57 terhadap suatu variabel penelitian. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini ada dua macam yaitu tes dan non tes. Instrumen tes meliputi pretest dan posttest yang dilaksanakan secara tertulis, sedangkan intrumen
non tes berupa lembar observasi afektif dan psikomotorik siswa.
1. Instrumen Pretest dan Posttest
Instrumen pretest dan posttest digunakan peneliti untuk mengetahui peningkatan kompetensi siswa pada ranah kognitif. Soal pretest dan
posttest tidak diberikan secara bersamaan, soal pretest diberikan guru peneliti di awal siklus sedangkan soal posttest diberikan di akhir siklus.
Penilaian intrumen pretest digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa, sedangkan penilaian instrumen posttest digunakan untuk
mengetahui peningkatan kompetensi setelah pemberian tindakan treatment pada penelitian tindakan kelas ini. Instrumen pretest-postest
ini disusun dalam bentuk soal obyektif pilihan ganda sebanyak 25 butir soal dengan 4 pilihan jawaban pada tiap butirnya.
Penyusunan butir soal pretest dan posttest didasarkan pada indikator tiap-tiap kompetensi dasar yang tersusun di dalam silabus mata
pelajaran terkait, hal ini bertujuan agar pembuatan butir tes tidak keluar dari konteks pembelajaran yang akan diteliti. Kompetensi dasar yang
diajarkan dalam penelitian ini ada tiga, yaitu memahami operasional PLC, memahami
pemrograman input-output
PLC dan
memahami pemrograman timer PLC.
Penyusunan soal pretest dan posttest siklus-1 didasarkan pada indikator kompetensi dasar memahami operasional PLC, penyusunan
soal pretest dan posttest siklus-2 didasarkan pada indikator kompetensi
58 dasar
memahami pemrograman
input-output PLC,
sedangkan penyusunan soal pretest dan posttest siklus-3 didasarkan pada indikator
kompetensi dasar memahami pemrograman timer PLC. Indikator masing- masing kompetensi dasar tersebut mengacu pada isi silabus mata
pelajaran Programmable Logic Controller PLC SMK 1 Sedayu. Soal tes yang diberikan pada saat pretest dan posttest sama, hal ini bertujuan
agar peneliti lebih mudah dalam mendeteksi peningkatan kognitif siswa. 2. Instrumen Lembar Observasi.
Lembar observasi dapat digolongkan kedalam teknik penggumpulan data yang berkaitan dengan proses kerja dari responden yang diamati.
Observasi termasuk kegiatan yang mementingkan proses, bukan hanya sekedar hasil. Sutrisno Hadi dalam Sugiyono 2010: 145 mengemukakan
bahwa “observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara
yang terpenting adalah proses- proses pengamatan dan ingatan”.
Sehubungan dengan penjelasan Sutrisno Hadi tersebut, dapat disimpulkan bahwa lembar observasi merupakan sebuah form tertulis
yang berisi tentang pengamatan proses kerja dari responden yang diamati melalui berbagai proses biologis dan psikologis untuk
menghasilkan sebuah persepsi dan pandangan mengenai obyek penelitian yang mengacu pada poin-poin kriteria penilaian yang telah
ditetapkan. Lembar observasi digunakan peneliti sebagai instrumen untuk
mengukur aspek afektif dan psikomotorik siswa. Lembar observasi afektif yang dikembangkan peneliti berisi lima poin kriteria penilaian afektif yang
59 tersusun dalam sebuah check-form dengan rentang nilai skala empat.
Peningkatan aspek afektif siswa diukur dengan cara memberi tanda centang check pada rentang skala nilai untuk tiap-tiap poin kriteria
penilaian afektif. Poin kriteria penilaian afektif siswa tersebut meliputi: antusias dalam mengikuti pelajaran; interaksi siswa dengan guru;
kepedulian sesama; kerja sama kelompok; dan mengerjakan tugas. Lembar observasi psikomotorik yang dikembangkan peneliti berisi
enam poin kriteria penilaian psikomotorik yang tersusun dalam sebuah lembar penilaian. Peningkatan aspek psikomotorik siswa diukur dengan
cara mengisi skor pada kolom penilaian psikomotorik. Poin kriteria penilaian psikomotorik siswa tersebut meliputi persiapan, proses, hasil,
efisiensi waktu, K3, dan kelengkapan laporan.
3. Lembar Kegiatan Siswa LKS