35 memang ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang tentu hasilnya
akn lebih baik. j. Minat
Motivasi muncul karena adanya kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motifasi yang pokok. Proses
belajar itu akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat k. Tujuan yang diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, akan merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami
tuuan yang harus dicapai, maka akan timbul gairah untuk terus belajar.
E. Indikator Motivasi
Motivasi yang tinggi dapat menggiatkan aktifitas belajar siswa Sugihartono dkk, 2007: 78 menurutnya, motivasi yang tinggi dapat
ditemukan dalam sifat dan perilaku siswa sebagai berikut:
1. Adanya kualitas keterlibatan siswa dalam dalam belajar yang sangat tinggi
2. Adanya perasaan dan keterlibatan afektif siswa yang tinggi dalam belajar.
3. Adanya upaya siswa untuk senantiasa memelihara atau menjaga agar senantiasa memiliki motivasi belajar yang tinggi.
36 Sedangkan menurut Hamza B. Uno 2010: 23, indikator motivasi
belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1 adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, 2 adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil dan
sukses, 3 adanya harapan dan cita-cita masa depan, 4 adanya kegiatan yang menarik dalam pembelajaran.
Ciri-ciri yang mempunyai motivasi dalam belajar menurut Freud dalam sardiman A.M, 2007 :83 adalah sebagai berikut:
1. Tekun menghadapi tugas dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak perna berhenti sebelum selesai.
2. Ulet menghadapi kesulitan tidaklekas putus asa 3. Menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah.
4. Lebih senang bekerja mandiri 5. Cepat bosan pada tugas-tugas rutin hal yang sifatnya mekanis,
berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif. 6. Dapt mempertahankan pendatnya.
7. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini. 8. Senang mencari dan memecahkan soal-soal.
Berdasarkan pendapat parah ahli diatas, maka dapat disimpulkan indikator siswa yang memiliki motivasi belajar yaitu:
1. Adanaya hasrat dan keinginan untuk berhasil.
37 2. Tekun dalam menghadapi tugas.
3. Ulet dalam menghadapi kesulitan 4. Lebih senang bekerja mandiri.
5. Senang dan rajin belajar penuh semangat.
F. Motivasi
1. Pengertian Motivasi
Motivasi berawal dari Kata “motif” diartikan sebagai daya upaya mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan
sebagai daya penggerak dari dalam subyek untuk melakukan aktifitas- aktifitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat
diartikan sebgai suatu kondisi intern
kesiapsiagaan
. Berawal dari kata “motif” itu maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang
telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakanmendesak
Sardiman 2007: 73. Motivasi adalah proses psikologis yang dapat menjelaskan
perilaku seseorang. Perilaku pada hakikatnya merupakan orientasi pada satu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan proses interaksi
dari beberapa unsur. Dengan demikian, motivasi merupakan kekuatan yang mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan.
38 Kekuatan-kekuatan ini pada dasarnya dirangsang oleh berbagai macam
kebutuhan seperti: 1 Keinginan yang hendak dipenuhi; 2 tingka laku; 3 umpan balik Hamzah, 2007: 5.
Atkinson dalam Hamzah, 2007: 8, mengmukakan bahwa kecenderungan sukses ditentukan oleh motivasi, peluang, serta intensif,
begitu pula sebaliknya kecenderungan untuk gagal. Motivasi dipengaruhi oleh keadaan emosi seseorang. Guru dapat memberikan motivasi siswa
dengan melihat suasan emosional siswa tersebut. Menurutnya motivasi berprestasi dimiliki oleh setiap orang, sedangkan intensitasnya
tergantung pada kondisi mental orang tersebut. Mc. Donald, dalam Sardiman 2007: 73-74, mengatakan bahwa,
Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap
adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan Mc. Donald mengandung tiga elemen penting. 1 Bahwa motivasi itu mengawali
terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi
didalam sistem ”
neurophysiologica
l” yang ada pada organisme manusia. Karena menyangkut peruhan energi manisia walaupun motivasi itu
muncul dalam diri manusia, penampakannya akan menyangkut kegiatan
39 fisik manusia. 2 Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa”
feeling
”, efeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-
persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkahlaku manusia. 3 Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan.
Oemar Hamalik 2008: 158, Motivasi adalah perubahan energi dalam diri atau pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya
perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Didalam perumusan ini kita dapat lihat, bahwa ada tiga unsur yang
saling berkaitan yaitu sabagai berikut: a. Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi
perubahan-perubahan dalam motivasi timbul dari peribahan-perubahan tertentu.
b. Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan
affective arousal
. Mula- mula merupakan ketegangan psikologis, lalu merupakan suasana emosi
suasana emosi ini menimbulkan kelakuan yang bermotif. Perubahan ini mungkin bisa dan memungkinkan tidak, kita hanya dapat melihatnya
dalam perbuatan c. Motivasi ditandai dengan reaksi-reaksi mencapaai tujuan. Pribadi
bermotivasi mengadakan respon-respon yang tertuju kearah satu tujuan.
40 Wina Sanjaya 2008: 228, mengatakan bahwa, Motivasi adalah
aspek yang sangat penting untuk membelajarkan siswa. Tanpa adanya motivasi tidak mungkin siswa memiliki kemauan untuk belajar. Oleh
karena itu, membangkitkan motivasi merupakan salah satu peran dan tugas guru dalam setiap proses pembelajaran. Motivasi dapat diartikan sebagai
dorongan yang memungkinkan siswa untuk bertindak atau melakukan sesuatu.
Dorongan hanya mungkin muncul dalam diri siswa manakalah siswa merasa membutuhkan. Siswa yang merasa butuh akan bergerak sendirinya
untuk memenuhi kebutuhannya. Oleh karena itu, dalam rangka membangkitkan motivasi, guru harus dapat menunjukkan pentinggnya
pengalaman dan materi belajar kagi kehidupan siswa, dengan demikian siswa akan belajar bukan hanya sekedar untuk memperoleh nilai atau pujian
akan tetapi didorong oleh keinginan untuk memenuhi kebutuhannya. Konsep motivasi diatas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi
adalah dorongan dari dalam dan dari luar diri manusia untuk melakukan sesuatu yang dinyatakan dengan adanya perubahan tingkah laku untuk
mencapai tujuan yang diinginkan.
41
2. Jenis-jenis Motivasi
Menurut Sardiman 2007: 91, Motivasi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu:
1. Motivasi Intrinsik yaitu motivasi yang datang dari dalam diri peserta didik. Yang dimaksud adalah motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsi tidak perlu dirangsang dari luar. Karena dalam setiap individus udah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
2. Motivasi Ektrinsik yaitu motivasi yang datang dari lingkungan diluar dari peserta didik. Yang dimaksud adalah kebalikan dari motivasi
intrinsik yaitu motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Motivasi dalam proses pembelajaran peran
motivasi sangat diperluka, sebab seorang yang tidak mempunyai motivasi dalam bentuk belajar tidak akan mungkin melakukan aktifitas
belajar. Seorang melakukan aktifitas belajar secara terus menerus karena adanya motivasi dari dirinya, yakni motivasi intrinsik yang
sangat penting dalam aktivitas belajar. Seorang yang tidak mempunyai keinginan untuk belajar dan tidak ada dorongan dari luar dirinya, yakni
motivasi ekstrinsik yang diharapkan, maka proses belajarnya kurang optimal. Oleh karena itu motivasi ektrinsik sangat berguna, motivasi
intrinsik tidak ada dalam diri seseorang sebagai subyek belajar.
42 Di dalam pengembangan pembelajaran IPA perlu diupayakan
bagaimana agar dapat mendorong peserta didik untuk belajar, sehingga kedua jenis motivasi tersebut dapat berpengaruh terhadap keberhasilan
siswa dalam proses belajar mengajar proses pembelajaran.
3. Unsur-unsur Motivasi
Nugroho, menjelaskan beberapa unsur motivasi adalah sebagai berikut.
a. Dorongan Dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan
dalam rangka memenuhi harapan. Dorongan juga merupakan kekuatan mental yang berorientasi pada pemenuhan harapan atau pencapaian tujuan.
Dorongan yang berorientasi pada tujuan tersebut merupakan inti motivasi. Motivasi dipandang sebagai dorongan yang menggerakkan dan
mengarahkan perilaku termasuk belajar. Hull menyatakan, dorongan atau motivasi berkembang untuk memenuhi kebutuhan sehingga seseorang
akan melakukan sesuatu guna mendapatkan apa ia harapkan. Dalam hal ini hadiah atau hukuman juga turut mempengaruhi kualitas tingkah laku
seseorang. b. Kebutuhan
Segala tingkah laku individu dilatar belakangi oleh adanya kebutuhan dan
43 mengarah kepada pencapaian tujuan agar suatu kebutuhan terpenuhi.
Kebutuhan terjadi bila individu merasa ketidak keseimbangan antara apa yang ia miliki dan ia harapkan. Maslow membagi kebutuhan menjadi lima
tingkat, salah satu diantaranya adalah kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan untuk aktualisasi diri berkenaan dengan kebutuhan individu
untuk menjadi sesuatu yang sesuai dengan kemampuannya. Dengan begitu ia termotivasi untuk belajar dan mencapai cita-
citanya, jika ia mampu dan diberi peluang. Berbeda dengan maslow, Mc.Cleland berpendapat bahwa setiap orang memiliki tiga jenis kebutuhan
dasar, yaitu kebutuhan akan kekuasaan yang terujud dalam keinginan mempengaruhi orang lain, kebutuhan untuk berafiliasi yang tercerrmin
dalam terujutnya situasi bersahabat dengan orang lain, dan kebutuhan berprestasi yang terujut dalam keberhasilan dalam menyelesaikan tugas-
tugas yang dibebankan. c. Tujuan
Tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan tersebut yang mengarahkan perilaku dalam belajar. Secara psikologis,
tujuan merupakan titik akhir sementara dalam pencapain kebutuhan. Jika kebutuhan terpenuhi, maka orang menjadi puas dan dorongan mental
untuk berbuat, terhenti sementara.
44 d. Harapancita-cita
Motivasi tampak pada keinginan anak sejak kecil seperti keinginan belajar berjalan, maka makanan yang lezat, berebut permainan, dapat
membaca,dapat bernyanyi, dan lain sebagainya. Keberhasilan mencapai keinginan tersebut menumbuhkan kemauan
bergiat, bahkan dikemudian hari menimbulkan harapan atau cita-cita dalam kehidupan. Timbulnya harapan atau cita-cita dibarengi oleh
perkembangan akal, moral, kemauan, bahasa, dan nilai-nilai kehidupan. Timbulnya cita-cita juga dibarengi oleh perkembangan kepribadian. Dari
segi emansipasi kemandirian, keinginan yang terpuaskan dapat memperbesar kemauan dan semangat belajar. Cita-cita akan memperkuat
motivasi intrinsik maupun entrisik. Sebab tercapainya suatu cita-cita akan mewujutkan aktualisasi diri.
Motivasi juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan
sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi itu dapat dirangsang
oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh didalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai
keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan
45 kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan
yang memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai.
G. Motivasi Belajar
Sugihartono dkk 2007: 78, mengatakan bahwa, Motivasi belajar memegang peran yang sangat penting dalam pencapaian prestasi belajar.
Motivasi menurut wlodkowsky dalam prastya dkk, 1985 merupakan suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu dan yang
memberikan arah dan ketahanan pada tingkah laku tersebut. Motivasi belajar yang tinggi tercermin dari ketekunan yang tidak mudah patah untuk mencapai
sukses meskipun dihadang oleh berbagai kesulitan. Sardiman 2007: 75 mengatakan Motivasi belajar adalah merupakan
faktor psikis yang bersifat non intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar.
Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar.
Martinis Yamin 2007: 232, mengemukakan tentang motivasi siswa dalam belajar bahwa, seseorang belajar tidak ditentukan oleh kekuatan-
kekuatan yang datang dari dalam dirinya, atau oleh stimulus-stimulus yang datang dari lingkungan, akan tetapi merupakan interaksi timbal balik dari
46 determinan-determinan individu dan determinan-determinan lingkungan
Belajar merupakan perubahan perilaku sesorang melalui latihan dan pengalaman, motivasi akan memberi hasil yang lebih baik terhadap perbuatan
yang dilakukan seseorang. Hasil belajar dapat diukur dalam bentuk perubahan, sikap, dan keterampilan, perubahan yang lebih baik dibandingkan
sebelumnya, misalnya dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak santun menjadi santun.
Menurut Raymond J.Wiodkowski dkk 2004: 11, motivasi belajar adalah suatu nilai dan suatu dorongan untuk belajar. Anak tidak hanya sudi
belajar tetapi juga menghargai dan menikmati hasil belajarnya.hal ini bisa terjadi di dalam maupun di luar sekolah. Motivasi belajar adalah kekuatan
mental yang mendorong terjadinya belajar. Dimyati dan Mudjiyono, 2006: 97
Dari beberapa pendapat diatas disimpulkan bahwa, motivasi belajar sangat penting untuk mendorong siswa dalam mencapai tujuan pendidikan
yang yang lebih baik dan perubahan tingkah laku untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
1. Pentingnya motivasi dalam belajar
Dimyati Mudjiono 2006: 85-86, mengatakan bahwa, motivasi
belajar penting bagi siswa dan guru.bagi siswa pentingnya motivasi belajar
47
adalah sebagai berikut.
a. Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir. b. Menginformasikan tentang kekuata usaha belajar, yang dibandingkan
dengan sebaya. c. Mengarahkan kegiatan belajar.
d. Memperbesar semangat belajar. Motivasi belajar juga penting diketahui oleh Guru. Pengetahuan dan
pemahaman tentang motivasi belajar pada siswa bermanfaat bagi guru, manfaat itu sebagai berikut:
a. Membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara semangat siswa untuk belajar sampai berhasil.
b. Mengetahui dan memotivasi belajar siswa di kelas bermacam-ragam. c. Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih salah satu diantara
bermacam-macam peran seperti sebagai penasehat, fasilitator, instruktur, teman diskusi, penyemangat, pemberi hadiah, atau pendidik.
d. Memberi peluang guru untuk ”unjuk kerja” rekayasa pedagogis.
2. Cara memotivasi
Sobri Sutikno 2007: 129, menjelasakan beberapa strategi yang bisa digunakan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, sebagai
berikut.
48 a. Menjelaskan tujuan belajar kepada peserta didik
Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang guru menjelaskan mengenai tujuan intruksional khusus yang akan
dicapainya kepada siswa. Makin jelas tujuan makin besar pula motivasi dalam belajar.
b. Hadiah Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan mengacu
semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Disamping itu, siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar
siswa yang berprestasi. c. Saingan kompetisi
Guru berusaha mengadakan persaingan diantara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil
prestasi yang telah dicapai sebelumnya. d. Pujian
Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan penghargaan atau pujian. Tentunya pujian yang bersifat membangun.
e. Hukuman Hukuman diberi kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses
belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya.
49 f. Membangkitkan dorongan kepada anak
Strateginya adalah memberikan perhatian maksimal kepeserta didik. g. Membentuk kebiasaan belajar yang baik
h. Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok
i. Menggunakan metode yang berpariasi j. Menggunakan media yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Dalam buku Belajar dan Pembelajaran Eveline, Ali Imron mengemukakan enam unsur yang mempengaruhi motivasi dalam proses
pembelajaran.
Keenam faktor tersebut adalah sebagai berikut Siregar 2014: 53. a. Cita-cita aspirasi pembelajar.
b. Kemampuan Pembelajar. c. Kondisi pembelajar.
d. Kondisi lingkungan pembelajar. e. Unsur-unsur dinamis belajar pembelajar.
f. Upaya guru dalam membelajarkan pembelajar.
50
H. Karakteristik Siswa SD
Usman Samatowa 2006: 6, mengatakan bahwa,Usia siswa sekolah
dasar berkisar 6-12 tahun. Masa ini merupakan “masa sekolah” pada masa ini
anak sudah matang untuk belajar atau sekolah. Disebut masa sekolah, karena dia telah menyelesaikan tahap pra-sekolahnya yaitu taman kanak-kanak.
Penetapan batas antara usia pra-sekolah dengan usia sekolah sebernarnya tidak mempunyai dasar psikologis yang cukup kuat. Berbagai studi menunjukkan
bahwa usia pra-sekolah yang ditandai dengan kegiatan bermain masih akan
berlanjut terus sampai anak usia sekitar delapan tahun.
Mengenai pembicaraan karakteritik siswa ini, menurut Sardiman 2007: 120, ada tiga hal yang perlu diperhatikan. 1 karakteristik atau keadaan yang
berkenaan dengan kemampuan awal atau
prerequisiteskills,
seperti misalnya kemampuan intelektual, kemampuan berpikir, mengucapkan hal-hal yang
berkaitan dengan aspek psikomotor, dan lain-lain. 2 karakteristik yang berhubungan dengan latar-belakang dan status sosial
sociocultural
. 3 karakteristik yang berkenaan dengan perbedaan-perbedaan kepribadian seperti
sikap, perasaan, minat dan lain-lain. Merupakan karakteristi yang kepribadian setiap siswa serta karakteristik tentang keinginan yang ada dalam hati serta
apa yang ada dalam pikiran peserta didik. Pengetahuan mengenai karakteritik siswa ini memiliki arti yang cukup
51 Penting dalam interaksi belajar mengajar. Terutama bagi guru, informasi
mengenai karakteritik siswa senantiasa akan sangat berguna dalam memilih dan menentukan pola-pola pengajaran yang lebih baik, yang dapat menjamin
kemudahan belajar bagi setia siswa. Guru akan dapat merekontruksi dan mengorganisasikan materi pelajaran sedemikian rupa, memilih dan menetukan
metode yang lebih tepat, sehingga akan terjadi proses interaksi dari masing- masing komponen belajar mengajar dalam rangka menciptakan kegiatan yang
bervariasi, agar masing-masing individu siswa tidak merasa dikecewakan. Di samping itu juga sangat bermanfaat bagi guru untuk memberikan motivasi dan
bimbingan bagi setiap individu siswa kearah keberhasilan belajarnya.
Sardiman 2007: 121, menyatakan bahwa, ada beberapa karakteristik siswa yang dapatr mempengaruhi kegiatan belajar siswa, antara lain: 1 gaya
belajar, merupakan cir-ciri siswa belajar, bagaimana siswa akan lebih mudah untuk menyerap materi pelajaran. 2 tingkat kematangan, adalah kemapuan
yang dimiliki siswa sudah cukup dan terlatih, sehingga tingkat kemampuan belajar siswa akan matang dan akan lebih mudah menyerap materi yang
diajarkan. 3 spektrum dan ruang lingkup minat, minat yang lebih tinggi akan memperoleh hasil belajar yang lebih baik. 4 lingkungan sosial ekonomi, ini
adalah sebuah penunjang belajar siswa utnuk anak yang sosialnya dan ekonominya baik maka akan mendapat fasilitas penunjang pembelajaran yang
52 beik pula dan akan menghasilkan hasil pelajaran yang lebih baik. 5
lingkungan belajar yang baik adalah lingkungan yang kondusif. Jadi lingkungan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar. 6 motivasi
merupakan faktor yang sangat penting karena dalam diri siswa dengan adanya motivasi yang besar pada siswa maka semangat belajar yang ada dalam siswa
juga tinggi.
I. Kerangka Pikir
Mengajar merupakan upaya yang dilakukan oleh guru supaya anak didik belajar. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya
perubahan pada diri seseorang berupa tingka laku, pengetahuan, pemahaman, dan sikap karena pengalaman atau interaksi dengan lingkungan. Belajar yang
afektif dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada siswa. Dalam pembelajaran guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan
memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan. Guru harus menggunakan media gambar dalam proses belajar mengajar tujuannya untuk
memudahkan siswa dalam memahami tujuan dicapai dalam pembelajara. Selama ini siswa belum mampu menghubungkan antara apa yang dipelajari di
sekolah dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari mereka.
53
J. Hipotesis Tindakan