38
dilakukan oleh pengawas lebih efektif dibandingkan dengan supervisi yang dilakukan oleh Kepala Sekolah.
Dari ketiga penelitian di atas, dapat diketahui bahwa MGMP IPS di Kabupaten Purbalingga mempunyai peranan yang efektif dalam meningkatkan kompetensi Guru IPS
di Kabupaten Purbalingga, kemudian supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah di MTs Kota Yogyakarta dan supervisi akademik yang dilakukan oleh pengawas
dan kepala sekolah pada SMA N di Kota Yogyakarta berjalan secara efektif. Persamaan dari ketiga penelitian di atas dengan penelitian ini yaitu sama-sama mengungkapkan
pengaruh pelaksanaan MGMP terhadap kompetensi guru, serta melihat pelaksanaan supervisi akademik. Perbedaannya dengan penelitian ini yaitu pelaksanaan MGMP
terfokus pada MGMP IPA Terpadu dan akan mengetahui pengaruhnya terhadap kompetensi yang lebih dikhususkan pada kompetensi profesional. Kemudian penelitian
ini juga tidak hanya melihat pelaksanaan dari supervisi akademiknya saja, akan tetapi melihat pengaruh dari pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala
sekolah terhadap kompetensi profesional guru bidang studi IPA.
E. Kerangka Pikir
Penyelenggaraan kegiatan dalam MGMP dalam penelitian ini bermaksud sebagai suatu pembinaan guru menambah informasi, pengetahuan, dan pengalaman dalam
meningkatkan kompetensi profesional guru. Dengan kegiatan yang diselenggarakan oleh MGMP diharap relevan dengan bidang studi guru tersebut dan yang disampaikan oleh
nara sumber dalam kegiatan dapat bermanfaat bagi guru dan dapat diimplementasikan pada saat penyelenggaraan pendidikan.
39
Supervisi akademik oleh kepala sekolah dalam penelitian ini bermaksud melihat sejauhmana kinerja guru, sehingga supervisor dapat membantu memberi masukan
kepada guru atas kekurang yang dimiliki guru. Dengan begitu, guru dapat meningkatkan kompetensi profesional sebagai modal dalam menjalankan tugas sebagai guru. Supervisi
dilaksanakan agar ketika supervisor memberi bantuan dapat tepat sasaran akan kebutuhan dari guru maupun sekolah, serta tujuan pendidikan dan tujuan sekolah bisa
terwujud.
Gambar 1. Kerangka Berpikir Pengaruh Pelaksanaan MGMP IPA Terpadu dan Supervisi Akademik Terhadap Kompetensi Profesional Guru Bidang Studi IPA
SMPMTs Keterangan
:
1
= Pelaksanaan MGMP IPA Terpadu
2
= Pelaksanaan Supervisi akademik oleh kepala sekolah = Kompetensi profesional guru IPA SMPMTs
Y
40
F. Hipotesis
Berdasarkan teori-teori yang telah dipaparkan di atas dapat dirumuskan hipotesisnya sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara pelaksanaan MGMP IPA Terpadu tehadap kompetensi profesional guru bidang studi IPA SMPMTs se-Kota Magelang.
2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara pelaksanaan supervisi akademik oleh kepala sekolah terhadap kompetensi profesional guru IPA SMPMTs se-Kota
Magelang. 3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara pelaksanaan MGMP IPA Terpadu
dan supervisi akademik secara bersama-sama terhadap kompetensi profesional guru IPA SMPMTs se-Kota Magelang.
41
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Terdapat dua metode penelitian, yaitu metode kuantitatif dan
kualitatif. Metode penelitian kuantitatif digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data
bersifat kuantitatifstatistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan Sugiyono, 2011: 8.
Sugiyono mengemukakan metode kuantitatif digunakan apabila: a. Bila masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas.
b. Bila peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi. c. Bila ingin diketahui pengaruh perlakuantreatment tertentu terhadap yang lain.
d. Bila peneliti bermaksud menguji hipotesis penelitian. e. Bila peneliti ingin mendapat data yang akurat, berdasarkan fenomena yang empiris
dan dapat diukur. f. Bila ingin menguji terhadap adanya keraguraguan tentang validitas pengetahuan,
teori dan produk tertentu. Untuk itu, pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode
penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksud untuk mengumpulkan informasi mengenahi status suatu gejala yang ada, yaitu
keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian Suharsimi Arikunto, 2005: 234.