56
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Research and Development RD. Jenis penelitian RD dipilih karena proses
keseluruhan dari penelitian yang akan dilakukan peneliti berorientasi pada pengembangan produk.
Model penelitian pengembangan ini mengarah pada model RD milik Borg Gall 1983, dimana penelitian ini mengarah pada model prosedural
yang bersifat deskriptif dengan menggambarkan alur yang harus ditempuh ketika ingin menghasilkan suatu produk tertentu.
Penelitian Research and Development itu sendiri merupakan suatu kegiatan penelitian yang dimulai dengan kegiatan research penelitian dan
dilanjutkan dengan kegiatan development pengembangan. Kegiatan research bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang kebutuhan pengguna needs
assessment, sedangkan kegiatan development dilakukan untuk menghasilkan produk perangkat pembelajaran.
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata 2012: 164, penelitian pengembangan atau Research and Development adalah suatu proses atau
langkah-langkah untuk
mengembangkan suatu
produk baru,
atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan.
Pertanggungjawaban yang dimaksud berkenaan dengan tingkat kelayakan produk yang dikembangkan agar nantinya benar-benar dapat bermanfaat bagi
sasaran penggunanya.
57
B. Prosedur Pengembangan Produk
Prosedur pengembangan yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada prosedur pengembangan Borg dan Gall 1989. Secara lengkap, terdapat
10 tahapan penelitian dan pengembangan yang dituliskan sebagai berikut: 1.
Penelitian dan pengumpulan data research and collecting. Pengukuran kebutuhan, studi literatur, penelitian dalam skala kecil,
dan pertimbangan-pertimbangan dari segi nilai. 2.
Perencanaan planning. Menyusun rencana penelitian, meliputi kemampuan-kemampuan
yang diperlukan
dalam pelaksanaan
penelitian, rumusan tujuan yang hendak dicapai dengan penelitin tersebut, desain dan langkah-langkah penelitian, kemungkinan
pengujian dalam lingkup terbatas. 3.
Pengembangan draf produk develop preliminary form of product. Pengembangan bahan pembelajaran, proses pembelajaran dan
instrumen evaluasi. 4.
Uji coba lapangan awal preliminary field testing. Uji coba di lapangan pada 1 sampai 3 sekolah dengan 6 sampai 12 subjek uji coba.
Selama uji coba diadakan pengamatan, wawancara dan pengedaran angket.
5. Merevisi hasil uji coba main product revision. Memperbaiki atau
menyempurnakan hasil uji coba. 6.
Uji coba lapangan main field testing. Melakukan uji coba yang lebih luas pada 5 sampai 15 sekolah dengan 30 sampai 100 orang subjek uji
coba. Data kuantitatif penampilan subjek uji coba sebelum dan sesudah
58
menggunakan model yang dicobakan dikumpulkan. Hasil-hasil pengumpulan data dievaluasi dan kalau mungkin dibandingkan dengan
kelompok pembanding. 7.
Penyempurnaan produk hasil uji coba lapangan operasional product revision. Menyempurnakan produk hasil uji coba lapangan.
8. Uji pelaksanaan lapangan operasional filed testing. Dilaksanakan
pada 10 sampai 30 sekolah melibatkan 40 sampai 200 subjek. Pengujian dilakukan melalui angket, wawancara, dan observasi, dan
observasi dan analisis hasilnya. 9.
Penyempurnaan produk akhir final product revision. Penyempurnaan didasarkan masukan dari uji pelaksanaan lapangan.
10. Diseminasi dan implementasi dissemination and implementation.
Melaporkan hasilnya dalam pertemuan profesional dan dalam jurnal. Bekerjasama dengan penerbitan. Memonitor penyebaran untuk
pengontrolan kualitas. 10 tahapan pengembangan tersebut merupakan prosedur yang biasa
digunakan dalam banyak penelitian pengembangan. Meski demikian, Nana Syaodih 2012 menyatakan bahwa prosedur tersebut hanyalah patokan atau
ancer-ancer. Dalam pelaksanaannya penelitian satu dengan yang lainnya pasti berbeda, hal tersebut dikarenakan adanya perbedaan kondisi dan situasi dari
masing-masing peneliti. Dalam penelitian pengembangan ini, peneliti tidak melaksanakan langkah diseminasi dan implementasi. Hal tersebut dilakukan
peneliti dengan mempertimbangkan kondisi dan kemampuan peneliti
59
dikarenakan adanya keterbatasan waktu dan pembiayaan dari pihak peneliti. Selain itu, dalam hal jumlah subjek penelitian yang dipakai dalam penelitian
pengembangan tidak harus sesuai dengan yang disarankan Borg dan Gall 1989. Menurut Nana Syaodih 2012: 179, jumlah, kategori, dan
karakteristik setiap subjek penelitian itu berbeda-beda. Untuk jumlah populasi yang sangat kecil dimungkinkan untuk mengambil sampel total. Hal
terpenting dalam menentukan sampel adalah keterwakilan populasi oleh sampel yang dipilih. Oleh karena itu, dalam penelitian pengembangan yang
bertujuan mengembangkan media flipchart untuk pembelajaran ilmu tajwid di TPQ ini peneliti hanya mengambil subjek penelitian yang secara karakteristik
dan spesifikasinya sesuai dengan tujuan penelitian. Peneliti mengambil subjek pada 1 TPQ saja, yaitu para santri kelas Al-
Qur’an TPQ Asy-Syams yang berjumlah 22 santri.
Mengacu pada langkah-langkah penelitian dan pengembangan produk Borg dan Gall 1989, peneliti menyederhanakan 10 langkah yang ada ke
dalam 6 langkah pokok yang pelaksanaannya dijabarkan sebagai berikut: 1
Melakukan analisis kebutuhan produk yang akan dikembangkan Penelitian pendahuluan dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi
yang dibutuhkan. Pengumpulan informasi dilakukan dalam bentuk wawancara dan observasi kegiatan pembelajaran para santri di taman
pendidikan al- Qur’an Asy-Syams. Dalam melakukan observasi, peneliti
terjun langsung dalam kelas pembelajaran dan mengikuti seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran dari awal hingga selesai. Dari sini
60
peneliti dapat mengamati karakteristik masing-masing santri, kondisi saat pembelajaran berlangsung, serta kebutuhan santri yang dapat menunjang
kegiatan pembelajaran. Setelah semua informasi yang didapatkan dirasa cukup, selanjutnya dilakukan pengkajian pustaka terkait fokus penelitian.
2 Melakukan pengembangan produk awal
Tahapan ini meliputi proses pengembangan produk media serta instrument penilaian. Pengembangan produk awal meliputi proses penyempurnaan
desain produk media dengan menggunakan perangkat lunak komputer yang dilanjutkan proses pencetakan dan penjilidan sehingga didapatkan
bentuk media flipchart secara utuh. 3
Melakukan uji validasi produk kepada ahli dan revisi produk Tahap selanjutnya, desain produk yang sudah dibuat diujikan melalui
tahap validasi dengan diajukan pada ahli materi dan ahli media.Validasi ahli materi bertujuan untuk mengetahui tingkat keabsahan isi materi
tentang ilmu tajwid al- Qur’an, meliputi kedalaman materi, kejelasan
ulasan, serta gaya bahasa yang digunakan. Sedangkan validasi dengan ahli media dimaksudkan untuk menguji tingkat kelayakan media flipchart yang
dikembangkan, antara lain mengenai bentuk fisik, keawetan, kemudahan penggunaan, dan sebagainya. Penilaian yang didapat dari validasi kedua
ahli tersebut dijadikan acuan untuk revisi produk tahap awal. Setelah revisi dirasa cukup barulah produk media flipchart diujicobakan di lapangan
untuk mendapatkan data yang lebih faktual.
61
4 Uji coba lapangan terbatas dan revisi produk I
Pada tahap ini dilakukan uji coba lapangan perorangan setelah produk telah dirasa cukup mendapat perbaikan dari para ahli. Tahapan ini
melibatkan subyek penelitian yang akan memberikan penilaian mengenai produk media yang dikembangkan. Subjek penelitian yang dipakai terbatas
pada satu TPQ saja yaitu para santri kelas Al- Qur’an. Pada uji coba
lapangan terbatas ini peneliti melibatkan 2 santri putri dengan tingkat kemampuan membaca Al-
Qur’an rendah dan tinggi. Dalam pemilihan subjek uji coba peneliti dibantu oleh pengajar kelas Al-
Qur’an di TPQ Asy-Syams. Pengumpulan data diperoleh dari pengisian angket oleh santri
yang diberikan setelah santri selesai menggunakan media flipchart yang dikembangkan. Data yang berupa saran dan masukan tersebut akan
digunakan sebagai bahan pertimbangan revisi produk selanjutnya. 5
Uji coba lapangan kelompok kecil dan revisi produk II Pada tahap uji coba lapangan kelompok kecil peneliti melibatkan 5 subyek
penelitian, 2 santri putra dan 3 santri putri. Hal tersebut dilakukan peneliti dengan menyesuaikan ketersediaan subjek penelitian di lapangan uji coba.
Pengumpulan data diperoleh dari pengisian angket oleh santri yang diberikan setelah santri selesai menggunakan media flipchart yang
dikembangkan. Data yang terkumpul kemudian digunakan peneliti sebagai acuan perbaikan produk selanjutnya.
62
6 Uji coba lapangan kelompok luas dan produk akhir
Uji coba lapangan luas menjadi pengujian akhir produk media flipchart dengan mengambil sampel yang lebih banyak, yaitu 15 orang santri TPQ
Asy-Syams yang tersisa dari jumlah keseluruhan santri kelas Al- Qur’an.
Seluruh santri yang dilibatkan dalam uji coba lapangan luas ini diminta memberikan penilaian pada lembar angket terkait media flipchart yang
diujicobakan untuk dijadikan acuan revisi selanjutnya. Setelah produk selesai direvisi sesuai saran dan masukan yang didapatkan dari penilaian
angket produk pun siap digunakan sebagai media pembelajaran. Prosedur pengembangan menjabarkan prosedur yang harus ditempuh
dalam mengembangkan produk secara rinci dan bertahap. Penjabaran tahapan- tahapannya secara lebih jelas diuraikan seperti dalam bagan berikut:
Gambar 4. Prosedur pengembangan produk media 1.
Analisis kebutuhan produk awal
2. Pengembangan produk awal
3. Validasi ahli dan revisi
4. Uji coba lapangan terbatas
dan revisi I 5. Uji coba
lapangan kelompok kecil dan revisi II
6. Uji coba lapangan kelompok
luas dan revisi Hasil Akhir
Pengembangan Produk Media
63
C. Uji Coba Produk