59 tersusun dalam sebuah check-form dengan rentang nilai skala empat.
Peningkatan aspek afektif siswa diukur dengan cara memberi tanda centang check pada rentang skala nilai untuk tiap-tiap poin kriteria
penilaian afektif. Poin kriteria penilaian afektif siswa tersebut meliputi: antusias dalam mengikuti pelajaran; interaksi siswa dengan guru;
kepedulian sesama; kerja sama kelompok; dan mengerjakan tugas. Lembar observasi psikomotorik yang dikembangkan peneliti berisi
enam poin kriteria penilaian psikomotorik yang tersusun dalam sebuah lembar penilaian. Peningkatan aspek psikomotorik siswa diukur dengan
cara mengisi skor pada kolom penilaian psikomotorik. Poin kriteria penilaian psikomotorik siswa tersebut meliputi persiapan, proses, hasil,
efisiensi waktu, K3, dan kelengkapan laporan.
3. Lembar Kegiatan Siswa LKS
Lembar kegiatan siswa bukan merupakan instrumen yang digunakan untuk menilai kondisi psikomotorik siswa. Lembar Kegiatan
siswa LKS dikembangkan dan digunakan peneliti sebagai dasar dan acuan dalam melakukan kegiatan praktikum, aktifitas siswa pada saat
praktikumlah yang akan diamati dan dinilai oleh observer menggunakan instrumen lembar observasi. Lembar Kegiatan siswa berisi ringkasan
materi, soal latihan dan langkah kerja sebagai panduan dalam mengerjakan tugas baik teori maupun praktik.
Penyususunan LKS disesuaikan dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan. LKS siklus-1 berisi materi yang berkaitan dengan
kompetensi dasar memahami operasional PLC. LKS siklus-2 berisi materi yang berkaitan dengan kompetensi dasar memahami pemrograman
60 input-output PLC. LKS siklus-3 berisi materi yang berkaitan dengan
kompetensi dasar memahami pemrograman timer PLC. F. Liquid Atuator Arm Robot LAAR Sebagai Media Pembelajaran
Media yang digunakan dalam pembelajaran kooperatif STAD adalah lengan robot pemindah barang Liquid Actuator Arm Robot LAAR. Media
pembelajaran ini digunakan sebagai alat bantu belajar untuk meningkatkan kompetensi siswa pada standar kompetensi mengoperasikan PLC.
Pembuatan media LAAR ini mengacu pada kriteria yang perlu diperhatikan dalam pembuatan media pembelajaran seperti yang dijelaskan oleh Walker
Hess. Walker Hess Arsyad, 2011 menjelaskan bahwa media pembelajaran itu harus memenuhi kriteria kualitas isi dan tujuan, kualitas
instruksional, dan kualitas teknis. Butir-butir uji kelayakan media pembelajaran yang disusun peneliti antara lain adalah:
1. Kesesuaian media pembelajaran Liquid Actuator Arm Robot untuk mencapai tujuan kompetensi dasar.
2. Ketepatan media pembelajaran Liquid Actuator Arm Robot untuk mendukung isi pembelajaran dalam mencapai tujuan kompetensi dasar.
3. Pengoperasian media pembelajaran Liquid Actuator Arm Robot dalam pembelajaran
4. Mutu teknis unjuk kerja media pembelajaran Liquid Actuator Arm Robot 5. Sasaran media pembelajaran Liquid Actuator Arm Robot.
Media pembelajaran ini telah diuji kelayakannya menggunakan angket validasi yang berisi lima butir kriteria uji kelayakan di atas, hasil uji kelayakan
tersebut menunjukkan bahwa lengan robot pemindah barang Liquid Actuator
61 Arm Robot LAAR sangat layak digunakan sebagai media pembelajaran.
Lembar uji kelayakan terlampir pada Lampiran 11.
G. Teknik Pengumpulan Data 1. Pengumpulan Data Melalui Pretest dan Posttest
Data yang dikumpulkan melalui nilai pretest dan posttest pada tiap siklus digunakan peneliti untuk mendeteksi peningkatan kognitif siswa.
Nilai pretest digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa, sedangkan nilai posttest digunakan untuk mengetahui peningkatan
kognitif siswa setelah pemberian tindakan. Nilai pretest dan posttest tersebut kemudian dirata-rata agar peneliti dapat membandingkan nilai
keduanya sehingga diketahui ada tidaknya peningkatan kognitif siswa
setelah pemberian tindakan treatment. 2. Pengumpulan Data Melalui Lembar Observasi
Data yang dikumpulkan melalui lembar observasi pada tiap siklus digunakan peneliti untuk mendeteksi peningkatan afektif dan psikomotorik
siswa. Penilaian aspek afektif dilakukan dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disusun peneliti dengan tanda centang. Lembar
observasi afektif tersebut berisi lima poin kriteria penilaian afektif siswa di
dalam kelas. Banyaknya tanda centang check dalam poin kriteria tersebut
kemudian dijumlahkan
dan dicari
rata-ratanya untuk
mendapatkan nilai afektif siswa pada tiap siklus. Nilai afektif siklus-1, siklus-2, dan siklus-3 kemudian dibandingkan untuk mengetahui ada-
tidaknya peningkatan afektif siswa setelah pemberian tindakan treatment.