Observasi Siklus-3 a. Rencana tindakan

123 dengan benar, dalam pembelajaran ini setiap siswa diamati dan dinilai aktifitasnya oleh observer menggunakan lembar observasi yang telah disediakan. 9 Siswa mempraktekkan pemrograman PLC secara langsung menggunakan PLC dan trainer conveyor belt, pada saat inilah kemampuan psikomotorik siswa mulai diamati dan dinilai oleh observer menggunakan lembar observasi yang telah disediakan. 10 Peneliti melontarkan beberapa pertanyaan kecil untuk mengetahui gambaran umum pengetahuan siswa setelah pemberian materi. 11 Setelah praktikum selesai, peneliti kemudian meminta siswa untuk mengumpulkan laporan dan lembar jawab diskusi. 12 Peneliti membuat kesimpulan dan memberikan kesempatan bertanya bagi siswa yang kurang jelas, setelah itu peneliti membagikan soal posttest siklus-3. 13 Karena waktu pengerjaan posttest sudah habis maka peneliti meminta siswa untuk mengumpulkan lembar jawab di atas meja masing-masing, kemudian peneliti menutup pelajaran dengan salam penutup.

c. Observasi

Tahap observasi pada siklus-3 dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan, yaitu pada tanggal 24 September, 1 Oktober, dan 8 Oktober 2013. Pengambilan data melalui lembar instrumen observasi dilakukan oleh tiga orang observer yaitu peneliti, dan dua orang rekan peneliti. Peneliti dan para observer melakukan pengamatan sesuai 124 dengan tugas masing-masing. Hasil pengamatan observer akan dijabarkan pada uraian berikut: 1 Hasil Observasi Pertemuan Pertama Kegiatan pembelajaran siklus-3 pertemuan pertama berjalan lancar, prosentase rata-rata seluruh indikator mencapai 81,1. Hampir seluruh siswa sudah mengikuti prosedur pembelajran STAD dengan baik, hal ini terlihat dari semangat dan peran serta siswa dalam menghidupkan kelas dan aktif dalam diskusi kelompok. Pengalaman belajar yang diberikan peneliti juga berbeda dari pertemuan sebelumnya, yaitu dengan menghadirkan media pembelajaran yang lebih aplikatif yaitu lengan robot pemindah barang. Respon positif yang sangat terlihat adalah bertambahnya tingkat kerja sama dan antusias siswa dalam mengikuti pelajaran PLC. Gejala yang tampak seiring dengan respon positif tersebut adalah siswa menjadi lebih betah dan tidak ingin terburu-buru keluar kelas, siswa berebut dalam praktikum, dan tidak banyak bercanda ketika pelajaran berlangsung. Peningkatan yang terjadi tidak hanya pada kedua indikator di atas, akan tetapi indikator interaksi siswa dengan guru, kepedulian siswa, dan pengerjaan tugas juga mengalami peningkatan. Hal tersebut ditunjukkan dengan semakin banyaknya siswa yang bertanya mengenai pelajaran, semakin bertambahnya kesadaran siswa untuk membantu kesulitan temannya, dan semakin besar perolehan nilai tugas diskusi. 125 Peningkatan aktifitas siswa pada pertemuan ini telah mencapai kriteria minimal keberhasilan penelitian yaitu rata-rata seluruh prosentase indikator mencapai 75. Indikator antusias siswa mencapai prosentase 84,25, indikator interaksi siswa mencapai prosentase 77,75, indikator kepedulian sesama mencapai prosentase 76,50, sedangkan indikator kerja sama kelompok dan pengerjaan tugas mencapai prosentase 83,50. Pelaksanaan praktikum kelima dilakukan setelah siswa selesai mengerjakan soal diskusi LKS-5, dari hasil pengamatan observer keterampilan siswa dalam melaksanakan praktikum sudah sangat baik. Hal ini ditunjukkan dengan tercapainya rata- rata nilai psikomotorik siswa pada saat praktikum sebesar 87,43 dengan tingkat kelulusan sebesar 85,71. Gejala positif yang tampak pada saat praktikum adalah, kondisi psikomotorik sebagian besar siswa telah mencapai tahap ketepatan gerakan yaitu melakukan kegiatan praktikum tanpa menggunakan contoh visual maupun petunjuk tertulis. 2 Hasil Obervasi Pertemuan Kedua Proses belajar mengajar pada pertemuan ini secara keseluruhan sudah terlihat baik, akan tetapi terjadi penurunan kondisi afektif siswa yang semula 81,1 turun menjadi 79,19. Tingkat kerja sama kelompok dan antusias dalam mengikuti pelajaran juga terlihat berkurang dari pertemuan sebelumnya, hal ini dikarenakan siswa melaksanakan upacara hari kesaktian pancasila pada jam pertama sehingga durasi jam pelajaran 126 menjadi berkurang. Meskipun secara umum kondisi afekftif siswa dapat dikatakan menurun, akan tetapi penurunan tersebut tidaklah terlalu besar dan masih berada di atas kriteria minimal keberhasilan penelitian. Hasil pengamatan afektif menunjukkan bahwa antusias siswa yang semula 84,25 mengalami penurunan sebesar 6,1 sehingga menjadi 79,37, kerja sama kelompok yang semula 83,50 mengalami penurunan sebesar 2,4 sehingga menjadi 81,50, sedangkan pengerjaan tugas yang semula 83,50 mengalami penurunan sebesar 3,5 sehingga menjadi 83,00. Perilaku siswa yang tampak pada saat pembelajaran berlangsung antara lain adalah: kerja sama kelompok dan kepedulian siswa tetap terjalin dengan baik; siswa cukup antusias dalam mengikuti pelajaran; siswa tetap mengerjakan tugas dengan baik meskipun sedikit malas-malasan; dan interaksi siswa dengan guru juga tetap berlangsung dengan baik meskipun ada juga yang bercanda. Penilaian psikomotorik pada pertemuan ini dilakukan dengan mengamati jalannya praktikum yang mengacu pada LKS-6. Hasil yang didapat setelah melakukan pengamatan adalah para siswa sudah menunjukkan peningkatan kemampuan psikomotorik, hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya prosentase kelulusan yang semula 85,71 menjadi 97,14 dengan rata-rata nilai praktikum sebesar 88,63. 127 Berdasarkan hasil pengamatan observer, keterampilan siswa dalam pemrograman PLC sudah sangat baik. Hal tersebut terlihat dari semakin banyaknya siswa yang lancar dalam menggambar ladder diagram, selain itu siswa juga sudah dapat melakukan kegiatan praktikum dengan benar dan terstruktur. Keterampilan yang perlu ditingkatkan adalah kemampuan mengetik kode program dengan cepat, hal ini bertujuan agar efisiensi kerja dan penggunaan waktu lebih baik dari sebelumnya. 3 Hasil Observasi Pertemuan Ketiga Kegiatan belajar mengajar pertemuan ketiga berjalan dengan baik dan lancar. Prosentase rata-rata seluruh indikator pada pertemuan ini mencapai 82,22. Hampir seluruh siswa sudah melakukan kegiatan pembelajaran seperti yang diharapkan, selain itu siswa juga sudah mulai terbiasa dengan pembelajaran STAD yang diterapkan peneliti sehingga kelas lebih mudah dikontrol. Pada pembelajaran pertemuan ini, peneliti mencoba memodifikasi media pembelajaran yang sudah ada sehingga tampak berbeda dari pertemuan-pertemuan sebelumnya. Media pembelajaran yang digunakan adalah lengan robot pemindah barang liquid actuator arm robot yang dipadukan dengan trainer conveyor belt. Hasil pengamatan observer menunjukkan bahwa kondisi afektif siswa mengalami peningkatan pada seluruh indikator kecuali pengerjaan tugas, hal ini dikarenakan siswa ada yang belum selesai mengerjakan tugas dikarenakan waktu yang tidak mencukupi. 128 Pembelajaran pada pertemuan ini dapat dikatakan pembelajaran yang paling efektif, hal ini terlihat dari tingkat antusias yang tinggi dalam mengikuti pelajaran. Gejala yang tampak adalah siswa lebih bersemangat dalam praktikum dan semakin berkurangnya siswa yang membolos pelajaran. Indikator interaksi siswa juga mengalami peningkatan, hal ini terlihat dari semakin banyaknya siswa yang berani berargumen dan menjawab pertanyaan guru, selain itu siswa juga sudah bersedia bila disuruh maju untuk mengerjakan soal di depan kelas. Hal ini dikarenakan peneliti sudah mulai hafal dan mengenali siswa satu persatu sehingga siswa merasa dikenali dan diperhatikan. Respon positif dari siswa juga tampak pada indikator kepedulian sesama dan kerja sama kelompok, kedua indikator tersebut mengalami peningkatan hingga mencapai prosentase 79,62 dan 86,25. Perilaku siswa yang tampak seiring dengan peningkatan tersebut adalah siswa lebih bertanggung jawab pada hasil diskusi kelompoknya, hal ini dikarenakan peneliti memberikan soal diskusi yang dapat melibatkan partisipasi seluruh anggota kelompok. Pelaksanaan praktikum pada pertemuan ketiga ini berlangsung efektif. Praktikum yang dilakukan siswa adalah mempraktekan pemrograman lengan robot secara komplek seperti yang tertulis pada LKS-7. Hasil pengamatan yang didapat adalah keterampilan siswa dalam mengoperasikan PLC mengalami perkembangan yang pesat, hal ini terlihat dari 129 beberapa siswa yang kondisi psikomotoriknya telah mencapai tahap naturalisasi yaitu melakukan pemrograman PLC dengan lancar menggunakan cara mereka sendiri. Setelah selesai praktikum kemudian peneliti menyuruh siswa kembali ketempat duduk masing-masing untuk mengerjakan posttest. Pelaksanaan ujian posttest berlangsung lancar, peneliti membagi kelompok siswa menjadi dua kelas agar tidak saling mencontek. 4 Hasil Penilaian Lembar Observasi Afektif Penilaian afektif siswa dilakukan oleh tiga observer dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Hasil pengamatan dari ketiga observer kemudian dirata-rata dan dianalisis untuk menghasilkan data pengamatan. Hasil pengamatan yang didapat adalah adanya peningkatan aspek afektif siswa pada awal dan akhir siklus-3, secara berturut-turut prosentase seluruh indikator aspek afektif pada masing-masing pertemuan adalah 81,1, 79,19, dan 82,22. Keseluruhan hasil penilaian aspek afektif siswa pada siklus-3 dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Hasil observasi afektif siswa siklus-3. No Indikator Aspek Afektif Prosentase Pertemuan Pertama Pertemuan Kedua Pertemuan Ketiga 1 Antusias dalam mengikuti pelajaran 84,25 79,37 86,00 2 Interaksi siswa dengan guru 77,75 78,12 80,75 3 Kepedulian sesama 76,50 77,00 79,62 130 4 Kerja sama kelompok 83,50 81,50 86,25 5 Mengerjakan tugas 83,50 80,00 78,50 Rata-rata 81,1 79,19 82,22 Peningkatan 1,38 Data yang tertulis pada Tabel 11 merupakan rata-rata hasil pengamatan antara peneliti dan observer, dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kondisi afektif siswa semakin lama semakin meningkat. Sejauh ini peningkatan kondisi afektif siswa dari awal siklus-1 hingga akhir siklus-3 mencapai 86,82, hal ini menunjukkan bahwa siswa sudah dapat menerima pembelajaran STAD dengan baik. Diagram peningkatan aspek afektif siswa ditunjukkan pada Gambar 10. Gambar 10. Diagram Batang Peningkatan Aspek Afektif Siswa Siklus-3. = Pertemuan 1 = Pertemuan 2 = Pertemuan 3 Keterangan: A = Antusias Dalam Mengikuti Pelajaran B = Interaksi Siswa Dengan Guru C = Kepedulian Sesama D = Kerja Sama Kelompok E = Mengerjakan Tugas 84.25

77.75 76.5

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN PENCAPAIAN KOMPETENSI PERENCANAAN RANGKAIAN KENDALI ELEKTRONIK SEDERHANA MELALUI METODE PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TITL SMK N 2 KLATEN.

0 1 208

PENINGKATAN KOMPETENSI PENGOPERASIAN MESIN PRODUKSI DENGAN KENDALI PLC SISWA KELAS XII TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK SMK MA’ARIF 1 WATES MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF.

0 13 220

PENINGKATAN KOMPETENSI MATA PELAJARAN PEMBUATAN RANGKAIAN PENGENDALI DASAR SISWA SMK MA’ARIF 1 WATES MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF.

0 0 280

Peningkatan Kompetensi Pengoperasian Sistem Pengendali Elektronik Siswa Kelas XI SMK Ma’arif 1 Wates Melalui Penggunaan Model Pembelajaran Problem Solving.

0 0 207

PENINGKATAN KOMPETENSI SISWA SMK HAMONG PUTERA 2 PAKEM PADA PENDESKRIPSIAN PARAMETER OPERASIONAL (PROGRAM) PENGOPERASIAN UNIT GENERATOR PEMBANGKIT BERBASIS PLC DENGAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING.

0 0 219

PENINGKATAN KOMPETENSI SISWA SMK HAMONG PUTERA 2 PAKEM PADA PENDESKRIPSIAN PARAMETER OPERASIONAL (PROGRAM) PENGOPERASIAN UNIT GENERATOR PEMBANGKIT BERBASIS PLC DENGAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING.

0 0 81

PENINGKATAN KOMPETENSI SISWA SMK HAMONG PUTERA 2 PAKEM PADA PENDESKRIPSIAN PARAMETER OPERASIONAL (PROGRAM)PENGOPERASIAN UNIT GENERATOR PEMBANGKIT BERBASIS PLC DENGAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING.

0 1 93

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI DAN AKTIVITAS SISWA MATA PELAJARAN RANGKAIAN DASAR LISTRIK KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TITL SMKN 1 SEDAYU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TEKNIK THINK-PAIR-SHARE.

0 1 182

PENINGKATAN KOMPETENSI PENGOPERASIAN PLC SISWA PROGRAM KEAHLIAN TIPTL SMK N 2 PENGASIH MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH.

0 2 119

PENGARUH PEMBIAYAAN PENDIDIKAN SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI SISWA KELAS XII PADA KELOMPOK MATA PELAJARAN PRODUKTIF PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK (TITL) DI SMK 1 SEDAYU.

0 0 144