Media Pembelajaran Deskripsi Teori 1. Pembelajaran

25 tim baik, tim hebat, dan tim super dengan kriteria nilai rata-rata seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3. Tabel 3. Recognizing Team Accomplishments Criteria Team average Award 15 Good Team 20 Great Team 25 Super Team Slavin menjelaskan bahwa tim yang memiliki nilai rata-rata 0 sampai dengan 15 poin dikategorikan sebagai tim baik, tim yang memiliki nilai rata-rata 16 sampai dengan 20 poin dikategorikan sebagai tim hebat, sedangkan tim yang memiliki nilai rata-rata 20 sampai dengan 25 poin dikategorikan sebagai tim super. Sistem penskoran tim dalam STAD sangat bergantung pada perolehan skor perkembangan individu pada saat kuis. Hal ini dikarenakan poin individu akan disumbangkan pada tim untuk dijumlahkan dan dirata- rata, oleh karenanya tiap-tiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab yang sama atas keberhasilan tim.

8. Media Pembelajaran

Pelaksanaan proses pembelajaran di dunia kependidikan tidak lepas dari peran strategi pembelajaran dalam menunjang keberhasilan kegiatan belajar, menurut Wina Sanjaya 2009: 126 strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang meliputi serangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan pembelajaran seperti penggunaan metode dan pemanfaatan media pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran sangat penting diterapkan seorang guru dalam kegiatan belajar mengajar KBM di sekolah. Pemilihan media yang cocok dan sesuai dapat mempermudah siswa dalam memahami 26 materi pelajaran yang membutuhkan daya imajinasi tinggi, hal ini dikarenakan media pembelajaran mampu menghadirkan obyek nyata yang dapat meningkatkan daya imajinatif siswa terhadap suatu pelajaran. Para ahli pendidikan dari berbagai negara mendefinisikan pengertian media sebagai berikut: a. Menurut Schramm dalam Martinis Yamin 2007: 199 media merupakan teknologi pembawa pesan informasi yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. b. Menurut Miarso dalam Rudi Cepi 2008: 6 media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk belajar. Media pembelajaran selalu terdiri dari dua perangkat penting yaitu unsur alat maupun teknologi dan unsur pesan yang dibawanya, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan sebuah perantara pembawa pesan informasi yang dapat berupa gambar, suara, ataupun benda tiga dimensi untuk mempermudah siswa dalam menerima pesan pelajaran dari guru. Media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam tergantung dari sudut pandang mana orang melihatnya, adapun klasifikasi media menurut para ahli yaitu: a. Bretz dalam Martinis Yamin 2007: 204 mengelompokkan media menjadi tiga macam yaitu suara, media bentuk visual, dan media gerak. Media bentuk visual dibedakan menjadi tiga pula yaitu gambar visual, gambar garis grafis, dan simbol verbal. 27 b. Daryanto 2010: 19-33, mengklasisfikasikan media berdasarkan karakteristik bentuk dua dimensi dan tiga dimensi. Media dua dimensi meliputi media grafis, media bentuk papan, dan media cetak. Media tiga dimensi meliputi benda asli specimen, benda tiruan, peta timbul, dan boneka. Pemilihan media pembelajaran sebaiknya disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan, hal ini mengandung maksud bahwa penggunaan media harus relevan dengan bahan ajar dan kompetensi yang akan dituju sehingga dapat bermanfaat sebagaimana mestinya. Kemp dan Dayton dalan Martinis Yamin 2007: 200-203 mengidentifikasikan delapan manfaat yang dapat diperoleh melalui penggunaan media pembelajaran, diantaranya adalah: a. Penyampaian materi dapat diseragamkan. b. Proses pembelajaran menjadi lebih menarik. c. Proses belajar siswa menjadi lebih interaktif. d. Jumlah waktu belajar-mengajar dapat dikurangi. e. Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan. f. Proses belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja. g. Sikap positif siswa terhadap bahan pelajaran maupun terhadap proses belajar itu sendiri dapat ditingkatkan. h. Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif dan produktif. Pemilihan media pembelajaran selain disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan sebaiknya juga didasarkan pada besarnya pengaruh pengalaman belajar yang dihasilkan, menurut Edgar Dale dalam Rudi Cepi 2008: 7 media pembelajaran dapat diurutkan 28 berdasarkan tingkatan yang paling konkrit jelas sampai dengan yang paling abstrak. Klasifikasi ini dikenal dengan istilah “kerucut pengalaman” yang berbentuk menyerupai piramida seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1. Gambar1. Kerucut pengalaman Rudi Cepi, 2008: 7. Gambar kerucut pengalaman yang dikemukakan Edgar Dale mengandung arti bahwa pengalaman langsung merupakan bentuk media yang paling jelas sehingga dapat melekat erat dalam ingatan, sedangkan tingkatan yang paling atas menunjukkan tingkatan paling abstrak dan mudah dilupakan. Pengalaman belajar yang paling berkesan mampu membuat materi belajar mudah diingat sehingga dapat menunjang kelancaran proses pembelajaran.

9. Kompetensi Hasil Belajar

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN PENCAPAIAN KOMPETENSI PERENCANAAN RANGKAIAN KENDALI ELEKTRONIK SEDERHANA MELALUI METODE PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TITL SMK N 2 KLATEN.

0 1 208

PENINGKATAN KOMPETENSI PENGOPERASIAN MESIN PRODUKSI DENGAN KENDALI PLC SISWA KELAS XII TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK SMK MA’ARIF 1 WATES MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF.

0 13 220

PENINGKATAN KOMPETENSI MATA PELAJARAN PEMBUATAN RANGKAIAN PENGENDALI DASAR SISWA SMK MA’ARIF 1 WATES MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF.

0 0 280

Peningkatan Kompetensi Pengoperasian Sistem Pengendali Elektronik Siswa Kelas XI SMK Ma’arif 1 Wates Melalui Penggunaan Model Pembelajaran Problem Solving.

0 0 207

PENINGKATAN KOMPETENSI SISWA SMK HAMONG PUTERA 2 PAKEM PADA PENDESKRIPSIAN PARAMETER OPERASIONAL (PROGRAM) PENGOPERASIAN UNIT GENERATOR PEMBANGKIT BERBASIS PLC DENGAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING.

0 0 219

PENINGKATAN KOMPETENSI SISWA SMK HAMONG PUTERA 2 PAKEM PADA PENDESKRIPSIAN PARAMETER OPERASIONAL (PROGRAM) PENGOPERASIAN UNIT GENERATOR PEMBANGKIT BERBASIS PLC DENGAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING.

0 0 81

PENINGKATAN KOMPETENSI SISWA SMK HAMONG PUTERA 2 PAKEM PADA PENDESKRIPSIAN PARAMETER OPERASIONAL (PROGRAM)PENGOPERASIAN UNIT GENERATOR PEMBANGKIT BERBASIS PLC DENGAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING.

0 1 93

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI DAN AKTIVITAS SISWA MATA PELAJARAN RANGKAIAN DASAR LISTRIK KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TITL SMKN 1 SEDAYU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TEKNIK THINK-PAIR-SHARE.

0 1 182

PENINGKATAN KOMPETENSI PENGOPERASIAN PLC SISWA PROGRAM KEAHLIAN TIPTL SMK N 2 PENGASIH MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH.

0 2 119

PENGARUH PEMBIAYAAN PENDIDIKAN SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI SISWA KELAS XII PADA KELOMPOK MATA PELAJARAN PRODUKTIF PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK (TITL) DI SMK 1 SEDAYU.

0 0 144