keluarga, bentuk akhir yang dipilih lebih cenderung pada pembagian keuntungan dibandingkan perpecahan fisik dalam hubungan keluarga. Dengan ciri pranata keluarga
seperti ini, menegaskan bahwa perusahaan keluarga etnis Cina memiliki kemampuan bersaing yang bisa diandalkan dan dapat ditemukan “satu kepercayaan antar anggota keluarga
yang jauh lebih tinggi dibanding dengan yang ditemukan diantara rekan usaha mereka yang tidak dikenal secara baik satu sama lain’’.
2.3. Trust Kepercayaan
Kepercayaan merupakan unsur penting dalam modal sosial yang mana merupakan perekat bagi langgengnya hubungan dalam kelompok masyarakat. Dengan menjaga suatu
kepercayaan, orang-orang bisa bekerja sama secara efektif. Social Capital adalah kapibilitas yang muncul dari kepercayaan umum didalam sebuah masyarakat atau bagian-bagian tertentu
darinya. Social Capital bisa dilembagakan dalam kelompok sosial yang paling kecil dan paling mendasar. Demikian juga kelompok-kelompok masyarakat yang paling besar, Negara,
dan dalam seluruh kelompok lain yang ada diantaranya Fukuyama, 2002:37. Kepercayaan memiliki dampak positif terhadap peningkatan perkembangan usaha
konveksi artinya antara pemilik usaha dan tenaga kerja memiliki kepercayaan saling mempercayai satu sama lain sehingga akan memudahkan untuk bekerjasama berjalan dengan
lancar tanpa ada yang dikhawatirkan. Kepercayaan yang dibangun pemilik usaha dengan tenaga kerja pihak keluarga yang sedarah atau saudara sepupu maupun tetangga ini, akan
mempermudah hubungan kerjasama dalam usaha konveksi dan tidak sulitnya menjalin komunikasi, karena sudah adanya saling mengenal satu sama lain. Menjalin kepercayaan
dengan tenaga kerja dari pihak keluarga maupun tetangga akan menjadi sebuah perekat bagi kemajuan usaha, seperti pemilik usaha percaya bahwa tenaga kerjanya akan menyelesaikan
Universitas Sumatera Utara
jahitan dengan tepat waktu tanpa ada kesalahan dan percaya tenaga kerja dari keluarga atau tetangga akan bertanggung jawab atas pekerjaan yang sudah dipilihnya masing-masing.
Menjalin kepercayaan dengan tenaga kerja tetangga maupun pihak keluarga tidak muncul begitu saja tanpa adanya proses hubungan antar pribadi dari aktor-aktor yang sudah
lama terlibat dalam perilaku ekonomi secara bersama. Hubungan kepercayaan bukanlah merupakan barang baku tidak berubah tetapi sebaliknya, kepercayaan terus menerus
ditafsirkan dan dinilai oleh orang-orang yang terlibat dalam hubungan ekonomi. Dasar sebuah kepercayaan dalam hubungan ekonomi akan menghasilkan ikatan nilai-nilai yang
disepakati, agar menciptakan hubungan jaringan sosial yang semakin solid. Adanya sebuah kepercayaan yang terjalin memudahkan hubungan saling kerjasama
dan saling menguntungkan mutual benefit, sehingga mendorong timbulnya hubungan resiprosikal atau timbal balik antar pihak yang terlibat. Hubungan kerjasama tersebut akan
menyebabkan social capital yang dapat melekat kuat dan bertahan lama. Diantara orang- orang yang melakukan hubungan tersebut akan mendapatkan keuntungan secara timbal balik
dan tidak memungkinkan salah satu pihak merasa dirugikan Wafa, 2006:46 . Coleman, dalam Wafa, 2006:60 menegaskan bahwa kelangsungan setiap transaksi
modal sosial ditentukan adanya terjaga kepercayaan amanah kepercayaan dari pihak-pihak yang terlibat. Artinya hubungan transaksi antara manusia sebagai individu maupun kelompok
baik yang bersifat ekonomi maupun non ekonomi, hanya mungkin terjadi apabila kepercayaan atau rasa saling percaya dari pihak-pihak yang melakukan interaksi. Individu
yang memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi memungkinkan terciptanya organisasi- organisasi bisnis yang fleksibel yang mampu bersaing dalam ekonomi global.
Universitas Sumatera Utara
2.4. Hubungan Sosial