menimbulkan kesenangan, kegembiraan, dan kebahagiaan, 2 Kesehatan jiwa : pekerjaan adalah faktor yang dapat menimbulkan tekanan psikologi, dan 3
Kesehatan jasmaniah : terdapat hubungan antara pekerjaan dengan umur, karena pekerja yang menyenangi pekerjaan akan memiliki umur panjang.
Luthan 2005:138 menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah: pekerjaan itu sendiri, gajihonor, kesempatan promosi, pengawasan,
kondisi kerja dan rekan kerja. Kemudian Alwi 2001:118 menyatakan berbagai bentuk kepuasan antara lain : 1 Kepuasan dengan kompensasi yang diterima, 2
Kepuasan dengan tugas, 3 Kepuasan dengan penataan kerja, dan 4 Kepuasan dengan peluang kedepan melalui jabatan. Sedangkan Blum dalam As’ad 2003:114
yang mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja meliputi: 1 Faktor individual, seperti usia, kesehatan, jenis kelamin, 2 Faktor Sosial, seperti
interaksi dan hubungan dengan orang lain, dan 3 Faktor dalam pekerjaan, seperti upah, kondisi kerja dan lain-lain.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja di Universitas Sumatera Utara meliputi :
administrasikebijakan Universitas Sumatera Utara, promosi, kesempatan untuk berkembang, tanggung jawab, kondisi kerja, dan rekan kerja.
2.2.3. Teori Motivasi Berprestasi
Motivasi berasal dari kata Latin movere yang berarti dorongan atau daya penggerak. Motivasi ini hanya diberikan kepada manusia, khususnya kepada para
Universitas Sumatera Utara
bawahan atau pengikut Hasibuan, 2007: 92. Menurut Luthans dalam Thoha 2007:207, motivasi terdiri tiga unsur, yakni kebutuhan need, dorongan drive, dan
tujuan goals. Motivasi, kadang-kadang istilah ini dipakai silih berganti dengan istilahistilah lainnya, seperti misalnya kebutuhan need, keinginan want, dorongan
drive, atau impuls. Motivasi adalah suatu perangsang keinginan want dan daya penggerak
kemauan bekerja seseorang; setiap motif mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai Hasibuan, 2007: 95. Moekiyat dalam Hasibuan 2007:95, motif adalah
suatu pengertian yang mengandung semua alat penggerak alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Menurut Berelson dan Steiner dalam Hasibuan 2007:95, sebuah motif adalah suatu pendorong dari dalam untuk beraktivitas atau bergerak dan secara langsung atau
mengarah kepada sasaran akhir. Motivasi muncul karena adanya dorongan untuk memenuhi kebutuhan.
Kebutuhan-kebutuhan itu terdiri dari kebutuhan fisiologis seperti makan, minum, kebutuhan akan rasa aman tentram, kebutuhan untuk dicintai dan disayangi,
kebutuhan untuk dihargai dan kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri, kebutuhan untuk berprestasi merupakan kebutuhan manusia pada peringkat yang tertinggi.
Siagian, 2002:103. Mc Clelland dalam Thoha 2007:236, membedakan tiga kebutuhan pokok manusia. Ketiga kebutuhan tersebut adalah kebutuhan berprestasi,
kebutuhan afiliasi dan kebutuhan berkuasa.
Universitas Sumatera Utara
Motivasi sebagaimana didefinisikan oleh Robbins 2003 : 104 merupakan kemauan untuk menggunakan usaha tingkat tinggi untuk tujuan organisasi, yang
dikondisikan oleh kemampuan usaha untuk memenuhi beberapa kebutuhan individu.
Dalam definisi ini ada tiga 3 elemen penting yaitu; usaha, tujuan dan kebutuhan. Elemen usaha merupakan pengukuran intensitas. Usaha yang diarahkan menuju dan
konsisten dengan tujuan organisasi merupakan jenis usaha yang seharusnya dicari, dan motivasi merupakan proses pemenuhan kebutuhan.
Jae 2000 : 76 menunjukan bahwa motivasi pegawai sangat efektif untuk meningkatkan dan memenuhi kepuasan kerja pegawai dimana faktor-faktor motivasi
tersebut diukur melalui faktor intrinsik kebutuhan prestasi dan kepentingan dan faktor ekstrinsik keamanan kerja, gaji dan promosi.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli mengenai motivasi yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi berprestasi merupakan suatu usaha yang
mendorong seseorang untuk bersaing dengan standar keunggulan, dimana standar keunggulan ini dapat berupa kesempurnaan tugas, dapat diri sendiri atau prestasi
orang lain. Pegawai yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi nampaknya akan memperoleh prestasi yang lebih tinggi
Motivasi berprestasi seseorang akan tercermin pada perilaku. Ada beberapa ciri yang menjadi indikator orang yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi.
Individu yang motif berprestasi tinggi akan menampakkan tingkah laku dengan ciri- ciri menyenangkan pekerjaan-pekerjaan yang menuntut tangung jawab pribadi,
Universitas Sumatera Utara
memilih pekerjaan yang resikonya sedang moderat , mempunyai dorongan sebagai umpan balik feed back tentang perebutannya dan berusaha melakukan sesuatu
dengan cara-cara kreatif. Dapat disimpulkan bahwa terdapat dua buah karakteristik yang membedakan
antara seseorang yang motivasi berprestasinya rendah dengan orang yang yang motivasi berprestasinya tinggi. Kedua karakteristik itu ialah : a Kemauan untuk
melakukan aktivitas yang menunjukkan suatu prestasi orang yang motivasi berprestasinya tinggi akan mempunyai anggapan bahwa keberhasilan disebabkan oleh
kemampuan dan usaha yang sungguh-sungguh. Anggapan seperti ini akan menyebabkan orang tersebut bangga apabila dapat menyelesaikan suatu pekerjaan.
Rasa bangga ini menyebabkan bertambahnya keinginan untuk melakukan aktifitas yang lain. b Kegigihan berusaha. Usaha adalah faktor yang tidak setabil karena
bertangung pada kemampuan seseorang, orang yang motivasi berprestasi tinggi akan cenderung bekerja keras sesudah mengalami kegagalan untuk mecapai sukses pada
waktu-waktu selanjutnya, ia akan terus berusaha untuk mencapai tujuan yang sebelumnya gagal di capai. Sebaliknya orang yang motivasi berprestasi rendah
menganggap kegagalan disebabkan oleh ketidakmampuan. Kemampuan adalah faktor yang stabil, tidak dapat di ubah oleh kemampuan semata-semata. Oleh karena itu,
dalam anggapannya kegagalan akan diikuti oleh rentetan kegagalan pula. Pada individu yang rendah motivasi berprestasinya, usahanya untuk berprestasi juga lemah
dan mudah menyerah.
Universitas Sumatera Utara
Dalam proses belajar, motivasi seseorang tercermin melalui ketekunan yang tidak mudah patah untuk mencapai sukses, meskipun dihadang banyak kesulitan.
Motivasi juga ditunjukkan melalui intensitas unjuk kerja dalam melakukan suatu tugas. McClelland menunjukkan bahwa motivasi berprestasi achievement
motivation mempunyai kontribusi sampai 64 persen terhadap prestasi belajar Triluqman, 2007:1. www.heritl.blogspot.com.
Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja
maupun dalam kehidupan lainnya. Kajian tentang motivasi telah sejak lama memiliki daya tarik tersendiri bagi kalangan pendidik, manajer, dan peneliti, terutama dikaitkan
dengan kepentingan upaya pencapaian kinerja prestasi seseorang Sudrajat, 2008:1. www.wordpress.com. .
Dari uraian tentang ciri-ciri orang yang memiliki motivitas tinggi, akhirnya dapat dinyatakan bahwa individu akan mempunyai motivasi berprestasi tinggi akan
mempresepsikan bahwa keberhasilan adalah merupakan akibat dari kemauan dan usaha. Sedangkan individu yang memiliki motivasi berprestasi rendah akan
menpersepsikan bahwa kegagalan adalah sebagai akibat kurangnya kemampuan dan tidak melihat usaha sebagai penentuan keberhasilan.
Menurut Herzberg dalam Andreni 2003: 20 faktor pemuas yang disebut juga motivator yang merupakan faktor pendorong seseorang untuk berprestasi yang
bersumber dari dalam diri seseorang tersebut kondisi intrinsik antara lain: 1 Prestasi yang diraih achievement, 2 Pengakuan orang lain recognition, 3
Universitas Sumatera Utara
Tanggungjawab responsibility, 4 Peluang untuk maju advancement, 5 Kepuasan kerja itu sendiri the work it self, dan 6 Kemungkinan pengembangan karir the
possibility of growth. Sedangkan faktor pemelihara maintenance faktor disebut juga hygiene
faktor merupakan faktor yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan untuk memelihara keberadaan karyawan sebagai manusia, pemeliharaan ketentraman dan
kesehatan. Faktor ini juga disebut dissatisfier sumber ketidakpuasan yang merupakan tempat pemenuhan kebutuhan tingkat rendah yang dikualifikasikan ke
dalam faktor ekstrinsik, meliputi: 1 Kompensasi, 2 Keamanan dan keselamatan kerja, 3 Kondisi kerja, 4 Status, 5 Prosedur perusahaan, dan 6 Mutu dari supevisi
teknis dari hubungan interpersonal di antara teman sejawat, dengan atasan, dan dengan bawahan.
Berdasarkan uraian diatas faktor-faktor yang relevan dalam mempengaruhi motivasi berprestasi pada Universitas Sumatera Utara adalah : pengakuan atas
prestasi, perlakuan yang wajar, pengakuan sebagai individu, penghargaan atas pekerjaan, kesempatan untuk maju atau promosi.
2.2.4. Teori Kepemimpinan