Devinisi Konsep Definisi Operasional

45 ini yang menjadi variabel dependen yaitu kompetensi profesional guru bidang studi IPA SMPMTs Y.

E. Devinisi Konsep dan Operasional

1. Devinisi Konsep

Definisi konsep masing-masing variabel adalah sebagai berikut: a. Pelaksanaan MGMP IPA Terpadu 1 Musyawarah Guru Mata Pelajaran MGMP merupakan suatu wadah untuk melaksanakan kegiatan pengembangan kompetensi bagi para guru mata pelajaran yang sama pada jenjang SMPMTsSMPLB, SMAMASMALB, dan SMKMAK di tingkat kabupaten atau kota. Pada MGMP IPA Terpadu ini merupakan kelompok guru yang terdiri dari guru mata pelajaran Fisika dan Biologi untuk jenjang SMP. Pelaksanaan merupakan suatu tahapan proses dengan melakukan kegiatan yang sebelumnya telah direncanakan dan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. Dalam pelaksanaan MGMP IPA Terpadu dilihat dari materi program, kegiatan berlangsung, dan fasilititas yang disediakan. b. Supervisi Akademik oleh Kepala Sekolah 2 Supervisi merupakan suatu bentuk pengawasan untuk melihat sampai dimana kemampuan guru yang kemudian dilakukan pembinaan untuk memperbaiki yang belum mencapai standar. Supervisi akademik merupakan pembinaan kepada guru yang menitikberatkan pada proses pembelajaran. Pada dasarnya supervisi akademik dilaksanakan oleh pengawas dan kepala sekolah. Akan tetapi pada penelitian ini akan di fokuskan supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah. 46 c. Kompetensi Profesional Guru Bidang Studi IPA SMPMTs Y Kompetensi profesional guru merupakan kemampuan mengetahui penguasaan pengetahuan sesuai bidang studi yang diampu. Kompetensi profesional guru di Indonesia telah mempunyai standar nasional pendidikan, sehingga guru memerlukan upaya peningkatan kompetensi profesional sehingga mencapai kriteria standar nasional pendidikan.

2. Definisi Operasional

Pelaksanaan MGMP dalam penelitian ini bermaksud sebagai suatu pembinaan guru menambah informasi, pengetahuan, dan pengalaman dalam meningkatkan kompetensi profesional guru. Pelaksanaan MGMP dilihat dari materi program, kegiatannya, serta fasilitas. Materi program MGMP dapat dilihat tentang kesesuaian dan kelengkapannya dengan kebutuhan pembelajaran yaitu, pengembangan materi pembelajaran, pengembangan metode pembelajaran, pengembangan media pembelajaran, dan pengembangan evaluasi hasil belajar. Kegiatan MGMP melihat bagaimana berlangsungnya, metode yang digunakan dalam kegiatan, keaktifan dari para peserta. Fasilitas MGMP yaitu dilihat secara kelengkapan fasilitas fisik dan sumber daya manusianya atau narasumber yang didatangkan untuk mengisi kegiatan MGMP. Dengan kegiatan yang diselenggarakan oleh MGMP diharap relevan dengan bidang studi guru tersebut dan yang disampaikan oleh narasumber dalam kegiatan dapat bermanfaat bagi guru dan dapat diimplementasikan pada saat penyelenggaraan pendidikan. Supervisi akademik oleh kepala sekolah dalam penelitian ini bermaksud melihat sejauhmana kinerja guru, sehingga kepala sekolah dapat membantu memberi masukan kepada guru atas kekurang yang dimiliki guru. Dalam pelaksanaan supervisi akademik, 47 kepala sekolah melihat bagaimana kegiatan perencanaan pembelajaran guru, materi yang disampaikan guru, metode yang dilakukan, media yang digunakan, dan bagaimana guru mengevaluasi hasil belajar siswa. Kepala sekolah membantu membina guru dalam memperbaiki jika terdapat kegiatan yang masih belum sesuai dengan yang seharusnya. Pada variabel supervisi akademik juga melihat bagaimana teknik yang digunakan oleh kepala sekolah ketika pelaksanaan supervisi, dengan dua teknik yaitu teknik perseorangan dan kelompok. Dengan begitu, guru dapat meningkatkan kompetensi profesional sebagai modal dalam menjalankan tugas sebagai guru. Dari pelaksanaan MGMP dan supervisi akademik melihat pengaruhnya terhadap kompetensi profesional yang dibutuhkan guru dalam kegiatan pembelajaran. Kompetensi profesional dilihat dari penguasaan materi keilmuan yang mendukung bidang studi IPA, penguasaan standar kompetensi dan kompetensi dasar bidang studi IPA, mengembangkan materi pembelajaran secara kreatif, dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

F. Teknik Pengumpulan Data

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM SITUASI PERTEMUAN ANTAR BUDAYA STUDI DI RUANG TUNGGU TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

97 602 2

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25