelesaikan jahitan dari pelanggan sesuai dengan model yang diinginkan, selesai tepat waktu dan meminta bantuan kerjasama tenaga kerja dalam dan tenaga kerja luar untuk melakukan lembur saat jahitan meningkat. Kerjasama saling membantu satu sama lain ini, juga perlu adanya komunikasi yang terjalin sebelumnya dan kerjasama tidak hanya dilakukan begitu saja harus ada perjanjian bersama, sehingga tidak ada kesalahpahaman bagi kedua belah pihak serta dapat saling memperoleh keuntungan. Jika kerjasama tidak terjalin di usaha konveksi, berarti sama saja bekerja sendiri tanpa melibatkan orang-orang yang berpengalaman dibidang masing- masing. Berikut penuturan dari Bapak Hendra salah satu pemilik usaha konveksi berikut. “Bangun usaha konveksi tentu harus menjalin kerjasama dengan tenaga kerja keluarga maupun tetangga. Kerjasama dengan tenaga kerja bisa meringankan kerja saya disini dan dapat menyelesaikan jahitan dari pelanggan. Menjalin kerjasamanya kayak saya minta bantuan mereka untuk selesai jahitan tepat waktu, jahitan tidak boleh rusak, saya juga pernah minta mereka untuk lembur karena jumlah jahitan meningkat. Jalin kerjasama harus sama orang yang ahli dalam bidangnya. Kalo salah bisa menyusutkan usaha yang dibangun dan akhirnya bangkrut.” Wawancara, 04 Januari 2012 . Hal sama disampaikan tenaga kerja usaha konveksi yaitu Ibu Nurul sebagai berikut. “Menjalin kerjasama dengan pemilik usaha sudah lama, apalagi pemilik usaha sudah bantu saya memberikan kerjaan untuk kebutuhan keluarga. Kerjasama harus ada kesepakatan atau perjanjian bersama, misalnya saya harus selesai jahit tepat waktu, hasil produksi tidak boleh rusak dan pemilik usaha juga minta kerjasama saya untuk lembur, kalo pesanan jahitan banyak.” Wawancara, 13 September 2012 . Universitas Sumatera Utara Begitu juga penurutan dari pemilik usaha lainnya Bapak Jainudin sebagai berikut. “Kerjasama yang saya jalin dengan tenaga kerja dengan meminta mereka mengerjakan lembur kalo jahitan banyak dari pelanggan. Kerjasama ini membantu meringankan beban kerja saya disini.” Wawancara, 13 September 2012 . Hal serupa dinyatakan salah satu pemilik usaha konveksi Ibu Fadila sebagai berikut. “Kalo usaha saya harus saling bekerja sama dengan tenaga kerja dalam dan tenaga kerja luar. Proses kerjasama yang saya lakukan dengan meminta mereka untuk menyelesaikan jahitan dengan baik tanpa ada kesalahan dan tepat waktu. Saya juga minta kerjasama mereka untuk melakukan lembur, saat pesanan jahitan pelanggan meningkat. Kerjasama dengan mereka juga harus ada kesepakatan antara satu sama lainnya sehingga kerjasama yang terjalin dapat bertahan lama. Kalo tidak ada kesepakatan bersama, kerjasama yang dibangun tidak akan berjalan baik dan akhirnya dapat terjadi kesalahpahaman antara saya sama pekerja disini.” Wawancara, 11 September 2012 . Hal senada dinyatakan salah satu pemilik usaha konveksi lainnya Bapak Jasnem sebagai berikut. “Saya selalu menjalin kerjasama kepada tenaga kerja dalam dan tenaga kerja luar bahkan juga sama pelanggan usaha ini. Kerjasama dengan tenaga kerja kayak mereka harus menyiapkan jahitan dengan tepat waktu, jangan sampai ada kesalahan yang merugikan dan selama mereka kerjasama dengan saya, mereka gak pernha mengecewakan. Saya juga bisa minta kerjasama mereka untuk melakukan lembur karena jahitan dari pelanggan meningkat. Kalo gak kerjasama dengan mereka mau sama siapa lagi. Saya juga sangat membutuhkan kerjasama mereka untuk meringankan pekerjaan saya disini.” Wawancara, 13 September 2012 Hasil penelitian diatas, dapat digambarkan bahwa kerjasama yang dilakukan oleh pemilik usaha dapat memberikan keringanan pekerjaan usaha dan adanya saling tolong- menolong dalam kerjasama akan saling menguntungkan antara pemilik usaha dengan tenaga Universitas Sumatera Utara kerja. Menjalin kerjasama dengan tenaga kerja tetangga maupun keluarga ini akan memiliki hasil yang lebih besar dibandingkan dikerjakan sendiri. Membangun kerjasama dengan tenaga kerja yang sudah saling mengenal satu sama lain harus memastikan bahwa tenaga kerja tersebut mengerti akan pekerjaan masing-masing, sehingga tidak sulit pemilik usaha untuk menerima mereka sebagai tenaga kerja yang dapat dihandalkan dalam peningkatan usaha maupun pendapatan. Bentuk kerjasama dengan tenaga kerja, biasanya mengenai hasil jahitan yang harus selesai tepat waktu, tidak ada kesalahan dalam hasil jahitan dan bekerja sama untuk melakukan lembur dengan pemilik usaha, disaat pesanan jahitan meningkat dari pelanggan. Menambah jam kerja atau lembur biasanya menjelang lebaran atau tahun ajaran baru dan saat hari lembur tersebut pemilik usaha meminta bantuan kerjasama tenaga kerja, baik tenaga kerja dalam maupun tenaga kerja luar untuk membantu menyelesaikan jahitan. Kerjasama dalam usaha merupakan hal yang penting bagi perkembangan usaha yang dijalankan dan menjalin komunikasi juga akan mempermudah orang-orang untuk ikut dalam bekerjasama. Membangun sebuah usaha seperti konveksi ini dibutuhkan kerjasama dalam mempermudah hubungan kerja. Kerjasama tersebut terdiri dari tenaga kerja dalam maupun tenaga kerja luar yang berpengalaman dibidangnya masing-masing seperti bagian menjahit, memotong bahan, jahit lubang kancing, menggosok dan lainnya serta pelanggan yang setia menjalin kerjasama. Jika tidak ada saling kerjasama sudah pasti usaha tidak akan mampu bersaing dengan usaha lainnya dan tidak mengalami kemajuan melainkan sebaliknya usaha dapat mengalami kemunduran atau kebangkrutan. Universitas Sumatera Utara

5.3.3. Hubungan Ketergantungan

Membangun usaha yang bertujuan untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan menambah pendapatan ekonomi juga membutuhkan hubungan saling ketergantungan dalam bekerja dengan tenaga kerja terampil. Saling ketergantungan yang dimaksud dengan tenaga kerja adalah sama-sama saling membantu, tolong-menolong bahkan saling membutuhkan satu sama lain, khususnya dalam menyelesaikan jahitan dengan tepat waktu. Hubungan saling ketergantungan tidak akan tercipta, jika setiap pemilik usaha hanya percaya kepada keunggulan atau kemampuan diri sendiri dibanding melibatkan orang-orang yang terampil dan ahli dibidang masing-masing seperti tenaga kerja dalam maupun tenaga kerja luar. Melibatkan orang-orang yang terampil tersebut akan menjadi saling ketergantungan yang akan memberikan dampak baik dalam peningkatan usaha maupun pendapatan. Hubungan ketergantungan akan menjadi sebuah kebutuhan masing-masing yang sudah merasa terbiasa dikerjakan bersama dalam sebuah usaha. Berikut pendapat dari pemilik usaha konveksi Bapak Hendra sebagai berikut. “Saya dan tenaga kerja mungkin sudah saling ketergantungan dalam bekerja, kalo tidak ada mereka mana bisa saya selesaikan pesanan dan gak mungkin juga saya kerjain sendiri. Apalagi kalo mereka gak datang kerja, udah binggung saya mau siapa yang ngerjain dan mau gak mau saya yang ambil alih atau pekerja lain yang bersedia ngerjakannya. Jahitan disinikan banyak jadi butuh tenaga mereka untuk bantu saya sebaliknya juga mereka butuh saya untuk memenuhi kebutuhannya. Kalo udah salingtergantungan satu sama lain dan kerja mereka juga bagus tidak ada masalah, sulit untuk saya menggantikan mereka dengan orang lain dan udah terbiasa kerja bareng mereka. Apalagi mereka memutuskan keluar atau tidak ingin kerja lagi sama saya. Saya juga cukup sulit mencari orang seperti mereka yang sudah mengerti kerjaan masing-masing dan peraturan kerja disini seperti apa.” Wawancara, 04 Januari 2012 . Universitas Sumatera Utara Hal sama juga disampaikan salah satu tenaga kerja usaha konveksi yaitu Ibu Nurul sebagai berikut. “Saya bekerja disini udah ada saling ketergantungan sama pemilik usaha begitu juga mereka udah tergantung sama saya, karena saya kerja disini juga udah lama dan mengetahui apa-apa yang dibutuhkan oleh pemilik usaha dalam meningkatkan usahanya. Hubungan ketergantungan kayak jahitan harus selesai tepat waktu saya kerjakan, usahakan tidak ada yang salah jahitnya melainkan harus rapi dan sesuai dengan permintaan pemilik usaha. Kalo gak ada saya atau tenaga kerja lain kayak mana pemilik usahanya mau ngerjain, gak mungkin sendiri ngerjainnya mana bisa siap pesanan jahitan pelanggannya yang banyak itu .” Wawancara, 13 September 2012 . Sependapat dengan pernyataan informan diatas. Berikut pernyataan informan lainnya pemilik usaha konveksi Bapak Jainudin sebagai berikut. “Usaha ini sudah tergantung sama tenaga kerja, mau tenaga kerja dalam atau tenaga kerja luar, semua saling membutuhkan masing- masing. Kalo tidak ada mereka, kayak mana mau menyelesaikan pesanan dari pelanggan, apalagi usaha konveksi ini kerjaannya harus cepat selesai sesuai dengan waktu yang diberikan sama pelanggan dan terpenting memang kerjaan mereka rapi, gak pernah buat salah yang merugikan saya. Saling ketergantungan itu akan menjadi sebuah kebiasaan antara saya sama tenaga kerja dan mereka tahu apa yang seharusnya mereka kerjakan.” Wawancara, 13 September 2012 Hal serupa disampaikan salah satu tenaga kerja usaha konveksi yaitu Ibu Yani sebagai berikut. “Kalo saling ketergantungan sama pemilik usaha mungkin saya merasakannya, karena saya bekerja disini untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan pemilik usaha butuh saya untuk menyelesaikan kerjaan jahitan disini, makanya perlu tenaga kerja seperti saya. Dari saling ketergantungan itu, akhirnya saya bisa bertahan kerja disini dalam waktu yang lama dan sudah menjadi kebiasaan juga, karena dikerjakan bersama dan pemilik usaha juga bekerja tidak hanya membagikan kerjaan saja sama tenaga kerja.” Wawancara, 13 September 2012 Universitas Sumatera Utara Hal senada juga disampaikan pemilik usaha konveksi Bapak Cik sebagai berikut. “Kalo hubungan ketergantungan usaha ini sangat tergantung sama tenaga kerjanya, mau tenaga kerja dalam ataupun tenaga kerja luar, udah sama-sama saling membutuhkan. Ketergantungan bekerjasama terjalin karena ada pandangan yang sama dalam mendapatkan keuntungan, baik untuk kemajuan usaha maupun pekerjanya. Saya juga tidak mungkin buka usaha, kalo tidak ada tenaga kerja yang terampil dan gak mungkin juga saya kerja sendiri tanpa membutuhkan orang lain. Ketergantungan saya sama tenaga kerja seperti hasil jahitan harus selesai tepat waktu tanpa ada kesalahan dalam proses pengerjaannya. Hubungan saling ketergantungan bisa jadi sebuah kebiasaan dalam bekerja.” Wawancara, 15 September 2012 . Setiap manusia akan saling tergantung satu sama lain baik secara individual maupun kolektif dan semakin banyaknya kebutuhan dan keinginan setiap manusia, maka saling ketergantungan ini akan semakin meningkat, seperti halnya dalam merintis usaha atau bisnis yang dijalankan. Merintis sebuah usaha yang bergerak dibidang industri, seperti konveksi hubungan saling ketergantungan biasanya terjadi antara pemilik usaha dengan tenaga kerja, yang mana ketergantungan tersebut sudah menjadi sebuah kebiasaan dalam bekerja. Saling ketergantungan dengan tenaga kerja akan tetap bertahan lama, jika keduanya sama-sama saling membantu untuk mencapai keuntungan bersama dan ketergantungan dengan tenaga kerja akan membuat pemilik usaha terus mempertahankan tenaga kerjanya. Hal ini dilakukan karena semua tenaga kerja sudah saling mengerti satu sama lain akan tanggung jawab pekerjaan masing-masing dan mereka juga tidak pernah melakukan kesalahan yang dapat merugikan usaha. Hubungan saling ketergantungan secara langsung akan menimbulkan rasa saling menghargai, rasa sungkan segan, rasa saling menghormati antara satu dan lainnya. Membangun hubungan ketergantungan yang dapat menimbulkan rasa saling menghargai ini, diharapkan dapat membantu menyelesaikan jahitan yang meningkat setiap tahunnya secara Universitas Sumatera Utara tepat waktu. Hubungan ketergantungan membuat pemilik usaha percaya bahwa semua tenaga kerjanya mampu menyelesaikan pesanan jahitan yang meningkat tajam sesuai dengan permintaan pelanggan dan pemilik usaha juga percaya saling ketergantungan dengan tenaga kerja ini dapat memberikan yang terbaik untuk perkembangan kemajuan usaha kedepannya.

5.3.4. Hubungan Saling Membutuhkan

Membangun sebuah usaha konveksi yang mempekerjakan tenaga kerja tetangga ini sama-sama saling membutuhkan satu sama lain untuk membantu memajukan usaha. Hubungan saling membutuhkan antara pemilik usaha dengan tenaga kerjanya akan membuat usaha bertahan dalam waktu lama. Saling membutuhkan dalam usaha ini sama-sama memiliki peran masing-masing seperti pemilik usaha membutuhkan tenaga dan keterampilan dari pekerjanya untuk menyelesaikan jahitan sedangkan pekerja membutuhkan uang tambahan untuk dapat memenuhi kebutuhan keluarganya. Hubugan saling membutuhkan antara keduanya memberikan dampak yang baik bagi peningkatan usaha terutama pendapatan. Jika tidak adanya saling membutuhkan pemilik dan tenaga kerja sudah pasti usaha tersebut akan menurun atau tidak seimbang sehingga pihak pemilik usaha tidak akan mampu menyelesaikan pesanan jahitan yang diterima bahkan mengalami kebangkrutan. Berikut hasil penuturan salah satu pemilik usaha konveksi Bapak Hendra sebagai berikut. “Usaha saya ini sangat membutuhkan bantuan dari tenaga kerja, karena saya harus menyelesaikan pesanan jahitan. Kalo saya butuh tenaga dan keahlian mereka untuk bekerja sedangkan mereka juga butuh saya untuk meningkatkan ekonomi keluarganya, jadi sama- sama saling butuhlah satu sama lain, makanya sebisa mungkin saya akan memberikan yang terbaik selama mereka kerja disini begitu juga mereka harus buat saya nyaman juga karena udah milih mereka sebagai tenaga kerja disini bergabung sama saya.” Wawancara, 04 Januari 2012 . Universitas Sumatera Utara Hal serupa juga disampaikan salah satu tenaga kerja usaha konveksi yaitu Ibu Yani sebagai berikut. “Saya membutuhkan usaha konveksi yang ada disini untuk bisa bantu ekonomi keluarga. Kalo mereka juga butuh saya untuk bisa selesai jahitannya. Sama-sama saling membutuhkan antara saya sama pemilik usaha dan kalo gak gitu mana bisa lama usahanya, bisa-bisa cepat bangkrutnya. Saling membutuhkan membuat hubungan kerjanya juga kayak keluarga gak ada didesak atau dipaksa untuk selesai sehari gitu kerjanya, yang terpenting bagi mereka siap aja kerjaannya sesuai yang mereka minta.” Wawancara, 13 September 2012 . Sependapat dengan pernyataan informan diatas. Berikut penuturan informan lainnya pemilik usaha konveksi Bapak Jainudin. “Untuk memajukan usaha konveksi ini saya membutuhkan tenaga kerja yang terampil dan memiliki keahlian dalam bidang pekerjaan yang ada disini mulai dari menjahit sampai bagian memotong bahan bakunya. Gak hanya saya yang butuh mereka sebaliknya juga mereka pasti butuh saya supaya dapat menghasilkan uang tambahan untuk kehidupan keluarganya, apalagi cari kerja sekarang susah harus ada persyaratan tertentu. Intinya sama-sama saling membutuhkan akan membuat terjadinya hubungan timbal balik antara keduanya belah pihak.” Wawancara, 13 September 2012 . Hal senada juga disampaikan tenaga kerja usaha konveksi Ibu Nurul sebagai berikut. “Kalo hubungan saling membutuhkan pasti ada terutama saya yang membutuhkan usaha konveksi untuk dapat membantu memenuhi kebutuhan hidup keluarga saya. Kalo kerja di usaha konveksi ini tidak mementingkan pendidikan yang terpenting pandai jahit sama bertanggung jawab aja udah diterima. Kalo pemilik usaha nerima saya juga karena butuh tenaga dan keterampilan saya dalam bekerja, jika gak begitu mana bisa selesai jahitannya apalagi kalo banyak pasti butuh tenaga kerja yang banyak juga untuk menyelesaikannya.” Wawancara, 13 September 2012 . Universitas Sumatera Utara Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa hubungan saling membutuhkan ini sangat penting dalam usaha, baik itu usaha konveksi atau usaha lainnya yang bergerak dibidang lain. Saling membutuhkan dengan orang-orang yang terlibat di usaha seperti tenaga kerja dalam maupun tenaga kerja luar dapat memberikan kemudahan bagi pemilik usaha agar dapat menyelesaikan pesanan jahitan. Tenaga kerja yang merupakan tetangga ini membutuhkan uang tambahan untuk kehidupan keluarganya sedangkan pemilik usaha membutuhkan tenaganya untuk bekerja secara bertanggung jawab dan menghasilkan jahitan yang rapi. Saling membutuhkan inilah yang memperkuat keduanya untuk mempertahankan satu sama lain, karena sudah adanya kebiasaan untuk bekerja secara bersama-sama. Hubungan saling membutuhkan dengan tenaga kerja tetangga sudah merubah kehidupan tetangga sekitar untuk dapat merasakan penghasilan yang diterima dari pelanggan serta sudah memberikan kesempatan bagi tetangganya untuk saling membantu dalam memajukan usaha kedepannya. Saling membutuhkan dengan tenaga kerja membuat pemilik usaha akan meminta tenaga kerjanya untuk tetap bekerjasama dengannya, karena sudah ada keterikatan satu sama lain yang membuat mereka tidak dapat digantikan dengan yang lain. Pemilik usaha akan mencoba memberikan yang dibutuhkan oleh tenaga kerjanya dengan cara memberikan upah sesuai dengan patokan pasaran, kenyamanan dalam bekerja, dan hubungan kerjanya tidak dipaksakan seolah-olah mereka seperti bekerja dirumahnya sendiri. Hal itu diterapkan kepada tenaga kerjanya agar tidak saling sungkan satu sama lain sehingga hubungan saling membutuhkan ini dapat bertahan lama kedepannya. Hubungan saling membutuhkan sama seperti hubungan timbal balik yang saling terlibat antara kedua belah pihak dan hubungan tersebut akan mendapatkan sebuah keuntungan dari bekerja. Universitas Sumatera Utara 5.4. Tujuan Pemanfaatan Hubungan Ketetanggaan Sebagai Tenaga Kerja 5.4.1. Peningkatan Ekonomi