35
4. Tugas Perkembangan Remaja
Havighurst dalam
Hurlock 1980:10
memaparkan tugas
perkembangan remaja antara lain sebagai berikut: a  Mencapai  hubungan  baru  dan  yang  lebih  matang  dengan  teman  sebaya
baik pria maupun wanita. b  Mencapai peran sosial pria dan wanita.
c  Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif. d  Mengaharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab.
e  Mencapai  kemandirian  emosional  dari  orang  tua  dan  orang  dawasa lainnya.
f  Mempersiapkan karier ekonomi. g  Mempersiapkan perkawinan dan keluarga.
h  Memperoleh  peringkat  nilai  dan  sistem  etis  sebagai  pegangan  untuk berperilaku mengembangkan ideologi.
Tugas  perkembangan  remaja  menurut  Luella  Cole  dalam  Syamsu Yusuf 2006:73 yaitu:
a  Kematangan emosional. b  Pemantapan minat-minat hetero seksual.
c  Kematangan sosial. d  Emansipasi dari kontrol keluarga.
e  Kematangan intelektual. f  Memilih pekerjaan.
36 g  Menggunakan waktu senggang secara tepat.
h  Memiliki filsafat hidup. i  Identifikasi diri.
Berdasarkan  uraian  tugas  perkembangan  remaja  menurut  para  ahli diatas  dapat  disimpulkan  bahwa  tugas  perkembangan  remaja  meliputi
pencapaian  tingkat  kematangan  dan  kemandirian  emosional,  kematangan hubungan  sosial,  kematangan  intelektual.  Pada  masa  perkembangan  remaja
menggunakan waktu senggang dan keadaan fisiknya untuk memilih pekerjaan dan  mempersiapkan  karier  ekonomi  dimasa  didepan,  remaja  juga
mempersiapkan perkawinan dan keluarga.
D. Tinjauan tentang Bimbingan Pribadi-sosial
1. Pengertian Bimbingan Pribadi-sosial
Bimbingan  pribadi-sosial  dapat  diartikan  sebagai  proses  pemberian bantuan  kepada  orang  lain  yang  menyangkut  keadaan  batinnya  sendiri,  dan
yang  menyangkut hubungan dengan orang  lain Winkel  1991:124. Pendapat serupa  dikemukakan  oleh  Mohammad  Surya  1988:47  bimbingan  pribadi-
sosial  diartikan  sebagai  bimbingan  dalam  menghadapi  dan  memecahkan masalah-masalah  pribadi-sosial  seperti  masalah  pergaulan,  penyelesaian
konflik,  penyesuaian  diri,  dan  sebagainya.  Syamsu  Yusuf  dan  Juntika Nurihsan 2006:11  menjelaskan  bahwa  bimbingan pribadi-sosial  merupakan
bimbingan  untuk  membantu  para  individu  dalam  memecahkan  masalah-
37 masalah  sosial-pribadi  masalah  hubungan  dengan  sesama  teman,  dengan
dosen,  serta  staf,  pemahaman  sifat  dan  kemampuan  diri,  penyesuaian  diri dengan  lingkungan  pendidikandan  masyarakat  tempat  tinggal  dan
penyelesaian konflik. Berdasarkan  beberapa  pengertian  mengenai  bimbingan  pribadi-sosial
di  atas,  dapat  disimpulkan  bahwa  bimbingan  pribadi-sosial  merupakan layanan  yang  diberikan  kepada  siswa  agar  mampu  mengatasi  permasalahan-
permasalahan  yang  sedang  dihadapi,  baik  permasalahan  pribadi  maupun sosial,  sehingga  siswa  mempunyai  hubungan  sosial  yang  baik  dengan
lingkungan sekitar.
2. Tujuan Bimbingan Pribadi-sosial
Menurut  Syamsu  Yusuf  dan  Juntika  Nurihsan  2006:14  tujuan bimbingan pribadi-sosial ialah sebagai berikut :
a.  Memiliki  komitmen  yang  kuat  dalam  mengamalkan  nilai-nilai keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yanga Maha Esa, baik dalam
kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, sekolah, tempat kerja, maupun masyarakat pada umumnya.
b.  Memiliki  sikap  toleransi  terhadap  umat  beragama  lain  dengan  saling menghormati dan memelihara hak dan kewajibannya masing-masing.
c.  Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara  yang  menyenangkan  anugrah  dan  yang  tidak  menyenangkan
musibah,  serta  mampu  meresponnya  secara  positif  sesuai  dengan ajaran agama yang dianut.
d.  Memiliki  pemahaman  dan  penerimaan  diri  secara  obyektif  dan konstruktif, baik yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan,
baik fisik maupun psikis. e.  Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain.
f.  Memiliki kemampuan melakukan pilihan secara sehat.
38 g.  Bersifat  respek  terhadap  orang  lain,  menghormati  atau  menghargai
orang lain, tidak melecehkan martabat atau harga dirinya. h.  Memiliki  rasa  tanggung  jawab  yang  diwujudkan  dalam  bentuk
komitmen terhadap tugas dan kewajibannya. i.  Memiliki  kemampuan  berinteraksi  sosial  human  relationship,  yang
diwujudkan dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau silaturahmi dengan sesama manusia.
j.  Memiliki  kemampuan  dalam  menyelesaikan  konflik  masalah,  baik bersifat internal dalam diri sendiri maupun dengan orang lain.
k.  Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.
Berdasarkan tujuan bimbingan pribadi-sosial diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan bimbingan pribadi-sosial  yaitu agar siswa dapat memiliki sikap positif
terhadap diri  sendiri  maupun dengan orang  lain dan siswa dapat  mempunyai hubungan sosial yang harmonis dengan lingkungan sekitar.
E. Kerangka  Berpikir  Penelitian  antara  Self-efficacy  dengan  Intensi
Perilaku Menyontek
Perilaku menyontek pada siswa didasari oleh adanya intensi yang kuat dalam  diri  siswa  sendiri.  Perilaku  menyontek  dapat  muncul  jika  dalam  diri
siswa  memiliki  sikap  dan  intensi  yang  tinggi  untuk  menyontek.  Perilaku menyontek  digunakan  oleh  siswa  untuk  membantu  siswa  dalam  mencapai
nilai yang tinggi dan untuk mengurangi kemungkinan memperoleh nilai yang rendah.  Chaplin  1999  menyatakan  bahwa  intensi  merupakan  maksud  dan
keinginan  seseorang  untuk  mencapai  tujuan  tertentu.  Terbentuknya  intensi perilaku  menyontek  dipengaruhi  oleh  adanya  sikap  dan  norma  untuk  dapat
mengendalikan  diri  terhadap  perilaku  menyontek.  Hal  ini  sesuai  dengan