Indikator Motivasi Karakteristik Siswa SD

35 memang ada motivasi untuk belajar, sehingga sudah barang tentu hasilnya akn lebih baik. j. Minat Motivasi muncul karena adanya kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motifasi yang pokok. Proses belajar itu akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat k. Tujuan yang diakui Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, akan merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tuuan yang harus dicapai, maka akan timbul gairah untuk terus belajar.

E. Indikator Motivasi

Motivasi yang tinggi dapat menggiatkan aktifitas belajar siswa Sugihartono dkk, 2007: 78 menurutnya, motivasi yang tinggi dapat ditemukan dalam sifat dan perilaku siswa sebagai berikut: 1. Adanya kualitas keterlibatan siswa dalam dalam belajar yang sangat tinggi 2. Adanya perasaan dan keterlibatan afektif siswa yang tinggi dalam belajar. 3. Adanya upaya siswa untuk senantiasa memelihara atau menjaga agar senantiasa memiliki motivasi belajar yang tinggi. 36 Sedangkan menurut Hamza B. Uno 2010: 23, indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1 adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, 2 adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil dan sukses, 3 adanya harapan dan cita-cita masa depan, 4 adanya kegiatan yang menarik dalam pembelajaran. Ciri-ciri yang mempunyai motivasi dalam belajar menurut Freud dalam sardiman A.M, 2007 :83 adalah sebagai berikut: 1. Tekun menghadapi tugas dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak perna berhenti sebelum selesai. 2. Ulet menghadapi kesulitan tidaklekas putus asa 3. Menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah. 4. Lebih senang bekerja mandiri 5. Cepat bosan pada tugas-tugas rutin hal yang sifatnya mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif. 6. Dapt mempertahankan pendatnya. 7. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini. 8. Senang mencari dan memecahkan soal-soal. Berdasarkan pendapat parah ahli diatas, maka dapat disimpulkan indikator siswa yang memiliki motivasi belajar yaitu: 1. Adanaya hasrat dan keinginan untuk berhasil. 37 2. Tekun dalam menghadapi tugas. 3. Ulet dalam menghadapi kesulitan 4. Lebih senang bekerja mandiri. 5. Senang dan rajin belajar penuh semangat.

F. Motivasi

1. Pengertian Motivasi

Motivasi berawal dari Kata “motif” diartikan sebagai daya upaya mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam subyek untuk melakukan aktifitas- aktifitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebgai suatu kondisi intern kesiapsiagaan . Berawal dari kata “motif” itu maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakanmendesak Sardiman 2007: 73. Motivasi adalah proses psikologis yang dapat menjelaskan perilaku seseorang. Perilaku pada hakikatnya merupakan orientasi pada satu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan proses interaksi dari beberapa unsur. Dengan demikian, motivasi merupakan kekuatan yang mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan. 38 Kekuatan-kekuatan ini pada dasarnya dirangsang oleh berbagai macam kebutuhan seperti: 1 Keinginan yang hendak dipenuhi; 2 tingka laku; 3 umpan balik Hamzah, 2007: 5. Atkinson dalam Hamzah, 2007: 8, mengmukakan bahwa kecenderungan sukses ditentukan oleh motivasi, peluang, serta intensif, begitu pula sebaliknya kecenderungan untuk gagal. Motivasi dipengaruhi oleh keadaan emosi seseorang. Guru dapat memberikan motivasi siswa dengan melihat suasan emosional siswa tersebut. Menurutnya motivasi berprestasi dimiliki oleh setiap orang, sedangkan intensitasnya tergantung pada kondisi mental orang tersebut. Mc. Donald, dalam Sardiman 2007: 73-74, mengatakan bahwa, Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan Mc. Donald mengandung tiga elemen penting. 1 Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi didalam sistem ” neurophysiologica l” yang ada pada organisme manusia. Karena menyangkut peruhan energi manisia walaupun motivasi itu muncul dalam diri manusia, penampakannya akan menyangkut kegiatan 39 fisik manusia. 2 Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa” feeling ”, efeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan- persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkahlaku manusia. 3 Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Oemar Hamalik 2008: 158, Motivasi adalah perubahan energi dalam diri atau pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Didalam perumusan ini kita dapat lihat, bahwa ada tiga unsur yang saling berkaitan yaitu sabagai berikut: a. Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi perubahan-perubahan dalam motivasi timbul dari peribahan-perubahan tertentu. b. Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan affective arousal . Mula- mula merupakan ketegangan psikologis, lalu merupakan suasana emosi suasana emosi ini menimbulkan kelakuan yang bermotif. Perubahan ini mungkin bisa dan memungkinkan tidak, kita hanya dapat melihatnya dalam perbuatan c. Motivasi ditandai dengan reaksi-reaksi mencapaai tujuan. Pribadi bermotivasi mengadakan respon-respon yang tertuju kearah satu tujuan. 40 Wina Sanjaya 2008: 228, mengatakan bahwa, Motivasi adalah aspek yang sangat penting untuk membelajarkan siswa. Tanpa adanya motivasi tidak mungkin siswa memiliki kemauan untuk belajar. Oleh karena itu, membangkitkan motivasi merupakan salah satu peran dan tugas guru dalam setiap proses pembelajaran. Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan yang memungkinkan siswa untuk bertindak atau melakukan sesuatu. Dorongan hanya mungkin muncul dalam diri siswa manakalah siswa merasa membutuhkan. Siswa yang merasa butuh akan bergerak sendirinya untuk memenuhi kebutuhannya. Oleh karena itu, dalam rangka membangkitkan motivasi, guru harus dapat menunjukkan pentinggnya pengalaman dan materi belajar kagi kehidupan siswa, dengan demikian siswa akan belajar bukan hanya sekedar untuk memperoleh nilai atau pujian akan tetapi didorong oleh keinginan untuk memenuhi kebutuhannya. Konsep motivasi diatas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi adalah dorongan dari dalam dan dari luar diri manusia untuk melakukan sesuatu yang dinyatakan dengan adanya perubahan tingkah laku untuk mencapai tujuan yang diinginkan. 41

2. Jenis-jenis Motivasi

Menurut Sardiman 2007: 91, Motivasi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu: 1. Motivasi Intrinsik yaitu motivasi yang datang dari dalam diri peserta didik. Yang dimaksud adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsi tidak perlu dirangsang dari luar. Karena dalam setiap individus udah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. 2. Motivasi Ektrinsik yaitu motivasi yang datang dari lingkungan diluar dari peserta didik. Yang dimaksud adalah kebalikan dari motivasi intrinsik yaitu motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Motivasi dalam proses pembelajaran peran motivasi sangat diperluka, sebab seorang yang tidak mempunyai motivasi dalam bentuk belajar tidak akan mungkin melakukan aktifitas belajar. Seorang melakukan aktifitas belajar secara terus menerus karena adanya motivasi dari dirinya, yakni motivasi intrinsik yang sangat penting dalam aktivitas belajar. Seorang yang tidak mempunyai keinginan untuk belajar dan tidak ada dorongan dari luar dirinya, yakni motivasi ekstrinsik yang diharapkan, maka proses belajarnya kurang optimal. Oleh karena itu motivasi ektrinsik sangat berguna, motivasi intrinsik tidak ada dalam diri seseorang sebagai subyek belajar. 42 Di dalam pengembangan pembelajaran IPA perlu diupayakan bagaimana agar dapat mendorong peserta didik untuk belajar, sehingga kedua jenis motivasi tersebut dapat berpengaruh terhadap keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar proses pembelajaran.

3. Unsur-unsur Motivasi

Nugroho, menjelaskan beberapa unsur motivasi adalah sebagai berikut. a. Dorongan Dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan. Dorongan juga merupakan kekuatan mental yang berorientasi pada pemenuhan harapan atau pencapaian tujuan. Dorongan yang berorientasi pada tujuan tersebut merupakan inti motivasi. Motivasi dipandang sebagai dorongan yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku termasuk belajar. Hull menyatakan, dorongan atau motivasi berkembang untuk memenuhi kebutuhan sehingga seseorang akan melakukan sesuatu guna mendapatkan apa ia harapkan. Dalam hal ini hadiah atau hukuman juga turut mempengaruhi kualitas tingkah laku seseorang. b. Kebutuhan Segala tingkah laku individu dilatar belakangi oleh adanya kebutuhan dan 43 mengarah kepada pencapaian tujuan agar suatu kebutuhan terpenuhi. Kebutuhan terjadi bila individu merasa ketidak keseimbangan antara apa yang ia miliki dan ia harapkan. Maslow membagi kebutuhan menjadi lima tingkat, salah satu diantaranya adalah kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan untuk aktualisasi diri berkenaan dengan kebutuhan individu untuk menjadi sesuatu yang sesuai dengan kemampuannya. Dengan begitu ia termotivasi untuk belajar dan mencapai cita- citanya, jika ia mampu dan diberi peluang. Berbeda dengan maslow, Mc.Cleland berpendapat bahwa setiap orang memiliki tiga jenis kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan akan kekuasaan yang terujud dalam keinginan mempengaruhi orang lain, kebutuhan untuk berafiliasi yang tercerrmin dalam terujutnya situasi bersahabat dengan orang lain, dan kebutuhan berprestasi yang terujut dalam keberhasilan dalam menyelesaikan tugas- tugas yang dibebankan. c. Tujuan Tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh seorang individu. Tujuan tersebut yang mengarahkan perilaku dalam belajar. Secara psikologis, tujuan merupakan titik akhir sementara dalam pencapain kebutuhan. Jika kebutuhan terpenuhi, maka orang menjadi puas dan dorongan mental untuk berbuat, terhenti sementara. 44 d. Harapancita-cita Motivasi tampak pada keinginan anak sejak kecil seperti keinginan belajar berjalan, maka makanan yang lezat, berebut permainan, dapat membaca,dapat bernyanyi, dan lain sebagainya. Keberhasilan mencapai keinginan tersebut menumbuhkan kemauan bergiat, bahkan dikemudian hari menimbulkan harapan atau cita-cita dalam kehidupan. Timbulnya harapan atau cita-cita dibarengi oleh perkembangan akal, moral, kemauan, bahasa, dan nilai-nilai kehidupan. Timbulnya cita-cita juga dibarengi oleh perkembangan kepribadian. Dari segi emansipasi kemandirian, keinginan yang terpuaskan dapat memperbesar kemauan dan semangat belajar. Cita-cita akan memperkuat motivasi intrinsik maupun entrisik. Sebab tercapainya suatu cita-cita akan mewujutkan aktualisasi diri. Motivasi juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh didalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan 45 kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai.

G. Motivasi Belajar

Sugihartono dkk 2007: 78, mengatakan bahwa, Motivasi belajar memegang peran yang sangat penting dalam pencapaian prestasi belajar. Motivasi menurut wlodkowsky dalam prastya dkk, 1985 merupakan suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu dan yang memberikan arah dan ketahanan pada tingkah laku tersebut. Motivasi belajar yang tinggi tercermin dari ketekunan yang tidak mudah patah untuk mencapai sukses meskipun dihadang oleh berbagai kesulitan. Sardiman 2007: 75 mengatakan Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Martinis Yamin 2007: 232, mengemukakan tentang motivasi siswa dalam belajar bahwa, seseorang belajar tidak ditentukan oleh kekuatan- kekuatan yang datang dari dalam dirinya, atau oleh stimulus-stimulus yang datang dari lingkungan, akan tetapi merupakan interaksi timbal balik dari 46 determinan-determinan individu dan determinan-determinan lingkungan Belajar merupakan perubahan perilaku sesorang melalui latihan dan pengalaman, motivasi akan memberi hasil yang lebih baik terhadap perbuatan yang dilakukan seseorang. Hasil belajar dapat diukur dalam bentuk perubahan, sikap, dan keterampilan, perubahan yang lebih baik dibandingkan sebelumnya, misalnya dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak santun menjadi santun. Menurut Raymond J.Wiodkowski dkk 2004: 11, motivasi belajar adalah suatu nilai dan suatu dorongan untuk belajar. Anak tidak hanya sudi belajar tetapi juga menghargai dan menikmati hasil belajarnya.hal ini bisa terjadi di dalam maupun di luar sekolah. Motivasi belajar adalah kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar. Dimyati dan Mudjiyono, 2006: 97 Dari beberapa pendapat diatas disimpulkan bahwa, motivasi belajar sangat penting untuk mendorong siswa dalam mencapai tujuan pendidikan yang yang lebih baik dan perubahan tingkah laku untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

1. Pentingnya motivasi dalam belajar

Dimyati Mudjiono 2006: 85-86, mengatakan bahwa, motivasi belajar penting bagi siswa dan guru.bagi siswa pentingnya motivasi belajar 47 adalah sebagai berikut. a. Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses, dan hasil akhir. b. Menginformasikan tentang kekuata usaha belajar, yang dibandingkan dengan sebaya. c. Mengarahkan kegiatan belajar. d. Memperbesar semangat belajar. Motivasi belajar juga penting diketahui oleh Guru. Pengetahuan dan pemahaman tentang motivasi belajar pada siswa bermanfaat bagi guru, manfaat itu sebagai berikut: a. Membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara semangat siswa untuk belajar sampai berhasil. b. Mengetahui dan memotivasi belajar siswa di kelas bermacam-ragam. c. Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih salah satu diantara bermacam-macam peran seperti sebagai penasehat, fasilitator, instruktur, teman diskusi, penyemangat, pemberi hadiah, atau pendidik. d. Memberi peluang guru untuk ”unjuk kerja” rekayasa pedagogis.

2. Cara memotivasi

Sobri Sutikno 2007: 129, menjelasakan beberapa strategi yang bisa digunakan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, sebagai berikut. 48 a. Menjelaskan tujuan belajar kepada peserta didik Pada permulaan belajar mengajar seharusnya terlebih dahulu seorang guru menjelaskan mengenai tujuan intruksional khusus yang akan dicapainya kepada siswa. Makin jelas tujuan makin besar pula motivasi dalam belajar. b. Hadiah Berikan hadiah untuk siswa yang berprestasi. Hal ini akan mengacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Disamping itu, siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi. c. Saingan kompetisi Guru berusaha mengadakan persaingan diantara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya. d. Pujian Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan penghargaan atau pujian. Tentunya pujian yang bersifat membangun. e. Hukuman Hukuman diberi kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya. 49 f. Membangkitkan dorongan kepada anak Strateginya adalah memberikan perhatian maksimal kepeserta didik. g. Membentuk kebiasaan belajar yang baik h. Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok i. Menggunakan metode yang berpariasi j. Menggunakan media yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Dalam buku Belajar dan Pembelajaran Eveline, Ali Imron mengemukakan enam unsur yang mempengaruhi motivasi dalam proses pembelajaran. Keenam faktor tersebut adalah sebagai berikut Siregar 2014: 53. a. Cita-cita aspirasi pembelajar. b. Kemampuan Pembelajar. c. Kondisi pembelajar. d. Kondisi lingkungan pembelajar. e. Unsur-unsur dinamis belajar pembelajar. f. Upaya guru dalam membelajarkan pembelajar. 50

H. Karakteristik Siswa SD

Usman Samatowa 2006: 6, mengatakan bahwa,Usia siswa sekolah dasar berkisar 6-12 tahun. Masa ini merupakan “masa sekolah” pada masa ini anak sudah matang untuk belajar atau sekolah. Disebut masa sekolah, karena dia telah menyelesaikan tahap pra-sekolahnya yaitu taman kanak-kanak. Penetapan batas antara usia pra-sekolah dengan usia sekolah sebernarnya tidak mempunyai dasar psikologis yang cukup kuat. Berbagai studi menunjukkan bahwa usia pra-sekolah yang ditandai dengan kegiatan bermain masih akan berlanjut terus sampai anak usia sekitar delapan tahun. Mengenai pembicaraan karakteritik siswa ini, menurut Sardiman 2007: 120, ada tiga hal yang perlu diperhatikan. 1 karakteristik atau keadaan yang berkenaan dengan kemampuan awal atau prerequisiteskills, seperti misalnya kemampuan intelektual, kemampuan berpikir, mengucapkan hal-hal yang berkaitan dengan aspek psikomotor, dan lain-lain. 2 karakteristik yang berhubungan dengan latar-belakang dan status sosial sociocultural . 3 karakteristik yang berkenaan dengan perbedaan-perbedaan kepribadian seperti sikap, perasaan, minat dan lain-lain. Merupakan karakteristi yang kepribadian setiap siswa serta karakteristik tentang keinginan yang ada dalam hati serta apa yang ada dalam pikiran peserta didik. Pengetahuan mengenai karakteritik siswa ini memiliki arti yang cukup 51 Penting dalam interaksi belajar mengajar. Terutama bagi guru, informasi mengenai karakteritik siswa senantiasa akan sangat berguna dalam memilih dan menentukan pola-pola pengajaran yang lebih baik, yang dapat menjamin kemudahan belajar bagi setia siswa. Guru akan dapat merekontruksi dan mengorganisasikan materi pelajaran sedemikian rupa, memilih dan menetukan metode yang lebih tepat, sehingga akan terjadi proses interaksi dari masing- masing komponen belajar mengajar dalam rangka menciptakan kegiatan yang bervariasi, agar masing-masing individu siswa tidak merasa dikecewakan. Di samping itu juga sangat bermanfaat bagi guru untuk memberikan motivasi dan bimbingan bagi setiap individu siswa kearah keberhasilan belajarnya. Sardiman 2007: 121, menyatakan bahwa, ada beberapa karakteristik siswa yang dapatr mempengaruhi kegiatan belajar siswa, antara lain: 1 gaya belajar, merupakan cir-ciri siswa belajar, bagaimana siswa akan lebih mudah untuk menyerap materi pelajaran. 2 tingkat kematangan, adalah kemapuan yang dimiliki siswa sudah cukup dan terlatih, sehingga tingkat kemampuan belajar siswa akan matang dan akan lebih mudah menyerap materi yang diajarkan. 3 spektrum dan ruang lingkup minat, minat yang lebih tinggi akan memperoleh hasil belajar yang lebih baik. 4 lingkungan sosial ekonomi, ini adalah sebuah penunjang belajar siswa utnuk anak yang sosialnya dan ekonominya baik maka akan mendapat fasilitas penunjang pembelajaran yang 52 beik pula dan akan menghasilkan hasil pelajaran yang lebih baik. 5 lingkungan belajar yang baik adalah lingkungan yang kondusif. Jadi lingkungan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar. 6 motivasi merupakan faktor yang sangat penting karena dalam diri siswa dengan adanya motivasi yang besar pada siswa maka semangat belajar yang ada dalam siswa juga tinggi.

I. Kerangka Pikir

Mengajar merupakan upaya yang dilakukan oleh guru supaya anak didik belajar. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang berupa tingka laku, pengetahuan, pemahaman, dan sikap karena pengalaman atau interaksi dengan lingkungan. Belajar yang afektif dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada siswa. Dalam pembelajaran guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan. Guru harus menggunakan media gambar dalam proses belajar mengajar tujuannya untuk memudahkan siswa dalam memahami tujuan dicapai dalam pembelajara. Selama ini siswa belum mampu menghubungkan antara apa yang dipelajari di sekolah dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari mereka. 53

J. Hipotesis Tindakan

Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV A SD NEGERI 3 METRO PUSAT SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 6 103

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN METODE EKSPERIMEN SISWA KELAS V Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Dengan Metode Eksperimen Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Wanglu, T

0 3 14

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN METODE EKSPERIMEN SISWA KELAS V Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Dengan Metode Eksperimen Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Wanglu, Tru

0 3 14

VARIASI PENATAAN KELAS DALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS IV SD N 02 LEMAHBANG KECAMATAN JUMAPOLO.

0 3 10

MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM Media Pembelajaran Interaktif Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Untuk Siswa Kelas 3 Sekolah Dasar.

0 0 16

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Dengan Media Audio Visual Pada Siswa Kelas IV SDN. 1 Pandeyan, Jatino

0 2 15

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Dengan Media Audio Visual Pada Siswa Kelas IV SDN. 1 Pandeyan, Jatino

0 2 16

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PUZZLE PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI KEPEK KULON PROGO.

1 5 178

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MEDIA “PAPAN TEMPEL GAMBAR” MATA PELAJARAN PKN PADA SISWA KELAS III SD N TUKANGAN YOGYAKARTA.

0 1 191

PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS IV SD NEGERI AMBARUKMO SLEMAN YOGYAKARTA.

0 0 143