Bentuk-bentuk Menyontek Tinjauan tentang Intensi Perilaku Menyontek

22 dimilikinya untuk menampilkan tingkah laku yang akan mengarahkannya kepada hasil yang diharapkan. Self-efficacy menurut Bandura merupakan keyakinan seseorang bahwa ia dapat menguasai situasi dan menghasilkan hasil outcomes yang positif Santrock, 2003:339. Self-efficacy ialah keyakinan yang dimiliki oleh seseorang bahwa ia dapat menguasai suatu situasi dan dapat berhasil menghadapi situasi tersebut King, 2010:152. Pendapat senada diungkapkan oleh Feist dan Feist 2011:211 self-efficacy dapat diartikan sebagai keyakinan seseorang bahwa ia mampu untuk melakukan suatu tindakan yang akan berhasil sesuai yang diharapkan. Self-efficacy dapat juga diartikan sebagai suatu keyakinan diri terhadap kemampuan diri sendiri untuk menampilkan tingkah laku yang akan mengarahkannya kepada hasil yang diharapkan Syamsu Yusuf Juntika Nurihsan, 2007:135. Pendapat senada juga di ungkapkan oleh Dody Hartanto 2012:7 yang menyebutkan bahwa self- efficacy ialah kepercayaan diri seseorang tentang kemampuan diri dalam bertindak, sehingga dalam self-efficacy diperlukanadanya kecakapan. Pada penelitian ini istilah self-efficacy diartikan sebagai suatu keyakinan akan kemampuan diri seseorang dalam mengerjakan tugas atau menyelesaikan suatu permasalahan. Tinggi dan rendahnya self-efficacy yang memiliki oleh siswa akan menentukan keyakinan diri siswa ketika mengerjakan tugas, ulangan maupun ujian. tingkat self-efficacy dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor internal berupa masalah belajar ketidak 23 yakinan akan kemampuan dirinya dalam mengerjakan tugas, ulangan, atau ujian dan faktor eksternal berupa pengaruh dari lingkungan sekitar untuk menyontek, kurangnya waktu untuk mengerjakan, kurang tegasnya sanksi terhadap siswa yang menyontek.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Self-efficacy

Bandura 1997 menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi self-efficacy pada diri individu antara lain sebagai berikut : a. Budaya Budaya mempengaruhi self-efficacy melalui nilai values, kepercayaan beliefs, dan proses pengaturan diri self-regulatory process yang berfungsi sebagai sumber penilaian self-efficacy dan sebagai konsekuensi dari keyakinan akan self efficacy. b. Gender Perbedaan gender juga berpengaruh terhadap self-efficacy. Hal ini dapat dilihat dari penelitian Bandura 1997 yang menyatakan bahwa wanita memiliki keyakinan diri lebih tinggi dalam mengelola perannya. Wanita yang memiliki peran selain sebagai ibu rumah tangga, juga sebagai wanita karir akan memiliki self-efficacy yang tinggi dibandingkan dengan pria yang bekerja. c. Sifat dari tugas yang dihadapi 24 Derajat kompleksitas dari kesulitan tugas yang dihadapi oleh individu akan mempengaruhi penilaian individu tersebut terhadap kemampuan dirinya sendiri. Semakin kompleks suatu tugas yang dihadapi oleh individu maka akan semakin rendah individu tersebut menilai kemampuannya. Sebaliknya, jika individu dihadapkan pada tugas yang mudah dan sederhana maka akan semakin tinggi individu menilai kemampuannya. d. Insentif eksternal Insentif eksternal yaitu insentif yang diberikan oleh orang lain yang merefleksikan keberhasilan seseorang. e. Status atau peran individu dalam lingkungan Individu yang memiliki status lebih tinggi akan memperoleh derajat kontrol yang lebih besar sehingga self-efficacy yang dimiliki juga tinggi. Sebaliknya individu yang memiliki status yang lebih rendah maka akan memiliki kontrol yang lebih kecil sehingga self- efficacy yang dimilikinya juga rendah. f. Informasi tentang kemampuan diri Individu akan memiliki self-efficacy yang tinggi, jika ia memperoleh informasi positif mengenai dirinya, begitupula sebaliknya individu akan memiliki self-efficacy yang rendah, jika ia memperoleh informasi negatif mengenai dirinya.