Definisi Intensi Perilaku Menyontek

15 tidak naik kelas atau tidak lulus ujian. Ketakutan tersebut memicu terjadinya intensi perilaku menyontek pada siswa. c. Adanya persepsi bahwa sekolah melakukan hal yang tidak adil Siswa menganggap sekolah hanya memperhatikan siswa yang cerdas dan berprestasi saja, sehingga siswa yang kemampuannya menengah merasa kurang diperhatikan dan dilayani dengan baik. Oleh karena itu siswa ingin berprestasi dengan cara menyontek. d. Kurangnya waktu untuk menyelesaikan tugas sekolah Siswa terkadang mendapatkan tugas dari beberapa guru secara bersamaan. Waktu penyerahan tugas juga terkadang pada hari yang sama pula, sehingga siswa tidak dapat membagi waktu dengan baik dan tugas tidak selesai. Hal ini memicu terjadinya perilaku menyontek pada siswa. e. Tidak adanya sikap yang menentang perilaku menyontek disekolah Perilaku menyontek di sekolah terkadang dianggap sebagai hal yang biasa oleh siswa maupun guru. Oleh karena itu banyak siswa yang membiarkan terjadinya perilaku menyontek atau terkadang justru membantu terjadinya perilaku menyontek. Baron dan Byrne 2004:135, menjelaskan intensi perilaku menyontek ditentukan oleh tiga faktor, antara lain sebagai berikut : a. Sikap terhadap tingkah laku attitude toward a behavior, yaitu evaluasi positif atau negatif dari tingkah laku yang ditampilkan 16 apakah seseorang berpikir tindakan itu akan menimbulkan konsekuensi positif atau negatif. b. Norma subjektif, yaitu persepsi orang apakah orang lain akan menyutujui atau menolak tingkah laku tersebut. c. Kontrol tingkah laku yang dipersepsikan perceived behavioral control, yaitu penilaian terhadap kemampuan sikap untuk menapilkan tingkah laku. Berdasarkan teori yang telah dijelaskan diatas, intensi perilaku menyontek dapat dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu: sikap terhadap perilaku menyontek, norma subjektif, yaitu orang lain akan setuju atau menolak dengan perilaku menyontek, dan kontrol tingkah laku menyontek, yaitu penilaian terhadap kemampuannya untuk melakukan perilaku menyontek. Berdasarkan dari pemaparan para ahli, maka dapat dinyatakan bahwa alasan siswa melakukan perilaku menyontek bukan dikarenakan faktor dari dalam diri saja, tetapi berbagai faktor dan siswa memiliki beraneka ragam alasan multifaced untuk melakukan perilaku menyontek . Perilaku menyontek dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor dari dalam diri siswa internal yaitu masalah belajar yang dihadapi oleh siswa, ketidak yakinan akan kemampuan dirinya dalam mengerjakan tugas, ulangan, atau ujian. Faktor dari luar diri siswa eksternal yaitu adanya pengaruh dari lingkungan sekitar untuk menyontek, kurangnya waktu untuk mengerjakan, kurang tegasnya sanksi terhadap siswa yang menyontek.