Jaringan Tenaga Kerja Tetangga Dalam Kewiraswastaan Usaha Konveksi Di Kota Binjai

2.2. Jaringan Tenaga Kerja Tetangga Dalam Kewiraswastaan Usaha Konveksi Di Kota Binjai

Jaringan tenaga kerja usaha konveksi di Kota Binjai menggunakan jaringan tetangga, dimana merupakan sebuah komunitas yang telah lama dan menetap di tempat yang sama dan saling mengenal satu sama lain. Menggunakan tenaga kerja tetangga atau warga sekitar, khususnya ibu-ibu rumah tangga dapat membantu untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dan menjalin hubungan baik antar pemilik dan tenaga kerja. Walaupun ada juga bantuan pihak keluarga yang terlibat dalam usaha tidak memungkinkan pemilik usaha untuk menerapkan sistem kekeluargaan dalam usaha, agar saling bekerjasama dan memberikan hasil produk bermutu dan berkualitas. Mempekerjakan tenaga kerja tetangga harus memiliki ketrampilan menjahit dan ketelitian dalam mengerjakan jahitan. Menggunakan tenaga kerja tetangga juga membuat pemilik usaha menjalin komunikasi dan keterbukaan dalam usaha, agar tidak ada kesalahpahaman dalam usaha konveksi. Penelitian ini sedikit berbeda dengan hasil penelitian Wong dalam Suwarsono dan Alvin 2006:58, menjelaskan bahwa tenaga kerja menggunakan pranata family keluarga pada tradisional Cina. Penyataan Wong tersebut dalam familisme dan kewiraswastaan mengenai pranata keluarga tradisional Cina terhadap pembangunan ekonomi terasa berlebihan dan menguji secara tekun pranata keluarga terhadap organisasi internal dari berbagai badan usaha milik etnis Cina di HongKong, khususnya melalui ideologi dan praktik manajeman paternalistik, tenaga kerja keluarga, dan pemilikan keluarga. Dalam hal ini melihat bahwa kebanyakan etnis Cina hanya akan meminta bantuan tenaga kerja keluarga pada saat-saat yang amat kritis dan hubungan kekeluargaan pada umumnya hanya menjadi bagian kecil dari keseluruhan personalia pada perusahaan. Tenaga kerja keluarga ini juga diharapkan untuk bekerja lebih keras akan tetapi dengan upah yang lebih rendah, sehingga membantu kuatnya posisi bersaing di perusahaan keluarga. Jika terjadi perselisihan antar Universitas Sumatera Utara keluarga, bentuk akhir yang dipilih lebih cenderung pada pembagian keuntungan dibandingkan perpecahan fisik dalam hubungan keluarga. Dengan ciri pranata keluarga seperti ini, menegaskan bahwa perusahaan keluarga etnis Cina memiliki kemampuan bersaing yang bisa diandalkan dan dapat ditemukan “satu kepercayaan antar anggota keluarga yang jauh lebih tinggi dibanding dengan yang ditemukan diantara rekan usaha mereka yang tidak dikenal secara baik satu sama lain’’.

2.3. Trust Kepercayaan