1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengalami perkembangan yang begitu pesat. Setiap negara berusaha mempersiapkan diri
untuk dapat bersaing dengan negara lainnya salah satu usaha yang dilakukan adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia lewat jalur pendidikan.
Sumber daya yang berkualitas akan menentukan mutu kehidupan pribadi, masyarakat, dan bangsa dalam rangka mengantisifasi, mengatasi persoalan-
persoalan yang terjadi dalam masyarakat pada masa kini dan masa depan. Oleh karena itu kemajuan dibidang pendidikan sangat penting. Untuk
mencapai kemajuan dalam bidang pendidikan tersebut tidak lepas pula dari anak didik yang mempunyai motivasi belajar yang baik. Belajar merupakan
suatu proses perubahan tingkah laku, maksudnya seorang dikatakan belajar bila ia dapat melakukan sesuatu yang belum pernah diperolah sebelumnya.
Trianto 2010: 156, mengemukakan bahwa Pembelajaran IPA dapat mempermudah dan memotivasi peserta didik untuk mengenal, menerima,
menyerap, dan memahami keterkaitan atau hubungan antara konsep pengetahuan dan nilai atau tindakan yang termuat dalam tema tersebut.
Dengan model pembelajaran yang terpadu dan sesuai dengan kehidupan
2 sehari-hari, peserta didik didorong untuk berpikir luas dan mendalam untuk
menangkap dan memahami hubungan konseptual yang disajikan guru. Selanjutnya peserta didik akan terbiasa berpikir terarah, teratur,
menyeluruh.Peserta didik akan termotivasi dalam belajar bila mereka merasa bahwa pembelajaran itu bermakna baginya, dan jika mereka berhasil
menerapakan apa yang telah dipelajarinya Di dalam pengajaran ketepatan dalam penggunaan media dalam
pembelajaran yang dilakukan oleh guru akan dapat membangkitkan motivasi dan minat siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan, serta terhadap
proses dan hasil belajar siswa. Wina Sanjaya 2008: 228, mengatakan bahwa motivasi adalah aspek yang penting untuk membelajarkan siswa. Tanpa
adanya motivasi tidak mungkin siswa memiliki kemauan untuk belajar. Jadi dengan menggunakan media gambar, akan menumbuhkan rasa senang
terhadap pelajaran yang kemudian rasa senang itu dimunculkan dengan berbagai tingkah laku dengan tidak takut dalam mengikuti pemebelajaran
serta lebih percaya diri dalam mengungkapkan pikiran berdasarkan gambar yang dilihat. Siswa akan lebih mudah menerima materi dari guru apabila
media yang digunakan tepat dan sesuai dengan tujuan pembelajarannya. Media pembelajaran dikatakan baik apabila media tersebut sesuai dengan
materi, kondisi siswa, sarana prasarana, serta tujuan pembelajarannya.
3 Ibrahim Nana Syaodih 2003: 27, mengatakan bahwa Setiap
perbuatan termasuk perbuatan belajar didorong oleh sesuatu atau beberapa motif. Motif atau biasa juga disebut dorongan atau kebutuhan merupakan
sesuatu tenaga yang berada pada diri individu atau siswa yang mendorongnya untuk berbuat mencapai suatu tujuan. Tenaga pendorong atau motif pada
seseorang mungkin cukup besar sehingga tanpa motivasi dari luar dia sudah dapat berbuat. Orang atau siswa tersebut memiliki motif internal. Pada orang
atau siswa lain, tenaga pendorong ini kecil sekali sehingga ia membutuhkan motivasi dari luar, yaitu dari guru, orang tua, teman, buku-buku dan
sebagainya. Dalam proses belajar mengajar di sekolah pada umumnya muncul
berbagai masalah kompleks yang mempengaruhi para siswa, untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Keberhasilan proses pendidikan
sangatlah ditentukan oleh guru, siswa dan lingkungan sekolah. Ketiga hal ini tidak bisah dipisahkan karena saling terkait satu dengan yang lain. Walaupun
guru sudah menerangkan secara panjang lebar tentang materi pembelajaran namun belum tentu semua siswa dapat mengerti. Hal itu dikarenakan tidak
semua siswa dapat mengerti apa yang disampaikan jika diterangkan melalui metode ceramah. Jika bahan pelajaran disajikan secara menarik besar
kemungkinan motivasi belajar anak didik akan semakin meningkat. Motivasi
4 berhubungan erat dengan emosi, minat, dan kebutuhan anak didik. Dalam
proses pembelajaran motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat penting. Sering terjadi siswa kurang berprestasi bukan disebabkan oleh
kemampuannya yang kurang, akan tetapi dikarenakan tidak adanya motivasi untuk belajar sehingga ia tidak berusaha untuk megarahkan segala
kemampuannya. Dengan demikian, dapat dikatakan siswa yang berprestasi rendah belum tentu disebkan oleh kemampuannya yang rendah pula, akan
tetapi mungkin disebabkan oleh tidak adanya dorongan atau motivasi. Dalam penelitian ini, motivasi yang berkaitan dengan pembelajaran
adalah motivasi belajar. Sugihartono dkk 2007: 78, mengatakan bahwa motivasi belajar memegang peran yang sangat penting dalam pencapaian
prestasi belajar. Motivasi belajar yang tinggi tercermin dari ketekunan yang tidak mudah patah untuk mencapai sukses meskipun dihadang oleh berbagai
kesulitan. Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan pada hari selasa tanggal
23 Februari 2016, dikelas dengan guru Kelas IV SD N Kraton Yogyakarta, masih banyak permasalahan bahwa siswa belum secara langsung terlihat
aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Diantaranya guru jarang menggunakan media pembelajaran dalam proses belajar mengajaran.
Terutama dalam pembelajaran IPA guru dituntut untuk menggunakan media
5 pembelajaran untuk menarik perhatian siswa sehingga siswa tidak merasa
bosan selama mengikuti pembelajaran. Selain itu para siswa jarang bertanya meupun berpendapat ketika
pembelajaran berlangsung, karena tidak tahu apa yang mereka tanyakan kepada guru, para siswa lebih banyak diam ketika diberi penjelasan secara
teoritis tanpa adanya pengalaman langsung sebenarnya tidak harus selalu dengan percobaan, namun dengan mengamati siswa melihat dan mengamati
secara langsung. Dengan melihat dan mengamati, siswa sebenarnya sudah bisa melakukan ketarampilan berpikirnya misalnya siswa menemukan sendiri
konsep yang dipelajari berdasarkan pengamatan secara langsung. Pembelajaran IPA yang berlangsung di SD Kraton Yogyakarta, guru
masih menggunakan model pembelajaran yang belum sesuai dengan kondisi dan karakteristik siswa. Dalam pembelajaran guru masih menggunakan
pendekatan pembelajaran yang konvensional antara lain pendekatan ekspositori. Pendekatan ekspositori adalah pendekatan pembelajaran dimana
pusat pengajaran berada ditangan guru
teacher centered
. Guru lebih banyak menempatkan siswa sebagai obyek didik. Guru masih menggunakan metode
ceramah pada proses pembelajaran. Berdasarkan asumsi ini, guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran sering menggunakan ceramah. Metode
ceramah ini kurang dapat membangkitkan aktivitas dan motivasi siswa dalam
6 belajar. Hal ini terlihat dari perilaku siswa yang cenderung hanya mendengar
dan mencatat pelajaran yang diberikan guru. Penggunaan metode ceramah dalam proses pembelajaran membuat
siswa cenderung menunjukkan sikap pasif karena langsung menerima informasi dari guru. Siswa tidak dilatih untuk berpikir aktif dan kreatif
mencarimenemukan sendiri informasi. Sehingga motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran rendah karna guru cenderung menggunakan metode
ceramah pada saat menjelaskan materi kepada siswa. Hal itu ditunjukkan bahawa Siswa kurang berminat, cenderung mengabaikan meteri pelajaran
yang dijelaskan oleh guru, malas mengerjakan tugas, serta enggan mengungkapkan ide atau gagasan. Siswa sering mengalami kesulitan dalam
memahami konsep dan materi pelajaran yang disampaikan guru. Beberapa siswa malas mendengarkan materi yang disampaikan guru di depan kelas. Hal
tersebut menyebabkan rendahnya motivasi siswa dalam belajar pada mata pelajaran IPA.
Salah satu untuk membangkitkan semangatdan motivasi belajar siswa adalah penggunaan media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.
Karena dalam pros pembelajarantidak cukup kalau hanya mendengar penjelasan dari guru dengan menggunakan media atau alat pemebelajaran
Akan membantu untuk merangsang pikiran siswa sehingga dapat mendorong
7 terjadinya belajar yang baik.
Oemar Hamalik dalam Azhar Arsyad, 2011: 15, mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat
membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajarterhadap siswa. Penggunaan media
pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keaktifan proses pembelajaran dan pencapaian pesan dan isi pelajaran pada
saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman,
menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memandatkan informasi.
Untuk itu peneliti mencoba menerapkan pembelajaran IPA dengan
menggunakan media yaitu media gambar agar siswa termotivasi. Media merupakan segala bentuk yang digunakan untuk proses penyaluran informasi.
Ini sangat perlu digunakan dalam proses pembelajaran kepada peserta didik sehingga dapat melihat dan menemukan sendiri jawaban dalam suatu
permasalahan. Media pembelajaran sangat perlu dalam pemebelajaran IPA karena pada dasarnya anak rasa ingin tahu yang besar, oleh karena itu perlu
memfasilitasi keingintahuan anak tersebut dalam proses belajar. Media merupakan salah satu komponen komunikasihyaitu sebagai
8 pembawa pesan. Media pembelajaran sega sesuatu yang dapat digunakan
untuk merangsang dan meningkat mitivasi siswa dalam proses belajar. Dengan menggunakan berbagai media maka akan sangat membantu
pemahaman siswa alasannya dengan memanfaatkan media pengajaran dalam proses belajar siswa, antara lain:
1. Proses belajar mengajar akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan minat dan motivasi belajar siswa.
2. Bahan akan lebih jelas maknanya sehingga mudah dipahami oleh siswa. 3. Metode pengajaran akan lebih berfariasi
4. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengar uraian guru, tetapi siswa akan beraktifitas dan terlibat
langsung dalam proses pembelajaran.
B. Identifikasi Masalah