Awal Mula Usaha Konveksi Masyarakat Di Kelurahan Setia Kota Binjai

BAB V TEMUAN PENELITIAN DAN INTERPRETASI DATA

5.1. Awal Mula Usaha Konveksi Masyarakat Di Kelurahan Setia Kota Binjai

Masyarakat di Kelurahan setia memiliki usaha konveksi sejak awal tahun 1980. Awalnya usaha ini dibangun oleh penduduk Alm.H.Syamsir yang berasal etnis Minang dan kemudian usaha konveksi turun temurun kepada pihak keluarga. Kemajuan usaha Alm. H. Syamsir yang dikembangkan secara turun - temurun, akhirnya membuat masyarakat setempat ikut serta membuka usaha konveksi yang sangat memberikan keuntungan peningkatan pendapatan baik untuk pemilik usaha maupun tenaga kerja. Namun pada tahun 2000-an jumlah masyarakat yang memiliki usaha konveksi menurun hingga 70. Menurunnya jumlah usaha konveksi karena adanya krisis moneter, sehingga usaha yang dibangun tidak dapat dipertahankan. Usaha yang tidak mampu bertahan dengan krisis moneter terjadi akibat peningkatan harga bahan baku mencapai 50, adanya persaingan antara usaha konveksi lain yang lebih meningkat dan pemilik usaha tidak sanggup memberikan upah kepada tenaga kerja sehingga usaha konveksi mengalami kebangkrutan. Penurunan jumlah usaha konveksi sangat dirasakan pemerintah di Kota Binjai walaupun sebagian pemilik usaha mengatakan bahwa pemerintah kurang memberikan perhatian dalam kemajuan usaha konveksi. Mayoritas pemilik usaha konveksi yang bertahan saat ini hanya sebagian dari usaha sekitar 40-50. Pemilik usaha yang memiliki etnis Minang ini berani mengambil keputusan untuk tetap mempertahankan usaha meskipun harus menanggung segala resiko dan hambatan yang akan terjadi kedepannya. Mempertahankan usaha konveksi akan memberi dampak kepada semua tenaga kerja yang terlibat untuk tetap bertahan dengan pekerjaan masing- masing. Universitas Sumatera Utara Berikut hasil wawancara yang disampaikan oleh Bapak Jasnem sebagai berikut. “Saya buka usaha ini karena awalnya ada masyarakat sini yang buka dan sudah turun temurun usahanya, lalu saya tertarik dengan bisnis ini terutama penghasilan yang didapatkan mereka jauh lebih tinggi. Kalo usaha ini memang butuh modal besar dengan hasil yang mengiurkan dan apalagi kalo kita pandai mengelolahnya bisa bertahan juga sampai lama. Saya membuka usaha ini sedikit demi sedikit dan tidak terlalu besar sesuai dengan modalnya. Saya membuka usaha upahan saja yang tinggal nunggu pelanggan untuk mengerjakannya dan kalo masalah pemasaran bukan saya lagi yang urus melainkan pelanggan.” Wawancara,13 November 2012 . Hal serupa juga disampaikan oleh pemilik usaha konveksi Ibu Fadila sebagai berikut. “Kalo dulu usaha ini hampir saja bangkrut karena krisis moneter yang membelit usaha konveksi, tapi saya coba bangkit dari krisis tersebut dan mulai perlahan membangun kembali usaha jahit ini. Dengan keuntungan yang saya kumpulkan selama ini, mulai saya jahit sikit-sikit tanpa saya patokkan jumlah barangnnya semana dapat saja dan saya juga dibantu oleh tenaga kerja yang sudah lama kerjasama setelah itu saya pasarkan ketempat biasa. Makin lama dijalani usaha ini jadi kembali normal kayak dulu lagi.” Wawancara, 11 September 2012 . Hal serupa juga dituturkan pemilik usaha yaitu Bapak Cik sebagai berikut. “Awal buka usaha saya sudah mengalami krisis bahan baku yang meningkat tajam. Saya berusaha untuk mengatasinya agar usaha yang saya rintis tidak menurun. Krisis bahan baku yang menjadikan harga bahan baku naik pasti dirasakan pemilik usaha konveksi lainnya, tapi ada juga yang bisa bertahan dan ada juga yang tidak bertahan dengan kenaikan bahan baku dan yang tidak bisa bertahan akhirnya bisa bangkrut. Tapi kalo saya susah cari bahan baku, biasanya saya cari yang menyerupai saja dengan dibutuhkan, itupun sama saja yang penting bahannya ada.” Wawancara, 22 desember 2011. Universitas Sumatera Utara Hal ini juga di tuturkan oleh Bapak Hendra sebagai pemilik usaha konveksi berikut. “Buka usaha ini udah lama 10 tahunan. Awal buka usaha saya ragu gimana kemajuan kedepannya apalagi kalo buka usaha ini banyak halangannya mulai dari harga bahan baku yang naik, pasaran sepi, persaingan dipasaran banyak kayak produk luar ditambah modalnya kadang tersendat. Seperti kayak mengalami peningkatan bahan baku, saya coba usahakan dengan membeli bahan yang menyerupai dengan yang dibutuhkan. Kalo gak seperti itu gimana saya bisa beli apalagi bahannya mahal sedangkan saya butuh bahannya dengan jumlah yang banyak Tapi kalo saya yang hanya disuruh jahit saja, gak usah saya pikir masalah bahan itu. Inikan karena usaha saya upahan dan borongan makanya harus ada strateginya.” Wawancara, 04 Januari 2012 . Begitu penuturan oleh Bapak Jainudin sebagai pemilik usaha konveksi berikut. “Pertama buka usaha ini dengan modal yang cukup besar dan saya banyak belajar dari keluarga dan teman-teman. Awal buka usaha untuk peningkatan pendapatan keluarga. Kalo mau pendapatan tinggi harus ada yang bantukan untuk menyelesaikan pesanan lebih cepat. Bantuannya dari mempekerjakan tenaga kerja masyarakat sini selain penghasilan saya yang tinggi, pendapatan mereka juga tinggi.” Wawancara, 13 November 2012 . Berdasarkan hasil dari wawancara dengan informan, dapat digambarkan bahwa membuka usaha konveksi banyak rintangan yang dilalui pemilik usaha seperti harga bahan baku meningkat, persaingan pasaran dengan masuknya produk luar dan kurangnya tenaga kerja. Rintangan yang terjadi di usaha konveksi banyak dari masyarakat pemilik usaha yang tidak mampu bertahan dengan rintangan tersebut, sehingga mengakibatkan pemilik usaha menutup usahanya di Kelurahan Setia tetapi ada juga pemilik usaha yang tetap bertahan walaupun harus melewati rintangan yang dapat mengoyahkan usahanya. Pemilik usaha yang bertahan memiliki siasat atau strategi sendiri untuk mempertahankan usahanya walaupun strategi tersebut memiliki resiko. Bertahannya suatu usaha sangat berarti untuk pemilik usaha Universitas Sumatera Utara karena penghasilan yang didapat tetap stabil dan pekerja dapat terus menjalin kerjasama tanpa harus beralih kepada pemilik usaha yang lain sehingga penghasilan yang diterima tidak berubah atau berbeda. Penghasilan meningkat tentu dengan mempekerjakan tenaga kerja dari masyarakat yang siap membantu meningkatkan usaha.

5.2. Keberadaan Usaha Konveksi Masyarakat Di Kelurahan Setia Kota Binjai