38 g. Bersifat respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai
orang lain, tidak melecehkan martabat atau harga dirinya. h. Memiliki rasa tanggung jawab yang diwujudkan dalam bentuk
komitmen terhadap tugas dan kewajibannya. i. Memiliki kemampuan berinteraksi sosial human relationship, yang
diwujudkan dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau silaturahmi dengan sesama manusia.
j. Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik masalah, baik bersifat internal dalam diri sendiri maupun dengan orang lain.
k. Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.
Berdasarkan tujuan bimbingan pribadi-sosial diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan bimbingan pribadi-sosial yaitu agar siswa dapat memiliki sikap positif
terhadap diri sendiri maupun dengan orang lain dan siswa dapat mempunyai hubungan sosial yang harmonis dengan lingkungan sekitar.
E. Kerangka Berpikir Penelitian antara Self-efficacy dengan Intensi
Perilaku Menyontek
Perilaku menyontek pada siswa didasari oleh adanya intensi yang kuat dalam diri siswa sendiri. Perilaku menyontek dapat muncul jika dalam diri
siswa memiliki sikap dan intensi yang tinggi untuk menyontek. Perilaku menyontek digunakan oleh siswa untuk membantu siswa dalam mencapai
nilai yang tinggi dan untuk mengurangi kemungkinan memperoleh nilai yang rendah. Chaplin 1999 menyatakan bahwa intensi merupakan maksud dan
keinginan seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Terbentuknya intensi perilaku menyontek dipengaruhi oleh adanya sikap dan norma untuk dapat
mengendalikan diri terhadap perilaku menyontek. Hal ini sesuai dengan
39 pernyataan Baron dan Byrne 2004:135 yang menyatakan bahwa intensi
perilaku menyontek dipengaruhi oleh sikap terhadap tingkah laku menyontek, norma subjektif dan control terhadap perilaku yang dipersepsikan.
Siswa mengunakan berbagai cara yang berbeda-beda untuk dapat mencapai nilai yang tinggi, salah satunya dengan cara menyontek. Menurut
Anderman dan Murdock 2007:34 menyontek merupakan suatu tindakan yang tidak jujur atau tidak fair dalam memenangkan atau meraih keuntungan
nilai yang tinggi. Perilaku menyontek dapat terwujud tergantung pada self- efficacy yang dimiliki oleh masing-masing siswa. Self-efficacy yang dimiliki
oleh siswa dapat berpengaruh pada keyakinan diri dalam menyelesaikan tugas, ulangan maupun ujian.
Self-efficacy dapat diartikan sebagai keyakinan diri seseorang dalam menyelesaikan
suatu tugas
atau permasalahan
Bandura 1986,
AndermanMurdock 2007. Tinggi dan rendahnya self-efficacy yang dimiliki oleh siswa akan menentukan keyakinan diri siswa dalam mengerjakan tugas,
ulangan, atau ujian. Jika self-efficacy yang dimiliki oleh siswa tinggi maka dalam menyelesaikan tugas, ulangan maupun ujian tidak akan menyontek.
Jika self-efficacy yang dimiliki oleh siswa rendah maka siswa akan memiliki keyakinan diri yang rendah juga, sehingga siswa cenderung akan melakukan
perilaku menyontek pada saat mengerjakan tugas, ulangan ataupun ujian. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Pajares 1996, Anderman
Murdock 2007 yang menjelaskan jika siswa memiliki self-efficacy yang